Company name : Citizen Kane
Setibanya dirumah. Khem langsung
membakar semua dokumen-dokumen itu. Dan melihat itu, Trai pun bertanya, sudah
berapa lama Ayahnya melakukan kecurangan pajak seperti itu.
“Mungkin kurang dari 15 tahun. Atau
mungkin sebelum dia membangun perusahaan ini,” jawab Yada.
“Setiap perusahaan melakukan itu,”
bela Khem.
Yada tidak setuju dengan Khem,
karena seharusnya mereka menaati hukum yang ada, bukannya malah menipu seperti
itu. Mendengar itu, Khem langsung membela Ayah lagi, menurutnya Ayah melakukan
itu semua untuk mereka.
“Dia melakukan itu untuk dirinya
sendiri,” kata Trai, ikut bicara. Dan saat mereka berdua melihat kearahnya, ia
menjelaskan bahwa setiap orang pasti mau menjadi kaya.
Khem merasa menyesal, karena ia
bahkan tidak tau sama sekali, ketika semua dokumen ini diambil didepan matanya.
Lalu dengan tegas, Khem berkata bahwa sejak sekarang, Krit sama sekali tidak
bisa mengancam mereka lagi.
Mendengar Khem berkata seperti itu,
Yada pun hanya diam saja lagi, sambil berdiri dan menatap semua dokumen
itu dibakar oleh Khem.
Dengan perasaan yang sangat sedih
serta kecewa. Kwan menangis sambil membereskan dan menyimpan semua
barang-barang pemberian Krit padanya kedalam kardus.
Tassana yang melihat itu, langsung
menghentikan Kwan untuk tidak bertingkah kekanakan seperti itu. Tapi Kwan tidak
mau mendengar, karena sekaran ia membenci Krit.
Tassana duduk diam disebelah Kwan.
Dan lalu, Kwan pun meminta maaf kepada Tassana, karena ia telah membuat Tassana
dan Khem menjadi putus.
“Jangan menyalahkan dirimu sendiri.
Ini semua salahku. Andai saja aku lebih berani. Tapi segalanya sudah
terlambat,” kata Tassana dengan lembut kepada Kwan.
“P’Na. Aku minta maaf,” balas Kwan
sambil menangis. Ia lalu menyadarkan kepalanya dibahu Tassana. Dan dengan
lembut, Tassana mengelus kepada Kwan dan menenangkannya agar tidak menangis
lagi.
Dirumah. Nee mencoba menenangkan
Kwan yang berbicara kepadanya dari telpon. Ia berkata bahwa ia pasti akan
mengurus semua barang-barang itu. dan sesudah selesai berbicara, Nee pun
mematikan telponnya.
Nee lalu membuka kardus yang
diberikan Kwan kepadanya. Kardus tersebut berisikan semua barang yang pernah
Krit berikan kepada Kwan. Dan didalam nya terdapat sebuah surat dari Kwan. Kembalikan ini kepada P’Krit – Kwan.
Disaat itu, tiba-tiba saja bel rumahnya
berbunyi. Jadi Nee pun keluar untuk melihat siapa. Teryata itu adalah Trai.
“Kamu datang kesini untuk
memberitahu hal bagus padaku ya?” tanya Nee. Dan dengan agak tidak bersemangat,
Trai menanyakan maksud Nee. Dan Nee pun lalu menjelaskan, bukankah Trai datang
untuk memberitahukan tentang perpisahan antara Krit dan Yada.
“Itu mungkin hal bagus yang
terjadi,” balas Trai, membenarkan perkataan Nee.
Nee menjadi emosi kepada Trai,
karena bersikap seperti itu. Tapi Trai tidak merasa bersalah sama sekali, karena ia memang tidak
mau membiarkan kakaknya mengambil resiko dengan Krit.
“Sebenarnya, aku tidak ingin bekerja
sama dengan…” kata Trai, menjelaskan. Tapi mendengar itu, Nee pun menjadi
sangat heran.
“Tunggu. Bekerja sama dengan siapa?
Apa? Dan bagaimana?”
“Pernahkah kamu berbohong
sebelumnya?”
