Sinopsis C-Drama : Go Go Squid Episode
12
Images by : Dragon TV / ZJTV / iQiyi
Shangyan membawa Xiao Ai dan Su Cheng pergi
menjemput Tong Nian dulu ke kampus Tong Nian. Su Cheng bingung, kenapa Shangyan
membawa mereka kemari? Shangyan hanya menjawab dengan menyuruh mereka menunggu
sebentar.
Tong Nian muncul dengan bahagia. Dia mengira
Shangyan datang untuk melihat software yang suadh di buatnya, jadi Tong Nian
berkata kalau lebih baik mencoba software itu di komputer Shangyan. Shangyan
kaget juga karena Tong Nian cepat sekali membuat software itu.
Saat itulah, Tong Nian baru ngelihat kalau di
mobil Shangyan ada Su Cheng dan Xiao Ai. Dengan ramah, Su Cheng mengajak Tong
Nian untuk ikut bersama mereka bermain ke taman bermain. Tong Nian ragu karena
merasa tidak enak. Tapi, Shangyan menyuruhnya untuk ikut. Yang penting, Tong
Nian juga anak kecil saja.
Tong Nian naik ke mobil Shangyan dan duduk bersama
dengan Xiao Ai di kursi belakang.
--
Mereka akhirnya tiba di taman bermain,
Tong Nian dan Xiao Ai pergi menaiki wahana komedi
putar, sementara Shangyan menunggu bersama Su Cheng. Su Cheng heran, kenapa Shangyan
tidak ikut naik? Shangyan malah berkata siapa juga yang mau naik wahana seperti
itu.
Di atas kuda-nya (di komedi putar), Xiao Ai
bertanya kenapa Tong Nian takut pada Shangyan? Tong Nian berkata kalau dia
tidak takut pada Shangyan. Hanya saja… ah sudahlah, percuma saja bicara pada
Xiao Ai. Xiao Ai masih terlalu muda dan tidak akan mengerti.
“Bukankah ini hanya masalah pacaran? Apa-nya yang
sulit?” komentar Xiao Ai.
Tong Nian malah kaget karena Xiao Ai yang masih
kecil, sudah mengerti hal seperti itu. Tidak hanya itu, Xiao Ai bahkan merasa
bingung dengan Tong Nian yang menyukai Shangyan, padahal tidak ada yang bagus
dari Shangyan.
“Dia itu penuh dengan pesona bagus! Dia mempunyai
banyak pesona!” protes Tong Nian.
Eh, tidak di duga, Xiao Ai malah berkata akan
memberikan waktu untuk Tong Nian bersama Shangyan. Caranya? Dia ingin naik perahu
di wahana selanjutnya! Xiao Ai bahkan memerintahkan Shangyan untuk pergi
membeli tiket-nya karena dia kan adalah tamu Shangyan, jadi Shangyan harus
melayaninya.
Shangyan sebenarnya malas membeli tiket. Tapi,
memang hatinya baik, dia tetap pergi membeli. Sebelum pergi membeli, dia
mengajak Su Cheng untuk ikut dengannya membeli tiket, tapi Su Cheng menolak
karena dia masih ingin melihat Xiao Ai.
“Kau khawatir padanya? 10 tahun yang lalu, kau
sudah menyerah sekali padanya. 10 tahun kemudian, kau memikirkan cara lain?”
tanya Shangyan.
“Aku memang selalu lari dari masalah. Jadi, aku
tidak bisa mencari kompetitor profesional. Tidak seperti kalian, yang selau
berlari mengejar target, tidak pernah menyerah. Untuk Xiao Ai, aku yang
membuang-nya telah sangat melukai-nya. Aku tidak tahu bagaimana caranya berbaikan
dengannya.”
Shangyan mengerti kegelisahan dan kekhawatiran Su
Cheng, karena itu dia menyuruh Su Cheng mencoba dan berusaha dulu untuk
mengetahui hasilnya.
--
Tong Nian dan Shangyan naik perahu yang sama.
Sementara Xiao Ai dan Su Cheng naik di perahu berbeda. Shangyan jelas kesal,
katanya Xiao Ai mau naik perahu bersama, kenapa malah berbeda perahu? Xiao Ai
beralasan kalau perahu yang Shangyan naiki terlalu penuh! (Hahahha, padahal perahu
yang Shangyan naiki sangat sepi, sementara perahu yang Xiao Ai naiki lah yang
penuh orang. Mereka bicara sambil berteriak-teriak, karena kan beda perahu).
