Sinopsis Lakorn : The Gifted Episode 6 - part 2



Network : GMM One
Selama latihan. Saking kuatnya, Mon berhasil mengalahkan setiap orang yang harus dilawan dengan sangat mudah sekali. Dan setelah selesai, Mon mendekati Pang dan duduk didekatnya. Lalu Pang menyerahkan handuk untuk Mon.


“Sudah memutuskan untuk klub ini?” tanya Mon.

“Aku tertarik. Tapi bukankah klubmu khusus buat karate?” balas Pang.

Mon menjelaskan bahwa ini klub beladiri, jadi semuanya ada, seperti karate, judo, taekwondo, muay thai. Dan Mon bisa semuanya. Ini semua karena potensi yang dimilkinya, dulu sebelum ikut kelas berbakat, dia ikut semua olahraga, tapi tidak ada yang jago. Setelah potensi nya bangkit, tubuhnya menjadi lebih kuat dan fleksibel serta instingnya menjadi lebih baik juga.

“Potensi yang bagus. Apa ada sisi negatifnya?” tanya Pang.

“Kurasa, tidak ada,” balas Mon.


Tepat disaat itu, seseorang memanggil Mon dan meminta dilemparkan sarung tinju yang berada di dekat Mon. Dan Mon pun melemparkanya, kemudian orang tersebut mengomentari Mon yang sangat kuat sambil tertawa. Melihat keakraban Mon dengan murid lainnya disini, Pang pun bertanya, karena jarang ada siswa Berbakat yang akrab dengan murid biasa.


Menurut Mon ini semua karena klubnya. Dia saja tidak menyangka bahwa atlet beladiri bisa akrab satu sama lain, contohnya mereka saling pukul, tendang dan melukai. Tapi karena merkea melaluinya bersama, mereka jadi saling menyayangin.

“Pantas kamu bolos kelas Berbakat buat kesini,” komentar Pang sambil tertawa.

Si Ketua mendekat dan memanggil Mon. Dia memberitahu bahwa pelatih mengirim pesan dari jepang untuk daftar atlet yang ikut pertandingan pemuda nasional, dan Mon terpilih sebagai atlet wanita, bukan Jane. Mengetahui itu, Mon pun merasa heran dan tidak enak hati, karena dia tidak ada ikut mendaftar, tapi malah terpilih, dan padahal Jane telah berlatih keras.

“Aku tahu, tapi Pelatih bilang kemungkinan menangmu lebih besar,” jelas si Ketua.
Mendengar namanya disebut, Jane pun mendekat dan bertanya. Lalu si Ketua pun menjelaskan. Dan walaupun Jane tampak kecewa mendengar itu, tapi dia tetap tersenyum dan memberikan selamat kepada Mon serta mendukung nya. Dan semua orang pun ikut bersorak memberikan dukungan pada Mon.

“Sudah cukup. Aku cuma ikut pertandingan pemuda nasional, bukan Olimpiade. Tidak perlu begitu,” kata Mon sambil tersenyum senang dan lega karena Jane tidak marah.

“Berjuanglah,” kata Jane sambil tersenyum.

Si ketua lalu mengambil handuk yang  berada di bahu Mon dan melemparkan itu mengenai muka Jane. “Cuci ini juga,” katanya dengan sikap bercanda. Dan tanpa marah, Jane pun pergi, karena dia memang ingin mencuci kain yang digunakan oleh anggota klub olahraga.

Disaat semua orang sedang sibuk mengobrol. Tiba- tiba saja terdengar suara aneh, jadi mereka semua segera berlari keluar dan menuju ke arah sumber suara yaitu di kamar mandi. Disana mereka melihat Jane terduduk dilantai dengan semua kain yang berserakan dilantai.

Dengan khawatir mereka pun bertanya, tapi Jane tidak menjawab. Dan saat Mon menyentuh bahu Jane, tiba- tiba saja Jane mulai menyerang Mon. Dia mencekik dan berteriak mengapa harus selalu Mon. Dan karena Jane tidak mau melepaskannya, maka Mon pun dengan terpaksa harus memukulnya untuk membuatnya tidak sadarkan diri.

Kemudian setelah itu setiap orang langsung bergerak untuk membantu Jane. Sementara Pang, disaat itu dia melihat seperti ada seseorang yang mengawasi mereka dan pergi.


Koi, seorang murid Biasa. Sebagai wartawan RD, dia mewawancarai beberapa murid mengenai seorang pencuri Bra. Dan para murid menjelaskan bahwa mereka tidak bisa melihat wajah si Pelaku dengan jelas, tapi si Pelaku terlihat membawa tas.

Tepat disaat itu, para anggota Klub Olahraga lewat sambil mengendong Jane. Dan melihat itu, Koi ingin mewawancarai mereka, tapi si Ketua menolak di wawancarai dulu.

Koi mengikuti seorang anggota klub olahraga yang dilihatnya masuk ke dalam kamar mandi. Disana Koi berpura- pura mencuci muka agar tidak tampak bahwa dia sedang menguping dengan sengaja.

Si anggota klub tersebut sedang berbicara di telpon dengan temannya. Dia mengatakan bahwa Jane mendadak sinting, seperti zombie di film. Dan bra anggota klub menghilang. Intin nya banyak kejadian aneh yang terjadi di klub mereka akhir- akhir ini.


