Company name : Citizen Kane
Krit datang bersama beberapa anak
buahnya ke kantor baru Dilok, Go Rich. Tapi ketika akan masuk, Krit menyuruh
agar mereka tidak ikut masuk kedalam gedung.
Didalam gedung, begitu banyak orang
yang tampak tertarik untuk melakukan investasi dan mendaftar. Juga disana ada
Chat yang sedang membuat video promosi, ditemani oleh Mon.
Disaat sedang mempromosikan Go Rich
itu, tiba-tiba saja Chat berhenti berbicara, ketika ia melihat Krit yang datang
ke kantor. Dan Mon yang belum sadar dengan
kedatangan Krit, menjadi heran.
Mon mengira Chat lupa akan
dialognya. Jadi ia pun mendekati putrinya itu, lalu memperlihatkan kertas yang
berisi hal apa saja yang harus Chat katakan. Lalu Chat pun menghentikan Mon dan
memberitahukan kedatangan Krit. Sehingga Mon, jadi ikut terkejut serta heran
juga.
Dilok menatap kantor baru yang
dibangunnya dengan bangga. Dan disaat Krit datang menemujnya, ia menjadi terkejut.
Tapi dengan percaya diri, ia berkata bahwa ia tahu Krit akan datang untuk
memberikan selamat akan kesuksesannya.
“Selamat,” ucap Krit. Mendengar
ucapan itu, Dilok tertawa dan berterima kasih kepada Krit yang telah
memberikannya ide ini.
“Beberapa bisnis hari ini, jika
tidak ada uang yang masuk, maka akan sulit bertahan. Lebih bagus melakukan
bisnis seperti ini. Mendapatkan kekayaan dengan cepat,” jelas Dilok, sangat
percaya diri.
“Tapi itu tidak akan bertahan lama,”
balas Krit, tenang.
“Jika itu bangkrut. Aku akan membuka
yang baru.”
“Dan mencari kambing hitam yang
baru? Mencari orang yang mau pergi kepenjara menggantikan kamu. Seperti kasus
perusahaan D.S. Perusahaan yang membohongin orang,” kata Krit dengan sikap
mengintimidasi.
Mendengar itu. Dilok teringat akan
perbuatannya dulu, kepada bannyak orang dan bahkan kepada sahabatnya sendiri.
Dan lalu ia pun menjadi takut sendiri, lalu
bertanya siapa Krit sebenarnya.
“Ayahku mengakhiti hidupnya karena
kamu,” jawab Krit. Dan Dilok lalu mencoba mengingat, siapa itu, tapi saking
banyaknya orang yang ditipunya, ia tidak
bisa mengingat.
“Siapa Ayahmu?” tanya Dilok, ketika
ia tidak bisa lagi mengingat.
“Akankah kamu mengingat, korbanmu.
Ratusan dari mereka,” balas Krit.
Yada bersama Trai datang ke Go Rich.
Disana ketika Yada bertanya, kenapa Ayah mereka bisa berada disana. Trai
berbohong, ia mengatakan bahwa Ayah mereka diundang oleh temannya untuk menjual
suplemen makanan. Tapi Ayah mereka belum membuat keputusan sama sekali.
Dengan penuh keyakinan, Yada berkata
bahwa Ayah mereka tidak akan meninggalkan B-Star. Jadi ia akan berusaha untuk
mendapatkan B-Star kembali. Lagian Krit telah berjanji padanya.
Sambil memegang tangan Trai, Yada
meminta Trai agar mereka bersama-sama membantu Ayahnya untuk membangun perusahaan
ini. Dan Trai menyetujuinya.
Yada berjalan mau masuk kedalam
gedung, tapi ia menjadi heran, kenapa Trai tidak ikut masuk bersamanya. Jadi ia
pun berbalik menatap kearah Trai.
“Ayah menunggu diatas. Dia menunggu
kamu. Aku akan menyusul,” kata Trai. Dan disaat Yada telah masuk kedalam
gedung. Dengan kuat, Trai mengepalkan kedua tangannya serta menatap dengan rasa
bersalah.
