Info Movie : https://en.wikipedia.org/wiki/Hope_(2013_film)
Directed by : Lee Joon-ik
|
Produced by : Byun Bong-hyun ; Seong Chang-yeon ; Kim Yong-dae
|
Written by : Jo Joong-hoon ; Kim Ji-hye
|
Music by : Bang Jun-seok
|
Cinematography : Kim Tae-gyeong
|
Distributed by : Lotte Entertainment
|
Release date : October 2, 2013
|
Running time : 122 minutes
|
Country : South Korea
|
Language : Korean
|
Box office : US$17.1 million
|
Sinopsis K-Movie : HOPE - Part 2
Dong Hoon menemui Ins. Seo dengan kemarahan karena pelaku-nya belum di tangkap. Ins. Seo segera memarahi polisi wanita yang memberitahu informasi tersebut kepada Dong Hoon. Dong Hoon benar-benar emosi karena pelaku belum di tangkap juga padahal polisi sudah menemukan sidik jarinya di TKP. Ins. Seo menjelaskan kalau pelaku tidak bisa di tangkap hanya karena sidik jari saja.
Dong Hoon pulang ke rumah. Dan terlihat keadaan rumah yang kacau. Dia masuk ke dalam kamar So Won dan mencari buku pelajaran So Won. Saat itulah, dia melihat buku gambar So Won dan memutuskan untuk melihat isinya. Di buku itu, So Won menggambar dirinya bersama keluarganya dan tokoh kartu kesukaannya, Kokomong.
Mulanya, Jung Sook melakukan wawancara dengan pertanyaan-pertanyaan sederhana. Dia berusaha mengajak So Won bicara dengan menunjukkan boneka Kokomong dan bernyanyi soundtrack lagu Kokomong. Dan akhirnya So Won mulai bicara. Jung Sook juga menyatakan kepada para polisi kalau So Won dalam kondisi sadar dan dapat menjawab pertanyaan dengan baik.
Ayah dan ibu Young Seok menontonnya di rumah dan mereka benar-benar kaget mendengar kondisi So Won. Ibu Young Seok berteriak sedih kalau seharusnya berita itu tidak di siarkan karena semua orang akan tahu mengenai hal yang di alami So Won. Ayah Young Seok menyuruh Ibu untuk tidak bersuara keras karena takut ketahuan oleh Young Seok.
So Won masih belum sadarkan diri dan berada dalam ruang pemulihan.
Mi Hee tidak bisa menahan tangisnya melihat kondisi So Won. Dia memilih keluar untuk menenangkan diri.
Dong Hoon masuk ke dalam ruang rawat So Won. Dong Hoon menangis sedih melihat kondisi So Won. So Won terbangun dan dengan suara kecil bertanya dimana Ibu. Dong Hoon berusaha menahan tangisnya dan memberitahu kalau Mi Hee diluar dan mereka berganti-gantian menjaga So Won.
“Dokter bilang kau akan baik-baik saja,” beritahu Dong Hoon.
“Ya. Bagaimana dengan pekerjaaan, ayah?” tanya So Won.
“Kerjaan? Aku sudah menyelesaikan semuanya.”
“Aku pikir ayah dan ibu akan sibuk…,” ujar So Won dengan suara bergetar menahan tangis. “Tapi orang jahat itu harus ditangkap… aku sakit sekali… jadi, aku menelpon 911,” lanjut So Won perlahan. “Dia mengenakan celana krem. Dan rompi dengan banyak kantong… orang jahat itu. Dia harus ditangkap.”
“So Won - yah, kita bicarakan itu nanti saja,” ujar Dong Hoon berusaha menenangkan So Won.
“Saat itu dekat sekolah,” lanjut So Won, “Aku merasa ngantuk. Bagaimana kalau nanti aku lupa?”
“Tidak apa-apa. Polisi bilang mereka hampir menangkapnya,” ujar Dong Hoon. “Kamu beristirahatlah. Ayah dan polisi akan menangkapnya. Jadi, tidurlah, sayang,” ujar Dong Hoon menahan tangisnya.
“Baiklah. Ayah, tenggorokanku kering dan aku rasanya mau buang air,” beritahu So Won dan tertidur.
Dan kita melihat kalau ada sebuah pipa di dekat perut So Won.
Dong Hoon menangis sedih melihatnya. Dengan langkah lunglai dia berjalan keluar dan menemui Mi Hee yang sedang menangis.
Saat itu, seorang polisi wanita datang dan memberitahu mereka kalau mereka sudah mengetahui siapa pelakunya karena ditemukan sidik jari pelaku di TKP. Mi Hee dan Dong Hoon lega mendengarnya dan bertanya apa pelaku sudah di tangkap?
Read this synopsis in k-adramanov.blogspot.com
Dan adegan beralih…
Dong Hoon menemui Ins. Seo dengan kemarahan karena pelaku-nya belum di tangkap. Ins. Seo segera memarahi polisi wanita yang memberitahu informasi tersebut kepada Dong Hoon. Dong Hoon benar-benar emosi karena pelaku belum di tangkap juga padahal polisi sudah menemukan sidik jarinya di TKP. Ins. Seo menjelaskan kalau pelaku tidak bisa di tangkap hanya karena sidik jari saja.
