Network : SBS
Kang Soo yang stress, pergi kesebuah
warung dan minum- minum. Ia tampak sudah sangat mabuk. Lalu setelah selesai
minum, Kang Soo berdiri, tapi karena tidak kuat, maka ia pun terjatuh.
Disaat itu seseorang bermantel yang
sama ditempat parkir. Ia mendekati Kang Soo yang tengah tertidur karena mabuk.
Dan ketika itu, karena saking mabuk, maka Kang Soo tidak bisa melihat dengan
jelas siapa orang itu.
“Kang Soo. Kang Soo,” panggil Ibu
membangunkan Kang Soo. Lalu Kang Soo pun bangun dan Ibu memberikan segelas air
putih kepada Kang Soo.
Setelah minum, Kang Soo bertanya
apakah Ibunya sudah memaafkan Ayah. Dan Ibu tersenyum dan berbicara, ia
memaafkan Ayah.
“Apakah semudah itu bagi Ibu?” tanya
Kang Soo, heran dan merasa aneh.
“Tidak mudah, tapi bagi Ibu, kamulah
orang paling berharga,” jawab Ibu.
Ibu tiba- tiba menanyakan, apapun
yang terjadi Kang Soo tidak akan meninggalkannya kan. Dan tentu saja, Kang Soo
menjawab iya. Lalu setelah itu dengan senang, Ibu menyuruh Kang Soo untuk
mandi, karena ia telah masak masakan kesukaan Kang Soo.
“Bu. Kenapa Ibu bisa langsung
mengenaliku? Kita tidak bertemu selama 30 tahun,” tanya Kang Soo, lagi, sebelum
Ibu keluar. Ia tampak masih bingung.
“Mana mungkin tidak tahu? Aku ini
Ibumu,” jawab Ibu.
Ketika mau turun dari tempat
tidurnya. Tiba- tiba Kang Soo mengingat seseorang bermantel yang menemuinya
saat ia pingsan dilantai, karena mabuk. Orang tersebut menyuruh agar Kang Soo
harus keluar sekarang.
Mengingat itu, membuat kepala Kang
Soo menjadi kesakitan dan ia pun jadi bertanya- tanya siapa itu. Siapa itu
sebenarnya.
Kang Soo menjadi kembali tidak
stabil. Dan melihat itu, wanita lab tersebut mulai mengambil kesimpulan.
“Kenyataan adalah hal terbaik untuk
menghentikan kegalauannya. Dia akan menyadarinya begitu kembali ke kenyataan.
Dia akan melihat seburuk apa hidupnya selama ini,” kata wanita itu
menyimpulkan. Lalu ia menekan tombol STOP.
Cairan dari tabung yang mengalir ke
kepala Kang Soo berhenti. Cairan tersebut kembali kedalam tabung kaca.
Dikantornya. Kang Soo masih saja
merasa pusing dan bingung. Lalu disaat itu, Kang Soo tampak terkejut, ketika ia
melihat foto keluarganya bersama dengan Seon Young dipantai. Dan dengan
kesakitan, Kang Soo memegang kepalanya.
Kang Soo pulang kerumah, ia
memandangin Ayahnya dengan tajam, sehingga Ayah menjadi heran dan bertanya. Dan
setelah diam agak lama, Kang Soo bertanya kepada Ayah.
“Apakah ini hal yang tepat? Aku
tidak yakin. Sekeras apapun aku berpikir…” kata Kang Soo.
“Jangan terlalu khawatir dan santai
saja. Ayah akan selalu menemanimu,” balas Ayah, memotong perkataan Kang Soo.
Mendengar balasan Ayah, Kang Soo
menganguk. Dan disaat itu, ia sadar Ibu tidak ada, jadi ia pun bertanya. Tapi
Ayah malah bertanya dengan heran, apa maksud Kang Soo.
Dengan panik, Kang Soo langsung
mencari Ibu. Tapi ia tidak bisa menemukan dimana Ibu berada. Dan hal itu
membuatnya tambah kebingungan.
Tiba- tiba disaat itu, Ayah terjatuh
pingsan. Dan melihat itu, Kang Soo menjadi tambah panik. Ia mencoba memanggil
Ayahnya, tapi Ayahnya tidak sadar sama sekali.
Ayah dibawa dan dirawat dirumah
sakit. Disana dokter memberitahu kalau Ayah menderita kanker lever stadium
empat dan sulit bertahan tanpa analgesik. Dan satu- satunya cara adalah
membiarkan Ayah menjalani momen terakhirnya dengan damai.
