Sinopsis
Lakorn : You Are Me episode 17 – 2
Images by : Channel 3
sinopsis di tulis oleh : Chunov (nama
samaran) di blog k-adramanov.blogspot.com
Na
dengan pakaian hitam-hitam sudah keluar dari rumah keluarga Sutharak dan mengikuti
Khun Wiset yang pergi ke sebuah tempat yang terdapat banyak container. Disana Khun
Wiset memeriksa barang di sebuah kotak, dan memberikan banyaran. Khun Wiset
bahkan masuk ke sebuah kontainer untuk memeriksa barang-barang di dalamnya. Dan
di depan container seorang pria berjaga.
Yang
tidak di sangka, Thi ternyata juga ada di sana dan mengintip transaksi itu. kebetulan
sekali, dia dan Na mengintip di tempat yang sama, bedanya, Na manjat ke atas
container yang tertutup kain hitam untuk ngintip, sementara Thi berada di bawah
container yang tertutup itu.
Flashback
Chanat memberikan foto seorang
pria, Khun Chukiat. Khun Chukiat adalah pebisnis black market (menjual barang
ilegal) dan telah menjadi DPO polisi. Dan
dari hasil penyelidikan, mereka mendapatkan sebuah foto dimana Khun Wiset
bertemu diam-diam dengan Khun Chukiat. Dan sepertinya pertemuan itu memiliki
maksud buruk.
Setelah itu, Thi mulai
memperhatikan Khun Wiset. Dia mendengan Khun Wiset yang menyuruh Pa untuk
pulang duluan ke rumah karena dia masih ada urusan hingga tengah malam. Ada hal
yang harus di kerjakannya.
Dan saat Siriya menyuruhnya untuk
tidak sekamar karena sedang terserang flu, Thi sebenarnya merasa senang. Karena
itu artinya, dia bisa keluar diam-diam dari rumah tanpa ada yang menyadari.
End
Khun
Wiset sudah keluar dari container sambil berteleponan dengan Khun Chukiat. Dia berterimakasih
pada Khun Chukiat karena sudah membantunya mendapatkan sparepart mobil import
dengan harga yang jauh lebih murah dari harga pasar (berarti itu barang ilegal,
nggak ada kena bea cukai dan bisa di tuntut hukum). Thi diam-diam merekam hal
itu.
Na
melihatnya, dan merasa khawatir. Dia melihat kalau ada seorang pria yang
bertugas di sana yang menyadari kehadiran Thi, jadi Na menarik Thi ke tempat
gelap dan menolongnya kabur dari sana.
Sayangnya,
Khun Wiset dan anak buahnya sudah tahu dan mulai berlari mengejar mereka. Thi dan
Na berpisah arah, mereka bersembunyi di sela-sela container yang sempit dan
gelap. Untungnya mereka berhasil kabur dari sana dengan memanjat pagar belakang.
Thi
masih heran dengan orang berpakaian hitam yang menolongnya. Siapa dia?
Anak
buah Khun Wiset kembali ke tempat setelah gagal menangkap Thi dan Na. Mereka
khawatir jika yang mengintip transaksi mereka tadi adalah polisi. Ada dua
orang, satu adalah wanita yang mengenakan penutup wajah, sementara yang lainnya
lagi adalah pria, tetapi mereka tidak melihat wajahnya dengan jelas. Khun Wiset
jadi cemas, dia menyuruh anak buahnya itu untuk segera membersihkan tempat ini,
dan hilangkan semua barang bukti yang bisa mengarah padanya.
--
Na
sudah kembali ke rumah dan memberitahu Nuan kalau Thi juga ada di tempat tadi. Nuan
jelas kaget dan membuat kesimpulan, jika Thi mengikuti Khun Wiset, itu artinya Thi
bukanlah pelaku. Na masih belum bisa menyimpulkan, mungkin Thi hanya tidak
berhubungan dengan bisnis ilegal yang Khun Wiset lakukan, tetapi dia masih bisa
menjadi orang yang melukai Ya dan membunuh Khun Pipop.
