Network : SBS
Didalam ruangan, tempat dimana Kang
Soo tertidur. Ayah memegang erat tangan Kang Soo sambil memanggil nama Kang Soo
dan menangis.
“Kang Soo, maafkan ayah. Ayah sudah
banyak menyakitimu selama beberapa tahun belakangan. Putraku, kamu bahagia?
Inikah tempat yang kamu inginkan? Bukan ini tempat yang kamu pikirkan. Kamu
harus kembali. Kembalilah sebelum terlalu jauh. kembalilah sebelum terlambat.
Ayah ingin membantumu, tapi kamu hanya bisa keluar dengan kemauamu sendiri.
Kang Soo, bangunlah dan hadapi kenyataan,” kata Ayah kepada Kang Soo yang tetap
tidur.
“Itu satu- satunya hal yang bisa
Ayah lakukan untukmu. Ayah minta maaf. Kang Soo, ayah menyayangimu. Ayah menyayangimu.
Kang Soo, ayah menyayangimu. Ayah menyayangimu,” lanjut Ayah sambil menangis
dengan sangat sedih sekali.
Disaat itu raut wajah Kang Soo yang
tampak tersenyum berubah. Ia seperti bereaksi mendengarkan perkataan Ayah.
Didunia lain. Kang Soo merasakan
kesakitan yang sangat. Ia memegang kepalanya dan mengedipkan mata, berusaha
untuk menenangkan dirinya sendiri. Disana Kang Soo tampak sedang sendirian,
Ayah yang ditangkapnya tadi telah menghilang.
Ayah palsu Kang Soo datang mendekati
Kang Soo dan menanyakan apa ia baik-baik saja. Dan lalu Kang Soo pun mulai
mengingat, saat- saat ia bersama dengan Ayah nya dikehidupan nyata.
“Ayah. Menurut ayah, apakah aku
tampak bahagia?” tanya Kang Soo kepada ayah palsunya. Ia menunggu jawaban
darinya.
Kang Soo pergi ketoko tempat ia
bermain mengambil boneka didalam mesin. Tempat dimana ia pernah bermain, tapi
selalu gagal dan diejek oleh anak- anak kecil. Namun sekarang dia berhasil
mengambil banyak boneka.
Kang Soo terduduk dengan sedih. Ia
mengingat masa kecilnya. Saat Ayahnya mengajarkan ia cara menaiki sepeda
ditaman. Menemaninnya bermain bersama. Memberikannya bakpau hangat.
Kang Soo mulai menangis mengingat
itu. Lalu ia mengingat, walaupun Ayah memukulinya, tapi saat malam Ayah akan
masuk kedalam kamar dan menyelimutinya.
Kang Soo mengingat, perkataan dokter
mengenai kondisi Ayahnya. Dan Kang Soo pun makin sedih dan menangis.
Ditepi pantai. Kang Soo duduk sambil
melihat foto keluarga palsunya bersama dengan Seon Young. Dan ntah bagaimana,
tiba- tiba saja Seon Young telah duduk disebelahnya.
Dan disaat Kang Soo masih bingung,
kedua orang tuanya telah berada disampingnya juga.
Berempat mereka duduk disana, tapi
walaupun mereka tertawa kepadanya, Kang Soo sama sekali tidak bisa tertawa. Dan
hanya diam. Lalu dengan wajah tegas, Kang Soo tampak telah menentukan
pilihannya.
Kang Soo berdiri menjauhi mereka. Ia
berjalan menuju kearah pantai.
Di lab. Wanita itu mulai
kebingungan, saat melihat keadaan Kang Soo yang mulai kejang- kejang dan tidak
stabil. Ia menyuruh Juniornya untuk menambahkan dosis obatnya, tapi Junior nya
menjawab semua sudah terlambat.
Tidak terima dengan jawaban itu.
