Info Movie : https://en.wikipedia.org/wiki/Hope_(2013_film)
Mi Hee dan So Won sudah berada di kediaman Jung Sook. So Won sedang bermain bersama di halaman rumah Jung Sook bersama anjing Jung Sook. Sementara Mi Hee sedang berkonsultasi dengan Jung Sook. Dia menceritakan kekhawatirannya mengenai Dong Hoon yang selalu berangkat subuh-subuh sebelum So Won bangun, agar So Won tidak bertemu dengannya. Mi Hee merasa kasihan dan khawatir bersama suaminya, karena anaknya takut padanya. Mi Hee masih terus berpikir kenapa di antara semua anak, hal itu harus terjadi pada anaknya, dia berharap semua anak mengalami hal yang sama seperti yang di alami So Won sehingga So Won tidak sendirian mengalami sakit. Tapi, setelah berpikir hal tersebut, dia merasa kasihan pada bayi di kandungannya. Mi Hee merasa frustasi dengan semuanya.
Dong Hoon pergi ke sekolah So Won. Dia mengenakan kostum Kokomong. So Won merasa tidak nyaman dengan plastic bag di perutnya. Saat itulah, dia melihat Kokomong yang menari di lapangan dan tersenyum. Young Seok memperhatikan hal tersebut.
Young Seok masih mengikuti So Won pulang. Kokomong mengikuti mereka dan hal itu terlihat oleh Young Seok. Young Seok segera memberitahu So Won dan bertanya apa Kokomong adalah teman baru So Won? So Won mengiyakan. Dan mereka mulai berbicara satu sama lain.
Dong Hoon yang berada di dalam kostum Kokomong terkejut karena So Won tahu kalau itu dirinya. Dong Hoon menganggukan kepala.
So Won sendiri telah pindah ke ruangan lain. Dia masih bisa mendengar jalannya persidangan. So Won berada di ruangan itu bersama Mi Hee dan Jung Sook. So Won terus menggambar sesuatu. Jung Sook mengkhawatirkan So Won tetapi So Won mengangguk bahwa dia baik-baik saja.
So Won melihat semuanya. Dia melihat Mi Hee yang terjatuh ke lantai dengan tangis histeris. Dia melihat ayahnya yang bangkit dari kursi dan meraih papan nama Jaksa. Dong Hoon berjalan mendekati pelaku dan hendak melayangkan papan nama tersebut ke kepala pelaku.
Directed by : Lee Joon-ik
|
Produced by : Byun Bong-hyun ; Seong Chang-yeon ; Kim Yong-dae
|
Written by : Jo Joong-hoon ; Kim Ji-hye
|
Music by : Bang Jun-seok
|
Cinematography : Kim Tae-gyeong
|
Distributed by : Lotte Entertainment
|
Release date : October 2, 2013
|
Running time : 122 minutes
|
Country : South Korea
|
Language : Korean
|
Box office : US$17.1 million
|
Sinopsis K-Movie : HOPE - Part 4 END
Mi Hee dan So Won sudah berada di kediaman Jung Sook. So Won sedang bermain bersama di halaman rumah Jung Sook bersama anjing Jung Sook. Sementara Mi Hee sedang berkonsultasi dengan Jung Sook. Dia menceritakan kekhawatirannya mengenai Dong Hoon yang selalu berangkat subuh-subuh sebelum So Won bangun, agar So Won tidak bertemu dengannya. Mi Hee merasa kasihan dan khawatir bersama suaminya, karena anaknya takut padanya. Mi Hee masih terus berpikir kenapa di antara semua anak, hal itu harus terjadi pada anaknya, dia berharap semua anak mengalami hal yang sama seperti yang di alami So Won sehingga So Won tidak sendirian mengalami sakit. Tapi, setelah berpikir hal tersebut, dia merasa kasihan pada bayi di kandungannya. Mi Hee merasa frustasi dengan semuanya.
Jung Sook kemudian memberitahu Mi Hee kalau So Won pernah bercerita mengenai almarhum neneknya yang sering berkata : ‘aku mau mati’ dan saat dia bertanya kepada So Won apa artinya, So Wong menjawab : “Mengapa aku harus dilahirkan di dunia ini?” MI Hee terkejut mendengarnya.
Young Seok menjemput So Won untuk berangkat sekolah bersama. So Won menolak berjalan bersama Young Seok tetapi Young Seok menyanggupi untuk berjalan bersama So Won. Dia akan berjalan di belakang So Won.