Nuan
jadi bingung. Tetapi dia lebih khawatir jika Thi mengenali Na, karena walaupun
Na menggunakan pakaian hitam dan penutup wajah, tetapi jika sudah sering
bertemu biasanya orang bisa mengenali. Na merasa itu tidak mungkin Thi bisa
mengenalinya karena tadi itu sangat gelap. Dan satu lagi, Thi sudah menganggapnya
sebagai orang lumpuh, jadi walaupun dia mengenalinya, dia pasti akan mengenalinya
sebagai orang lain.
Thi
telah pulang juga. Dia masih penasaran dengan orang yang menolongnya tadi? Siapa?
Apa polisi?
Thi
akhirnya memilih untuk menelpon Chanat. Dia melapor kalau dia mendapatkan petunjuk
kalau hubungan Khun Wiset dengan Khun Chukiat adalah untuk mengimpor spare part
mobil dan menghindari pajak. Dia akan menceritakan lebih lengkap besok, saat
dia ke kantor polisi. Dia akan bekerja sama penuh dengan polisi, dan tidak akan
membiarkan orang yang melakukan penggelapan dana seperti ini bebas.
--
Esok
hari,
Krit
datang ke rumah keluarga Sutharak dan menemui Na. Na memberitahunya kalau Khun
Wiset melakukan import spareparts secara ilegal untuk menghindari pajak. Krit merasa
kalau sepertinya Khun Wiset punya seseorang yang bisa menghubungkannya dengan black market itu. Na membenarkan, dia
mendengar Khun Wiset menelpon seseorang bernama Khun Chukiat dan
berterimakasih.
“Baiklah.
Kita harus mulai menyelidiki hal ini. Dan satu lagi, melakukan bisnis seperti
ini, membutuhkan investasi besar. Dan ada kemungkinan inilah uang yang di gelapkan
dari perusahaan,” simpul Krit.
“Atau
orang yang menggelapkan dana perusahaan yang di sebut Khun Pipop adalah Khun Wiset!”
pendapat Nuan.
“Jika
memang ya, maka ada kemungkinan kalau Khun Paradee ada hubungannya juga,” pendapat
Nuan.
--
Pa
membantu Khun Wiset bersiap ke kantor. Dia memuji Khun Wiset yang pasti bekerja
keras sehingga pulang larut malam, di saat dia sudah tertidur. Khun Wiset
membenarkan dengan mulut manisnya dan berkata kalau dia rela melakukannya demi Khun
Pa dan Namneung. Khun Pa sangat senang mendengarnya.
“Kau
tahu kan, betapa besar cintaku untuk mu dan putri kita. Untukmu dan putri kita,
aku bisa memberikan segala yang ku punya. Walaupun aku harus menukarnya dengan segalanya,”
ujar Khun Pa sambil memeluk Wiset.
“Aku
tahu, karena itulah aku mencintaimu,” balas Wiset dan mencium pipi Pa.
Pa
sangat senang dan berjanji tidak akan membiarkan seorang pun mencuri apa yang
menjadi milik mereka. Lagipula Khun Pipop sudah meninggal dan tidak bisa
mengganggu mereka mereka. Dan posisi Presiden ST Super Car akan menjadi
miliknya, bukan milik yang lain.
--
Thi
melaporkan mengenai Khun Wiset kepada Khun Nat.
“Apa
Khun Pa juga terlibat?” tanya Khun Nat dengan ekspresi terkejut.
“Itu…
aku juga tidak yakin. Karena itulah kau tidak ingin menuduh orang lain. Kita harus
menunggu hasil invesitgasi terlebih dahulu. Tapi sekarang, aku hanya ingin Khun
Nat saja yang tahu mengenai hal ini.”
“Bagus.
Kita tidak bisa membiarkan ibu (khun Pawinee) tahu mengenai hal ini dulu sampai
kita yakin apakah Khun Pa terlibat atau tidak.”
