Merasa
penasaran dengan apa yang sedang dilakukan didalam gedung olahraga. Koi dan
Mamuang mengintip ke dalamnya, karena menurut Koi, tadi pasti Art sedang
menyembunyikan sesuatu. Dan tepat disaat itu Bu Ladda datang, dia bertanya apa
yang mereka sedang mereka berdua lakukan.
“Klub
Jurnalis bertugas menggali dan melaporkan keanehan apapun kepada publik,” jelas
Mamuang beralasan.
“Omong
kosong. Keanehan apa? Aku sendiri yang mengurus klub ini, semua baik- baik saja,”
balas Bu Ladda.
“Kalau
begitu kenapa kami dilarang masuk?” tanya Koi dengan berani.
Bu
Ladda langsung menegur mereka yang telah kelewatan, tapi karena mereka berdua
tetap berdiri didepan pintu, maka Bu Ladda pun setuju untuk mengizinkan mereka
masuk ke dalam ruangan olahraga.
Selesai
mendengarkan Guru Pom melalui telpon, Mon meminta Art untuk mengambilkan bebat
untuk Pang yang terluka. Dan dengan kebingungan, Art pun pergi. Kemudian
setelah itu, dengan lemas Mon langsung berjongkok dan menghela nafas.
“Mon,
ada apa?” tanya Pang sambil mendekat dengan jalan sedikit pincang.
“Pak
Pom bilang, dari hasil pemeriksaanku, setelah potensiku bangkit. Ada
peningkatan feromon di tubuhku. Feromon ini dikeluarkan bersama keringat. Itu
yang membuat semua orang menggila,” jelas Mon.
Masuk
ke dalam ruangan olahraga. Bu Ladda merasa aneh, karena ruangan yang sangat
pengap. Namun karena para murid tampak biasa saja dari belakang, maka Bu Ladda
menganggap itu baik- baik saja. Dan Koi pun mulai mengambil foto.
“…. Saat seseorang menghirupnya, feromon akan menstimulasi
sistem saraf,” jelas Mon.
Seluruh
murid tiba- tiba berbalik memandang kearah mereka secara bersamaan. Dan Bu
Ladda terkagum karena hal itu. Tapi tiba- tiba saja para murid yang kelihatan
seperti zombie hidup, mereka terus menatap tajam dan diam kepada Bu Ladda, Koi,
dan Mamuang.
“… Meningkatkan
kekuatan, tapi menurunkan kesadaran.”
Bu
Ladda dengan tegas menyuruh mereka semua murid untuk kembali duduk, tapi mereka
malah hanya diam saja.
“…. Mereka berani melakukan hal yang biasanya tidak mereka
lakukan. Melepaskan perasaan bawah sadar.”
Bu
Ladda berteriak, karena mereka semua tidak mendengarkannya. Sementara Koi terus
memotret mereka.
“… Mereka bisa melakukan apapun, baik menyerang atau
membunuh orang.”
Tiba-
tiba saja semua murid berteriak dan berlari kencang ke arah mereka. Lalu
melihat situasi itu, Bu Ladda dengan segera berjalan cepat ke arah pintu.
Begitu juga dengan Koi yang langsung mengikuti. Sementara Mamuang yang tanpa
sengaja terjatuh, dia berteriak meminta Koi untuk menolongnya
“Jangan,
lari!” tegas Bu Ladda kepada Koi sambil menutup pintu olahraga.
“Kenapa
bilang begitu, Bu?” teriak Mamuang. Dan tepat disaat itu, para murid yang telah
menggila itu menyerang Mamuang yang tidak perdaya.
Pang
menyuruh agar Mon ternang, karena Guru Pom pasti akan mengurusnya. Dan pas
disaat itu, Art kembali. Lalu Mon berdiri dan bersikap seperti biasa saja.
Kemudian pas disaat itu terdengar suara teriak dari dalam gedung olahraga.
Dengan
segera mereka bertiga pun berlari ke arah sana. Namun karena Pang sedang
terluka, maka Mon menyuruh Pang untuk tidak ikut dan ke klinik saja.
