Sinopsis Lakorn : Trabab See Chompo (Pink Sin)
Episode 02 – 1
Images : Channel 3
Khun Nai
membawa Khun Sa dan Kiew masuk ke dalam rumah. Dan hal ini membuat Peat semakin
emosi. Ibunya baru di kremasi dan ayahnya sudah membawa istri baru ke rumah?! Dia
tidak bisa menerima hal itu. Khun Nai meminta Peat agar mendengar penjelasannya
terlebih dahulu. Tetapi, Peat menolak, dia tidak perlu mendengar alasan Khun
Nai, karena melihat Khun Sa saja itu artinya ayahnya sudah berselingkuh dari
ibunya sejak ibunya masih hidup!
“Tidak heran. Pantesan ayah tidak peduli pada Ibu!
Dan wanita itu (Kiew), apa dia buah hati kalian?!” marah Peat.
“Tidak,” jawab Kiew cepat.
“Ibu mu sangat menakjubkan. Dia punya banyak
suami!”
“Jangan menghina ibuku!” marah Kiew dan
bangkit berdiri.
Khun Nai berusaha mencegah agar tidak terjadi
pertengkaran. Dia menyuruh Peat untuk marah padanya saja, karena hal itu
pantas. Tapi Peat tidak punya hak untuk menghina Khun Sa.
“Aku tidak akan menghina ibunya. Sebaliknya,
aku akan menghina putrinya saja. Gimana? Kau ingin jadi apa kalau sudah lulus? Menjadi
seperti ibumu? Ketika suaminya sudah mati, berhubungan dengan orang lainnya. Sungguh
mudah dapat uang ya!”
Dan Khun Nai tidak lagi mentolelir sikap Peat.
Dia langsung menampar Peat dengan sangat keras. Khun Sa kaget dan menyuruh Khun
Nai untuk tidak memukul putranya sendiri. Khun Nai berteriak pada Peat agar
mendengar penjelasannya dulu baru bicara. Peat tidak mau karena mau apapun yang
Khun Nai katakan, pasti hal itu menurut Khun Nai adalah benar, sekalipun
salah.
“Kau mau dengar atau tidak?” teriak Khun Nai.
“Tidak mau!”
“Tidak usah dengar kalau gitu. Aku juga tidak
peduli bagaimana perasaanmu. Mulai dari sekarang, mereka akan tinggal di sini. Di
rumah ini. Dan kau harus menghormati mereka. Ini adalah perintah!”
Khun Sa dan Kiew terdiam, tidak tahu harus
merespon atau bersikap seperti apa melihat pertengkaran ayah dan anak tersebut.
Peat mengerti, dia tidak akan melarang mereka tinggal.
“Silahkan tinggal di sini, jika kau bisa
menahannya!” peringati Peat pada Khun Sa dan Kiew. Setelah itu, dia langsung pergi
ke kamarnya di lantai atas.
Di dalam kamar, Peat mengambil sapu tangan
Kiew yang di simpannya di dalam laci mejanya. Dengan penuh amarah, Peat melempar
sapu tangan tersebut ke lantai dan menginjaknya setelah itu dia langsung
melemparnya ke dalam tong sampah. Dia benar-benar marah!
Khun Nai meminta maaf atas sikap Peat pada Khun
Sa dan Kiew. Khun Sa meminta Khun Nai untuk tidak minta maaf, dia dapat
mengerti alasan Peat seperti itu. mungkin Peat terkejut karena mereka tiba-tiba
muncul. Kiew bertanya, apa Khun Nai tidak memberitahu Peat sebelumnya?
“Aku jarang bertemu dengannya. Jadi, aku tidak
tahu bagaimana cara memberitahunya.”
“Tidak heran dia sangat terkejut. Terlebih lagi
dia anak bermasalah. Itulah kenapa hal ini menjadi masalah besar baginya,” komentar
Kiew.
Mendengar komentar Kiew, Tee yang ada di sana jelas
heran. Apa Kiew mengenal Peat sebelumnya? Kiew memberitahu kalau dia dan Peat kuliah
di tempat yang sama. Khun Nai kemudian meminta Kiew untuk tidak marah pada Peat,
anggap saja itu kesalahannya karena tidak berbicara baik-baik padanya dari
awal.
“Aku marah!” tegas Kiew, dan membuat kaget
Khun Sa dan Khun Nai. Mereka tidak menduga jawaban tersebut. “Tapi aku juga dapat
mengerti. Dia tidak tahu kenapa kami ke sini. Jika dia sudah tenang dan mau
mendengarkan, dia mungkin akan mengerti.”