Dengan sangat ketakutan, Dilok
melangkah mundur, ketika Krit mendekatinya. Hingga akhirnya ia pun terpojok
didekat tangga turun. Tapi bukannya meminta maaf atau merasa bersalah, Dilok
malah marah dan bilang kalau dia tidak ada hubungannya dengan perusahaan D.S.
“Apa kamu masih ingin tau, anak
siapa aku?” tanya Krit.
“Siapa yang peduli anak siapa kamu!
Kamu adalah orang yang lapar uang! Apa seseorang meletakan pistol dikepala
Ayahmu agar kamu menyalahkan orang lain seperti ini?!”
Disaat Krit hanya diam dan
menatapnya dengan tajam, Dilok yang sebenarnya terlihat takut, malah sok
berani, berteriak dan mengatai Krit sebagai pengancam dan mafia pengecut.
Hal itu membuat Krit menjadi sangat
marah. Dan lalu ia mencekik, leher Dilok dengan kuat. “Siapa yang mengancam?
Siapa yang korban?”
Tepat disaat itu, Yada datang dan
melihat hal itu. Ia berteriak agar Krit melepaskan Ayahnya. Dan bukannya sadar,
Dilok yang melihat Yada, malah dengan sengaja membuat dirinya sendiri jatuh
dari tangga.
Sehingga Yada yang melihat itu dari
lantai bawah, menjadi panik dan langsung menghampiri Ayahnya. Ia berteriak agar
seseorang memanggilkan ambulans untuknya, karena Ayahnya kesulitan untuk
bernafas.
Sedangkan Krit hanya berdiri diam
dilantai atas, memperhatikan semua itu. Dan ketika melihat itu, Yada menatapnya
dengan tidak percaya dan lalu ia mengabaikan Krit yang berada disana.
Ambulance telah datang untuk menjemput
Dilok dan Yada pun ingin ikut dengan Ayahnya kedalam ambulance. Tapi dengan nafas
yang akan susah payah, Dilok berbicara bahwa Yada tidak perlu pergi dan lalu ia
memegangin tangan Trai, meminta agar Trai yang ikut dengannya.
Sebenarnya, Trai tampak tidak mau
dan ingin menolak. Tapi karena Ayahnya menatapnya dengan tajam dan memegang
tangan nya dengan kuat, maka Trai pun mau ikut dengan Ayahnya.
Mon dan Chat yang berada disana
juga, tampak khawatir dengan kondisi Dilok. Karena mereka bingung, apa yang akan
terjadi pada Go Rich, jika Dilok tidak ada.
Dengan sangat marah, Yada
menghampiri Krit dan langsung memukulnya serta menamparnya menggunakan tas
ditangannya. Ia marah, karena Krit mau membunuh Ayahnya.
“Dia belum mati, kan?” balas Krit.
“Bagaimana jika aku tidak datang
tepat waktu?” balas Yada, emosi.
“Dia mungkin akan mati,” jawab Krit.
Dan mendengar itu, Yada ingin memukul Krit lagi, tapi kali ini, Krit dengan
cepat menahan tangan Yada.
“Penipu seperti itu layak mati,”
tegas Krit kepada Yada.
“Ketika kamu bilang kamu ingin
memulai segalanya denganku, apa itu semua hanya bohong?!” tanya Yada, tampak
kecewa kepada Krit.
“Dan bagaimana dengan yang Ayahmu
bilang padamu, apa kamu pikir itu bohong?”
“Aku melihatnya dengan mataku
sendiri, kamu menutup B-Star. Ini apa yang Ayahku bohong padaku?!”
“Kamu tidak mempercayaiku?!!” desis
Krit.
“Aku percaya Ayahku,” balas Yada,
tegas.
Mendengar hal itu, Krit tampak
terluka, tapi ia lalu menguatkan dirinya. Dan mengatakan pada Yada bahwa ia
hanya melakukan, apa yang harus ia lakukan. Lalu Yada pun membalas, ia juga
sama, ia akan melakukan yang harus ia lakukan.
Setelah itu, tanpa memperdulikan
Krit lagi, Yada langsung pergi meninggalkannya.