Tepat disaat itu, Kang Soo melihat
Boss Hwang yang seharusnya sudah meninggal, malah datang kerumah sakit bersama
dengan para anak buahnya. Dan ketika Boss Hwang berteriak memanggil serta
mengerjarnya. Maka dengan cepat, Kang Soo segera berlari dari sana.
Disebuah kamar hotel kecil. Kang Soo
bersembunyi disana. Ia terus mengatakan tidak, tidak, tidak, tidak, kepada
dirinya sendiri. Lalu Kang Soo mulai mengingat, saat Ibu menghilang, Ayah masuk
kerumah sakit dan dikabarkan menderita kanker, terakhir Boss Hwang dan para anak
buahnya datang.
Kang Soo lalu teringat akan sesuatu.
Ia mengeluarkan hpnya dan menghubungin Seon Young. Disaat ia mengajak Seon
Young untuk berbicara, dengan sinis Seon Young malah menanya apakah Kang Soo
bercanda.
“Jika kamu melakukan ini lagi, akan
kuadukan ke Pak Hwang,” ancam Seon Young. Lalu ia mematikan telponnya.
Kang Soo menjadi sangat pusing. Dan
frustasi. Serta kebingungan. Lalu tiba- tiba ia seperti teringat akan sesuatu.
Ia merogoh saku jasnya dan mengeluarkan foto keluarganya bersama dengan Seon
Young dipantai.
“Apa ini? Tidak. Tidak. Kubilang
tidak. Tidak,” kata Kang Soo, saat foto itu perlahan- lahan mulai berubah
menjadi hitam. Dan gambar yang ada disana menghilang.
Kang Soo bingung dengan semua yang terjadi.
Ia terduduk dan menangis, merasa sangat kebingungan dan frustasi. “Aku sungguh
tidak ingin kembali,” kata Kang Soo sambil menangis putus asa.
“Ini akan cukup membantu dia sadar
mana dunia yang sempurna,” kata wanita lab itu.
Pagi hari. Ketika terbangun, Kang
Soo melihat kalau foto yang kemarin telah menghitam itu berubah menjadi ada
gambar mereka lagi.
Dengan cepat, Kang Soo berlari
pulang. Sesampainya didepan rumah, Kang Soo menenangkan dirinya yang masih
terengah- engah. Lalu setelah itu, Kang Soo membuka pintu rumahnya dan masuk
kedalam.
Disana ia melihat Seon Young dan
kedua orang tuanya sedang duduk bersama diruang tamu. Mereka mengobrol dan
tertawa bersama dengan keras. Dan melihat kehangatan itu, Kang Soo tampak lega.
Seon Young yang pertama kali
menyadari kepulangan Kang Soo langsung menyambutnya. Disusul dengan kedua orang
tua Kang Soo yang ikut menyambut Kang Soo dengan hangat dan baik.
Didalam kamarnya. Kang Soo berdiri
didepan cermin. Ia memandang pantulan dirinya sendiri. Sambil berkata tidak
apa-apa. Tidak apa-apa. Tidak apa-apa. Kepada dirinya sendiri.
Ditaman luas yang menghadap kearah
laut. Kang Soo berdiri disana, memandangi pemandangan alam. Tapi tiba- tiba
pada saat itu, seseorang bermantel yang sama, lagi- lagi datang dan berbicara
kepada Kang Soo.
“Aku sudah menyuruhmu pergi,” kata
orang tersebut.
“Siapa kamu? Apa yang kamu lakukan?
Kenapa kamu terus mengikutiku?” tanya Kang Soo, bingung.
“Keluar dari sini sekarang juga.”
“Memang kamu siapa menyuruhku
keluar? Aku harus kemana lagi?”
“Kamu sudah tau bahwa dunia ini
palsu. Kamu tidak bisa bertahan lama disini. Kamu harus melihat kenyataannya,”
jelas orang itu.
“Tidak. Aku akan tetap disini.
Kubilang aku akan tetap disini!” teriak Kang Soo keras.
“Waktumu tinggal sedikit. Kang Soo,
kumohon,” kata orang itu, memohon pada Kang Soo.
Dengan marah, Kang Soo berlari dan
menyerang orang itu. Kang Soo menahan dan membuka masker yang menutupi muka
orang itu. Dan ketika masker itu terbuka, betapa terkejutnya dia, saat ia
melihat kalau itu adalah Ayahnya sendiri.
Ayah Kang Soo menangis. Ia memegang
tangan Kang Soo dengan erat.
Tags:
Exit