Sinopsis Lakorn : The Gifted Episode 6 - part 1



Network : GMM One
Peraih Medali Emas  Dalam Semua Cabang Olahraga. Patcharamon Pitiwongkorn. M. 4/2. Siswa Berbakat.

Berita Sekolah RD. Kabar terbaru pertama, Kelas Berbakat mengalami pergantian Ketua Kelas, yang mana tokoh utamanya adalah dua siswa yang sebelumnya terlibat perkelahian. Kabar terbaru kedua, ada yang mencuri bra para siswa dan Ibu Ladda masih belum bisa menemukan siapa pelaku nya.


Diruangan olahraga. Terjadi keributan yang besar. Setiap orang berlari untuk melarikan diri dari sana. “Kenapa bisa jadi begini?” pikir Mon.

T H E      G I F T E D

Dua hari sebelumnya.

Didepan kelas. Guru Pom memberitahu mengenai Punn yang  mengundurkan diri sebagai ketua kelas. Dan ketua kelas baru yang terpilih berdasarkan kandidat selanjutnya yang pernah diajukan. Ialah Wave.

“Wave, ada yang mau kamu sampaikan?” tanya Guru Pom, karena Wave hanya berdiri santai dan diam saja disebelahnya.




“Sebagai Ketua Kelas baru, ada sesuatu yang selalu ingin kulakukan. Aku ingin melihat kita berkembang. Aku ingin kalian semua memaksimalkan potensi kalian,” jelas Wave.

Mendengar itu, setiap orang merasa heran. “Apa itu Wave?” tanya Ohm pada Pang.


“Pertama, kita harus membereskan  masalah di kelas ini. Contohnya, mereka yang suka membolos,” kata Wave sambil menunjuk meja kosong di belakang.

“Ini baru Wave,” kata Ohm pada Pang.



“Dan mereka yang belum menemukan potensinya. Agar mereka belajar lebih keras, aku ingin yang potensinya belum ketemu untuk mengurusi kelas. Membersihkan kelas setiap hari sampai potensi mereka ketemu,” lanjut Wave sambil melihat ke arah Pang.

“Sialan kau,” gerutu Pang dengan pelan.

Guru Pom tampak keheranan dengan maksud Wave. Dan Wave menjelaskan bahwa itu untuk memotivasi, jika tidak ingin bersih- bersih, maka segera temukan potensi. Lalu mana tahu potensi orang tersebut adalah untuk bersih- bersih. Dan jika memang tidak ada potensi, maka cara ini akan membuat orang tersebut sadar sendiri bahwa ini bukan tempat untuknya dan sebaiknya dia mundur dari kelas ini.

Mendengar itu, Pang tampak sangat kesal sekali. Namun Guru Pom setuju dengan usulan dari Wave, jika memang cara ini berhasil, maka tidak ada salah nya mencoba.

Ketika kelas telah berakhir. Pang menggerutu sambil melakukan tugas bersih- bersihnya. Kemudian karena saking kesalnya maka, Pang membuang penghapus papan tulis. Dan pas disaat itu Direktur masuk ke dalam kelas, jadi penghapus itu mengenai kakinya. Menyadari hal itu, Pang pun langsung meminta maaf.


“Sambutanmu hangat sekali,” canda Direktur sambil memungut penghapus itu dan meletakannya kembali di tempat.

Ternyata alasan Direktur datang ke kelas ini adalah karena dia ingin bertemu dengan Mon. Namun karena Mon tidak ada, maka Direktur pun membahas tentang Pang. Dia menanyakan alasan kenapa Pang kesal.


“Aku stress, soal potensi ku. Mungkin, aku tidak punya potensi. Sudah berbulan- bulan, dan aku belum menemukan potensiku,” jelas Pang, pesimis.

Direktur tersenyum dan duduk. “Bapak paham, Pawaret. Tapi semua ada waktunya,” kata nya.

Disaat itu Mon yang berada diluar kelas, tidak jadi masuk dan memilih untuk pergi.


Direktur menjelaskan bahwa hanya karena potensi Pang belum ketemu, bukan berarti Pang tidak punya. Mungkin potensi Pang sulit ditemukan, karena jauh lebih hebat daripada milik orang lain. Yang harus Pang lakukan adalah tetap tenang, melakukan hal yang tidak bisa dilakukan, atau bicara pada teman yang biasanya tidak pernah Pang ajak bicara.

Setelah selesai menjelaskan semua itu, Direktur menyerahkan sebuah dokumen. Dan melihat itu, Pang merasa bingung.

Sebelum akan masuk ke ruangan olahraga, Mon merasa seperti ada seseorang yang mengikutinya. Namun karena tidak tampak, maka dia pun masuk ke dalam ruangan olahraga yang sepi. Kemudian disaat itu, seseorang menaruh sesuatu di bahunya. Dan Mon pun segera menahannya.

“Oi… lepaskan aku! Lepaskan! Lepaskan!” pinta Pang yang kesakitan karena tangannya diputar. Dan Mon pun melepaskannya, lalu dia bertanya.

“Direktur menitipkan ini padaku. Dan aku mau tahu kamu kabur kemana,” jelas Pang.

“Kenapa? Mau gabung klubku?” balas Mon.

Tepat disaat itu, Pang melihat seseorang yang mencurigakan mendekat dari arah belakang Mon. Dan menyadari hal itu, Mon memberikan saran agar Pang menunduk, tendang, dan lain.

“Huh?!” kata Pang tidak mengerti dengan maksud Mon.

“Menunduk!” paksa Mon dengan tegas.

Kemudian Mon berbalik dan menyerang si orang yang mencurigakan itu. Dan lalu Mon memberikan perintah agar Pang menendang orang tersebut. Dan setelah itu, Mon memukuli sekali orang tersebut dengan kuat, sehingga orang tersebut pingsan.

“Lari!” teriak Mon. Dan dengan segera Pang pun berlari.

Lalu disaat itu, banyak orang yang datang berkumpul disekitar Mon dan menyerangnya. Dan dengan sigap serta hebatnya, Mon berhasil melawan dan menjatuhkan mereka semua. Melihat itu, Pang tampak kaget sendiri.


Setelah semua pertarungan itu selesai. Lampu ruang olahraga dinyalakan. Dan semua orang membuka topeng serta masker mereka masing- masing. Ternyata orang- orang tersebut adalah anggota klub olahraga sama seperti Mon.

“Jane bikin taruhan apa kamu bisa menjatuhkan semuanya dalam 10 menit,” jelas Ketua.

“Kurang dari sepuluh. Berkeringat saja tidak,” keluh Jane.

“Sesuai janji. Semuanya. Jane akan beres- beres gym hari ini,” seru Ketua sambil tertawa keras. Begitu pun dengan semua anggota klub yang lain.

Nack yang ternyata juga merupakan anggota klub  olahraga. Saat dia melihat Pang, dia segera berbalik dan pergi.



Dengan riang, Mon menawarkan Pang untuk melihat latihan mereka, jika Pang ingin melihat. Dan Pang pun mengikuti Mon.

Diluar seseorang mengintip dari balik pintu.

Post a Comment

Previous Post Next Post