Shangyan merasa canggung juga hanya berdua dengan
Tong Nian. Dengan gaya sok cuek dan canggung-nya, Shangyan meminta ponsel Tong
Nian. Dia akan memotret Tong Nian karena para wanita kan suka foto-foto dan
upload ke medsos agar bisa di lihat teman-teman. Dia akan membantu memfoto Tong
Nian. Dengan canggung, Tong Nian menolak. Tong Nian malah balik menawarkan diri
untuk memfoto Shangyan. Shangyan pun menolak.
Xiao Ai tiba-tiba berteriak memanggil Tong Nian
dan memberi tanda agar Tong Nian pindah duduk di sebelah Shangyan. Shangyan
jelas bingun. Dan Xiao Ai tiba-tiba berteriak memanggilnya, jadi Shangyan
refleks menoleh padanya. Jepret! Xiao Ai memfoto Shangyan bersama Tong Nian.
Tong Nian sudah menduga sehingga dia sudah membuat pose V.
Shangyan langsung berteriak marah karena Xiao Ai
memfotonya. Xiao Ai tidak takut dan bahkan berkata akan mengupload-nya. Mau
semarah apapun Shangyan, Shangyan tetap tidak bisa melakukan apapun karena
mereka berada di perahu yang berbeda. Tong Nian sendiri tertawa melihat tingkah
Shangyan yang seperti anak kecil bertengkar dengan Shangyan.
Selesai naik perahu, Shangyan malah hendak merebut
ponsel Xiao Ai untuk menghapus fotonya. Mereka seperti anak kecil yang
bertengkar. Tong Nian sampai hari menenangkan Shangyan, sementara Su Cheng
menahan Xiao Ai agar tidak mencari masalah dengan Shangyan lagi.
Setelah bertengkar, Shangyan akhirnya pergi
membeli makanan untuk mereka. Tong Nian langsung menawarkan diri untuk ikut.
Jadi, hanya tinggal Su Cheng dan Xiao Ai. Dan suasana langsung terasa sangat
canggung.
Xiao Ai terus menunduk hingga membuat Su Cheng
khawatir. Dia bertanya, apakah Xiao Ai sakit? Beritahu padanya. Dengan ketus,
Xiao Ai menyuruh Su Cheng untuk tidak peduli padanya.
“Aku tidak perlu kepedulianmu. Jika perutku sakit
setiap bulang, apa kau akan mempedulikanku setiap bulan?” ketus Xiao Ai.
Su Cheng kaget, “Apa kau datang bulan?” tanya Su
Cheng. Dia bahkan mengeluarkan pembalut antisipasi yang selalu di bawanya. “Aku
punya ini. Jika kau memerlukannya, beritahu aku. Okay?”
Xiao Ai hanya diam dan tidak menjawab.
--
Usai makan, hubungan Tong Nian dan Xiao Ai semakin
dekat. Mereka memutuskan untuk bermain rollercoaster. Shangyan menolak ikut
dengan alasan dia harus membalas email penting. Tong Nian mengerti dan tidak
memaksa lagi.
Shangyan sebenarnya tidak membalas email apapun.
Dia malah hanya berdiri dan melihat Tong Nian serta yang lain bermain roller
coaster dengan bahagia.
Flashback
Dulu,
saat team SOLO ke taman bermain, Shangyan juga di ajak bermain roller coaster
oleh Ai Qing, Solo, Xiaomi dan Ou Qiang. Tapi, Shangyan menolak. Xiaomi
memberitahu Ai Qing kalau Shangyan itu takut ketinggian. Mendengar hal itu,
mereka jadi mengejek Shangyan dan memaksanya untuk ikut naik. Akhirnya, mereka
berhasil memasang sabuk pengaman permainan pada Shangyan.
Tapi,
Shangyan lebih pintar. Saat semua sudah duduk, Shangyan langsung melepaskan
sabuk pengamannya dan pergi dari sana.
Di saat
yang lain menikmati roller coaster, Shangyan malah naik komedi putar. Naik
komedi putar saja, sudah membuat Shangyan terkagum-kagum dan bahagia.
End
Shangyan terlihat sedih mengingat kenangan
membahagiakan itu.
--
Selesai bermain, Xiao Ai langsung menghampiri
Shangyan dengan ceria. Tapi, dia jadi penasaran, apakah Shangyan tidak naik
karena tidak tertarik atau karena takut? Tong Nian langsung membela Shangyan
yang pasti tidak takut apapun.
