Network : GMM One
Kompetinsi
selanjutnya, yaitu Kompetensi matematika. Didalam kelas, guru menyebut Punn
sebagai siswa berbakat dari SMA Ritdha Wittayakom yang harus diwaspadai. Dan
mendengar itu, Punn hanya diam saja dengan raut suram diwajanya.
Punn
mengingat kejadian saat dikantin. Punn menjelaskan kepada Claire bahwa dia
tidak bisa berhenti dan harus menyelesaikan semuanya. Lalu dengan sikap
perhatian, Claire membalas bahwa mungkin saja semuanya bisa semakin parah.
“Aku
sudah bilang akan berkompetisi. Aku tidak mau mengecewakan mereka,” jelas Punn.
“Jawab
aku, Punn. Apa yang sebenarnya yang ingin kamu buktikan?” tanya Claire, sama
seperti apa yang ditanyakan oleh Guru Pom.
“Aku
hanya melakukan yang harus ku lakukan,” jawab Punn.
Saat
Korn memotretnya. Punn pun tersadar dari lamunan nya.
Diruang
rapat. Guru Pom memperlihatkan data yang dikumpulkannya dan menjelaskan kepada
Direktur. Semua potensi Punn dalam belajar berasal dari imitasi. Dan setiap imitasi
tersebut, menciptakan kepribadian baru pada diri Punn.
“Sudah
ada hasil tes psikologinya. Gejala Punn sesuai dengan kriteria gangguan
kepribadian ganda,” jelas Guru Pom.
“Ayahnya
sudah tahu?”
“Belum.
Punn bilang padaku, dia stress. Aku mencemaskannya. Jadi aku memintanya
menggambar untuk melihat masalahnya. Punn mengumpulkan lukisan sebanyak lima
kali, tanpa ingat dia sudah pernah mengumpulkannya. Kurasa tiap gambar mewakili
tiap kepribadiannya,” jelas Guru Pom.
Dan
dengan serius, Direktur melihat semua gambar pohon yang di gambar oleh Punn.
Didalam
kelas. Punn mulai tampak kelelahan. Saat diberikan pertanyaan, dia berpikir
sangat lama. Tidak seperti biasanya. Pertanyaan nya adalah mereka harus
menggunakan angka- angka dalam persamaan kalian yang diberikan untuk mencapai
hasil 570.
“Kepribadian
Punn yang paling menonjol adalah kepemimpinannya. Sebagai pemimpin, dia teguh,
mengejar kesempurnaan, dan siap menanggung beban harapan tinggi. Ini
kepribadian yang dia tunjukkan pada orang lain,” lanjut Guru Pom menjelaskan.
Didalam
kelas. Punn mengangkat tangannya. Punn menjawab dengan sangat baik, rumus dan
angka yang disebutkannya mendekati angka 570 yaitu 569. Namun karena belum pas
mendekati, maka guru mempersilahkan murid yang lain untuk menjawab bila ada
jawaban yang pas nilai hasil akhirnya dengan 570.
Lalu
disaat hampir saja Punn memenangkan kompetesi tersebut, Wave yang berada disana
menjawab dan dia berhasil mendapatkan hasil 570 menggunakan angka dan rumus
yang diberikan. Dan guru pun memujinya. Sementara Punn sendiri, dia tampak
tidak senang.
“Kamu
hebat. Kenapa tidak ikut berkompetisi?” tanya Guru pada Wave.
“Punn
mungkin lebih pintar dariku,” sindir Wave.
“Kepribadian
lain terwujud jauh di dalam perasaan nya. Yang pertama, paranoia. Tingkat
kecemasannya tinggi, tidak pernah merasa aman. Dia selalu berpikir, ada yang
mau melukai nya,” lanjut Guru Pom menjelaskan.
Punn
mulai merasa gelisah. Dengan marah dia mendekati Wave dan menanyakan kenapa
Wave melakukan ini, apa yang Wave mau. Korn meminta Punn untuk tenang, tapi
Wave membalas dengan keras bahwa dia tidak berbicara kepada Korn.
“Kamu
pikir dengan melakukan ini, kamu pantas jadi Ketua Kelas?” teriak Punn kepada
Wave.
“Buat
apa aku peduli soal itu? Toh aku lebih pintar darimu,” balas Wave dengan
santainya sambil tersenyum. Dan mendengar itu, Punn mendengus.
“Kepribadian
lain yang tersembunyi dalam dirinya didorong oleh rasa amarah. Kepribadian ini
membuanya kasar, berani ambil resiko, dan tidak bisa menahan diri,” lanjut Guru
Pom.
