Company name : Citizen Kane
Dicafe. Chat yang telah berdandan
dengan cantik menemui Krit. Ia mengatakan jika Krit mau mengetahui lokasi
Dilok, maka sebagai gantinya, ia mau agar Krit berivenstasi diperusahaannya.
“Aku pass. Karena aku punya sumber
lain yang lebih terpecaya. Jika kamu mau berbohong, maka lain kali buatlah
lebih meyakinkan,” jelas Krit, menolak, karena ia mengetahui kalau Chat sedang
berbohong.
Sadar dirinya ketahuan berbohong,
maka ketika Krit berdiri mau pergi dari sana. Chat segera ikut berdiri dan
meminta maaf, lalu meminta agar Krit mau bergabung. Tapi Krit tidak mau untuk bergabung
dengan perusahaan yang menipu orang ke kematian. Setelah itu Krit pergi
meninggalkan Chat.
Krit menemui Ping dan menanyakan
dimana keberadaan sumber mereka. Jadi Ping segera mengarahkan Krit untuk ikut
bersamanya. Dan didalam gudang, tampak Kasin yang sedang dipukuli dengan tangan
terikat menggantung.
Lalu ketika Krit melihat itu, ia
memberi kode agar Ping melepaskan talinya. Sehingga dengan lemas, Kasin
langsung terjatuh kelantai.
“Dimana dia?” tanya Krit, tegas.
“Aku tidak tau. Aku tidak tau apapun!
Bahkan jika kamu membunuhku, tidak ada yang bisa kuberitahu padamu!” aku Kasin.
Disaat Kasin masih tidak mau
memberitahunya, maka Krit pun mengancam untuk membunuhnya dan hal itu membuat
Kasin ketakutan. Kasin langsung berdiri dan mundur sedikit, membalas bahwa ia
belum mau mati. Dan sekali lagi, Krit menanyai dimana Dilok.
“Berapa banyak kamu akan
membayarku?!” tanya Kasin.
“Berapa banyak dia membayarmu?”
balas Krit.
“10 Juta. Berapa banyak kamu akan
membayarku jadinya?!”
“10 Baht. Apa satu peluru lebih
mahal dari pada 10 Baht Ping? Aku pikir itu lebih mahal,” jawab Krit, lalu
bertanya kepada Ping.
“Itu sedikit lebih mahal Boss,”
jawab Ping.
Mendengar itu, Kasin menjadi
ketakutan. Apalagi ketika Ping mengambil pistol dan mengarahkan itu kepadanya.
Sehingga Kasin pun segera berbicara bahwa ia benar-benar tidak tau, yang ia tau
hanyalah nomor account milik Dilok di Switzerland. Dan Kasin memohon agar
mereka tidak membunuhnya.
Sesudah itu, Krit memberikan kode
untuk Ping menurunkan pistolnya. “Itu awal yang bagus. Kumpulkan semua bukti
mengenai hubungan Dilok dengan Go Rich untukku. Jika tidak, kamu akan
menggantikan Dilok masuk kedalam penjara,” ancam Krit, memberitahu Kasin. Lalu
ia dan anak buahnya pergi dari sana.
Kasin yang ditinggal sendirian
disana, merasa bingung dengan maksud dari perkataan Krit mengenai penjara.
Sedangkan diluar, Krit mengatai Kasin bodoh.
Keesokan harinya. Ping menemui Krit
dan memberitahu kalau sepertinya Trai mengetahui dimana Dilok berada. Karena
ada transaksi yang terjadi menggunakan kartu kredit Dilok di Chiang Rai dan
sekarang Trai baru saja memesan tiket ke Chiang Rai tapi menggunakan nama orang
lain.
“Sekarang Go Rich dalam masalah. Dia
mungkin memanggil anaknya kesana untuk memberinya perintah,” kata Krit,
menyimpulkan.
Yada dengan tenang dan tampak
bahagia. Ia membaca buku- buku majalah sambil meminum teh dihalaman. Dan pada
saat itu, Khem datang untuk berbicara dengan Yada. Ia mengatakan bahwa Krit
berbohong, Krit tidak akan pernah melepaskan Ayah mereka.
Khem lalu membuka tasnya dan
memberikan sebuah tiket kepada Yada, yaitu tiket penerbangan ke Chiang Rai. Ia
membenarkan pertanyaan Yada bahwa Ayah
mereka berada disana dan jika memang Yada cukup berani, maka Yada harus kesana.
“Aku percaya Khun Krit. Aku percaya
Ayah bayiku,” kata Yada dengan tegas, menerima tiket tersebut.
Krit datang ke Chiang Rai dan disana
seorang anak buahnya telah menunggu, ia dengan yakin memberitahu Krit bahwa
Dilok benar ada disini dan Trai anaknya baru saja checked-in tadi dikamar nomor
7 dan dibelakang nya ada sebuah ruangan VIP.