“Ketika
aku sudah mendapat bukti kuat, aku akan mengusirnya keluar, dan membawanya ke
penjara dengan tanganku sendiri!” tekad Thi.
--
Pa
mengumpulkan semuanya untuk rapat. Dia memberitahu kalau ada sebuah brand yang
ingin Siriya menjadi presenter untuk mempromosikan diving untuk disabel. Dan
mereka juga ingin Thi yang adalah suami Siriya ikut menjadi presenter.
“Aku
tidak setuju. Semua orang juga tahu kalau Siriya adalah simpanan dari Khun
Pipop. Dan sekarang image perusahaan kita baru membaik, aku tidak ingin menjadi
rusak lagi.”
“Aku
setuju, Nong Da. Aku rasa tidak seharusnya kita menyetujui pekerjaan ini. Jika P’Nat
ingin berbuat darma, maka jadi sponsor saja atau menyumbang ke kotak amal atau
hal sejenisnya.”
“Aku
rasa, masalah ini, biarkan Khun Thi yang memutuskan,” ujar Khun Nat.
Dan
Thi setuju saja, dia tidak ada masalah. Tetapi, sebaiknya, tanya pendapat Siriya
saja. Dan Na memilih untuk menyetujui pekerjaan ini, karena pekerjaan ini ada
di bawah pengawasan Khun Pa, dan dia ingin tahu seperti apa pekerjaan Khun Pa.
(Hal ini karena Na ingin menyelidiki Khun Pa lebih dekat).
Khun
Pa malah marah, mengira kalau Siriya hendak mempermainkannya. Na menjawab
tidak, sebaliknya dia merasa kalau dengan melakukan ini, dapat membuat image ST
Super Car semakin baik karena membantu orang disabel sepertinya. Dan Khun Nat
setuju dengan pendapat Siriya.
Khun
Pa benar-benar kesal. Awalnya, dia memberitahu tawaran pekeraan itu karena
mengira kalau Siriya dan Thi akan menolak, dia tidak menyangka mereka malah mau
menerima. Dan itu berarti dia harus bekerja dengan Thi dan Siriya.
--
Selesai
rapat, Da langsung masuk ke ruangan Khun Nat. Dia marah-marah karena Khun Nat
tadi tidak membelanya tetapi malah setuju dengan pendapat Siriya.
“Kau
cemas dengan image Thi, atau kau khawatir dengan hubungan Khun Thi dan Siriya? Aku
menyetujui pekerjaan ini karena aku memperhatikan image dari ST Super Car. Dan jika
kau masih bersikap tidak rasional seperti ini, aku akan memberitahu Khun Thi
kalau kau lah yang bekerjasama dengan reporter waktu itu. Kau bisa keluar
sekarang, aku mau lanjut kerja.”
“Okay,
aku akan keluar. Tapi, aku mau beritahu satu hal, jika kau tidak menolongku terkait
P’Thi. Aku tidak akan menolongmu lagi. Karena jika tidak ada aku, kau akan
sendirian. Seluruh pegawai di sini, semuanya membencimu!”
“Sepertinya
kau sudah salah Da. Selama ini, siapa yang menolong siapa. Jika kau tidak memilikiku
yang melindungimu dan membersihkan semua pekerjaan mu yang berantakan dan
buruk, kau tidak akan bisa berdiri di sini sekarang. Dan kau harus tahu ini
juga, aku memperkerjakanmu di sini bukan karena kau berguna bagiku, tapi karena
darah di darahmu, sama dengan darahku. Dan jika kau masih terus membuat
masalah, jangan bertingkah seperti adikku, aku akan melakukannya sesuai hal yang
benar.”
“P’Nat,
jika kau ingin seperti ini, silahkan. Jika kau benar-benar melakukan hal
seperti ini padaku, maka mulai dari sekarang, aku tidak akan memihakmu. Dan tidak
akan menolongmu. Juga tidak akan menghormatimu sebagai kakakku lagi. Dan jangan
menyesalinya nanti,” tegas Da dan keluar dari ruangan Khun Nat.