Yada kembali ke kamar hotelnya. Lalu
ia memindahkan semua pakaian milikinya yang berada didalam koper kecil. Serta
ia juga mengambil semua baju-baju nya yang berada didalam lemari, memasukannya
kedalam koper itu.
Sesudah selesai, berkemas, Yada
tampak bimbang serta ragu.
“Kamu tidak bisa meninggalkan ku,”
kata Krit, ketika ia melihat Yada keluar dari dalam kamar sambil membawa sebuah
koper besar. Dan lalu menyadari kedatangan Krit, Yada langsung berjalan
mendekatinya.
“Aku tidak takut ancamanmu lagi.
Kamu mau memasukan Ayahku ke penjara atau menghancurkan keluargaku, silahkan.
Kali ini, aku akan melawan sampai mati,” balas Yada dengan sikap yang berani.
“Aku hanya memiliki satu musuh. Dan
itu adalah Dilok.”
“Kamu memaksaku untuk menikah
dengamu, hanya agar kamu bisa balas dendam pada Ayahku,” kata Yada.
“Iya. Tapi sekarang, perasaan ku telah
berubah,” balas Krit, sambil mendekati Yada. Ingin menyentuh tangan Yada. Tapi
Yada segera mundur dan menolak.
Dengan raut wajah yang tampak
terluka, Krit bertanya kepada Yada, apa setelah semua yang terjadi di rumah itu
saat mereka bulan madu, Yada masih belum bisa mengertinya.
Dan Yada membalas bahwa ia tidak
mengerti. Serta ia menyangkali semua yang telah terjadi dan mereka lalui berdua
selama disana.
Krit menarik dan menahan agar Yada
tidak pergi meninggalkannya. “Aku tidak akan membiarkan kamu meninggalkan aku.
Apa kamu mendengarku? Aku mencintaimu,” kata Krit, tegas dan jelas.
Yada sama sekali tidak peduli lagi.
Ia melepaskan dirinya dari Krit. “Aku tidak peduli!” balas Yada, tajam. Lalu ia
melepaskan cincin pernikahan mereka yang berada di jarinya. Dan melemparkan
cincin itu kepada Krit. Lalu ia pun pergi dari sana.
Krit tampak sangat terluka dan
sedih, namun ia tidak tidak tahu harus berbuat apa lagi. Dan ketika Yada telah
keluar, Krit menguatkan dirinya sendiri. Setelah itu, ia berlari menyusul Yada.
Didepan lift. Ketika para anak buah
Krit berdiri disana dan menghadangnya, Yada mejadi sangat kesal. Dan tepat
ketika itu, ia menyadari kedatangan Krit dibelakangnya. Lalu dengan nada tajam,
tanpa membalikan wajahnya menghadap kearah Krit, Yada berkata agar Krit tidak
bertindak seperti ini.
Jadi Krit pun memerintahkan kepada
para anak buahnya untuk keluar.
“Aku akan memberikan kamu satu
kesempatan untuk mempertimbangkannya kembali,” kata Krit dengan lembut kepada
Yada.
“Aku seharusnya tidak pernah berpikir
bodoh bahwa kamu akan berubah,” balas Yada, tidak mau.
“Masalahku dengan Dilok, tidak ada
hubungannya dengan kamu,” kata Krit sambil berjalan lebih mendekat kepada Yada.
“Itu pembicaraan yang egois! Kamu
ingin menghancurkan hidup Ayahku dan menahanku juga. Lucunya. Tapi tidak cukup
untuk ditertawakan,” balas Yada, lalu berbalik untuk pergi.
Krit masih mencoba untuk membuat
Yada mempertimbangkannya, ia berkata bahwa ia akan memisahkan mereka dari balas
dendam pribadinya. Dan mendengar itu, Yada menjadi tambah marah.
Selama ini Yada mengira kalau Krit
mengikuti perintah Pa, tapi ia tidak menyangka bahwa itu adalah dendam pribadi
dari Krit sendiri.
“Aku tidak pernah mengatakan itu,”
kata Krit, benar. Karena selama ini, Yada sendirilah yang telah salah menyimpulkan
semuanya.