Khun Nai tersenyum mendengar perkataan Kiew. Dia
memuji Khun Sa yang membesarkan Kiew dengan baik hingga dapat sedewasa ini,
sangat berbeda dengan Peat. Khun Sa tersenyum dan mengatakan kalau Peat seperti
itu mungkin karena Khun Nai jarang menghabiskan waktu bersamanya dan tidak
memberikan Peat cinta dan kasih sayang yang dia inginkan.
Khun Nai membenarkan perkataan Khun Sa, selama
ini memang ada jarak antara dia dengan Panee (mendiang istrinya) dan Peat.
“Tapi sekarang belum terlambat. Jika kau menjaganya,
memberikan waktu dan perhatian padanya, dia akan menjadi pria baik. Tidak akan
melawan dan menilai negatif terhadap hal – hal yang kau lakukan. Dan yang lebih
penting, dia akan yakin kalau tidak akan ada siapapun yang dapat menggantikan
posisi ibunya, atau mencuri cintamu darinya,” saran Khun Sa.
Khun Nai tersenyum mendengar saran itu. Dia
menyuruh Khun Sa dan Kiew untuk tinggal dengan nyaman di rumah ini, dan mengenai
Peat, dia yang akan mengurusnya.
Taeng dengan ketakutan masuk ke dalam kamar
Peat. Dia membawakan minuman dan makanan untuk Peat, dan dia juga menyarankan Peat
agar makan dulu jadi hatinya bisa tenang. Peat mendekat padanya, dan Taeng jadi
panik. Dia mengira Peat hendak membanting makanan. Ternyata tidak, Peat hanya
tanya apa Taeng sudah melihat istri baru ayahnya?
“Sudah. Istrinya sangat cantik. Dan anaknya
sangat manis,” jawab Taeng.
“Aku bukan suruh kau memuji mereka!” marah
Peat. “Pergi sekarang dan lihat apa yang mereka lakukan. Setelah itu, laporkan
padaku!”
Taeng hendak menolak, tetapi Peat melotot
padanya hingga Taeng ketakutan. Dia akhirnya setuju untuk pergi memantau dan
meninggalkan makanan yang di bawanya di atas meja.
Khun Nai membawa Khun Sa dan Kiew melihat kamar.
Dia sudah menyiapkan sebuah kamar untuk Kiew. Kiew memuji kamar itu yang cantik,
tapi terlalu bersar baginya. Khun Nai dengan lembut menyuruh Kiew menerima
kamar itu, karena Kiew bukanlah tamu tetapi anaknya juga. Kiew sedikit
canggung, tetapi dia tetap berterimakasih.
Taeng diam-diam mengintip. Tetapi ketahuan
oleh Khun Nai. Dan Khun Nai memerintahkannya untuk membawa koper dan barang
Kiew di lantai bawah ke atas. Kiew langsung menyuruh Taeng untuk tidak melakukannya,
dia bisa melakukannya sendiri.
Usai itu, Khun Nai membawa Khun Sa ke kamar
mereka. Dia menyuruh Khun Sa untuk masuk ke dalam dan melihat kamar itu.
“Aehh… tidur di kamar yang sama dengan Tuan. Bahkan
Nyonya saja (ibu Peat) tidak pernah tidur di sana,” gumam Taeng melihat hal
itu. “Jika Khun Peat tahu hal ini… rumah ini pasti hancur!” merinding Taeng.
Dan ketika dia berbalik, Peat sudah ada di
sana. Peat mengepalkan tangannya dengan kuat, menunjukkan seberapa marah
dirinya.
--
Khun Nai, Khun Sa dan Kiew sarapan bersama. Mereka
sudah tampak seperti keluarga. Khun Nai menanyakan mengenai pekerjaan paruh
waktu Kiew, dan Kiew memberitahu kalau dia bekerja di cafe kopi.
“Kamu yakin tidak ingin ku bantu?”
“Ya. Merepotkan Anda dengan biaya medis ibuku
saja sudah lebih dari cukup,” jawab Kiew. “Dan daripada mengumpulkan uang, aku
melakukan pekerjaan paruh waktu ini juga karena ingin belajar cara membuat kopi
dan minuman lainnya. Ini untuk meningkatkan pengetahuanku sesuai dengan yang ku
pelajari.”
“Sangat rajin. Tidak seperti Peat. Dia tidak
rajin dan tidak punya rasa tanggung jawab. Tetapi untungnya dia pintar,” komentar
Khun Nai.
Khun Nai bahkan menawarkan untuk mengantar Kiew
ke tempat kerjanya. Tetapi, Kiew menolak, dia bisa pergi sendiri, dan juga dia
ingin hidup seperti cara hidupnya dulu. Dia tidak ingin mengganggu Khun Nai. Khun
Nai mengerti, tetapi jika Kiew perlu apapun, jangan sungkan untuk meminta padanya.
