Network : GMM One
Art
mulai bertingkat aneh. Dia menyerang Mon. Dan Mon pun mencoba untuk menenangkan
nya. “Katanya, kamu tidak akan membenci ku,” kata Mon.
“Pura-
pura tidak membencimu,” balas Art. Kemudian dia mulai menyerang Mon kembali.
Dengan
kuat dan sigap, Mon berhasil mengalahkan Art dan menjatuhkannya. Lalu setelah
itu, Art mulai berteriak,”Dasar curang. Kamu menyabotase mimpi semua orang.
Kamu memanfaatkan kami semua. Kamu tahu betapa keras kami berlatih? Tapi tidak
seorang pun bisa mengalahkan bakat mu.”
Art
mengingat semua latihan kerasnya. Kemudian dia mulai menyerang Mon kembali,
namun dia tidak bisa mengalahkan Mon. Dan itu membuat semua latihan kerasnya
terasa sia- saia. “Kalau kamu pergi, semua akan lebih bahagia. Semua
membencimu. Aku membencimu. Kamu dengar? Aku membencimu,” teriak Art.
Mendengar
itu, Mon sangat sedih sekali. Jadi ketika Art menyerangnya lagi, Mon pun tidak
melawan dan membiarkan dirinya terus dipukuli. Namun akhirnya, karena tanpa
sengaja Art menendang tembok dibelakang Mon, maka dia pun berhenti menyerang
dan mengerang kesakitan sambil memegang kakinya.
“Lagi!
Terjadi lagi! Katanya makin banyak latihan, makin jago. Omong kosong!” keluh
Art sambil menangisin kekalahannya.
“Art.
Art,” panggil Mon berusaha menenangkannya.
Art
kembali berdiri dan menyerang Mon. Dia mencekik leher Mon dengan kuat. Namun
Mon berhasil melepaskan diri dan mengalahkan Art sampai Art pingsan. Dan
setelah semua selesai, Mon menangis keras.
Guru
UKS menanyakan kenapa bisa semua anggota klub bela diri terluka dan apa
kompetisi minggu depan akan dibatalkan. Dan Bu Ladda membalas bahwa itu tidak
cukup, sebaiknya klub itu ditutup saja.
Diruangan
Guru Pom. Dia menjelaskan bahwa feromon itu bukan keluar hanya melalui keringat
saja, namun semua cairan tubuh yang lain. Dan dengan raut sedih serta murung,
Mon membalas bahwa dia akan keluar dari klub.
“Jangan
sedih. Tidak ada yang ingin ini terjadi. Jangan salahkan dirimu,” jelas Guru
Pom.
“Mana
bisa? Semua ini terjadi gara- gara aku,” balas Mon sambil menangis. Dan diluar
ruangan guru, Koi memperhatikan hal itu.
“Ah,
Korn, kamu mau mengobati lukamu?” tanya Guru UKS saat Korn datang.
“Ya,”
balas Korn.
“Pergilah
ke klinik, nanti Ibu menyusul,” kata guru UKS.
Saat
Korn telah pergi, Guru UKS menjelaskan kepada Bu Ladda bahwa ada 18 orang klub
bela diri yang terluka dan 1 orang klub jurnalis. Dan dengan heran, Bu Ladda
bertanya dimana 1 orang lagi.
Diruangan
AC. Sambil memakai masker, Pang membereskan barang yang ada disana. Lalu dia
ikut sedih juga, karena mengingat bahwa Mon sangat menyanyangin teman anggota
klub nya. Dan disaat itu, tiba- tiba saja terdengar suara. Jadi Pang segera
menuju ke arah sumber suara.
Didalam
ruangan olahraga. Nack sedang memukuli Duke berkali- kali, hingga Duke tidak
sadarkan diri. Melihat itu, Pang langsung meneriaki Nack agar berhenti. Tapi
Nack tidak mau berhenti, jadi Pang menarik tangan Nack dan mengajaknya untuk
bicara secara baik- baik.
“Kamu
mau bicara? Baik,” teriak Nack. Kemudian dia memukul Pang dengan keras.
Pang
mencoba menjelaskan bahwa ini adalah kecelakaan, tidak ada yang mau ini terjadi
juga. Tapi Nack tidak percaya, dia berpikiran bahwa ini semua adalah karena
Pang sehingga klub nya menjadi kacau, karena sebelum Pang datang, semuanya
baik- baik saja.
“Kamu
pikir cuma kamu yang sedih soal ini? Mon sedih. Aku juga sedih,” kata Pang
dengan keras.
“Buat
apa? Kamu selalu ingin menghancurkan hidupku. Kesialan mengikutimu ke mana-
mana,” balas Nack.
Tidak
tahan lagi, Pang pun menjadi emosi dan memukuli Nack sekali. Dan kemudian Nack
balas memukuli Pang sekali. Kemudian saat kedua kalinya Nack ingin memukuli
Pang lagi, Pang berhasil menahan tangan Nack.
“Kalau
kamu pikir aku cuma menghancurkan hidupmu. Benturkan kepalamu sampai kamu
mati!” kata Pang dengan keras. Dan ntah karena apa, Nack langsung melakukannya.
Nack
membenturkan kepalanya berkali- kali ke tiang besi hingga berdarah. Dan melihat
itu, Pang menjadi takut serta panik sendiri. Dia berteriak agar Nack berhenti.
Dan tepat disaat seperti itu, Korn yang melewati gedung olahraga melihat itu.
Pang
menyentuh bahu Nack dan berteriak menyuruh Nack untuk berhenti. Dan Nack pun berhenti,
lalu ambruk tidak sadarkan diri. Korn yang melihat itu, memotret dengan kamera
nya.
Para
guru yang tiba disana dan melihat itu segera mendekat ke arah Nack yang tidak
sadarkan diri dengan kepala terluka. Sementara Bu Ladda, dia menatap heran kepada
Pang.
Pang
berdiri diam. Diam menatap dengan pandangan tidak percaya serta ketakutan
melihat kedua tangannya sendiri. Pang lalu mengingat perkataan Direktur
kepadanya.
Tags:
The Gifted