Shangyan sendiri sibuk bermain gameboy -nya. Xiao
Ai mengejek Shangyan yang masih memainkan permainan anak kecil seperti itu.
Shangyan kesal karena cara Xiao Ai bicara sangat tidak sopan. Karena itu, dia
menantang Xiao Ai untuk memainkannya. Jika Xiao Ai bisa melampaui nilainya, dia
akan membelikan air. Tapi, jika tidak, maka Xiao Ai yang harus membelikannya.
Xiao Ai tentu menerima tantangan itu. Tapi, baru
juga main, Xiao Ai sudah kalah. Xiao Ai malah marah dan menyebut Shangyan yang
curang karena kecepatan bricks-nya turun sangat cepat. Shangyan langsung
menegur Xiao Ai yang tidak pandai malah menyalahkan orang lain. Xiao Ai tetap
saja ngotot kalau Shangyan yang curang. Untuk membuktikan dirinya tidak curang,
Shangyan memainkannya langsung dan tentu saja dia bisa melakukannya dengan
mudah.
Tong Nian penasaran ingin coba. Dia meminta izin untuk
mencoba memainkannya juga. Shangyan mengizinkan. Dan Tong Nian ternyata mampu
memainkannya dengan cukup baik. Shangyan sampai terkejut. Dan saat kalah, Tong
Nian merasa kesal pada dirinya sendiri karena dia harusnya bisa mendapat score
lebih tinggi lagi.
“Score-mu lebih tinggi dariku dan kau masih belum
puas,” komentar Shangyan.
Tong Nian kaget karena tidak sadar akan hal itu.
Sementara Xiao Ai sangat senang karena Tong Nian berhasil mengalahkan Shangyan.
Su Cheng juga memuji Tong Nian yang bisa mengalahkan Shangyan padahal
sebelumnya tidak pernah ada yang bisa.
--
Dan perjalanan mereka pun akhirnya usai. Shangyan
menyetir mobil untuk mengantarkan mereka semua. Tong Nian dan Xiao Ai yang
duduk di bangku belakang sudah ketiduran karena kelelahan.
Su Cheng berkata pada Shangyan kalau orang tua
Tong Nian membesarkan Tong Nian dengan sangat baik. Seorang gadis harusnya
seperti Tong Nian, polos tanpa maksud tersembunyi apapun. Dan Tong Nian juga
bersinar setiap harinya. Su Cheng menasehati Shangyan untuk berhenti ceroboh
dan bina hubungan yang baik dengan Tong Nian.
Akhirnya, Shangyan tiba di kantor SP. Su Cheng
membangunkan Xiao Ai untuk turun. Sebelum masuk ke dalam, Xiao Ai menyuruh Tong
Nian untuk tidak lupa meng-add akun WeChat-nya dan lihat beranda-nya. Tong Nian
langsung melakukannya dan ternyata Xiao Ai mengupload foto yang di ambilnya
tadi, foto Tong Nian dan Shangyan.
“Hutangmu saat ayahku menjemputmu dari stasiun
sudah lunas. Tapi masih ada hutang saat dia membawamu masuk dalam team,
membuatmu memenangkan kejuaran. Jadi, kau harus membayarnya nanti. Juga, jangan
terlalu negatif pada ayahku,” ujar Xiao Ai dan kemudian masuk ke dalam.
Shangyan menghela nafas karena sudah lelah
seharian ini menghadapi Xiao Ai. Shangyan bertanya, haruskah dia mengantar Tong
Nian ke kampus? Tong Nian langsung mengingatkan kalau dia belum menunjukkan
software-nya. Mereka belum melakukan apapun.
“Butuh waktu berapa lama?”
“Sekitar 1 jam,” jawab Tong Nian. “Setelah
selesai, aku bisa pulang sendiri.”
“Baiklah.”
--
Di dalam kantor SP, Solo sedang bicara berdua
dengan Ai Qing. Solo ingin mengganti anggota. Alasan utamanya adalah karena
peringkat dunia permainan Xiaomi tidak begitu ideal. Juga, ketika bergabung
dengan SP, rangkin solo Xiaomi di China sangat rendah. Ai Qing tampaknya tidak
suka Xiaomi di keluarkan dari team utama, karena itu dia meminta kesempatan
untuk Xiaomi.
