Sinopsis
Lakorn : You Are Me episode 17 – 1
Images by : Channel 3
sinopsis di tulis oleh : Chunov (nama
samaran) di blog k-adramanov.blogspot.com
Syuting
selesai dan semua bertepuk tangan dengan penampilan Suzy. Khun Nat bahkan
sampai memuji Suzy yang sangat hebat. Krit membenarkan. Selesai syuting, Peter
memberikan jaket untuk Suzy kenakan dan menuntunnya keluar dari ruangan. Da
memperhatikan dengan senyum misterius dan Khun Nat melihat senyum Da tersebut.
Suzy
segera masuk ke ruangan gantinya sementara Peter bicara dengan Thi. Thi ingin
bertemu dengan Suzy untuk mengucapkan terimakasih, tetapi Peter menyuruh Thi
untuk tidak sungkan. Suzy segera keluar ruangan dengan di temani Peter,
sementara bodyguard menghalangi Thi agar tidak mendekati Suzy.
Mereka
sudah hampir mencapai pintu keluar, ketika tiba-tiba muncul 2 orang pria yang
langsung menyerang Suzy. Suzy yang ada ilmu bela diri dengan gampang
menjatuhkan para pria itu dengan di bantu oleh Peter. Dan dari jauh, reporter
yang menghampiri Da sebelumnya, memotret aksi Suzy tersebut.
Dua
orang pria itu mencoba untuk membuka topeng Suzy. Dan berhasil, untungnya Na
langsung menunduk dan menarik resleting jaketnya hingga ke atas dan menutupi
separuh wajahnya. Peter panik dan berusaha menolong.
Semua
datang karena mendengar suara ribut-ribut. Da tampak antusias ingin melihat wajah
Suzy dan Khun Nat menyadari hal itu. Thi datang tidak lama kemudian, dan Da
dengan panik memberi kode kepada reporter itu untuk segera kabur. Suzy sendiri
dengan Peter langsung berlari masuk ke mobil mereka yang sudah tiba.
Khun
Nat menarik Da untuk bicara. Sementara Thi, dia melihat topeng Suzy yang
terlepas tadi.
Khun
Nat langsung menuduh Da sebagai dalang atas kejadian tadi. Da awalnya
berpura-pura bodoh, tetapi akhirnya dia mengaku kalau benar dia yang
melakukannya. Tetapi, dia melakukannya juga demi perusahaan agar lebih
terkenal. Khun Nat sangat kesal, dia meneloyor kepala Da dengan kesal dan
memarahi Da karena selalu membuat masalah untuknya setiap hari.
Da
masih merasa kalau dia tidak salah. Khun Nat memperingati Da kalau Thi sampai
tahu, dia pasti akan memecat Da. Da tidak merasa takut, karena dia yakin Thi
tidak akan memecatnya hanya karena masalah itu.
“Ketika
kau membuat masalah dengan simpanan kakaknya saja, dia sudah menurunkan
jabatanmu. Apa kau tidak ingat? Khun Thi sangat serius dengan pekerjaan ini.
Jadi, kau pikirkan saja jika Khun Thi tahu kalau ini perbuatanmu, dia pasti
akan sangat marah. Dan aku tidak akan menolongmu.”
Da
jadi takut mendengarnya. Tetapi, Khun Nat sudah pergi dan tidak mau bicara
dengannya lagi.
--
Reporter
itu menjauh dan melihat hasil foto yang di ambilnya. Krit menemukannya dan
menahan reporter itu untuk kabur.
Da
dan Khun Nat kembali ke lokasi syuting. Di sana sudah banyak yang berkumpul dan
mereka juga sudah menangkap 2 orang pria tadi. Hia dengan marah bertanya siapa
mereka? Tetapi, 2 pria itu tetap bungkam. Setelah di omeli, mereka baru bilang
kalau mereka hanya orang sewaan yang di perintah untuk melepas topeng dari
wanita tadi. Dan mereka juga tidak tahu siapa yang memerintah karena semuanya
dilakukan via phone.
Krit
datang dan menyeret si reporter. Wajah Da langsung tegang. Thi melihat kalau
reporter itu menggunakan tanda nama kru, jadi dia menduga kalau reporter adalah
anggota kru Hia. Hia membenarkan kalau tanda nama itu milik mereka, tetapi
reporter itu bukan anggota mereka.
Krit
memberitahu kalau wanita itu adalah reporter dan dia yang menyewa kedua pria
tersebut. Dia ingin mengambil foto Suzy untuk majalahnya. Dan Thi bertanya
siapa yang memberikan kartu nama itu padanya? Da makin takut.
Thi
mendesak reporter itu. Dan reporter itu menatap Da. Da langsung melotot
padanya. Pada akhirnya, reporter itu bohong kalau dia mencuri kartu nama itu
dari salah seorang saff. Da langsung akting dengan memarahi si reporter. Dan si reporter langsung memohon maaf.