DiUKS. Dokter menjelaskan bahwa Jane menunjukan gejala pecandu narkoba. Dan mendengar itu, Mon pun langsung mengatakan bahwa itu tidak mungkin. Begitu juga dengan si Ketua, dia menambahkan bahwa selama ini Jane selalu bersama mereka, jadi tidak mungkin Jane bisa menggunakan narkoba.

“Bagaimana kamu bisa yakin? Kamu bersamanya 24/7?” tanya Bu Ladda. Dan mereka berdua pun terdiam.


“Bagaimana kalau seseorang memaksanya mengonsumsi narkoba? Bukankah efeknya sama?” tanya Pang, mengatakan pendapatnya.

Guru Pom memutuskan agar mereka jangan membuat kesimpulan dulu dan menunggu Jane sadar untuk diperiksa sekali lagi. Karena butuh waktu untuk menyelidikinya. Dan untuk sementara semuanya harus waspada.

“Bagaimana dengan kamp pelatihan hari Minggu? Pelatih tidak ada,” tanya si Ketua.

“Tidak masalah. Biar saya yang urus,” jawab Bu Ladda.

“Tidak!” jawab Mon dan si Ketua dengan serentak langsung. Dan mendengar itu, Bu Ladda serta Guru Pom tampak heran.


“Maksudku, tidak usah. Aku dan Art bisa mengurusnya,” jelas Mon beralasan.

“Tidak. Kalau kubiarkan kalian mengurusnya sendiri, kalian bakal mengacaukannya. Waktunya pergi, biarkan pasien beristirahat,” tegas Bu Ladda. Lalu keluar dari UKS.

Setelah semuanya keluar dari UKS. Guru Pom memanggil Mon yang ingin ikut keluar juga. Guru Pom menanyakan apa dia boleh menyimpan hasil check- up Mon. Dan Mon pun mengiyakan, lalu dia keluar dari ruangan.


Diruangan olahraga. Semua orang melakukan meditasi di awasi oleh Bu Ladda. Dan saat Bu Ladda sedang tidak memperhatikan mereka, maka Mon pun mengajak Art untuk kabur bersama. Lalu secara diam- diam mereka pun keluar dari gedung olahraga.


Dikamar mandi. Mon sedang mencuci muka.

Sedangkan Art. Dia menunggu di dekat tangga. Dan saat melihat Pang disana, Art pun mendekatinya, karena dia berpikir Pang adalah pencuri. Dan Pang pun menjelaskan alasan nya berada disana.

“Dihari Jane menggila, aku melihat ada cowok berkeliaran di belakang gym. Kurasa dia bukan anggota klub. Mm.. dia kurus. Setinggi ini. Wajahnya kecoklatan. Dia membawa tas warna coklat,” kata Pang menjelaskan pelaku yang dilihatnya.

“Tas coklat? Maksudmu Duke?” tanya Art sambil mengingat- ingat.

Dikamar mandi. Mon tiba- tiba saja mendengar suara aneh. Namun saat dia melihat ke dalam bilik yang kosong, disana dia tidak melihat siapapun, tapi dibelakang ember yang ada disana, ada sebuah lubang besar.

Pang dan Art sedang berbicara membahas tentang Duke. Dan tiba- tiba saja disaat itu, ada suara keras diruangan mesin AC yang mereka lewati, padahal biasanya ruangan itu kosong. Lalu karena itu, mereka berdua pun mengitip ke dalamnya.

Menggunakan cahaya ponsel, mereka melihat isi ruangan. Dan disana mereka menemukan kumpulan bh di dalam kardus. Serta seorang pria yang sedang berjongkok disudut ruangan. Lalu karena terkejut, maka mereka berdua pun berteriak. Dan Duke melarikan diri.

Ternyata lubang yang ada ditoilet wanita itu terhubung dengan ruangan mesin AC. Dan karena itu, maka Mon pun bertemu dengan Pang serta Art. Lalu melihat Mon, Art pun langsung menjelaskan bahwa pelakunya adalah Duke dan dia mengajak Mon untuk segera mengejar nya bersama- sama.

Mereka bertiga berlari mengejar Duke, melewati ruangan olahraga. Sehingga meditasi pun menjadi tergganggu. Dan dengan canggung, si guru meditasi meminta mereka semua untuk melanjutkan lagi menarik nafas.

Pang berdiri menghadang Mon dan Art agar berhenti berlari sebentar. Tapi karena saking kuatnya Mon, maka  saat dia menabrak Pang, Pang pun langsung terjatuh. Namun untungnya, Pang baik- baik saja.


Tepat disaat itu, Guru Pom menelpon. Jadi Mon mengangkatnya. Mon langsung menjelaskan siapa pelakunya dan apa yang sedang terjadi sekarang.

“Lari? Hentikan sekarang juga. Bapak sudah mendapatkan hasil pemeriksaan Jane,” kata Guru Pom.

“Benarkah? Apa benar dia di bius?” tanya Mon langsung.

“Kami menemukan stimulan yang efeknya sama seperti narkoba di tubuh Jane,” jelas Guru Pom.

“Jadi, Jane benar di bius. Aku akan menangkap pelakunya,” tegas Mon.

“Bukan begitu. Bapak menemukan stimulannya di handukmu. Ini efek potensimu. Keringat mu membuat Jane menggila,” jelas Guru Pom. Dan mendengar itu, Mon merasa sangat terkejut sekali.


Handuk yang barusan Mon gunakan dikamar mandi dan dicuri oleh Duke. Karena handuk itu tergantung tepat di dekat saluran AC. Maka udara nya menyebar melalui AC di dalam ruangan olahraga.

Post a Comment

Previous Post Next Post