“Sebelum perempatan final, kita akan pergi ke kota
Sanya. Ini mungkin akan menjadi kesempatan terakhir-nya. Jika peringkatnya
tidak bisa naik menjadi Top Ten nasional, dia akan di keluarkan dari Team
satu,” tegas Solo.
Ai Qing tampak berat mendengarnya.
Di suasana tegang itu, Ou Qiang dan Xiaomi datang
untuk memberitahu kalau Xiao Ai datang. Xiao Ai datang bersama dengan Su Cheng.
Xiao Ai tampak bahagia dan menunjukkan foto Tong Nian dan Shangyan yang di
ambilnya tadi pada Solo.
“Kau senang hari ini?” tanya Solo.
“Ya.”
“Siapa yang membelikanmu hadiah?” tanya Solo lagi,
melihat Xiao Ai membawa kantong.
“Emmm… mama yang membelikannya,” jawab Xiao Ai,
masih berat memanggil Su Cheng dengan panggilan mama.
Melihat foto-foto itu, mereka tertawa karena
teringat dulu Shangyan yang kabur karena takut ketinggian saat mereka hendak
naik roller coaster.
--
Shangyan membawa Tong Nian ke kantor K&K. Dia
mengantar Tong Nian ke dalam ruangan bermain. Di sana ada 3 komputer, dan
setiap komputernya terkoneksi internet dan tanpa password. Jadi, Tong Nian bisa
memilih menggunakan komputer apapun. Dia akan kembali lagi dalam 1 jam.
“Dapatkah aku pergi bersamamu? Kemanapun kau
pergi, aku pergi. Dapatkah aku berada di sisimu?” tanya Tong Nian.
“Pergi denganku?”
“Ya.”
“Maksudmu… kau ingin ke kamarku?” tanya Shangyan.
“Rencanaku adalah menggunakan 10 menit untuk mandi, dan 50 menitnya lagi untuk
tidur. Kau masih ingin ikut?”
Tong Nian jadi gugup. “Tidak perlu. Aku hanya akan
di sini dan menunggumu. Kau bisa pergi melakukan yang ingin kau lakukan.”
Shangyan pun pergi. Dan Tong Nian pun mulai
menginstall software yang di buatnya. Setelah menginstall, dia mencoba
memainkannya.
Shangyan tidak langsung mandi dan malah bekerja.
Dia melihat kalung yang ibu tirinya minta dia ambilkan, dan Shangyan
meletakkannya begitu saja di meja.
--
Dan tanpa terasa hari sudah gelap saja. Shangyan
ketiduran saat bekerja. Dia segera pergi menemui Tong Nian yang dengan setia
menunggunya. Melihat Shangyan, Tong Nian tidak marah karena sudah di biarkan
menunggu sangat lama. Sebaliknya, dia malah menjelaskan mengenai software yang
di buatnya dan cara kerjanya. Dia membuatkan dua jenis software untuk Shangyan
pilih.
Shangyan mencoba software yang Tong Nian buat dan
hasil yang di peroleh-nya sangat bagus. Tong Nian sampai kaget. Shangyan tampak
bangga.
Shangyan memberikan Tong Nian minuman yang ada di
atas meja. Kaleng bir. Tong Nian ragu untuk minum karena itu adalah kaleng bir.
Tapi karena Shangyan menyebutnya anak kecil, Tong Nian jadi bilang dia bukan
anak kecil dan bisa minum bir. Sebelum minum, Tong Nian melihat kandungan
alkohol di bir hanya 3%, dan dia yakin rasanya pasti hampir sama saja seperti air.
Tong Nian mencoba minum dan ekspresi wajahnya
tampaknya tidak enak. Tapi, pas Shangyan tanya, Tong Nian malah bilang enak dan
bahkan langsung menghabiskan satu kaleng bir tersebut. Shangyan sendiri masih
sibuk mencoba software yang Tong Nian buat.
Selesai minum bir, Tong Nian malah sudah mabuk.
Dia mengeluh panas dan bahkan mendekatkan wajahnya pada Shangyan. Shangyan
bingung dengan perubahan sikap Tong Nian dan sadar kalau Tong Nian sudah mabuk.
Dalam keadaan
mabuk, Tong Nian menjadi lebih agresif hingga membuat Shangyan sedikit
kewalahan menghadapinya. Tong Nian bahkan memberitahu pengorbanannya yaitu saat
hujan dia tetap datang ke bandara untuk menjemput Shangyan dan untuk membuat
software, dia rela untuk tidak tidur.