“Iya. Berbohong ketika itu perlu.
Tapi aku tidak pernah berbohong kepada orang yang kusayangin. Sekali kamu berbohong, kamu harus menutupinya lagi dan
lagi. Dan akhirnya kebohonganmu, akan balik melukai kamu,” balas Nee.
Nee meminta agar Trai memberitahukan
padanya, kepada siapa sebenarnya Trai telah berbohong dan tentang apa. Tapi
Trai sama sekali tidak bisa menjawab.
Disaat Trai masih saja terdiam lama,
maka Nee pun langsung mengatakan pada
Trai untuk jangan kembali kesini. Karena ia bukan tempat untuk Trai menginap atau melarikan diri.
Lalu Nee masuk dan meninggalkan Trai
diluar rumahnya. Dan Trai yang memang sama sekali tidak mampu bercerita dengan
jujur, hanya berdiri diam disana.
Malam hari. Nee datang ketempat Krit
sambil membawakan barang dari Kwan. Disana ia memencet tombol bel,
mengetuk-ngetuk pintu, serta memanggil nama Krit. Tapi sama sekali tidak ada
jawaban.
Didalam ruangan yang gelap. Krit
duduk sendirian disana. Ia tampak sangat tidak bersemangat sama sekali. Dan
ketika ia mendengar, Nee yang datang, ia sama sekali tidak bereaksi dan
membiarkan nya.
“P’Krit! P’Krit! Aku tau kamu ada
didalam sana. Tolong buka kan pintunya untukku ya. Aku sedang mengangkat
sesuatu yang berat disini!” teriak Nee, memanggil Krit. Lalu tiba-tiba barang
yang ia bawa terjatuh dan Nee pun menjerit, seperti kesakitan.
Mendengar jeritan Nee. Krit menjadi
khawatir, jadi ia pun bangkit berdiri, berjalan mendekati pintu dan
membukakannya untuk Nee. Tapi disana, Nee sama sekali tidak tampak terluka dan
baik-baik saja mengangkat barang itu. Dan Krit lalu mau menutup pintunya
kembali.
Nee dengan cepat langsung menahan
Krit dan masuk kedalam. Didalam, ia meletakan kardus itu dimeja makan dan memberitahu Krit bahwa
Kwan mengembalikan semua barang milik Krit.
“Buang itu,” kata Krit dengan cuek
dan dingin, tampak tidak peduli.
“Pekerjaanku hanya mengembalikan
itu. Jika kamu mau membuangnya, maka kamu suruh saja anak buahmu,” balas Nee,
tapi Krit tidak merespon sama sekali. Ia
mengambil wine nya dan meminum nya.
Nee lalu menyalakan seluruh lampu
ruangan dan bertanya bagaimana bisa Krit tinggal ditempat yang gelap seperti
ini. Dan Krit dengan tajam menyuruh Nee untuk tidak ikut campur.
Nee sama sekali tidak marah atau
kesal dengan sikap Krit kepadanya. Malah dengan penuh perhatian, ia mendekati
Krit dan duduk disebelahnya. Lalu Nee memberitahu Krit bahwa tidak seharusnya
Krit menyembunyikan dokumen seperti itu dirumah Tassana, karena itu membuat
Kwan merasa seperti ia digunakan.
“Mengapa kamu tidak meninggalkan itu
kepadaku?” tanya Nee.
“Kamu bisa pergi sekarang,” balas
Krit, lembut.
“P’Krit. Kamu hanya punya aku
sekarang.”
“Aku tidak butuh siapapun.”
“Hanya Khun Da, kan? Aku tau kamu
berharap dia akan kembali. Tapi aku pikir itu akan sulit, karena akun yang
ditemukan mereka itu,” jelas Nee.
“Bisakah kamu berhenti?!” kata
Krit dengan nada agar keras.
“Jadi... apa
yang akan kamu lakukan selanjutnya?”
“Hanya tunggu
dan lihat saja.”
Diberanda.
Dengan sedih, Yada mengingat semua perkataan Krit yang dengan jujur mengatakan
bahwa tidak ada satupun yang memaksa dia dan selama ini dia sudah menunggu
akhir dari Ayah Yada.
