Sinopsis
Lakorn : You Are Me episode 11 – 1
Images by : Channel 3
sinopsis di tulis oleh : Chunov (nama
samaran) di blog k-adramanov.blogspot.com
Khun
Nat terus mendapat banyak pertanyaan. Dan pertanyaan-pertanyaan itu membuatnya
terpojok. Karena perasaan tertekan dan stress, Khun Nat berteriak menyuruh semuanya
untuk diam. Dia menegaskan kalau acara ini untuk para pelanggan, dan tidak ada
hubungannya dengan keluarga Sutharak. Tetapi, para reporter malah terus
mengerubunginya. Hal itu membuat Khun Nat jadi pingsan. Untungnya, Krit yang
berada di belakangnya, sigap menangkapnya. Da meminta Krit untuk membawa Khun
Nat ke ruang belakang.
Khun
Pawinee menyuruh para reporter untuk menanyainya saja.
Khun
Wiset memuji rencana Khun Pa yang sangat bagus.
Pa senang mendengarnya, ini seperti membunuh 3 burung dengan 1 batu. Siriya
akan di kenal sebagai perusak, image Thi sudah rusak, dan P’Nat akan di lihat
sebagai orang yang tidak beruntung yang bahkan tidak bisa mengurus diri
sendiri. Dan kali ini, para reporter dan pelanggan mungkin dapat melihat siapa
yang pantas menggantikan Khun Pawinee.
Krit
membawa Khun Nat ke ruang tunggu di belakang. Khun Nat sudah sadar, dan dia
marah-marah pada Krit. Dia tidak suka karena Krit memihak pada Siriya. Krit menjawab
dia tidak memihak siapapun, dia hanya memihak kepada yang benar. Tetapi, Khun
Nat tidak percaya, dan menyuruh Krit untuk tidak membantunya lagi lain kali.
--
Thi
membawa Siriya ke luar gedung. Dia marah dengan Siriya dan bertanya tujuannya
datang. Na menjawab kalau dia hanya ingin orang-orang tahu mengenai
keberadaannya. Thi tidak suka dengan cara Na memperkenalkan diri, menyebar
surat nikah mereka seperti itu di pesta.
“Aku
tidak tahu mengenai surat nikah itu,” beritahu Na.
“Pembohong!
Kalau bukan kau, siapa lagi? Hanya kau yang ingin merusak reputasi Sutharak.”
“Tapi,
aku tidak melakukannya! Jika aku melakukannya, aku akan mengaku. Aku tidak akan
menyembunyikannya! Satu lagi, mendaftarkan pernikahan denganmu, itu bukanlah
sesuatu yang harus ku banggakan dan ku sebarkan ke semua orang. Itu hanya
menghabiskan uangku.”
“Aku
juga akan memberitahumu. Bahwa mendaftarkan pernikahan denganmu adalah hal
paling memalukan di hidupku! Kau pernah bilang padaku, kan? Untuk tidak menilai
orang jika tidak tahu bagaimana orang itu sebenarnya. Hari ini… kau sudah
menunjukkan padaku, orang seperti apa kau. Kau berani bermain seperti ini
padaku, aku juga akan bermain membalasmu! Jangan salahkan aku jika aku tidak
memperingatimu.”
“Dapatkah
kau berpikir logis, Khun Thi? Kau tidak punya hak untuk menilai untuk apa yang
tidak ku lakukan. Satu lagi, bukan aku yang menyebarkan surat nikah itu. Dan juga
aku tidak dengan sengaja datang ke acara
ini kalau bukan karena salah satu dari keluargamu yang mengundangku!”
Thi
terdiam mendengarnya.
--
Khun
Pawinee marah dan bertanya siapa orang yang telah berani melanggar perintahnya
dengan membawa Siriya ke acara ini? Pa langsung membela diri kalau dia
melakukan ini agar Siriya merasa malu hingga akhirnya memutuskan pergi dari
rumah.
Khun
Pawinee menampar Pa dengan keras.
“Jadi,
kau juga yang menyebarkan surat nikah itu?” tanya Khun Pawinee marah.
“Benar!
Aku yang melakukannya. Aku tahu semua orang membencinya. Aku melakukannya untuk
semua orang.”
