Network : GMM One
Berita
Sekolah RD. Kabar terbaru pertama, Kelas Berbakat mengalami pergantian Ketua
Kelas, yang mana tokoh utamanya adalah dua siswa yang sebelumnya terlibat
perkelahian. Kabar terbaru kedua, ada yang mencuri bra para siswa dan Ibu Ladda
masih belum bisa menemukan siapa pelaku nya.
Diruangan
olahraga. Terjadi keributan yang besar. Setiap orang berlari untuk melarikan
diri dari sana. “Kenapa bisa jadi
begini?” pikir Mon.
T H E G I F T E D
Didepan
kelas. Guru Pom memberitahu mengenai Punn yang
mengundurkan diri sebagai ketua kelas. Dan ketua kelas baru yang
terpilih berdasarkan kandidat selanjutnya yang pernah diajukan. Ialah Wave.
“Wave,
ada yang mau kamu sampaikan?” tanya Guru Pom, karena Wave hanya berdiri santai
dan diam saja disebelahnya.
“Sebagai
Ketua Kelas baru, ada sesuatu yang selalu ingin kulakukan. Aku ingin melihat
kita berkembang. Aku ingin kalian semua memaksimalkan potensi kalian,” jelas
Wave.
“Pertama,
kita harus membereskan masalah di kelas
ini. Contohnya, mereka yang suka membolos,” kata Wave sambil menunjuk meja
kosong di belakang.
“Ini
baru Wave,” kata Ohm pada Pang.
“Sialan
kau,” gerutu Pang dengan pelan.
Guru
Pom tampak keheranan dengan maksud Wave. Dan Wave menjelaskan bahwa itu untuk
memotivasi, jika tidak ingin bersih- bersih, maka segera temukan potensi. Lalu
mana tahu potensi orang tersebut adalah untuk bersih- bersih. Dan jika memang
tidak ada potensi, maka cara ini akan membuat orang tersebut sadar sendiri
bahwa ini bukan tempat untuknya dan sebaiknya dia mundur dari kelas ini.
Mendengar
itu, Pang tampak sangat kesal sekali. Namun Guru Pom setuju dengan usulan dari
Wave, jika memang cara ini berhasil, maka tidak ada salah nya mencoba.
Ketika
kelas telah berakhir. Pang menggerutu sambil melakukan tugas bersih- bersihnya.
Kemudian karena saking kesalnya maka, Pang membuang penghapus papan tulis. Dan
pas disaat itu Direktur masuk ke dalam kelas, jadi penghapus itu mengenai
kakinya. Menyadari hal itu, Pang pun langsung meminta maaf.
“Sambutanmu
hangat sekali,” canda Direktur sambil memungut penghapus itu dan meletakannya
kembali di tempat.
Ternyata
alasan Direktur datang ke kelas ini adalah karena dia ingin bertemu dengan Mon.
Namun karena Mon tidak ada, maka Direktur pun membahas tentang Pang. Dia
menanyakan alasan kenapa Pang kesal.
“Aku
stress, soal potensi ku. Mungkin, aku tidak punya potensi. Sudah berbulan-
bulan, dan aku belum menemukan potensiku,” jelas Pang, pesimis.
Direktur
tersenyum dan duduk. “Bapak paham, Pawaret. Tapi semua ada waktunya,” kata nya.
Direktur
menjelaskan bahwa hanya karena potensi Pang belum ketemu, bukan berarti Pang
tidak punya. Mungkin potensi Pang sulit ditemukan, karena jauh lebih hebat
daripada milik orang lain. Yang harus Pang lakukan adalah tetap tenang,
melakukan hal yang tidak bisa dilakukan, atau bicara pada teman yang biasanya
tidak pernah Pang ajak bicara.
Setelah
selesai menjelaskan semua itu, Direktur menyerahkan sebuah dokumen. Dan melihat
itu, Pang merasa bingung.
Sebelum
akan masuk ke ruangan olahraga, Mon merasa seperti ada seseorang yang
mengikutinya. Namun karena tidak tampak, maka dia pun masuk ke dalam ruangan
olahraga yang sepi. Kemudian disaat itu, seseorang menaruh sesuatu di bahunya.
Dan Mon pun segera menahannya.
“Oi…
lepaskan aku! Lepaskan! Lepaskan!” pinta Pang yang kesakitan karena tangannya
diputar. Dan Mon pun melepaskannya, lalu dia bertanya.
“Direktur
menitipkan ini padaku. Dan aku mau tahu kamu kabur kemana,” jelas Pang.
Tepat
disaat itu, Pang melihat seseorang yang mencurigakan mendekat dari arah
belakang Mon. Dan menyadari hal itu, Mon memberikan saran agar Pang menunduk,
tendang, dan lain.
“Huh?!”
kata Pang tidak mengerti dengan maksud Mon.
“Menunduk!”
paksa Mon dengan tegas.
Kemudian
Mon berbalik dan menyerang si orang yang mencurigakan itu. Dan lalu Mon
memberikan perintah agar Pang menendang orang tersebut. Dan setelah itu, Mon
memukuli sekali orang tersebut dengan kuat, sehingga orang tersebut pingsan.
“Lari!”
teriak Mon. Dan dengan segera Pang pun berlari.
Lalu
disaat itu, banyak orang yang datang berkumpul disekitar Mon dan menyerangnya.
Dan dengan sigap serta hebatnya, Mon berhasil melawan dan menjatuhkan mereka
semua. Melihat itu, Pang tampak kaget sendiri.
Setelah
semua pertarungan itu selesai. Lampu ruang olahraga dinyalakan. Dan semua orang
membuka topeng serta masker mereka masing- masing. Ternyata orang- orang
tersebut adalah anggota klub olahraga sama seperti Mon.
“Kurang
dari sepuluh. Berkeringat saja tidak,” keluh Jane.
“Sesuai
janji. Semuanya. Jane akan beres- beres gym hari ini,” seru Ketua sambil
tertawa keras. Begitu pun dengan semua anggota klub yang lain.
Nack
yang ternyata juga merupakan anggota klub
olahraga. Saat dia melihat Pang, dia segera berbalik dan pergi.
Dengan
riang, Mon menawarkan Pang untuk melihat latihan mereka, jika Pang ingin
melihat. Dan Pang pun mengikuti Mon.
Diluar
seseorang mengintip dari balik pintu.
Tags:
The Gifted