Jadi bersama dengan Ping, Krit
segera pergi ke tempat lokasi dimana Dilok berada. Dan disana Krit mengingat
perkataan Yada kepadanya agar Krit melupakan balas dendamnya dan mulai hidup
bersama dengannya serta bayi mereka.
“Aku harus melakukan itu,” kata Krit
pada dirinya sendiri, bersikeras kalau tindakannya ini benar.
Setibanya Krit dan Ping disana. Trai
yang berada diluar, memperhatikan semua itu. Dan didalam ruangan, Krit merasa
heran ketika ia melihat bahwa suasananya terlalu sunyi, sehingga dia menjadi
agak waspada. Krit lalu mengeluarkan pistolnya dan menyuruh agar Ping menunggu
diluar saja.
Perlahan Krit masuk semakin kedalam
dan ketika ia melihat makanan diatas meja makan, ia pun menjadi yakin Dilok
berada disana. Lalu secara pelan- pelan,
Krit melangkah masuk kedalam kamar, tapi kosong.
Dengan kesal, Krit keluar dari kamar
untuk mencari Dilok. Krit kembali keruangan makan dan pada saat itu ia sadar
dengan makanan yang berada diatas meja. Makanan itu sama seperti yang ia
berikan kepada Yada, yaitu salad sayur.
Pas disaat itu, lampu ruang makan
menyala, sehingga Krit menjadi agak terkejut. Ia berbalik dan mengarahkan
pistolnya, lalu Yada keluar dari persembunyiannya. Dan hal itu makin membuat
Krit menjadi kaget sekali.
Dengan marah dan kecewa, Yada
mendekati Krit dan memegangin tangan Krit. Ia menyuruh agar Krit menembaknya
saja sekarang agar semuanya berakhir. Jadi Krit tidak perlu membunuh Ayahnya
dan Krit pun akan puas.
Tapi tentu saja, Krit mana tega
menembak Yada. Ia pun berusaha menghentikan Yada. Dan setelah ia berhasil
melepaskan tangannya dari Yada, ia menaruh pistolnya keatas meja dan mendekati
Yada.
Yada marah kepada Krit, karena Krit
telah berbohong. Dan yang paling parah, Yada menyesal karena telah membiarkan
Krit membodohi dirinya. Ia menolak untuk mempercayainya lagi.
Krit pun berusaha menjelaskan.
Dengan paksa ia memeluk Yada, tapi dengan kuat Yada menolak dan mendorongnya.
“Aku tidak akan membiarkan bayi ini
lahir dan memiliki Ayah seorang pembunuh seperti kamu!” kata Yada dengan tegas.
“Kamu tidak akan berani,” balas
Krit, tidak senang mendengar itu.
“Kamu mengenal ku terlalu sedikit!”
kata Yada dengan mata yang berkaca- kaca, karena sedih dan marah. Lalu ia pergi
meninggalkan Krit.
“Da! Da! Da!” panggil Krit, tapi
Yada tidak memperdulikannya.
Dengan cepat, Yada berjalan tanpa
memperdulikan Krit yang berteriak memanggilnya dan mengikutinya dari
belakang. Yada menemui Trai yang telah
menunggu diluar, tapi karena Trai harus mengambil mobil dulu, maka ia menyuruh
agar Yada menunggu nya dan menenangkan diri dulu. Dan Yada menurut.
Disaat Krit datang mendekat, Yada
segera berjalan untuk pergi lagi dan dengan cepat, Krit langsung menarik tangan
Yada. Tapi dengan marah, Yada melepaskan tangan Krit, menolak untuk disentuh,
lalu ia berlari cepat untuk pergi dari sana.
“Da. Da. Da! Da! Aku bilang berhenti
sekarang!” teriak Krit, karena Yada tetap berlari. Dan mendengar itu, Yada
berhenti, lalu dengan tegas ia berkata bahwa Krit tidak berhak untuk
memerintahnya.
Tepat pada saat itu sebuah mobil
(mungkin mobil golf ya…) dengan cepat melaju dijalan dan sayangnya, si pengemudi
tidak bisa menghentikan mobilnya. Dan Yada yang terkejut, menjadi terdiam tidak
bisa bergerak menjauh dari sana.
Lalu dengan cepat, Krit segera
berlari dan menarik Yada kesamping agar dia tidak tertabrak. Dan si pengemudi
yang telah berhasil menghentikan mobilnya, meminta maaf kepada mereka, tapi
mereka berdua mengabaikannya.
“Da. Apa yang kamu rencana kan
dengan melakukan ini?” tanya Krit.
“Aku…”
“Kamu ingin membunuh bayi kita
dengan cara in?!” tanya Krit, marah.
Yada yang awalnya syok, langsung
sadar saat Krit berkata seperti itu. Dengan marah ia melepaskan diri dari Krit
dan berdiri, lalu ia pun berkata bahwa ini adalah bayinya, jadi terserah dia.