Usai berbincang, Khun Nai baru nanya ke Taeng,
kenapa Peat belum turun juga untuk makan? Taeng kebingungan menjawabnya.
“Aku sangat senang. Ayah menanyakanku,” ujar
Peat dari sudut tangga.
Peat hendak keluar tanpa sarapan karena dia
tidak ingin melihat wajah para ‘lintah’. Khun Nai langsung menegur sikap Peat
tersebut. Tetapi, Peat terus menghina Khun Sa dan Kiew yang pasti mengincar harta
ayahnya. Khun Nai capek berdebat dan menyuruh Peat untuk tidak bergabung makan
kalau tidak mau.
Peat malah lebih marah. Dia berjalan ke meja
makan, dan membalik piringnya yang sudah di siapkan sebelumnya. Isi piring
tumpah dan Peat dengan marah berkata kalau dia memang tidak mau sarapan.
Khun Nai marah melihat sikap Peat dan hendak
mengejar Peat. Tetapi, Khun Sa menghalangi. Tidak baik jika Khun Nai bicara
saat sedang emosi. Tidak usah khawatir pada Kiew dan dirinya, karena mereka
masih bisa menolerir hal itu.
Kiew siap sarapan dan hendak berangkat kerja
paruh waktu. Peat ternyata belum pergi, dia diam-diam mengikuti Kiew dari belakang
untuk mengetahui tempat kerja paruh waktu Kiew. Dia merencanakan sesuatu.
--
Di tempat lain,
Kris sedang memperlihatkan salah satu menu di café
yang akan di bukanya pada Chaya dan Khata. Nama menu itu adalah Inferno
Mountain, dimana di letakkan cairan yang membuat api biru dan membuat makanan
di dalamnya matang. Katha sangat kagum dan memuji rasannya yang sangat enak. Chaya
kemudian bertanya, kapan café Kris akan di buka? Apa lagi yang kurang?
“Kurang dukungan moral. Chaya, dapatkah kau memberikannya
padaku?”
“Tentu saja!”
Dan Katha langsung berdeham memberi tanda
kalau dia ada di sana. Kris tersenyum, dan memberitahu kalau persiapan
pembukaan cafenya sudah mencapai 90 %. Dan dia masih harus memeriksa supllier
dan masih kekurangan staff pelayan dan chef.
Chaya bertanya kenapa Kris tidak meminta
bantuan dari orang-orang di perusahaan utama? Kris menjelaskan kalau café ini
dia dirikan sendiri dan sudah melarang ibunya untuk membantu, dan bahkan dia
meminjam uang untuk membuka café ini. Katha memuji Kris yang keren.
Pas sekali, Peat menelpon Katha. Katha langsung
menduga kalau Peat pasti lupa janji pertemuan mereka hari ini kan? Peat menjawab
tidak, tetapi dia menyuruh Katha dan yang lain untuk datang menemuinya di cafe
kopi sekarang. Katha serta yang lain jelas bingung, apalagi suara Peat sangat
serius.
Tidak lama semua sudah berkumpul. Dan Peat langsung
masuk ke dalam cafe kopi tersebut. Katha sampai heran dan bertanya pada Kris,
apa kopi di café ini sangat enak sampai Peat meminta mereka ke sini?
“Aku rasa ada alasan lain yang membuat Peat ingin
ke sini,” jawab Kris saat melihat ada Kiew di sana.
Peat menemui Kiew yang berada di balik kasir. Kiew
jelas tidak suka melihat kehadiran Peat, tetapi dia mencoba tetap profesional
dengan menanyakan pesanan Peat.
“Aku ingin orang yang sedang jualan sekarang! Kau
jual atau tidak?”
“Peat, kau keterlaluan,” tegur Kris.
“Tempat ini menjual kopi, minuman dan juga
dessert. Jika kau ingin yang lain dari itu, silahkan ke café lain saja,” tegas Kiew.
Peat berkata kalau dia hanya bercanda. Dan dia
menyuruh Kris, Chaya, dan Katha saja yang pesan, pesan yang banyak dan dia yang
akan bayar. Setelah itu, Peat membayar pesanan tersebut dan menyuruh Kiew untuk
menyimpan saja kembaliannya. Dan juga dia ingin semua pesanan tadi di antarkan
oleh Kiew sendiri ke meja mereka. Kiew dengan profesional menyuruh Peat untuk
menunggu.
Setelah pesanan Peat dkk siap, Kiew menyemangati
dirinya sendiri untuk mengantar pesanan tersebut. Saat dia sudah menghidangkan pesanan itu, Peat meminta
di bawakan air putih. Kiew mengerti dan meminta untuk menunggu sebentar.
“Jadi, kau datang ke sini untuk dia (Kiew)
atau kopi?” tanya Chaya dengan kesal.