“Aku bodoh mempercayai Ayah memiliki
masalah bisnis dengan geng mafia mu. Jika tidak segala yang kamu lakukan pada
keluargaku adalah keputusanmu sendiri. Tidak ada yang memaksamu melakukan itu,”
balas Yada, dengan raut yang tampak sangat sakit menyadari kebenaran yang ada.
Krit diam. Ia mengingat, satu
persatu masalah yang telah ia sebabkan kepada keluarga Yada. Meninggalkan Khem
dihari pernikahan. Mengambil B-Star. Mengancam Yada agar mau menikah dengannya.
Mendorong Dilok dari tangga.
“Iya. Tidak ada yang memaksaku. Aku
sudah menunggu untuk melihat akhir dari Ayahmu… sejak awal,” kata Krit, jujur.
“Hari itu tidak akan pernah datang.
Tapi hari ini … kamu dan aku berakhir!” balas Yada dengan tajam. Ia tampak
sangat terluka dan sedih. Bahkan ia juga meneteskan air matanya.
Suasana menjadi sangat hening. Dan
pada saat itu, dengan perlahan, Krit mengangkat tangannya untuk menyentuh Yada.
Tapi Yada langsung mundur, tanda menolak.
♪ Bahkan ketika kamu
membenciku dan menghinaku terus – menerus ♪
Dengan pandangan yang sama –sama
tampak sedih serta terluka. Mereka berdiri dan saling menatap satu sama lain.
Lama. Hingga akhirnya, pintu lift didekat mereka terluka.
♪ Bahkan ketika kamu
bersikap acuh tak acuh padaku ♪
♪ Aku masih membiarkanmu
melakukan sesukamu dalam hatiku ♪
Dengan cepat, Yada menlap air matanya.
Dan lalu ia mengambil kopernya serta berjalan masuk kedalam lift. Didalam lift,
Yada sama sekali tidak mau menghadapkan wajahnya kepada Krit.
Dan disana, Krit tidak mampu berbuat
apapun lagi. Ia hanya bisa memandang pintu lift yang tertutup dengan pandangan
yang sangat sedih.
♪ Aku membiarkan diriku
untuk terluka setiap harinya ♪
♪ Apa yang baiknya
dilakukan? ♪
Didalam lift. Yada berdiri diam sambil
menutup matanya untuk sesaat. Ia berusaha untuk menguatkan dirinya sendiri. Dan
dijari nya, sama sekali tidak ada cincin pernikahan mereka lagi.
Sementara Krit. Ia masih berdiri
didepan pintu lift. Menetekan air matanya. Dan dijari nya, masih ada cincin
pernikahan mereka.
♪ Bahkan ketika kamu
tidak peduli apa aku hidup atau mati ♪
♪ Kamu terlalu kejam
padaku ♪
♪ Aku masih tidak bisa
untuk membencimu ♪
♪ Aku seperti ini setiap harinya ♪
♪ Hatiku tidak memiliki
apapun selain pertanyaan ♪
♪ Mengapa? Mengapa aku
seperti ini? ♪
♪ Aku sendiri tidak bisa
menjawab mengapa aku bermain dalam game mu ♪
♪ Mengapa? Mengapa?
Semakin aku berlari, semakin aku melihatmu ♪
♪ Aku benci diriku yang
mencintaimu ♪
♪ Bahkan ketika aku tau
bahwa aku tidak seharusnya mencintaimu ♪
Walaupun, Yada sudah mencoba untuk
menguatkan dirinya sendiri. Tapi tetap saja, pada akhirnya, ia meneteskan air
matanya. Dan dengan cepat ia menlapnya.
Sementara Krit sendiri. Ia masih
berdiri diam didepan lift. Sambil masih meneteskan air matanya juga.
♪ Bahkan ketika kamu
tidak peduli apa aku hidup atau mati ♪
♪ Kamu terlalu kejam
padaku ♪
♪ Aku masih tidak bisa
untuk membencimu ♪
Ketika pulang kerumah. Dengan cemas,
Yada langsung mendekati Khem dan menanyakan keberadaan Ayah mereka, karena ternyata
saat ini, Ayah mereka tidak ada dirumah sakit sama sekali.