Saat itulah, Dong Hoon melihat sebuah kertas berisi foto-foto pria di atas meja Ins. Seo. Dong Hoon yakin kalau pelaku adalah salah satu pria yang ada di foto tersebut. Dong Hoon mendesak Ins. Seo untuk menangkap pelaku.
“Sidik jari di TKP bisa saja dari orang-orang yang kebetulan lewat. Kami perlu bukti yang lebih akurat supaya bisa menangkapnya,” jelas detektif lain yang dari tadi mendengarkan perdebatan Dong Hoon dan Ins. Seo.
“Bukti apa lagi yang dibutuhkan!” marah Dong Hoon.
“Seperti rekaman CCTV atau DNA. Tidak ada kamera di tempat kejadian dan DNA-nya belum di temukan,” jawab detektif tersebut.
“Jika korban bersaksi… dan dapat mengidentifikan pelaku, kita tidak perlu lagi bukti,” jelas Ins. Seo.
Dong Hoon terdiam mendengarnya.
Dong Hoon membicarakan hal tersebut dengan Mi Hee, dan Mi Hee secara tegas menolak hal itu. Dia tidak mau So Won bersaksi. Dia tidak mau So Won mengingat-ingat kejadian itu lagi. Mi Hee benar-benar marah dan menyebut Dong Hoon tidak berperasaan karena tidak memikirkan kondisi So Won.
“Baik. Katakanlah aku tidak punya perasaan,” pasrah Dong Hoon.
Mi Hee tidak tahu harus berkata apa lagi.
Polisi wanita yang berada disana, memberitahu pada Mi Hee, kalau ada sebuah yayasan bernama ‘Sunflower’ yang membantu anak-anak yang di lecehkan secara seksual. Mereka dapat membantu anak-anak menangani trauma.
“Mengapa ini terjadi pada gadis kecil kami? Kalau saja polisi mengawasi para penjahat lebih seksama, hal ini mungkin tidak akan terjadi!” marah Mi Hee.
“KITA PASTI AKAN BISA MENANGKAP PENJAHAT ITU!” teriak Dong Hoon.
Mi Hee benar-benar dalam pikiran kacau, sehingga dia memilih untuk pergi.
Polisi wanita menyuruh Dong Hoon untuk pulang ke rumah dan membawakan mainan dan buku pelajaran So Won, karena itu perintah terapis. Dan dia akan berusaha untuk menenangkan Mi Hee.
Dong Hoon pulang ke rumah. Dan terlihat keadaan rumah yang kacau. Dia masuk ke dalam kamar So Won dan mencari buku pelajaran So Won. Saat itulah, dia melihat buku gambar So Won dan memutuskan untuk melihat isinya. Di buku itu, So Won menggambar dirinya bersama keluarganya dan tokoh kartu kesukaannya, Kokomong.
Dong Hoon memberikan buku gambar So Won kepada terapis, Jung Sook. Dia memberitahu kalau mereka ingin meminta So Won untuk bersaksi mengenai pelaku agar mereka bisa menangkapnya. Terapis melihat-lihat gambar So Won dan memberitahu Dong Hoon kalau baru 3 hari berlalu sejak kejadian tersebut, jadi secara psikologis kondisi So Won belum stabil. Apa Dong Hoon yakin mau tetapi melakukannya?
“Keadaaannya akan sama saja tidak peduli kapanpun,” jawab Dong Hoon dan Mi Hee melihatnya dari jauh.
“Ini tidak mudah. Aku tidak akan melakukannya kalau menjadi orangtuanya,” ujar Jung Sook (dia menggunakan kursi roda).
Dan akhirnya dimulailah wawancara dengan So Won. Dimana para polisi merekam wawancara tersebut dan Jung Sook yang bertanya. Sementara Mi Hee dan Dong Hoon melihat dari luar. Hati Mi Hee benar-benar sedih melihatnya.
Read this synopsis in k-adramanov.blogspot.com
Mulanya, Jung Sook melakukan wawancara dengan pertanyaan-pertanyaan sederhana. Dia berusaha mengajak So Won bicara dengan menunjukkan boneka Kokomong dan bernyanyi soundtrack lagu Kokomong. Dan akhirnya So Won mulai bicara. Jung Sook juga menyatakan kepada para polisi kalau So Won dalam kondisi sadar dan dapat menjawab pertanyaan dengan baik.
Dan polisi pun mulai menunjukkan foto-foto pria. Tepat di sebuah foto, So Won menunjukkan reaksi. Itu adalah pelaku. Mi Hee menangis melihat So Won yang harus melihat dan mengingat kembali wajah pelaku.
Dong Hoon dan Mi Hee berbicara dengan Jung Sook yang telah selesai melakukan wawancara. Jung Sook memberitahu kalau So Won bisa tiba-tiba berteriak ataupun tidak mau bicara nantinya.