Saat jam makan siang, Dong Hoon terburu-buru pergi dari pabrik. Ayah Young Seok sampai bingung karena setiap jam makan siang Dong Hoon selalu pergi.
Dong Hoon pergi ke sekolah So Won. Dia mengenakan kostum Kokomong. So Won merasa tidak nyaman dengan plastic bag di perutnya. Saat itulah, dia melihat Kokomong yang menari di lapangan dan tersenyum. Young Seok memperhatikan hal tersebut.
Read this synopsis in k-adramanov.blogspot.com
So Won pulang dengan diikuti oleh Young Seok dan teman-temannya. Salah satu temannya, merasa penasaran dengan isi kantong tas yang ada di dekat perut So Won. Kantong tas itu digunakan untuk menutupi plastic bag yang dikenakan So Won. Young Seok segera menegur temannya untuk tidak kepo. So Won sendiri sudah mengisi kantong tas itu dengan banyak permen, dan menawarkan permen-permen tersebut kepada teman tersebut, sehingga mereka tidak lagi penasaran.
Young Seok masih mengikuti So Won pulang. Kokomong mengikuti mereka dan hal itu terlihat oleh Young Seok. Young Seok segera memberitahu So Won dan bertanya apa Kokomong adalah teman baru So Won? So Won mengiyakan. Dan mereka mulai berbicara satu sama lain.
“So Won-ah, aku hanya mau mengatakan. Jangan sakit lagi,” ujar Young Seok sambil terus berjalan bersama So Won. “Aku minta maaf atas kejadian dulu. Kita masih berteman, kan?”
“Ya,” jawab So Won saat mereka sudah sampai depan rumah.
Young Seok senang mendengarnya dan segera berlari pulang. Saat Young Seok sudah pergi, So Won segera mengejar Kokomong yang berlari pergi.
“Kokomong!” panggil So Won dan membuat langkah Kokomong terhenti. So Won berjalan mendekati Kokomong. “Kamu… apakah kamu… Ayah? Kamu ayah? Jawab aku,”
Dong Hoon yang berada di dalam kostum Kokomong terkejut karena So Won tahu kalau itu dirinya. Dong Hoon menganggukan kepala.
“Apakah karena aku selalu menghindarimu, Ayah?”
Dong Hoon mengangguk.
“Apa kamu tidak kepanasan?”
Dong Hoon mengangguk.
Saat sampai dirumah, Mi Hee sangat terkejut melihat So Won pulang dengan Kokomong. So Won memberitahu kalau yang ada di dalam kostum adalah Ayah. Mi Hee segera menegur Dong Hoon yang berbuat hal aneh mengenakan kostum Kokomong.
So Won menarik Kokomong untuk duduk. Dia membuka topeng Kokomong, dan terlihat wajah Dong Hoon yang penuh keringat berada dalam kostum yang panas. So Won mulai menge-lap semua keringat Dong Hoon dengan lengan bajunya. Mi Hee menahan tangisnya. So Won sudah tidak takut lagi terhadap Dong Hoon.
Dong Hoon mendapat surat dari pengadilan yang meminta So Won untuk datang ke persidangan dan bersaksi.
Dong Hoon pergi menemui Ins. Seo dan menolak hal tersebut. Ins. Seo menjelaskan kalau wawancara So Won yang di rekam, dianggap tidak sah oleh hakim, dan karena itu, So Won harus hadir.
“Ini bisa membunuhnya,” ujar Dong Hoon.
“Tapi… jika dia tidak datang bersaksi sekarang, bisa menjadi lebih buruk. Bajingan lisik itu meng-klaim kelemahan fisik dan mental. Dia menulis petisi yang menyatakan ia tidak ingat kejadian itu karena dia mabuk. Jika dia di kenali, dia bisa mendapat hukuman 15 tahun maksimal atau setidaknya 8 atau 9 thn.”
Dong Hoon tidak bisa berkata-kata. Tetapi, Ins. Seo terus membujuknya untuk membiarkan So Won bersaksi. Hanya itu caranya untuk menangkap pelaku.
Dong Hoon pergi menemui pelaku dan pelaku terus mengatakan kalau dia tidak bisa mengingat apapun mengenai kejadian itu.