Khem juga sama cemasnya seperti
Yada, karena ia sudah mencoba untuk menghubungin Trai, tapi tidak bisa.
Tiba-tiba karena penasaran, Khem pun
menanyai Yada. Ia bercerita bawha tadi Mon menelponnya sambil menangis, Mon
memberitahu bahwa Ayah mereka dibawa kerumah sakit karena Krit lagi.
“Jika dia mencintai kamu, dia
harusnya berhenti menyakiti kita,” kata Khem, heran.
Mendengar hal itu, ekspresi Yada
berubah menjadi sedih. Yada merasa bahwa selama ini Krit hanya memperalatnya.
Untuk menyakiti Ayah mereka.
Khem makin heran, kenapa Krit
membenci Ayah mereka. Tapi Yada terdiam, karena ia pun juga sama-sama tidak
tau.
Tepat pada saat itu. Trai pulang.
Jadi bersama, Yada serta Khem langsung mendekati Trai dan menanyakan keberadaan
Ayah mereka.
“Dia lebih baik sekarang. Ayah
bersembunyi ditempat yang aman sekarang. Tapi aku tidak tau dimana,” jelas
Trai.
“Bersembunyi? Ayah bersembunyi dari
siapa?” tanya Khem menjadi bingung.
“Dia takut Sharkrit akan mendatangin
nya. Dan dia benar-benar khawatir tentang kita. Jika Ayah tidak ada, dia
mungkin akan berhenti mengganggu kita,” jawab Trai. Ia meminta agar mereka
mempercayainya, yaitu Ayah mereka baik-baik saja. Setelah itu Trai pergi
keluar, meninggalkan mereka.
Mengetahui hal itu, Yada menangis.
Ia merasa sangat sedih. Karena walaupun Ayahnya sedang sakit, tapi ia
menyembunyikan hal itu. Dan hal itu, membuat Yada merasa sangat sedih sekali.
Khem yang melihat Yada sedih seperti
itu, ikut menjadi sedih juga. Ia pun lalu memeluk Yada. Dan bersama, mereka
saling menguatkan.
Sedangkan Trai yang sedang berada
diluar, ia berdiri didekat tembok dan memperhatikan kedua kakaknya. Lalu dengan
kuat, ia mengepalkan tangannya yang sedang memegang jas. Karena ia telah
berbohong kepada mereka berdua.
Dan dengan raut wajah bersalah
sekali, Trai melepaskan kepalannya dan membiarkan jasnya terjatuh. Lalu ia pun
bersandar di tembok belakangnya.
Dikamar Khem. Yada mulai membuka
kopernya dan mengeluarkan semua barang-barang miliknya untuk disusun. Dan Khem
lalu berkomentar bahwa ia tidak masalah kalau Yada tidur disini, tapi Yada
terlalu baik karena membiarkan kamarnya digunakan sebagai kamar hotel oleh
Kasin dan Chat.
Khem menyarankan agar Yada menutup
kamar itu saja daripada membiarkan Chat mengambil kamar itu.
Tampaknya Yada tidak mau membahas
itu, jadi ia mengalihkan topik pembicaraan. Ia menanyakan kemana Khem akan
pergi, ketika dilihatnya Khem sedang bersiap-siap.
Saat mengetahui bahwa Khem mau
menemui Tassana, maka Yada langsung mengingatkan Khem. Menurut Yada, walau
bagaimanapun, Tassana itu telah berteman dengan Krit sejak kecil.
“Khun Na berjanji padaku, tidak akan
lama lagi dia akan berhenti bekerja pada Sharkrit. Kali ini tidak akan ada
satupun yang tertinggal untul Sharkrit,” jelas Khem.
“Khem. Jangan begitu percaya diri.
Suatu saat, janji hanyalah perkataan saja.”
Ditempat Krit. Tassana datang
menemuinya untuk memberikan surat pengunduran dirinya dari T-Mart, tapi Krit
menolak. Dengan tegas, walaupun Krit menolak, Tassana tetap mau keluar. Karena
menurut Tassana, kali ini tindakan Krit sudah sangat keterlaluan.
Krit menjelaskan kepada Tassana
kalau Dilok itu hanya berpura-pura saja, tapi ia tidak menyangka bahwa Tassana
akan mempercayainya juga.