Melihat
semua anggota klub yang berlari seperti zombie hidup, Art langsung menuduh
bahwa ini pasti karena Duke. Tapi Mon segera membalas bahwa ini bukan karena
Duke. Lalu dia mengajak Art untuk tidak membahas itu dulu dan membantu Bu
Ladda.
Bu
Ladda dan Koi berhasil tiba dengan selamat ke dalam ruang guru. Disana dengan
segera Bu Ladda langsung mengambil pemukul dan mengunci pintu. Kemudian dia
kembali bersikap tenang dan cool.
Guru
yang melihat Bu Ladda kembali bertanya bagaimana meditasi nya. Dan Bu Ladda
tidak bisa menjawab. Tepat disaat itu, para murid yang menggila itu sampai
dikantor juga. Mereka memukul- mukul kaca pintu dengan kuat.
“Mereka
pasti lelah. Nanti juga berhenti. Instrukturnya pasti punya cara menghentikan
ini,” kata Bu Ladda dengan tenang.
“Si
Insturkturnya juga menggila,” kata Koi dengan ngeri sambil menunjuk ke arah
luar. Dimana si Instruktur juga sama saja dengan yang lain.
“Sudah
cukup dengan Instruktur. Lain kali, panggil biksu saja,” balas Bu Ladda.
Melihat
Art dan Mon, maka para zombie saling memanggil yang lain untuk berkumupul. Dan
kemudian mereka memaki Mon yang telah merebut semuanya. Lalu karena syok
mendengar itu, Mon pun terdiam.
Art
memanggil nama Mon dan meminta Mon untuk segera lari, tapi Mon hanya berdiri
diam saja. Jadi karena itu, Art pun melawan mereka semua. Lalu saat Art telah
terkunci dan seseorang ingin memukulnya dengan tongkat kayu, barulah Mon
tersadar dan mulai menyerang balik.
Bersama
Mon dan Art saling bekerja sama menyerang mereka semua. Dan ketika telah
selesai, Art menanyakan apa yang terjadi kepada Mon, karena Mon tampak sangat
berkeringat. Lalu saat melihat tali sepatu Mon yang terlepas, Art pun langsung
mengira bahwa itu alasan Mon bersikap aneh.
Pas
disaat itu, para murid yang telah dikalahkan itu kembali bangkit berdiri dan
menggelilingin mereka berdua. Lalu Mon meminta Art jangan melakukan apapun,
biarkan saja dia. Dan karena Mon sangat yakin, maka Art membiarkan Mon untuk
melawan semua nya sendiri.
Lalu
ketika semua nya telah selesai, Mon segera berlari ke dalam ruangan olahraga
dan duduk dengan sikap sangat lelah. Kemudian saat Art yang mengikutinya ingin
mendekati nya, Mon dengan segera menyuruh nya untuk jangan mendekat. Dan Art
pun menjadi keheranan.
Mon
mengambil handuk dan menlap semua keringat nya. Kemudian setelah itu, Mon
dengan sedih bahwa semua anggota klub membencinya. Dan Art membalas bahwa semua
nya begitu tadi adalah karana obat- obatan Duke. Tapi Mon tahu bahwa itu bukan
karena Duke.
“Mereka
berpura- pura menyukai ku?” tanya Mon dengan keras.
“Memang
kenapa kalau mereka pura- pura? Setidaknya aku sungguhan menyukai mu,” balas
Art. Dan Mon pun terdiam.
Art
berjanji bahwa apapun yang terjadi, dia tidak akan melakukan hal itu kepada Mon
atau melukai Mon. Mendengar itu, Mon pun menjadi tenang kembali. Dan kemudian
dengan perhatian, Art menlapkan hidung dan air mata Mon, dan Mon tersenyum
senang.
Setelah
itu, Mon berdiri untuk pergi. Tapi karena menyentuh Mon barusan, Art menjadi
aneh. Dan dengan heran Mon pun bertanya apa yang Art lakukan.
Tags:
The Gifted