Yada kembali
masuk kedalam kamarnya dan melanjutkan kegiatannya dalam menyusun semua pakaian
miliknya yang masih terletak diatas tempat tidur. Dan ketika itu, ia melihat
pakaian milik Krit.
Yada lalu
mengambil pakaian itu dan memegangnya. Ia mengenang pagi hari antara mereka
berdua, hari dimana akhirnya, ia resmi menjadi Mrs. Wong. Dan saat bahagia
mereka berdua, pada pagi hari itu.
♪ Mengapa? Mengapa?
Semakin aku berlari, semakin aku melihatmu ♪
♪ Aku benci diriku yang
mencintaimu ♪
Saat teringat
akan semua itu, Yada menjadi semakin sedih. Ia pun mulai menangis segalanya. Ia
terduduk diam dan terus menangis. Ia melihat jari tangannya sendiri, yang tiak
ada mengenakan cincin pernikahan mereka lagi.
♪
Aku sangat membenci hatiku sendiri ♪
♪ untuk tidak pernah sadar ♪
♪
Disiksa oleh kamu sampai seperti ini ♪
♪ tapi mengapa tidak lari menjauh ♪
♪
Apa rasa sakit itu belum cukup?
♪ membiarkan kamu datang dan menyakitinya ♪
♪ Hal yang kamu lakukan tidak bisa dimaafkan ♪
♪
tapi hatiku tidak pernah mengingat itu ♪
♪
Aku harusnya membenci kamu, bukannya menahan ini ♪
♪
Apa alasan yang berada di dalam hatiku? ♪
Nee telah pergi
dan meninggalkan Krit sendirian. Dan dalam kesendiriannya itu, Krit
memperhatikan cincin milik Yada dengan sedih. Ia diam dan terus menatap itu.
Ia mengingat
saat, Yada mengatakan bahwa hubungan mereka telah berakhir. Ia mengingat juga
saat Yada melemparkan cincin tersebut kepadanya.
♪
Jangan bilang padaku, aku punya perasaan padamu ♪
♪
Bahwa aku jatuh cinta dengan seseorang yang jahat ♪
♪
itu tidak benar bahwa aku memiliki mu dihatiku, kan? ♪
♪
Hatiku hanya sedang lemah dan merasa emosional ♪
♪
Tidak mungkin untuk hatiku membiarkan kita saling mencintai ♪
♪
Aku tidak pernah memberikannya kepada siapapun ♪
Dengan semakin
keras, Yada menangis. Ia menutup bersandar ditempat tidur dan terus-terus
menangis. Makin keras. Dan keras.
♪ Mengapa aku harus memberikannya kepadamu? ♪
♪ Itu seperti kamu adalah kelemahanku ♪
Sedangkan Krit.
Ia mengambil kotak cincin yang ada dan lalu menyimpan cincin milik Yada dengan
sebaik-baiknya didalam itu. Masih sambil duduk dan diam, memandangin cincin
itu.
♪
Aku harusnya membenci kamu, bukannya menahan ini ♪
♪
Apa alasan yang berada di dalam hatiku? ♪
♪
Jangan bilang padaku, aku punya perasaan padamu ♪
♪
Bahwa aku jatuh cinta dengan seseorang yang jahat ♪
♪
itu tidak benar bahwa aku memiliki mu dihatiku, kan? ♪
♪
Hatiku hanya sedang lemah dan merasa emosional ♪
♪
Tidak mungkin untuk hatiku membiarkan kita saling mencintai ♪
Tepat disaat
itu, Joe datang ketempatnya. Dan menyadari itu Krit pun bangkit berdiri,
berbalik menghadap kearah Joe. Disana Joe berkata bahwa ia kecewa kepada Krit
yang bertingkah lemah, seperti bukan dia saja. Bahkan sekarang, musuh Krit
telah melarikan diri.
“Aku tidak bisa
kembali. Aku harus membalaskan dendam untuk Ayahku dulu. Dan tidak peduli
kemana pun dia berlari, aku akan menemukan dia,” kata Krit dengan tegas pada
Joe.