“P’Thi.
Aku rasa tidak perlu membesarkan masalah ini,” saran Da. Yang tentu saja, agar
tidak ketahuan kalau dia terlibat.
“Tapi
hal ini melanggar hukum,” ujar Krit.
“Tapi
kalau berita ini sampai tersebar, tidak akan bagus untuk perusahaan.”
Krit
masih tidak setuju. Tetapi, Thi menengahi. Dia akan membiarkan Suzy yang
memutuskan, apa ingin menuntut wanita itu atau tidak. Da jadi makin cemas,
apalagi saat dia menatap Khun Nat, Khun Nat memalingkan wajahnya.
--
Na
memutuskan untuk tidak menuntut reporter tersebut. Peter dan Nuan jelas kaget
dengan keputusan Na tersebut. Krit juga tidak setuju dengan keputusan Na dan
menyuruhnya untuk menuntut saja. Na menjawab bijak kalau reporter itu hanya
melakukan pekerjaannya, walaupun dengan cara yang salah. Dan dia tidak ingin
merusak masa depan orang lain. Ya setuju dengan keputusan Na.
“Sekarang
ini, masyarakat sangat sulit memaafkan hingga terjadi kekacauan dimana-mana.
Jika reporter itu sudah menyadari kesalahannya dan menyesal, bukankah kita
harus memaafkannya?”
Nuan
dan Peter jadi merasa tidak enak karena semua orang sangat baik, sehingga
mereka terkesan sebagai orang jahatnya. Semua jelas tertawa mendengar ucapan
Nuan tersebut.
--
Thi pulang telat. Dan Na ternyata belum tidur
dan menunggunya. Dia bertanya mengenai syuting hari ini, dan Thi dengan
semangat bercerita betapa hebatnya Suzy. Dia bahkan sangat berterimakasih
karena ide dari Siriya, mereka bisa bekerja sama dengan Suzy. Thi kemudian
menanyakan keadaan Siriya, dan Na berkata dia sudah lebih baik.
“Aku
punya hadiah untukmu. Kau pasti suka,” ujar Thi dan memberikan topeng Suzy yang
di temukannya tadi. “Topeng dari Suzy Roth. Dia menjatuhkannya tadi, jadi ku
ambil.”
Na
jelas kaget melihat topeng tersebut, apalagi Thi menempelkan topeng itu ke
wajahnya dan berkomentar kalau Siriya terlihat seperti Suzy Roth. Na jadi
tegang.
“Hey,
walaupun kalian terlihat mirip, jangan terlalu senang. Kau hanya seperti copy
an dari barang kelas A. Suzy Roth jauh lebih cantik daripada mu,” ujar Thi.
“Bagaimana
kau tahu kalau dia cantik? Dia memakai topeng untuk menyembunyikan wajahnya.
Dan tidak ada yang bisa kau lihat, kan?”
“Aww. Khun, orang seperti ku ini, jika melihat
wanita, cuma perlu lihat ke matanya saja untuk tahu apa dia cantik atau tidak.”
Dan
Na tersipu malu mendengarnya. Thi malah heran melihat Siriya yang tersenyum
padahal dia bukan memujinya. Na langsung beralasan kalau dia bukan tersenyum,
tapi lagi olahraga mulut. Thi jadi khawatir kalau Siriya masih sakit. Na
langsung menyuruh Thi untuk pergi mandi saja.
--
Wiset
bertingkah mencurigakan, dia menelpon seseorang diam-diam dan membuat janji
ketemu nanti malam. Untunglah, Wat tanpa sengaja mendengarnya.
Wat
segera melapor pada Na mengenai Wiset yang menelpon dan mengorder sparepart. Na
merasa tidak ada yang aneh dengan hal itu karena Khun Wiset kan di bagian
pembelian. Wat membenarkan, tapi yang Khun Wiset pesan itu sparepart yang
sebelumnya sudah mereka order dan sudah di antar kemarin. Dan tidak ada rencana
untuk memesan spareparts baru lagi. Dia kan kerja di bagian mekanik, jadi dia
yang paling tahu apa yang harus di order, dan dia lah yang biasanya melaporkan
apa yang harus di order ke bagian pembelian.
“Dan
yang lebih aneh, untuk apa bertemu jam 1-2 subuh? Dan kenapa harus bicara
sembunyi-sembunyi di garasi mobil? Jika ini adalah lakorn, maka hal ini akan di
sebut ‘mencurigakan’!”
Krit
jadi curiga juga, sepertinya ada sesuatu yang di sembunyikan oleh Khun Wiset.
