Sinopsis Lakorn : The Gifted Episode 6 - part 4



Network : GMM One

Art mulai bertingkat aneh. Dia menyerang Mon. Dan Mon pun mencoba untuk menenangkan nya. “Katanya, kamu tidak akan membenci ku,” kata Mon.

“Pura- pura tidak membencimu,” balas Art. Kemudian dia mulai menyerang Mon kembali.

Dengan kuat dan sigap, Mon berhasil mengalahkan Art dan menjatuhkannya. Lalu setelah itu, Art mulai berteriak,”Dasar curang. Kamu menyabotase mimpi semua orang. Kamu memanfaatkan kami semua. Kamu tahu betapa keras kami berlatih? Tapi tidak seorang pun bisa mengalahkan bakat mu.”



Art mengingat semua latihan kerasnya. Kemudian dia mulai menyerang Mon kembali, namun dia tidak bisa mengalahkan Mon. Dan itu membuat semua latihan kerasnya terasa sia- saia. “Kalau kamu pergi, semua akan lebih bahagia. Semua membencimu. Aku membencimu. Kamu dengar? Aku membencimu,” teriak Art.


Mendengar itu, Mon sangat sedih sekali. Jadi ketika Art menyerangnya lagi, Mon pun tidak melawan dan membiarkan dirinya terus dipukuli. Namun akhirnya, karena tanpa sengaja Art menendang tembok dibelakang Mon, maka dia pun berhenti menyerang dan mengerang kesakitan sambil memegang kakinya.

“Lagi! Terjadi lagi! Katanya makin banyak latihan, makin jago. Omong kosong!” keluh Art sambil menangisin kekalahannya.

“Art. Art,” panggil Mon berusaha menenangkannya.



Art kembali berdiri dan menyerang Mon. Dia mencekik leher Mon dengan kuat. Namun Mon berhasil melepaskan diri dan mengalahkan Art sampai Art pingsan. Dan setelah semua selesai, Mon menangis keras.


Guru UKS menanyakan kenapa bisa semua anggota klub bela diri terluka dan apa kompetisi minggu depan akan dibatalkan. Dan Bu Ladda membalas bahwa itu tidak cukup, sebaiknya klub itu ditutup saja.



Diruangan Guru Pom. Dia menjelaskan bahwa feromon itu bukan keluar hanya melalui keringat saja, namun semua cairan tubuh yang lain. Dan dengan raut sedih serta murung, Mon membalas bahwa dia akan keluar dari klub.

“Jangan sedih. Tidak ada yang ingin ini terjadi. Jangan salahkan dirimu,” jelas Guru Pom.

“Mana bisa? Semua ini terjadi gara- gara aku,” balas Mon sambil menangis. Dan diluar ruangan guru, Koi memperhatikan hal itu.



“Ah, Korn, kamu mau mengobati lukamu?” tanya Guru UKS saat Korn datang.

“Ya,” balas Korn.

“Pergilah ke klinik, nanti Ibu menyusul,” kata guru UKS.

Saat Korn telah pergi, Guru UKS menjelaskan kepada Bu Ladda bahwa ada 18 orang klub bela diri yang terluka dan 1 orang klub jurnalis. Dan dengan heran, Bu Ladda bertanya dimana 1 orang lagi.



Diruangan AC. Sambil memakai masker, Pang membereskan barang yang ada disana. Lalu dia ikut sedih juga, karena mengingat bahwa Mon sangat menyanyangin teman anggota klub nya. Dan disaat itu, tiba- tiba saja terdengar suara. Jadi Pang segera menuju ke arah sumber suara.



Didalam ruangan olahraga. Nack sedang memukuli Duke berkali- kali, hingga Duke tidak sadarkan diri. Melihat itu, Pang langsung meneriaki Nack agar berhenti. Tapi Nack tidak mau berhenti, jadi Pang menarik tangan Nack dan mengajaknya untuk bicara secara baik- baik.

“Kamu mau bicara? Baik,” teriak Nack. Kemudian dia memukul Pang dengan keras.



Pang mencoba menjelaskan bahwa ini adalah kecelakaan, tidak ada yang mau ini terjadi juga. Tapi Nack tidak percaya, dia berpikiran bahwa ini semua adalah karena Pang sehingga klub nya menjadi kacau, karena sebelum Pang datang, semuanya baik- baik saja.

“Kamu pikir cuma kamu yang sedih soal ini? Mon sedih. Aku juga sedih,” kata Pang dengan keras.

“Buat apa? Kamu selalu ingin menghancurkan hidupku. Kesialan mengikutimu ke mana- mana,” balas Nack.



Tidak tahan lagi, Pang pun menjadi emosi dan memukuli Nack sekali. Dan kemudian Nack balas memukuli Pang sekali. Kemudian saat kedua kalinya Nack ingin memukuli Pang lagi, Pang berhasil menahan tangan Nack.

“Kalau kamu pikir aku cuma menghancurkan hidupmu. Benturkan kepalamu sampai kamu mati!” kata Pang dengan keras. Dan ntah karena apa, Nack langsung melakukannya.


Nack membenturkan kepalanya berkali- kali ke tiang besi hingga berdarah. Dan melihat itu, Pang menjadi takut serta panik sendiri. Dia berteriak agar Nack berhenti. Dan tepat disaat seperti itu, Korn yang melewati gedung olahraga melihat itu.


Pang menyentuh bahu Nack dan berteriak menyuruh Nack untuk berhenti. Dan Nack pun berhenti, lalu ambruk tidak sadarkan diri. Korn yang melihat itu, memotret dengan kamera nya.


Para guru yang tiba disana dan melihat itu segera mendekat ke arah Nack yang tidak sadarkan diri dengan kepala terluka. Sementara Bu Ladda, dia menatap heran kepada Pang.


Pang berdiri diam. Diam menatap dengan pandangan tidak percaya serta ketakutan melihat kedua tangannya sendiri. Pang lalu mengingat perkataan Direktur kepadanya.

Post a Comment

Previous Post Next Post