“Dia membutuhkan penyembuhan, baik secara fisik maupun emosional-nya,” jelas Jung Sook. “Mungkin akan sulit kalau hanya dengan bantuan keluarganya saja. Seluruh keluarga mungkin juga memerlukan perawatan,” lanjut Jung Sook dan menyerahkan kartu namanya.
Dong Hoon menerima kartu nama tersebut tetapi Mi Hee segera merebutnya dan mengembalikan kartu nama tersebut. Dia dengan marah menyuruh Jung Sook untuk tidak sok tahu mengenai keluarga mereka dan pergi saja.
So Won mulai di pindahkan ke kamar rawat inap lain yang lebih murah. Dong Hoon mendapatkan telepon dari kepolisian dan memberitahu Mi Hee kalau dia harus pergi ke kantor polisi. Pelaku sudah tertangkap.
Dong Hoon tiba di kantor polisi dan telah banyak para wartawan yang berkumpul. Dong Hoon berusaha masuk ke dalam untuk melihat wajah pelaku tetapi polisi tidak memperbolehkannya. Hal itu menarik perhatian para wartawan, dan mereka mulai mewawancarai Dong Hoon. Mereka bertanya apakah Dong Hoon adalah ayah korban? Dong Hoon kaget mendapat serangan pertanyaan dan para polisi segera menghadang pada wartawan agar tidak mendekat ke Dong Hoon sementara Dong Hoon segera di bawa polisi lain ke tempat aman.
‘Polisi menangkap seorang pria yang menculik dan memperkosa gadis berusia 8 tahun. Gadis itu ditemukan terluka dan ususnya terburai. Dia selamat setelah operasi besar dan sedang dirawat di rumah sakit,’ berita di TV.
Ayah dan ibu Young Seok menontonnya di rumah dan mereka benar-benar kaget mendengar kondisi So Won. Ibu Young Seok berteriak sedih kalau seharusnya berita itu tidak di siarkan karena semua orang akan tahu mengenai hal yang di alami So Won. Ayah Young Seok menyuruh Ibu untuk tidak bersuara keras karena takut ketahuan oleh Young Seok.
Dan mereka tidak tahu kalau Young Seok telah mendengar dan terkejut.
Dong Hoon masih berada di kantor polisi. Ayah Young Seok menelpon dan bertanya dimana Dong Hoon sekarang? Dia memberitahu Dong Hoon kalau rumah sakit yang merawat So Won telah masuk ke dalam berita. Dong Hoon kaget mendengarnya dan segera berlari menuju rumah sakit.
Dong Hoon tiba di rumah sakit. Dan melihat berita di TV mengenai So Won.
Mi Hee telah memindahkan So Won ke kamar rawat yang lebih murah, dimana dalam 1 kamar terdapat beberapa pasien. Seorang keluarga pasien mulai menggosip kalau mereka mendengar berita mengenai seorang anak perempuan berumur 8 tahun yang di perkosa. Mi Hee kaget mendengarnya karena berita sudah tersebar.
Dong Hoon tiba saat itu dan dengan bantuan suster mereka mulai memindahkan So Won ke kamar rawat lain. Sialnya, saat mereka baru keluar dari kamar, para wartawan sudah mengerumuni mereka.
Dong Hoon memutuskan untuk menggendong So Won menaiki tangga sementara para suster menahan para wartawan.
Dan saat di pindahkan tersebut, So Won melihat para wartawan yang berkerumun. So Won benar-benar terguncang.
Dong Hoon berhasil membawa So Won ke kamar rawat lain, yang VIP (tidak ada pasien lain).
“Tentu saja tidak,” jawab Dong Hoon tegas.
Dan saat itulah, So Won mulai menyadari kondisinya. Plastic bag yang terhubung dengan ususnya dan di gunakan untuk menampung kotorannya bocor.
Mi Hee tiba saat itu. Dong Hoon juga panik. Dia berusaha menenangkan So Won untuk tidak cemas, sementara Mi Hee segera berlari keluar memanggil dokter.
Dong Hoon berusaha membersihkan kotoran yang bocor tersebut.
Mi Hee berteriak memanggil dokter dan saat itu dia merasa perutnya sangat sakit. Dokter segera membawa Mi Hee ke UGD.
Dong Hoon masih berusaha membersihkan, tetapi So Won menjerit histeris dan meminta Dong Hoon untuk berhenti. Dan jangan menyentuhnya. Dong Hoon benar-benar bingung dan saat itulah dia menyadari tatapan So Won.
So Won tidak lagi memandangnya sebagai ayah. Dia memandang Dong Hoon dengan ketakutan, seolah-olah dirinya akan melakukan hal yang sama seperti yang di lakukan pelaku.
Suster dan dokter tiba saat itu. Dong Hoon benar-benar shock dengan tatapan So Won. Perlahan dia melangkah keluar dari kamar.
Tags:
Hope