“Bagaimana tentang dia yang
bersembunyi, apa itu juga akting?” tanya Tassana. Dan Krit tidak bisa menjawab.
Tassana lalu mengatakan, jika Krit
tidak berhenti, maka ia akan keluar. Ia juga akan mencari seseorang sebagai
penggantinya dan ia bisa membawa Nee bersamanya. Ia akan mengajarkan caranya
bekerja kepada Nee.
“Karena Khemika?” tanya Krit.
“Aku ingin meninggalkan perusahaan,
itu karena uang kotor yang berasal dari Pa mu.”
“Tapi kamu masih bisa hidup sampai
hari ini adalah karena uang kotor kami!” teriak Krit.
“Ya. Aku menggunakan jalan yang
salah. Tapi mulai sekarang, aku akan menggunakan jalan yang benar! Tidak pernah
terlalu terlambat untuk kamu memulai hidup yang baru. Jika kamu tidak berhenti
bekerja dibawah penjahat, kamu tidak berbeda dari Khun Dilok!” teriak Tassana,
keras.
Krit yang awalnya berusaha untuk
membujuk Tassana agar tetap bersamanya, menjadi emosi mendengar itu. Ia lalu
mengeraskan hatinya dan menanda tanganin surat pengunduran diri Tassana. Dan
sesudah itu, ia berdiri membelakangin Tassana, tidak mau menatapnya.
“Jika kamu tidak mempercayaiku, maka
kamu akan ditinggalkan tanpa ada satupun,” kata Tassana, menasehati Krit untuk
terakhir kalinya. Tapi Krit sama sekali tidak bereaksi, jadi Tassana pun
mengambil suratnya dan pergi dari sana.
Khem datang kerumah Tassana. Disana
Kwan mencoba untuk membela Krit, tapi Khem menjelaskan bahwa itu benar Krit
telah menyakiti keluarganya, hanya saja mereka belum menemukan alasan mengapa.
Dan menurut Khem, tidak peduli apapun alasannya, ia tidak seharusnya membunuh.
“P’Krit tidak sejahat itu,” bela
Kwan.
Malas membahas tentang Krit lagi,
Khem lalu menanyai dimana Tassana. Tapi sayangnya, Tassana belum pulang, karena
ia sedang belanja untuk kebutuhan rumah.
Jadi Khem pun memutuskan untuk menunggu saja sambil membantu Kwan.
Disaat sedang menyusun barang-barangnya, Kwan teringat akan phone
case nya, jadi ia pun berdiri untuk pergi mengambil itu. Tapi Khem menahannya
dan menawarkan diri untuk pergi mengambil itu.
Tassana tiba dirumah. Saat ia
melihat mobil milik Khem berada dihalamannya, ia tersenyum senang.
Pas disaat Tassana masuk untuk
memakirkan mobilnya, Khem lewat. Khem masuk kedalam rumah pohon untuk
mengambilkan phone case milik Kwan. Didalam sana, ada banyak sekali kardus- kardus, tapi Khem
berhasil menemukan apa yang dicarinya.
Disaat Khem mau keluar, tanpa
sengaja semua barang yang ada dikardusnya terjatuh. Jadi ia pun segera memungut
itu. Dan pada saat itu, Khem menjadi penasaran melihat semua kardus yang berada
disana.
Tassana masuk kedalam rumah sambil
membawa kantong belanjaannya. Dan lalu ia menanyakan keberadaan Khem pada Kwan.
Jadi Kwan memberitahunya. Sesudah tau dimana Khem, Tassana ingin segera
menyusulnya.
Tapi Kwan menahan Tassana. “Kamu
hanya memperhatikan pacarmu ya. Bukannya adikmu,” kata Kwan. Dan lalu Tassana
menaruh tangannya didahi Kwan, mengecek suhu tubuh Kwan yang baik-baik saja.
Setelah itu Tassana sambil tersenyum
lebar, segera pergi kerumah pohon. Dan Kwan yang melihat kakaknya gembira, ikut
tersenyum dengan senang juga.