Wanita tersebut langsung bertindak dengan cepat, berusaha untuk menghentikan
itu terjadi. Ia menambahkan obat kedalam tabung, tapi keadaan Kang Soo tetap
sama saja.
Kedua orang Kang Soo dan juga Seon
Young bertanya kepada Kang Soo, disaat mereka melihat Kang Soo berjalan makin-
makin menjauh. Masuk kedalam air pantai yang semakin tinggi.
Mereka berteriak agar Kang Soo
berhenti, tapi Kang Soo tetap berjalan. Dan disaat ia sudah tiba ditempat yang
makin dalam. Ia berbalik dan tersenyum kepada keluarga palsunya.
“Jangan mempercayai apapun. Jika
keberuntungan tidak terduga menghampirimu sekaligus. Jangan mempercayai apapun
dan pikirkan lagi. Pejamkan matamu dan hitung sampai tiga. Kamu harus mencari
tahu yang sebenarnya terjadi. Sebelum semuanya terlambat. 1…2…3…” kata Kang Soo
kepada dirinya sendiri.
Kang Soo membuka matanya dan
bernafas dengan terengang- engah. Kang soo berdiri dan membuka alat
dikepalanya. Memeriksa bekas luka ditangannya yang ada disana. Melepaskan
gelang ditangannya.
Kang Soo mungkin sudah lama tidak
bergerak atau bagaimana. Jadi saat ia hendak turun dan tempat tidurnya, ia
terjatuh. Sebelah kakinya terasa kaku. Tapi walau begitu, Kang Soo berdiri dan
berjalan sambil menyeret sebelah kakinya.
Kang Soo melihat sebuah ruangan kaca
dan didalamnya terdapat banyak alat seperti monitor. Dan dengan agak kesusahan,
Kang Soo keluar dari kamarnya.
Diluar, ia melihat sebuah ruangan
lain seperti ruangannya. Dan didalam sana ada orang yang sedang tertidur dan
memakai alat yang sama sepertinya. Tapi tanpa memperdulikan itu, Kang Soo terus
berjalan.
Diruangan selanjutnya. Kang Soo
melihat Seon Young yang tertidur. Wajahnya tampak tersenyum bahagia. Disaat
itu, Kang Soo teringat bahwa begitu dimulai seseorang hanya bisa keluar dengan
kemauan sendiri, jika tidak maka aktivitas fisik mereka akan terhenti.
Jadi Kang Soo pun kembali berjalan.
Ia meninggalkan Seon Young dengan raut wajah yang tampak sedih.
Setibanya Kang Soo diujung, disebuah
pintu bertuliskan E X I T, sebelum Kang
Soo membukannya. Wanita lab itu memanggil Kang Soo dan
menanyakan kenapa Kang Soo mencoba untuk keluar.
“Sudah kubilang. Ayahku menyukai
jokbal,” kata Kang Soo dengan santai dan tersenyum. Lalu ia pun membuka pintu
keluar itu. Dan melangkah pergi dari sana.
Ditengah hujan yang deras, tanpa
memakai alas kaki. Kang Soo berjalan dengan kaki sebelah yang harus diseret-
seret. Ia pulang kembali kerumahnya. Sesampainya dirumah, Kang Soo membuka
pintu rumah dan masuk kedalam.
Disana ia melihat Ayah yang tampak
rapuh. Dia sedang duduk sambil melihat- lihat foto masa kecil Kang Soo
bersamanya dulu.
Saat akhirnya Ayah menyadari
kepulangannya. Maka Kang Soo pun langsung tersenyum kepada Ayah. Begitu juga
Ayah yang langsung balas tersenyum kepada Kang Soo.
Studio
Foto Woori. Disana
terpajang foto Kang Soo bersama dengan Ayahnya. Mereka tersenyum lebar dan
tampak sangat bahagia didalam foto tersebut.
.End.
Tags:
Exit
Mengharukan
ReplyDeleteKebahagiaan itu kita sendiri yang menciptakan, ya kan🤔🤔
ReplyDelete