Network : GMM One
Selama
latihan. Saking kuatnya, Mon berhasil mengalahkan setiap orang yang harus
dilawan dengan sangat mudah sekali. Dan setelah selesai, Mon mendekati Pang dan
duduk didekatnya. Lalu Pang menyerahkan handuk untuk Mon.
“Sudah
memutuskan untuk klub ini?” tanya Mon.
“Aku
tertarik. Tapi bukankah klubmu khusus buat karate?” balas Pang.
Mon
menjelaskan bahwa ini klub beladiri, jadi semuanya ada, seperti karate, judo,
taekwondo, muay thai. Dan Mon bisa semuanya. Ini semua karena potensi yang
dimilkinya, dulu sebelum ikut kelas berbakat, dia ikut semua olahraga, tapi
tidak ada yang jago. Setelah potensi nya bangkit, tubuhnya menjadi lebih kuat
dan fleksibel serta instingnya menjadi lebih baik juga.
“Potensi
yang bagus. Apa ada sisi negatifnya?” tanya Pang.
Tepat
disaat itu, seseorang memanggil Mon dan meminta dilemparkan sarung tinju yang
berada di dekat Mon. Dan Mon pun melemparkanya, kemudian orang tersebut
mengomentari Mon yang sangat kuat sambil tertawa. Melihat keakraban Mon dengan
murid lainnya disini, Pang pun bertanya, karena jarang ada siswa Berbakat yang
akrab dengan murid biasa.
Menurut
Mon ini semua karena klubnya. Dia saja tidak menyangka bahwa atlet beladiri
bisa akrab satu sama lain, contohnya mereka saling pukul, tendang dan melukai.
Tapi karena merkea melaluinya bersama, mereka jadi saling menyayangin.
Si
Ketua mendekat dan memanggil Mon. Dia memberitahu bahwa pelatih mengirim pesan
dari jepang untuk daftar atlet yang ikut pertandingan pemuda nasional, dan Mon
terpilih sebagai atlet wanita, bukan Jane. Mengetahui itu, Mon pun merasa heran
dan tidak enak hati, karena dia tidak ada ikut mendaftar, tapi malah terpilih,
dan padahal Jane telah berlatih keras.
Mendengar
namanya disebut, Jane pun mendekat dan bertanya. Lalu si Ketua pun menjelaskan.
Dan walaupun Jane tampak kecewa mendengar itu, tapi dia tetap tersenyum dan
memberikan selamat kepada Mon serta mendukung nya. Dan semua orang pun ikut
bersorak memberikan dukungan pada Mon.
“Sudah
cukup. Aku cuma ikut pertandingan pemuda nasional, bukan Olimpiade. Tidak perlu
begitu,” kata Mon sambil tersenyum senang dan lega karena Jane tidak marah.
Si
ketua lalu mengambil handuk yang berada
di bahu Mon dan melemparkan itu mengenai muka Jane. “Cuci ini juga,” katanya
dengan sikap bercanda. Dan tanpa marah, Jane pun pergi, karena dia memang ingin
mencuci kain yang digunakan oleh anggota klub olahraga.
Disaat
semua orang sedang sibuk mengobrol. Tiba- tiba saja terdengar suara aneh, jadi
mereka semua segera berlari keluar dan menuju ke arah sumber suara yaitu di
kamar mandi. Disana mereka melihat Jane terduduk dilantai dengan semua kain
yang berserakan dilantai.
Dengan
khawatir mereka pun bertanya, tapi Jane tidak menjawab. Dan saat Mon menyentuh
bahu Jane, tiba- tiba saja Jane mulai menyerang Mon. Dia mencekik dan berteriak
mengapa harus selalu Mon. Dan karena Jane tidak mau melepaskannya, maka Mon pun
dengan terpaksa harus memukulnya untuk membuatnya tidak sadarkan diri.
Kemudian
setelah itu setiap orang langsung bergerak untuk membantu Jane. Sementara Pang,
disaat itu dia melihat seperti ada seseorang yang mengawasi mereka dan pergi.
Koi,
seorang murid Biasa. Sebagai wartawan RD, dia mewawancarai beberapa murid
mengenai seorang pencuri Bra. Dan para murid menjelaskan bahwa mereka tidak
bisa melihat wajah si Pelaku dengan jelas, tapi si Pelaku terlihat membawa tas.
Tepat
disaat itu, para anggota Klub Olahraga lewat sambil mengendong Jane. Dan
melihat itu, Koi ingin mewawancarai mereka, tapi si Ketua menolak di wawancarai
dulu.
Koi
mengikuti seorang anggota klub olahraga yang dilihatnya masuk ke dalam kamar
mandi. Disana Koi berpura- pura mencuci muka agar tidak tampak bahwa dia sedang
menguping dengan sengaja.
DiUKS.
Dokter menjelaskan bahwa Jane menunjukan gejala pecandu narkoba. Dan mendengar
itu, Mon pun langsung mengatakan bahwa itu tidak mungkin. Begitu juga dengan si
Ketua, dia menambahkan bahwa selama ini Jane selalu bersama mereka, jadi tidak
mungkin Jane bisa menggunakan narkoba.