“Jika aku benar-benar melakukan itu, aku layak mati. Melakukan perbuatan seperti itu pada anak-anak bukan manusia, tapi babi. Apakah kau datang untuk menanyakan kompensasi mu?”
Dong Hoon benar-benar marah mendengarnya. Setelah semua yang dilakukan pelaku, bagaimana bisa pelaku mengira dia membutuhkan uang dari pelaku. Pelaku sendiri masih terus memancing emosi Dong Hoon dengan berkata kalau dia di bebaskan, dia akan bekerja keras dan menghasilkan banyak uang untuk Dong Hoon sebagai bentuk kompensasi atas perbuatannya.
“Jangan menyumpahi aku,” ujar pelaku menunjukkan wajah aslinya ketika Dong Hoon mulai memakinya. “Aku bertanya-tanya mengapa dia begitu nakal… dia kira bersama ayahnya. Pikirkan dengan bijak. Berapa lama kau kira, aku bisa berada di dalam sini? Aku akan keluar suatu hari nanti,” ancam pelaku.
Dong Hoon emosi mendengarnya dan mulai hendak memecahkan kaca pembatas. Polisi segera membawa masuk pelaku. Dong Hoon menangis frustasi.
Dong Hoon pulang bersama ayah Young Seok. Dia menyampaikan rasa frustasinya. Ayah Young Seok berusaha menenangkannya dengan menyuruh Dong Hoon untuk menangkap apa yang di alami So Won seperti kecelakaan mobil. Dong Hoon terdiam mendengarnya dan menyuruh Young Seok untuk memberhentikan mobilnya.
“Kalau terjadi pada anakmu, dapatkah kamu anggap itu kecelakaan?” tanya Dong Hoon dan keluar mobil. Ayah Young Seok merasa menyesal telah mengatakan hal tersebut.
Dong Hoon tiba-tiba bertanya pada Mi Hee ada mengambil asuransi jiwa atas namanya? Mi Hee terkejut mendengarnya. Dia tahu apa yang dipikirkan Dong Hoon. (Dong Hoon berpikir untuk mati agar Mi Hee bisa mendapatkan uang asuransi dan melanjutkan hidup dengan So Won dan bayi yang akan lahir nanti). Melihat ekspresi Mi Hee, Dong Hoon berujar pelan kalau dia tidak memikirkan hal aneh, dia akan bekerja keras untuk menghidupi keluarga mereka.
“Bajingan itu bisa keluar dalam 8 atau 9 tahun,” beritahu Dong Hoon.
“Tidak mungkin! So Won bahkan berusia 20 tahun (saat pelaku bebas).”
“JIka putusan pengadilannya salah, aku sendiri yang akan berurusan dengannya.”
“Kamu mau membunuhnya?” tanya Mi Hee terkejut.
“Mengapa tidak! Aku akan bunuh dia!”
So Won datang ke persidangan. So Won memilih bersaksi. Dia masuk ke ruangan sidang dengan di temani oleh Mi Hee dan Jung Sook. So Won bersaksi dengan di berikan sekat antara dirinya dengan pengunjung sidang sehingga tidak ada yang melihatnya kecuali para hakim, jaksa, pengacara dan pembela.
Mula-mula jaksa bertanya apakah So Won tahu untuk apa datang ke persidangan.
Jaksa mulai bertanya mengenai wawancara yang dilakukan So Won di rumah sakit dulu dan meminta So Won untuk mengulanginya. Dia meminta untuk menunjuk foto pelaku yang akan di tampilkan. Jaksa pun mulai menampilkan foto para pria. Dan tepat saat di foto pelaku, So Won menunduk dan menunjuk. Dia merasa ketakutan.
Mi Hee dan Jung Sook melihat dari luar dengan miris.
Pengacara pelaku mulai mewawancarai So Won. Dia bertanya bagaimana bau badan pelaku saat mereka bertemu. Apa berbau alkohol? So Won mengangguk. Dan hanya itu pertanyaan pengacara.
Read this synopsis in k-adramanov.blogspot.com
“Terdakwa tidak bisa membuktikan kehilangan sepatu dan rompinya. Darah korban ada di sepatu dan rompi milik terdakwa. Sidik jari terdakwa juga ditemukan di lokasi kejadian,” ujar Jaksa.
“Aku tidak pernah pergi ke sana…,” bela pelaku.