--
Thi
mengunjungi Chanat. Dan Chanat memberitahu kalau di hari kecelakaan Khun Pipop,
Siriya dan Thi serta di hari si supir truk bunuh diri, ada nomor aneh yang
menelpon ke nomor supir truk itu. Mereka mencoba menghubungi nomor itu kembali,
tetapi pelaku mematikan ponselnya sejak hari itu. Jadi sekarang, mereka
menghubungi provider nomor tersebut untuk mendapat informasi mengenai si
pemilik nomor, dan mungkin sebentar lagi bisa di ketahu.
“Dan
ada satu lagi. Ini sangat penting dan kau harus tahu,” ujar Chanat.
--
Praw
sedang bergosip dengan teman-temannya sambil memegang secangkir kopi. Dia asyik
bercerita hingga tidak menyadari kalau Khun Nat ada di belakangnya. Dan dengan
ceroboh, Praw berbalik dan tanpa sengaja menumpahkan kopi di tangannya ke baju
putih yang sedang Khun Nat kenakan. Praw sangat takut dan meminta maaf.
“Emang
kalau minta maaf ada gunanya? Gimana kau akan tanggung jawab? Kau tahu betapa
mahalnya baju ini, hah?!”
Dan
Krit datang, dia mengomentari Khun Nat yang selalu marah dan mengungkit harga
barang-barangnya, yang tentu orang tidak tahu. Khun Nat sedikit malu, dia
meminta Krit untuk tidak ikut campur. Ini adalah urusannya dengan Praw.
“Karena
aku adalah pengacara dari ST, maka biar aku selesaikan masalah ini,” ujar Krit.
Dan Khun Nat tampak terkejut. “Cara terbaik adalah Khun Nat melepas baju itu
dan mencucinya,” ujar Krit.
Krit
mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan alamat laundry di sekitar kantor.
Melihat ponsel Krit yang menggunakan case pemberiannya, membuat Khun Nat sangat
senang dan melupakan rasa marahnya. Dia bahkan tidak mempermasalahkan hal ini
lagi, dan menyuruh Praw untuk berhati-hati lain kali. Praw sampai kaget tapi
senang juga.
Khun
Nat menyuruh Krit untuk tidak ikut campur masalahnya lain kali. Krit
berkomentar kalau dia tahu Khun Nat hanya menakuti tetapi tidak akan
memperpanjang masalah. Khun Nat terkejut dan menyuruh Krit untuk tidak sok tahu
mengenai dirinya, dia tidak menyukai hal itu.
“Kau
tidak menyukainya… karena aku benar, kan?”
“Jujur
saja, kau tidak takut padaku? Atau kau merasa Siriya akan melindungimu, makanya
kau tidak takut.”
“Tidak.
Aku tidak takut karena aku melihat kalau kau sebenarnya bukan orang yang
kejam.”
Khun
Nat merasa terharu mendengarnya. Tetapi, dia berusaha menyembunyikannya dengan
menyuruh Krit menjaga jarak darinya, layaknya bos dan karyawan. Krit mengerti.
--
Khun
Nat masuk ke dalam ruangannya dengan hati berbunga. Dia merasa senang karena
Krit tidak takut padanya dan bahkan seolah bisa mengenal dirinya.
--
Krit
bersama Nuan dan Na mengadakan rapat. Krit mengemukakan pendapatnya setelah
bekerja bersama dengan Khun Nat, dia merasa kalau Khun Nat sebenarnya hanyalah
wanita lemah.
“Tetapi
kelemahannya dapat menjai kekuatannya untuk mengubahnya menjadi seorang pembunuh,”
pendapat Nuan.
“Itu
benar juga. Aku akan terus mengawasinya. Dan sekarang ini, dia sudah berhenti
curiga kalau aku menyelidikinya. Harusnya sekarang lebih mudah bagiku untuk
mendekatinya. Dan mengenai Khun Wiset dan spare part mobil itu, apa yang akan
kau lakukan Na?”
“Aku
ingin tahu apa yang sebenarnya Khun Wiset lakukan di belakang kita. Dan apa itu
ada hubungannya dengan penggelapan dana perusahaan atau tidak. Malam ini, aku
akan memeriksanya dengan mata kepalaku sendiri.”
--
Dan
untuk melakukan rencananya itu, Na berpura-pura terkena flu dan demam. Nuan
juga ikut berakting dan menyuruh Thi untuk menjauh dari Na agar tidak tertular.
Thi tidak percaya kalau Na sakit, karena sebelumnya sudah tampak sehat, dia
menduga kalau Na tidak mau pergi kerja makanya pura-pura sakit. Na langsung
menyuruh Thi untuk melihat tissue-nya yang penuh ingus, kalau tidak percaya.
Dan tentu saja, Thi tidak mau. Dia akhirnya memilih untuk percaya saja kalau Na
sakit.
Support penulis hanya dengan membaca sinopsis ini (Khun
Mae Suam Roy) di :
k-adramanov.blogspot.com. Terimakasih. Happy Reading.
Tags:
Khun Mae Suam Roy