Shangyan berusaha kabur dengan berkata kalau dia
akan memanggil beberapa orang untuk mencoba software yang Tong Nian buat. Dia menyuruh
Tong Nian untuk duduk dan tidak beranjak sementara dia keluar. Tong Nian tidak
mendengarkannya dan malah memeluk Shangyan dari belakang.
Grunt, One, Demo dan 97 ada di depan pintu dan
mendengar suara-suara dari dalam. Mereka mendengar suara Tong Nian. Grunt berteriak memberitahu
kalau mereka membeli dessert untuk Tong Nian, dan silahkan keluar untuk makan. Setelah
itu, Grunt mengajak semuanya pergi agar Tong Nian dan Shangyan tidak terganggu.
Di dalam, Tong Nian terus memeluk Shangyan dan
tidak mau melepaskannya. Terpaksa, Shangyan menjanjikan akan memberikan Tong
Nian hadiah asalkan Tong Nian sekarang melepaskan pelukannya dulu. Mendengar
akan mendapat hadiah, Tong Nian pun mau untuk melepaskan pelukannya dari
Shangyan.
Shangyan sekali lagi menyuruh Tong Nian untuk
menunggunya di sini dan jangan kemana-mana. Tong Nian menganggukan kepala. Tapi,
saat Shangyan keluar, dia diam-diam mengikuti Shangyan dan Shangyan tidak sadar
akan hal itu. Shangyan ke kamarnya, dan barulah dia sadar kalau Tong Nian
mengikutinya.
Masuk ke kamar Shangyan, Tong Nian langsung
berbaring di atas kasur Shangyan. Shangyan panik karena jika Tong Nian
berbaring di sana, dan jika ada yang masuk, maka bisa terjadi kesalahpahaman. Shangyan
meminta Tong Nian untuk duduk di sofa.
Saat mau di dudukan di sofa, Tong Nian malah
tertarik melihat puzzle istana yang Sgangyan buat. Shangyan panik dan menahan
Tong Nian agar tidak menyentuh puzzle-nya. Tong Nian memberontak dan membuat
Shangyan terdorong dan kepalanya mengenai tiang yang ada di kamarnya.
Eh, udah itu, saat duduk di sofa, Tong Nian malah
melindungi dirinya dengan bantal sofa dan berkata jangan melakukan apapun
padanya! Tidak boleh! Shangyan menghela nafas melihat sikap Tong Nian yang
sangat berbeda. Dia menegaskan agar Tong Nian duduk dengan baik di sofa, jangan
kemanapun dan jangan memegang apapun. Tong Nian mengiyakan.
Shangyan pergi ke kamar mandi untuk melihat luka
di dahinya dan mengobati luka itu sendiri.
Dan Tong Nian malah berkeliling kamar Shangyan. Dia
menemukan kalung ibu tiri Shangyan dan meletakkannya di kepalanya. Dia berkata
kalau itu pasti hadiah untuknya, sangat cantik dan dia sangat menyukainya.
Shangyan panik dan menyuruh Tong Nian untuk mengembalikan hadiah itu. Tapi saat
melihat wajah memelas Tong Nian, Shangyan pun akhirnya berkata kalau dia akan
memberikan itu untuk Tong Nian.
Tong Nian sangat senang. Dia langsung memeluk
Shangyan dan berkata kalau dia sangat menyukai kalung itu. Sangat cantik. Shangyan
terdiam. Dia mengelus kepala Tong Nian dengan lembut dan tersenyum. Tong Nian
sendiri tertidur di dada Shangyan.
Tong Nian sudah di tidurkan di sofa. Dan Tong Nian
tidur dengan memegang erat kalung tersebut. Shangyan berusaha membangunkan Tong
Nian untuk menanyakan dimana ponsel Tong Nian, tapi Tong Nian tetap tidak
terbangun.
Grunt, Demo, One dan 97 hendak kembali ke kamar
mereka, tapi mereka melihat kamar tamu yang pintunya terbuka. Dengan rasa
penasaran, mereka pun masuk ke dalam sambil memanggil nama Tong Nian dan Shangyan
dengan pelan, tapi tidak ada jawaban. Dan benar, kamar itu memang kosong. Mereka
malah menemukan kaleng bir kosong yang telah di minum Tong Nian. Grunt malah
bicara omong kosong hingga membuat yang lain menduga kalau Tong Nian pasti sekarang
ada di kamar Shangyan.