So Won sendiri telah pindah ke ruangan lain. Dia masih bisa mendengar jalannya persidangan. So Won berada di ruangan itu bersama Mi Hee dan Jung Sook. So Won terus menggambar sesuatu. Jung Sook mengkhawatirkan So Won tetapi So Won mengangguk bahwa dia baik-baik saja.
Pelaku terus membela diri kalau dia tidak ingat. Dia bahkan berkata kalau dia rela dihukum mati jika dia melakukannya, masalahnya dia tidak ingat melakukan hal tersebut.
Pembela juga memberikan hasil RS yang menyatakan kalau pelaku adalah pencandu alkohol.
Para pengunjung sidang marah mendengar pernyataan pelaku, termasuk Dong Hoon, Ibu dan Ayah Young Seok.
“Yang Mulia! Aku tidak melakukannya. Aku sangat mabuk. Aku tidak ingat apa-apa. Mungkin aku tidak melakukannya! Aku tidak bersalah. Aku di tuduh dengan semena-mena!” tangis pelaku.
Kasus penyerangan seksual 2012-211. Aku sudah mengambil keputusan vonisnya. Terdakwa Choi Jong Sool, secara brutal menyerang anak perempuan berusia 9 tahun. Kemudian, mencekiknya dan memperkosanya. Serangan itu sangat kejam bahkan sampai menyiksa. Akibat dari perbuatan terdakwa, korbal telah terluka dan mengalami cacat permanen. Dia harus bertanggungjawab pada korban dan keluarganya. Selain itu juga memiliki catatan kekerasan, pada masa lalu. Dia harus dihukum berat.
Semua pengunjung berseru setuju,
Namun, terdakwa mabuk dan tidak sadar juga telah dibuktikan. Berdasarkan UU Kasus Khusus tentang kekerasan seksual, Pasal 9 Pasal 7 dan Pasal 14, dia dihukum 12 tahun. Informasi terdakwa akan diumumkan selama 5 tahun. Dan permintaan korban mengenai kompensasi di tolak.
Ayah Young Seok berseru marah karena hukuman korban diperingan hanya karena alasan mabuk. Kalau begitu, orang yang mengemudi dalam keadaan mabuk tidak perlu dihukum.
Pintu ruang persidangan terbuka dan So Won dapat melihat ayahnya yang menunduk.
Polisi mulai membawa pergi pelaku. Hakim mulai keluar dari ruang sidang. Suasana mulai kacau.
So Won melihat semuanya. Dia melihat Mi Hee yang terjatuh ke lantai dengan tangis histeris. Dia melihat ayahnya yang bangkit dari kursi dan meraih papan nama Jaksa. Dong Hoon berjalan mendekati pelaku dan hendak melayangkan papan nama tersebut ke kepala pelaku.
“Ayah, mari kita pulang…,” tangis So Won. Dong Hoon tidak jadi melayangkan papan tersebut. Dia tidak kuat mendengar tangis putrinya. Pelaku di bawa pergi.
Semua yang ada di sana menangis sedih melihat hal tersebut.
So Won berjalan di lorong rumah sakit.
Jung Sook, Dong Hoon, Young Seok dan keluarganya mengikutinya dari belakang.
Mereka melihat adik So Won yang baru lahir. So Won menunjukkan adiknya dan semua terlihat bahagia. Adiknya di beri nama Lee Joon.
Di dekat jendela, terdapat sebuah pigura bertuliskan : Orang kesepian adalah orang paling baik. Orang yang bersedih bisa tersenyum paling cerah. Karena mereka tidak ingin orang lain merasakan sakit yang sama seperti yang di alaminya - Anonymous.
“Aku merasa seolah aku mau pulang saja dan meninggalkan pelajaran setelah bel istirahat yang kedua. Teman-temanku mungkin berpikir aku aneh sekali. Apa yang harus kukatakan saat masuk besok? Aku khawatir kalau nanti di pertanyakan,” ujar So Won dalam hati. “Aku berharap aku tidak sakit.”
So Won sampai di rumah dan melihat Dong Hoon yang sedang menonton pertandingan baseball.
So Won masuk ke dalam kamarnya. Dia mengeluarkan mainan yang baru dibuatnya. Mainan tersebut dia buat untuk adik bayi-nya.
So Won masuk ke dalam kamar ibunya. Mi Hee sedang tidur bersama dengan Lee Joon. So Won datang dan bermain dengan Lee Joon.
Tags:
Hope