“Bagaimana
kalau seseorang memaksanya mengonsumsi narkoba? Bukankah efeknya sama?” tanya
Pang, mengatakan pendapatnya.
Guru
Pom memutuskan agar mereka jangan membuat kesimpulan dulu dan menunggu Jane
sadar untuk diperiksa sekali lagi. Karena butuh waktu untuk menyelidikinya. Dan
untuk sementara semuanya harus waspada.
“Bagaimana
dengan kamp pelatihan hari Minggu? Pelatih tidak ada,” tanya si Ketua.
“Tidak
masalah. Biar saya yang urus,” jawab Bu Ladda.
“Tidak!”
jawab Mon dan si Ketua dengan serentak langsung. Dan mendengar itu, Bu Ladda
serta Guru Pom tampak heran.
“Maksudku,
tidak usah. Aku dan Art bisa mengurusnya,” jelas Mon beralasan.
“Tidak.
Kalau kubiarkan kalian mengurusnya sendiri, kalian bakal mengacaukannya.
Waktunya pergi, biarkan pasien beristirahat,” tegas Bu Ladda. Lalu keluar dari
UKS.
Setelah
semuanya keluar dari UKS. Guru Pom memanggil Mon yang ingin ikut keluar juga.
Guru Pom menanyakan apa dia boleh menyimpan hasil check- up Mon. Dan Mon pun
mengiyakan, lalu dia keluar dari ruangan.
Diruangan
olahraga. Semua orang melakukan meditasi di awasi oleh Bu Ladda. Dan saat Bu
Ladda sedang tidak memperhatikan mereka, maka Mon pun mengajak Art untuk kabur
bersama. Lalu secara diam- diam mereka pun keluar dari gedung olahraga.
Dikamar
mandi. Mon sedang mencuci muka.
Sedangkan
Art. Dia menunggu di dekat tangga. Dan saat melihat Pang disana, Art pun mendekatinya,
karena dia berpikir Pang adalah pencuri. Dan Pang pun menjelaskan alasan nya
berada disana.
“Dihari
Jane menggila, aku melihat ada cowok berkeliaran di belakang gym. Kurasa dia
bukan anggota klub. Mm.. dia kurus. Setinggi ini. Wajahnya kecoklatan. Dia
membawa tas warna coklat,” kata Pang menjelaskan pelaku yang dilihatnya.
“Tas
coklat? Maksudmu Duke?” tanya Art sambil mengingat- ingat.
Dikamar
mandi. Mon tiba- tiba saja mendengar suara aneh. Namun saat dia melihat ke
dalam bilik yang kosong, disana dia tidak melihat siapapun, tapi dibelakang
ember yang ada disana, ada sebuah lubang besar.
Pang
dan Art sedang berbicara membahas tentang Duke. Dan tiba- tiba saja disaat itu,
ada suara keras diruangan mesin AC yang mereka lewati, padahal biasanya ruangan
itu kosong. Lalu karena itu, mereka berdua pun mengitip ke dalamnya.
Menggunakan
cahaya ponsel, mereka melihat isi ruangan. Dan disana mereka menemukan kumpulan
bh di dalam kardus. Serta seorang pria yang sedang berjongkok disudut ruangan.
Lalu karena terkejut, maka mereka berdua pun berteriak. Dan Duke melarikan
diri.
Ternyata
lubang yang ada ditoilet wanita itu terhubung dengan ruangan mesin AC. Dan
karena itu, maka Mon pun bertemu dengan Pang serta Art. Lalu melihat Mon, Art
pun langsung menjelaskan bahwa pelakunya adalah Duke dan dia mengajak Mon untuk
segera mengejar nya bersama- sama.
Mereka
bertiga berlari mengejar Duke, melewati ruangan olahraga. Sehingga meditasi pun
menjadi tergganggu. Dan dengan canggung, si guru meditasi meminta mereka semua
untuk melanjutkan lagi menarik nafas.
Pang
berdiri menghadang Mon dan Art agar berhenti berlari sebentar. Tapi karena
saking kuatnya Mon, maka saat dia
menabrak Pang, Pang pun langsung terjatuh. Namun untungnya, Pang baik- baik
saja.
Tepat
disaat itu, Guru Pom menelpon. Jadi Mon mengangkatnya. Mon langsung menjelaskan
siapa pelakunya dan apa yang sedang terjadi sekarang.
“Lari?
Hentikan sekarang juga. Bapak sudah mendapatkan hasil pemeriksaan Jane,” kata
Guru Pom.
“Benarkah?
Apa benar dia di bius?” tanya Mon langsung.
“Kami
menemukan stimulan yang efeknya sama seperti narkoba di tubuh Jane,” jelas Guru
Pom.
“Jadi,
Jane benar di bius. Aku akan menangkap pelakunya,” tegas Mon.
“Bukan
begitu. Bapak menemukan stimulannya di handukmu. Ini efek potensimu. Keringat
mu membuat Jane menggila,” jelas Guru Pom. Dan mendengar itu, Mon merasa sangat
terkejut sekali.
Handuk
yang barusan Mon gunakan dikamar mandi dan dicuri oleh Duke. Karena handuk itu
tergantung tepat di dekat saluran AC. Maka udara nya menyebar melalui AC di
dalam ruangan olahraga.
Tags:
The Gifted