“Itu bayi kta. Apa kamu dengar aku?
Itu bayi kita Da!” tegas Krit sambil memegangin lengan Yada dengan kuat.
Tepat disaat itu, Trai kembali. Ia
melepaskan pegangan Krit kepada Yada, lalu menanyakan apakah Yada baik- baik
saja. Tapi sebaliknya, tanpa bertanya, Krit langsung mengajak Yada untuk pergi
kerumah sakit. Dan Yada menolak.
“Jangan melakukan apapun yang akan
kamu sesali nanti, kamu mengerti?” peringat Krit dengan tegas.
“Jika itu bisa membuat kamu
menyesal. Aku akan melakukannya,” balas Yada, lalu ia berjalan pergi bersama
Trai, meninggalkan Krit.
Dirumah. Trai menghampiri Yada yang
tampak sedih. Dan lalu Yada pun langsung menanyakan keberadaan Ayah mereka.
Tapi Trai menjawab bahwa benar- benar tidak tau.
Yada mengajak Trai untuk agar mereka
segera menemukan Ayah mereka. Atau jika tidak, maka Krit akan membunuh Ayah
mereka.
Dan Khem yang mendengar itu pun
berkata bahwa Yada tidak perlu khawatir, karena Ayah mereka berada ditempat
yang aman. Lalu dengan agak tidak berperasaan, Khem menanyakan bagaimana cara
Yada akan menjelaskan tentang bayi itu kepada Ayah mereka.
“P’Khem! Ini bukan salah bayi ini,”
kata Trai, mengingatkan Khem.
“Tapi jika bayi ini lahir, apa bayi
ini akan bahagia? Dan yang lebih penting, jika P’Da tidak punya bayi, maka
Sharkrit pasti akan memutuskan ikatan dengan P’Da,” balas Khem.
“Mengapa kamu seperti ini? Ini
keponakan kita,” kata Trai, membela bayi Yada.
“Aku hanya memberikan pertimbagan
untuk P’Da. Kecuali kamu masih punya perasaan pada pembunuh itu. Jika kamu mau
memiliki bayi ini untuk melanjutkan hubungan, maka silahkan,” kata Khem kepada
Yada.
Yada memutuskan untuk
mempertimbangkan saran dari Khem dan ia meminta Khem untuk tidak perlu
khawatir, karena ia pasti tidak akan melakukan kesalahan yang sama lagi.
“Aku tau bagaimana bermain dengan
api,” kata Yada dengan tegas dan yakin.
Di Go Rich. Saat kantor masih sangat
sepi, Ping datang kesana untuk menemui Kasin. Semua itu karena Kasin tidak mau
orang- orang melihat kedatangan Ping. Disana Kasin menyerahkan semua bukti yang
bisa ia kumpulkan.
“Bilang pada Boss mu untuk tidak
mengganggu ku lagi,” kata Kasin.
“Jika kamu tidak berguna untuknya,
maka dia tidak akan mengganggumu,” balas Ping.
“Jangan menekanku. Orang yang gelap
mata (karena marah… mungkin) bisa melakukan apapun,” jelas Kasin, lalu pergi
meninggalkan Ping.
Krit mengingat dengan sedih mengenai
kejadian antara dirinya dengan Yada tadi, ketika Yada berkata bahwa asalkan dia
bisa membuat Krit menyesal, ia akan melakukannya.
Pada saat itu, Ping datang dan
melaporkan bukti yang ia dapat dari Kasin. Ia telah mengecek, dana pendaftaran,
account, dan bukti jelas transaksi yang masuk ke account Dilok.
“Bukti itu akan bisa mengikatnya.
Dan percayalah, setiap orang yang digunakannya, termasuk Kasin, akan menjadi
saksi untuk bersaksi melawannya. Sekarang kita hanya perlu menemukannya,” kata
Krit, memberikan perintah.
“Ya, Boss.”
Setelah Ping pergi dari ruangan.
Krit mendapatkan telpon dari Khem. Dan ia pun mengangkatnya, lalu menjawab
dengan agak tidak peduli ketika Khem menanyakan keberadaannya sekarang.
“Kamu tidak bisa bicara baik- baik
atau apa sih? Aku sudah cukup baik menelponmu untuk mengabarkan berita baru.
Takut kamu tidak akan bisa mengantar P’Da tepat waktu ke bandara,” jelas Khem.
“Kemana dia pergi?” tanya Krit.
“Tanyakan saja ketika kamu
melihatnya. P’Da akan meninggalkan rumah sekarang. Aku berharap kamu akan tiba
tepat waktu ya,” jawab Khem, lalu mematikan telpon.
Khem tersenyum senang, saat ia telah
mematikan telponnya. Sedangkan Krit yang mendengar itu, menjadi tampak
ketakutan, memikirkan hal buruk yang mungkin akan terjadi atau dilakukan oleh
Yada.