“Kau
melakukannya untuk dirimu sendiri. Jika kau
memikirkanku, Mae’Nat dan Thi, kau tidak akan pernah melakukan hal ini! Kau tahu,
berapa banyak perusahaan merugi hari ini dan kehilangan kredibilitasnya? Kau tahu
berapa banyak uang yang harus di gunakan untuk menutup mulut para reporter itu?
Dan kau tahu kalau Mae’Nat pingsan, dan hampir terinjak di tengah acara tadi. Dan
Thi di kritik karena punya istri yang sama dengan kakaknya. Dan kau
melakukannya semuanya? Kau hanya menghancurkan semuanya!”
Pa
menangis. Dia merasa ibunya tidak pernah menghargai dan memujinya. Bahkan Thi
yang adalah putra dari selingkuhan yang sangat Khun Pawinee benci, lebih
berharga daripada dia. Khun Pawinee membenarkan, itu karena Thi tidak pernah
membuat masalah seperti Pa.
“Semua
masalah hari ini, terjadi karena mu. Bagaimana kau akan bertanggung jawab? Huh?
Bagaimana? Beritahu aku!”
Pa
tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Khun Nat meminta Khun Pawinee untuk tenang,
dan lagipula Pa tidak akan bisa mengatasi masalah ini sendirian. Thi ikut
menenangkan. Khun Pawinee mengusir Pa dari hadapannya, dia tidak ingin melihat
wajah Pa.
Da
menanyakan bagaimana Khun Pawinee akan mengurus Siriya? Khun Nat merasa mengurus Siriya juga tidak
akan berguna, malah hanya akan menghabiskan waktu. Khun Pawinee setuju, ini
bukan saat nya untuk menyalahkan orang lain, mereka harus memikirkan cara untuk
mengembalikan citra dan juga menstabilkan perusahaan kembali.
--
Na
sudah pulang ke rumah. Dan Nuan melapor kalau dulu Da mengikuti Ya dan Khun
Pipop dan juga Da selalu maju dan melindungi Khun Nat. Jadi, dia merasa curiga.
Ditambah lagi, setelah kejadian hari ini, kenapa semua orang diam saja dan
tidak mencari Na?
Na
merasa tidak ada yang aneh dengan hari ini. Dia tidak melakukan sesuatu yang
salah. Dan satu lagi, dia tidak berinisiatif datang ke pesta, tapi Khun Pa yang
memberikan undangan padanya. Dan juga dia hanya ingin memprovokasi pelakunya.
“Ini
pasti Darika!” tuduh Nuan.
“Wanita
itu mempunyai sesuatu lebih dari yang kita duga. Kita harus selalu
mengawasinya. Tapi, aku rasa pelakunya pasti merasa sangat marah padaku hari
ini. Tapi, aku juga ingin tahu bagaimana dia akan merespon hal ini.”
Pintu
kamar Na di ketuk. Dan itu Da yang datang menemuinya. Da tampak marah. Na menyuruhnya
langsung bicara saja. Da menuduh Siriya yang datang ke pesta untuk mengumumkan
kalau dia adalah istri Thi, kan? Na dapat menduga kalau Da marah karena dia
mencuri tempatnya.
“Kau
ingin bermain denganku, kan?” tanya Da dengan nada ancaman dan menggenggam
lengan Na dengan kuat.
“Tenang.
Aku datang ke sini bukan untuk mencari pria. Tapi, aku datang untuk melindungi
hak KhaoSuay. Jika pria mu tertarik padaku, kenapa kau tidak menyelesaikannya
dengan pria mu saja? Kenapa datang padaku?”
“Kau
salah paham. P’Thi tidak tertarik padamu. Sebaliknya, dia membencimu. Aku percaya
pada P’Thi. Tapi, aku tidak percaya padamu. Ingat, jangan pernah mengganggu
pria ku! Atau… kau akan menyesalinya!” ancam Da dan beranjak keluar dari kamar
Na.
Na
tidak takut dengan ancaman Da.
Hingga
larut malam, Na masih belum tidur ataupun bertukar pakaian. Dia menunggu
kepulangan Thi. Dia merasa cemas, dan teringat perkataan Thi kalau menikah
dengannya adalah hal paling memalukan dalam hidupnya.
Karena
Thi tidak kunjung pulang juga, Na memasang papan di depan kamarnya, melarang
nya untuk masuk. Pas sekali, Thi lewat, dan mengabaikannya. Thi naik tangga
menuju kamarnya.