Shangyan yang melihat mereka ada di kamar tamu,
langsung berteriak, ngapain kalian? Semua panik dan langsung berbohong kalau
mereka hendak mengambil barang.
“Grunt, apakah kau pernah pacaran atau belum?” tanya
Shangyan.
Semua kaget dengan pertanyaan aneh Shangyan yang
tidak terduga.
“Biar ku kasih tahu, kehidupan percintaanmu sangat
rumit. Manager team (Su Cheng) sudah menempatkan namamu di file, jadi kau
sebaiknya berhati-hati! Aku tidak mengizinkan pacaran public, mengerti?” tegas
Shangyan.
“Mengerti, boss,” jawab Grunt dengan sedikit
bingung.
“97! Kapan kau akan mulai pacaran?” tanya Shangyan.
“Ibumu datang mencariku berulang kali. Jika kau tidak pacaran, dia akan membawa
seseorang kemari untuk kencan buta denganmu, kau tahu itu?”
“Boss, bukankah kau bilang kalau pacaran tidak di
izinkan?” ingati 97. “Bagaimana bisa perspektif-mu sangat berbeda?”
“Aku bilang tidak boleh pacaran public, aku tidak
bilang kau tidak bisa pacaran,” jelas Shangyan. “Jelas saja, kapan kau akan
mulai pacaran?”
“Boss, bagaimana aku bisa tahu? Aku pulang kampung
saat Imlek, dan menghabiskan liburan lainnya di klub ini. Jangankan sebut
pacar, aku saja tidak bisa melihat satupun gadis. Tunggu, aku ada melihat wanita,
selain daripada ibu Zhou Yi (One), bibi pembersih kita, ada juga team manager
yang sudah menikah. Apa yang bisa ku lakukan?”
“Omong kosong apa itu! Tentukan tujuanmu!” ujar
Shangyan.
Demo ikutan tertarik dan bertanya apakah dia boleh
pacaran? Shangyan langsung melarang. Alasannya? Karena Demo masih terlalu muda.
Demo protes karena dia merasa tidak muda. Shangyan mengabaikannya dan menatap
One. One langsung berkata untuk tidak khawatir karena ibunya sudah mulai mencarikan
jodohnya.
Dan kemudian, mereka hendak bertanya mengenai
Shangyan dan Tong Nian. Tapi, Shangyan langsung dengan tegas bertanya balik, apa
hubungannya dengan mereka? Mereka jadi takut dan langsung pergi kembali ke
kamar.
Usai itu, Shangyan masuk ke dalam kamar tamu itu. Dia
mengambil tas dan jaket Tong Nian yang tertinggal di sana. Kemudian, dia
kembali ke kamarnya. Tong Nian masih belum sadar. Jadi, Shangyan membuka tas
Tong Nian untuk mencari ponsel Tong Nian.
Dan dia malah menemukan makalah
catatan Tong Nian mengenai cara bermain game. Shangyan tersenyum tipis.
Shangyan menemukan ponsel Tong Nian, tapi ponsel
tersebut terkunci. Jadi untuk membukanya, Shangyan menarik mata Tong Nian dan meletakkan
ponsel itu di depannya, jadi ponsel itu terbuka dengan pindai retina.
--
Lan Mei sedang istirahat santai di kamarnya. Ponselnya
berbunyi dan melihat yang menelpon adalah Tong Nian, Lan Mei langsung menjawab
telepon. Dia tidak mendengarkan suara yang menelpon dan langsung nyerocos
bertanya apakah Tong Nian sudah berciu*an dengan Shangyan?
“Halo, aku adalah Han Shangyan,” ujar Shangyan.
Mata Lan Mei langsung membesar. Terkejut!
Tags:
Go Go Squid
Ha....ha....Lanjut.....
ReplyDeleteLanjut kak...
ReplyDeleteLanjut Kaka...
ReplyDeleteLanjut kakak... Di tunggu episode2 yg akan datang....
ReplyDeleteLanjut
ReplyDeleteHan shanyang dah mulai suka tuh....kak lanjut yah!!kaka emang the best....
ReplyDeleteLnjutt kk
ReplyDeleteLanjut kak...
ReplyDeleteLnjutt
ReplyDeleteDitunggu kelanjutan ya
ReplyDeleteKnapa ga dilanjut"...
ReplyDelete