Punn
duduk diatas meja Wave dengan sikap tenang. “Lebih pintar?” tanya nya, kemudian
dia menendang Wave dengan keras, hingga Wave terjatuh. Dan sebelum Punn sempat
memukuli Wave, Korn dengan segera langsung menahannya dan memukulnya agar
sadar.
“Maaf,”
kata Korn merasa menyesal.
“Tidak
apa- apa. Kamu sudah lama ingin meninjuku, kan?” balas Punn. Lalu dia balas
meninju Korn. Dan tidak berhenti disitu saja. Punn memukuli dan menendang Korn
berkali- kali.
Melihat
itu, Wave menjadi terkejut sendiri dan tidak tahu harus perbuat apa. Begitu
juga dengan yang lain, beberapa berteriak, beberapa menjauh, tapi tidak ada
yang menghentikan tindakan Punn sama sekali.
Tidak
puas hanya memukuli dan menendang Korn saja. Punn mengambil kursi dan memukuli
Korn menggunakan itu. Dan disaat Punn mengambil kursi yang kedua, Claire datang
dan berteriak memanggil nama Punn. Sehingga Punn berhenti.
Claire
menatap terkejut melihat perbuatan Punn kepada Korn. Lalu karena Punn sudah
berhenti, maka para guru langsung menarik dan menahannya.
Claire
memperhatikan Punn dari luar UKS. Lalu Claire bertanya kepada Guru Pom yang
berdiri dibelakangnya, apa yang bisa dia lakukan untuk membantu Punn.
Dari
jauh. Korn yang mendengar pembicaraan itu tampak sedih. Karena dia terluka
sangat parah, tapi Claire malah lebih memperdulikan Punn.
“Cobalah
untuk memahaminya. Mungkin dengan begitu, dia bisa memahami diri sendiri,”
jelas Guru Pom sambil menyerahkan gambar Punn. Kemudian dia pergi.
Saat
Claire melihat ke dalam UKS. Dia sangat terkejut, karena Punn telah menghilang.
Punn kabur melalui jendela didalam ruangan UKS. Dan dengan cemas, Claire pun
segera berlari untuk mencarinya.
Punn
terduduk diam di depan piano dengan pandangan kosong. Kemudian tampak lah semua
kepribadian yang berada di dalam dirinya.
Diri
Punn sangat gelap. Semua kepribadian nya saling bertengkar dan menyalahkan. Dan
Punn pun menghentikan mereka, karena apa gunanya saling menyalahkan.
Penakut
: Tapi siapa yang duluan menghajar Wave?
Pemarah
: Brengsek. Siapa yang tanya pertanyaan bodoh itu? Kalau aku diam saja, kamu
bakal bikin kita kelihatan bodoh.
Pemimpin
: Diam!
Pemarah
: Kamu yang diam! Semua ini gara- gara kamu bertingkah jadi anak baik.
Pemimpin
: Kamu pikir, kalian bisa lebih baiki daripada aku? Berkat aku, kita jadi Ketua
Kelas, anak terpintar di kelas. Aku membuat Guru Pom menghargai kita dan
Direktur bangga pada kita. Apa yang bisa kalian lakukan? Si brengsek? Atau si
gila?
Penakut
: Aku tidak gila. Aku lebih pintar darimu. Aku yang terpintar.
Pemarah
: Apa untungnya jadi orang baik? Sudah berapa lama kita menderita begini?
Pemimpin
: Aku mohon. Apa kalian lupa? Tiap kita bertengkar, dia bakal keluar.
Semua
kepribadian langsung terdiam. Lalu si Penakut mengatakan bahwa ini bukan
tergantung kepada mereka, tapi tergantung kepada… katanya sambil menatap kearah
Piano yang kosong.
Tiba-
tiba saja terdengar suara angin yang berhembus. Dan jantung yang berdetak
dengan keras. Lalu muncullah kepribadian yang lain, sebuah kepribadian yang
paling gelap dan menakutkan.
Kepribadian
lain itu masuk ke dalam ruangan. Dia berjalan dengan perlahan mendekati si
Pemimpin. Dan si Pemimpin meminta agar si Kepribadian lain ini jangan membuat
lebih banyak masalah.
“Aku
bukan mau membuat masalah. Tapi mau menyingkirkannya. Dan kamu yang membuat
kita kena masalah,” katanya dengan dingin. Lalu dia memukul si Pemimpin. Dan 3
kepribadian yang lain juga ikut terjatuh karena pukulan tersebut.
Punn
terjatuh. Dengan raut yang tampak kesakitan dan ketakutan. Lalu dia berdiri dan
memukul dirinya sendiri dengan keras. Dan tepat disaat itu, Claire datang.
Tags:
The Gifted
kpribadian pun yg pohon pertama apaandeh
ReplyDelete