“Aku akan
menolongmu. Dan berhentilah berbohong kepada dirimu sendiri. Hidupmu adalah
milik Boss. Itu bagus, kamu sudah berpisah dengan istrimu. Jadi kamu tidak
perlu memilik antara istrimu atau Boss,” balas Joe, tegas dan tajam.
Dan dengan raut
wajah yang langsung mengeras, Krit hanya bisa diam. Ditangannya, ia memegangin
kotak cincin itu dengan kuat.
Dicafe. Khem
yang sedang patah hati juga, duduk disana sambil menangis dan minum wine. Ia tampak
berusaha untuk tetap tegar dan kuat.
♪ Sudah berapa kali kamu melihat padaku ♪
♪ seperti aku ada seseorang yang tidak berarti bagimu? ♪
Sedangkan
Tassana. Ia berjalan –jalan ditaman rumah sambil mengingat semua perkataan Khem
yang menanyakan alasannya menolong dia. Ia mengingat kejadian disaat Khem yang
sedang sedih karena ditinggal Krit. Dan pada saat itu, Khem hampir saja
tertabrak mobil. Tapi ia berhasil menyelamatkan Khem dan lalu Khem memeluknya
sambil menangis.
Serta ia juga
mengingat, ketika Khem sedang tertidur dirumahnya. Pada saat itu, ia bertekad
untuk melindungi Khem.
♪ Aku ingin kamu tau, aku ingin kamu mengerti kebenarannya
♪
♪ Dan aku mungkin tidak bisa membuatmu mengerti segalanya ♪
♪ Tapi ada satu hal yaitu kebenaran yang tidak pernah
berubah ♪
♪ Itu adalah cinta yang aku miliki untukmu ♪
♪ Itu adalah cinta yang berasal dari hatiku ♪
♪ Tolong jangan lihat aku sebagai orang lain ♪
♪ Bahkan walaupun aku tidak ada dalam hatimu ♪
♪
Selama kamu berada denganku ♪
♪
Jangan lihat aku sebagai orang lain, ku mohon padamu ♪
♪
Jika suatu hari kamu merasa lemah .... ♪
♪
Berbaliklah dan lihatlah aku, aku siap menjagamu ♪
Tassana juga
mengingat, saat mereka berdua merayakan ulang tahun Kwan bersama-sama disana.
Dan saat mereka hampir saja berciuman.
♪
Tolong biarkan aku disisi mu ketika kamu tidak punya siapapun lagi ♪
♪
Aku hanya ingin melihat kamu bahagia, itu saja ♪
Dicafe. Seorang
pria datang dan berusaha untuk mendekati Khem yang sedang sendirian. Dan Khem
langsung menolak. Tapi tanpa memperdulikan penolakan Khem, pria itu dengan
berani langsung duduk dikursi sebelah Khem.
Khem mengambil
hpnya dan memotret pria itu berkali-kali. Ia mengancam bahwa ia akan
menyebarkan foto itu dengan menggunakan caption “Hati-hati orang mesum”.
Dan karena itu,
pria itu pun mengatai Khem gila. Lalu ia pergi dari sana sambil mengajak
temannya juga.
Setelah pria
itu dan temannya pergi, Khem menghapus foto pria itu dari hpnya. Dan ketika
itu, ia melihat foto-fotonya bersama Tassana pada saat mereka berada di tempat
Krit serta Yada berbulan madu.
Dan dengan
kesal, Khem lalu menghapus satu-persatu foto itu. Tapi foto itu terlalu banyak.
Hingga akhirnya, Khem pun berhenti untuk menghapus foto itu. Ia meletakan hpnya
diatas meja. Lalu ia mulai menangis.
Setelah itu
dengan agak ragu, Khem tampak ingin mengambil hpnya yang ia letakan diatas meja
tadi. Tapi tidak jadi.
Tassana duduk
ditaman rumah. Dan menangis. Ia mengingat saat ia menyatakan cintanya, tapi
disaat itu, Khem malah menamparnya. Lalu dengan lemas, Tassana pun berbaring
disana.