“Apa?” bingung Peat.
“Aku tahu kalau kau tertarik pada gadis itu!”
“Kau berpikir berlebihan. Aku datang untuk minum
kopi.”
Tetapi Chaya tetap tidak percaya. Dan Kris
bahkan bertanya apa sebenarnya yang hendak Peat lakukan?
Pas sekali, Kiew datang dan mengantarkan
minuman. Saat dia mau pergi, Peat menyuruhnya berhenti. Kiew berusaha sabar dan
bertanya apa lagi yang Peat perlukan? Peat langsung bangkit berdiri sambil
bertepuk tangan dengan keras dan menarik semua perhatian pengunjung café.
“Ibu dari wanita ini berselingkuh dengan
ayahku!” ujar Peat dengan suara keras. Dan membuat semua pengunjung dan pegawai
café menjadi tertarik. Jelas, Kiew merasa malu. “Ibuku baru saja di kremasi
beberapa hari yang lalu, dan ayahku sudah membawanya ke rumahku. Super! Berhenti
sekolah saja. Ibumu kan sudah memberi contoh cara mendapat pria kaya yang
bodoh. Dan kemudian kalian akan hidup dengan nyaman. Ngapain kau masih mau susah-susah?”
Kiew benar-benar marah hingga dia memaki dan
melempar cake yang ada di meja Peat ke muka (lebih tepatnya pipi) Peat dan juga
melempar minuma ke baju Peat. Dia menyuruh Peat untuk sadar.
Manager yang melihat kekacauan itu segera
mendekat dan meminta maaf. Peat tidak mau dan berteriak menyuruh manager untuk
memecat Kiew atau dia akan menuntut. Chaya
tersenyum sinis melihat kebencian Peat pada Kiew.
Akhirnya, Kiew di pecat oleh manager itu. Manager
meminta maaf pada Kiew karena harus memecatnya, walaupun Peat yang memulai
duluan, tetapi Peat tetap adalah pelanggan. Seharusnya, Kiew bisa lebih
bersabar. Kiew menjelaskan kalau dia tidak bisa sabar karena Peat telah
menghina ibunya di hadapan banyak orang. Dan dia yakin kalau Peat sengaja
membuatnya marah dan merencanakan ini dari awal. Manager menjelaskan kalau dia
tidak bisa menilai ataupun berkomentar mengenai masalah pribadi Kiew dan Peat,
dia hanya menilai berdasarkan yang terjadi dalam pekerjaan. Kiew mengerti,
walau dia merasa sedih telah di pecat.
--
Chaya membantu membersihkan krim kue dari muka
Peat. Dan Kris langsung to the point berkata kalau Peat pasti sengaja melakukan
itu agar Kiew di pecat. Peat membenarkan. Dan Chaya membela Peat, kalau Kiew memang
pantas di pecat.
“Pelanggan itu Tuhan (aisshh… noh nonton Feels Good to Die, di salah satu episodenya kan
ada itu di bilang kalau pelanggan itu memang telah membayar. Tetapi, yang di bayar
si pelanggan itu untuk makanan dan pelayanan yang telah di berikan. Nggak ada tuh
si pelanggan bayar uang yang mengizinkan dia boleh merendahkan pelayan ataupun
menghina). Walau semarah apapun dia, dia harus
menahannya. Sebenarnya, dia itu juga salah.
Dia tidak tahu cara mengontrol emosi-nya,” komentar Chaya.
“Chaya, jika kau di hina hingga ke ayah dan
ibumu, apa kau masih bisa tahan?” tanya Kris balik.
“Tapi, aku tidak akan pernah menjadi pegawai
siapapun,” jawabnya dengan sombong. “Aku akan marah dan mau segila apapun aku,
aku akan selalu benar!”
“Kau terlalu membelanya.”
Katha berusaha mengambil alih agar Kris dan Chaya
tidak bertengkar. Katha menasehati Peat untuk bicara pada Khun Nai, karena pasti
ada alasan di balik yang di lakukannya. Tetapi, Peat tidak mau dan malah marah.
Dia bertekad akan membuat Khun Sa dan Kiew keluar dari rumahnya!
Tags:
Pink Sin
Cuma bisa komen nakasihhh....semangattt
ReplyDeleteLanjut y min ceritanya seru thx min
ReplyDeleteUdah nonton drama nya seru bgt tinggal baca sub indo nya, semangat min
ReplyDeleteSemangaat min...lanjuuut
ReplyDeleteAda yg tau link downloadnya ga
ReplyDeleteUdah nonton drmamanya. Ampek ketagihan liat chememistr pon dan bua😙😙
ReplyDeleteDmn download lakorn subindo nya??
Deletemkash
ReplyDelete