“Kau
masih berhutang permintaan maaf padaku!” ujar Na.
“Aku
tidak mempunyai hal yang harus aku minta maaf padamu.”
“Tapi bukan aku orang yang menyebarkan surat
nikah itu. Dan aku punya hak untuk datang ke acara itu. Karena Khun Pa
memberikan undangan itu sendiri padaku.”
“Jika
kau punya insting yang bagus, kau tidak akan datang,” ujar Thi dengan dingin
dan naik tangga. Na terluka mendengarnya.
--
Na
bermain dengan KhaoSuay di pinggir kolam renang. Da melihat mereka dari dalam
rumah.
“Kau
datang ke sini karena putramu. Jika putramu tidak ada, aku ingin tahu apa kau
akan tetap ada di sini!” sinis Da.
khaoSuay
melempar bola, dan Na gagal menangkapnya. Jadi, Na menyuruh KhaoSuay menunggu
di sini, sementara dia pergi menangkap bola tersebut. Saat Na pergi, seseorang
mengawasi KhaoSuay dari belakang.
Seseorang
dengan sarung tangan kulit hitam, mengambil Pin Pin (boneka penguin). Lert
membantu Siriya mengambil bola.
Pin
Pin di lempar ke dalam kolam. Melihat Pin Pin berada di dalam kolam renang,
KhaoSuay ingin mengambilnya. Dia berdiri di pinggir kolam renang, dan berusaha
meraih Pin Pin. Boneka sudah hampir tergapain.
Byur!!!
Terdengar
suara orang tercebur. Na panik, dan langsung menggerakan kursi roda dengan
cepat ke kolam. Khun Nat juga keluar mendengar suara tercebur dan teriakan
Siriya. Dia langsung melompat ke dalam kolam dan menyelamatkan KhaoSuay.
Semua
keluar dengan panik karena KhaoSuay tercebur. KhaoSuay menangis dan berlari ke
arah Siriya. Khun Nat terlihat sedih karena KhaoSuay pergi ke pelukan Siriya.
--
KhaoSuay
terkena flu karena tercebur ke kolam. Na merawatnya dan merasa khawatir karena
badan KhaoSuay demam. Dia meminta KhaoSuay meminum obat tetapi KhaoSuay tidak
mau. Na memaksa KhaoSuay untuk minum obat.
Thi
yang ada di sana, membujuk KhaoSuay dengan lembut untuk minum obat. Dia berkata
kalau KhaoSuay minum obat, KhaoSuay akan menjadi tampan, dan bisa bermain
dengan Lanlan. Mendengar hal itu, KhaoSuay jadi mau minum obat.
“Hey,
kau! Ibu seperti apa kau ini? Putramu sedang sakit dan kau masih memarahinya. P’Nat
yang bukan ibu kandungnya juga terkejut hingga menangis.”
“Tidak
menangis bukan berarti tidak merasakan apapun. Tapi, setiap orang punya cara
sendiri untuk mengekspresikannya. Aku tidak menggunakan air mataku untuk
mengekspresikan perasaanku,” tegas Na. “KhaoSuay, ibu sudah bilang kalau kau
tidak pandai berenang, kau harus hati-hati ketika berada di dekat kolam.”
“Sebelum
kau menyalahkan putramu, salahkan dirimu sendiri. Kau meninggalkan putramu di
kolam sendirian. Jika P’Nat tidak ada di sekitar sana, lalu apa yang akan kau
lakukan?”
“Aku
tahu aku salah. Jika sesuatu terjadi pada putraku, aku tidak akan memaafkan
diriku sendiri. Tapi, ini caraku mengajari putraku. khaoSuay, beritahu ibu
bagaimana kau bisa terjatuh ke kolam?”
“Itu
karena Pin Pin jatuh ke sana. Jadi aku ingin menolongnya. Seseorang melempar
Pin Pin ke kolam. Dia bermain dengan Pin Pin.”
Na
jelas kaget mendengarnya.
Support penulis hanya dengan membaca sinopsis ini (Khun
Mae Suam Roy) di :
k-adramanov.blogspot.com. Terimakasih. Happy Reading.
Tags:
Khun Mae Suam Roy
Smngt
ReplyDeleteLanjut lg.....smangat
ReplyDeletebest banget... terima kasih sinopsisnya kak... di lanjut ya kak ... semangattttttt
ReplyDelete