Khun
Nat merasa terluka dengan Da yang berani mengancamnya seperti itu.
--
Thi
juga ternyata heran karena Siriya mau meneriwa tawaran pekerjaan itu. Karena
itu, dia menyuruh Siriya yang kalau menerima kerjaan itu hanya karena ingin
mengerjai Khun Pa, maka sebaiknya di urungkan. Karena tidak seharusnya Siriya
menggunakan pekerjaan amal seperti ini untuk hal buruk.
“Kau
benar-benar mengira kau menerima pekerjaan ini untuk bersenang-senang?” tanya
Na balik. “Lihat aku! Kau lihat kalau aku duduk di kursi roda. Aku salah satu
dari mereka. Dan jika aku punya kesempatan untuk memberikan semangat atau
menjadi perwakilan untuk memberitahu mereka agar tidak menyerah, hidup kita
tidak akan berakhir hanya karena kita duduk di kursi roda. Kau kira aku tidak
akan mengambil kesempatan ini?”
Thi
terdiam, tidak mampu menjawab. Akhirnya, dia meminta maaf karena telah salah
paham.
--
Pa
membawa Khun Joe yang adalah direktur dari perusahaan amal itu dan memperkenalkanya
pada Thi dan Siriya. Dan Khun Joe adalah Hia (hahahaha).
“Lho…,”
kaget Hia melihat Na yang duduk di kursi roda dan salah satu anggota Sutharak (Hia
belum pernah lihat Na di atas kursi roda. Dia tanya Na sedang cuti dan syuting
terakhir juga Na pakai topeng dengan alasan tidak ingin di kenali. Jadi, dia
tidak tahu sama sekali kalau Na ada hubungannya dengan Keluarga Sutharak).
“Kalian
saling mengenal?” tanya Thi dan Pa bersamaan.
“Kami
tidak kenal. Dan tidak pernah bertemu sebelumnya,” jawab Na cepat. “Sepertinya
Anda salah mengenali orang lain.”
Hia
terdiam sesaat. Dan seperti mengerti, “Oh ya! Ahh… pasti kacamata ku blur. Oh!Oh!Oh!
aku tadi salah mengira muka Nong ini yang milik seperti mantan isriku! Maaf. Aku
salah paham.”
Dan
Na meminta izin untuk ke kamar mandi dulu. Hia juga ikut minta izin karena
takutnya syuting bisa lama.
Di
luar, Na mengomel kenapa harus Hia lagi?! apa di Thailand tidak ada Direktur
lain lagi?!
Hia
balas bertanya, kalau gitu ngapain Na di sini? Dia kira Na sudah balik ke Amerika
lagi. Dan kenapa, Na pakai kursi roda? Apa Na terlalu malas bergerak?
“Oyy!
Hia! Bukan begitu! Aku tidak malas. Aku disabel.”
“Disabel?
Hah?! Kau tidak bisa jalan?” panik Hia.
“Hia!
Aku hanya bilang gitu dan kau sudah percaya.”
“Gila!
Kau menakutiku. Aku kira aku sudah kehilangan seorang stunt handal dan keren
sepertimu. Jujur padaku, ngapain kau berpura-pura jadi orang disabel di sini? Bukannya
kau bilang sibuk?”
“Inilah
alasanku sibuk. Aku sedang dalam misi penting. Dan ini juga terkait masalah
hidup dan mati juga. Hia, tidak ada satupun yang tahu identitas asliku di sini,
jadi kau harus bersikap tidak mengenaliku sama sekali. Kau harus memanggilku Khun
Siriya! kau mengerti, Hia?!
Support penulis hanya dengan membaca sinopsis ini (Khun
Mae Suam Roy) di :
k-adramanov.blogspot.com. Terimakasih. Happy Reading.
Tags:
Khun Mae Suam Roy
Smngt
ReplyDeleteKok ngak klanjutannya sich mba...lanjut dong
ReplyDelete