Khem mengeluarkan semua kardus itu
keluar. Dan ia langsung marah-marah kepada Tassana yang baru datang.
“Mengapa akun B-Star ada dengan
kamu?!” tanya Khem, marah.
Tassana lalu memungut kertas-kertas
yang ada dan membacanya, tapi ia pun jadi kebingungan sendiri dengan semua itu.
Dan ia mengaku pada Khem bahwa ia sama sekali tidak tau.
Ketika Kwan datang menyusul Tassana
yang menemui Khem. Ia menjadi heran, ada apa. Dan saat ia melihat kardus-kardus
yang dibawa keluar oleh Khem itu, ia menjadi teringat.
Itu adalah kardus yang dibawakan oleh
bawahan Krit dan disimpan disana. Dan ketika itu, Krit mengatakan padanya bahwa
itu hanyalah foto-foto lama miliknya.
“Ini kardus milik P’Krit,” kata Kwan
langsung.
Mendengar itu Tassana menjadi
terkejut. Tapi Khem langsung marah lagi. Jadi Tassana menyuruh agar Kwan masuk
dulu kedalam. Setelah itu, ia mendekati Khem untuk menjelaskan.
Tapi Khem langsung menolak Tassana
dan marah. “Kamu sudah bekerja sama dengan Sharkrit selama ini! Penipu. Kamu
yang terburuk!” kata Khem sambil memandang Tassana dengan benci.
Tassana terdiam dan tidak tau harus
berbuat apa. Khem lalu mengambil semu kardus itu dan memasukannya kedalam
bagasi mobil.
“Ketika kamu sudah lebih tenang,
mari kita bicarakan,” kata Tassana pada Khem.
“Aku tidak akan bicara padamu!”
“Aku tidak tau tentang dokumen
kecurangan pajak milik Ayahmu.”
“Kamu tau segalanya tapi tidak
pernah menceritakannya padaku.”
“Kamu sedang marah sekarang. Apapun
yang ku katakan, itu akan salah bagimu,” kata Tassana, masih berusaha tenang.
“Kamu tidak melakukan kesalahan?”
balas Khem, sinis. Lalu ia mendekati Tassana dan menyuruhnya untuk menceritakan
segala hal yang ia ketahui padanya.
“Aku tau segalanya dari awal,” aku
Tassana, jujur.
Mengetahui itu, Khem menjadi sedih
dan marah. Ia lalu menanyakan alasan Tassana, kenapa di saat Krit
meninggalkannya di hari pernikahan, Tassana malah datang untuk
menyelamatkannya. Tapi Tassana tidak bisa menjawab dan hanya diam.
Ketika Khem berbalik dan akan pergi
meninggalkannya. Tassana pun segera menarik tangan Khem dan menahannya. Lalu ia
pun jujur.
“Karena aku merasa bersalah. Dari
perasaan bersalah berubah menjadi…” kata Tassana. Tapi sebelum sempat Tassana
selesai bicara, Khem langsung melepaskan pegangan Tassana dan menyuruhnya untuk
diam.
“Aku mencintaimu, Khem,” lanjut
Tassana, tidak peduli. Dan tanpa ia sangka, Khem langsung menamparnya.
“Ini jawabanku,” balas Khem. Setelah
itu, ia pergi meninggalkan Tassana.
Tassana tampak sangat terpukul dan
terluka, ketika mobil Khem pergi menjauh. begitu juga dengan Kwan yang
melihatnya dari jauh. Ia juga ikut sedih.
♪ Sudah berapa kali kamu melihat padaku ♪
♪ seperti aku ada seseorang yang tidak berarti bagimu? ♪
♪ Aku ingin kamu tau, aku ingin kamu mengerti kebenarannya
♪
♪ Dan aku mungkin tidak bisa membuatmu mengerti segalanya ♪
♪ Tapi ada satu hal yaitu kebenaran yang tidak pernah
berubah ♪
♪ Itu adalah cinta yang aku miliki untukmu ♪
♪ Itu adalah cinta yang berasal dari hatiku ♪
♪ Tolong jangan lihat aku sebagai orang lain ♪
♪ Bahkan walaupun aku tidak ada dalam hatimu ♪