Sinopsis Lakorn : You Are Me episode 19 – 1


Sinopsis Lakorn : You Are Me episode 19 – 1
Images by : Channel 3
sinopsis di tulis oleh : Chunov (nama samaran) di blog k-adramanov.blogspot.com

Na dan Thi tidak bisa tidur malam ini. Mereka berkutat dengan pemikiran masing-masing. Na memikirkan perkataan Khun Pa yang menyuruhnya mencari bukti jika memang dia pelakunya. Sementara Thi, dia memikirkan mengenai Khun Wiset yang menggelapkan dana perusahaan, dan dia harus mencari buktinya.
Saat mereka berbalik, mata mereka saling bertemu. Mereka sama-sama tidak bisa tidur karena memikirkan sesuatu. Dan Tee malah mengejek Na yang ternyata memikirkan sesuatu juga hingga tidak bisa tidur. Na tersinggung dan hampir saja bertengkar. Thi akhirnya mengubah perkataannya, dia menyuruh Siriya untuk istirahat yang cukup karena mereka masih harus melakukan sesuatu besok, syuting iklan. Na tidak lagi berkata-kata dan mencoba tidur.
--
Esok hari,
Hia memberikan pengarahan mengenai scene yang di inginkannya. Thi dan Na mendengarkan dengan seksama instruksi Hia. Setelah penjelasan, mereka mulai bersiap untuk syuting.
Da datang ke sana untuk melihat jalannya syuting dan dia berdiri di samping Pa. Pa memanfaatkan hal itu untuk memanasi Da untuk segera bertindak karena Siriya sekali lagi berada di depan Da.
“Aku percaya pada P’Thi. P’Thi tidak akan bertingkah bodoh dengan ‘barang bekas’ dari kakaknya sendiri!  Dan untukmu, P’Pa, jangan kira apapun yang kau lakukan, orang lain tidak tahu.”
“Apa yang kau maksud?” kaget Pa.
“Bahkan jika kau menggunakan cara dengan melloby semua pegawai, semua itu percuma. Karena semua keputusan tetap ada di tangan Khun Pawinee. Dan kelihatannya, Khun Pawinee tidak benar-benar percaya pada putrinya sendiri juga.”
“Darika!”
“Berhenti berharap. Semua orang juga tahu kalau orang yang paling pantas menjadi Presiden perusahaan adalah P’Thi. Dan tambah yakin lagi ketika P’Thi dan Siriya membuat iklan untuk kegiatan amal seperti ini. Itu akan membuat image perusahaan semakin bagus. P’Pa kau harus berhati-hati.”

Sebelum syuting, Na melakukan selfie dan mengirimkannya pada P’Ya. Dia menulis pesan kalau iklan ini dia lakukan untuk Ya, jadi Ya juga harus semangat untuk terapi. Ya tersenyum melihat pesan Na tersebut.
Syuting di mulai.
Na terjatuh ke dalam kolam dengan tubuh terlentang.
Na : Hidupku sudah berakhir, di hari aku tahu kalau kakiku sudah tidak bisa berjalan lagi. Aku di hukum dengan ketidak bahagiaan dan penderitaan.
Dan adegan memperlihatkan Na yang duduk di kursi roda yang ada di dasar kolam. Dia tampak putus asa.
Tiba-tiba seorang pria masuk ke dalam air. Pria itu adalah Thi. Dia berenang menghampiri Na yang berada di kursi roda.
Thi : Wanita yang ku cintai, sekarang terluka.
Na : Aku bersedia mengabaikan segalanya, bahkan nafasku.
Thi : Aku siap menjadi nafasmu. Tugasku adalah membuatmu bangkit dan berjuang. Jadi, kau bisa bahagia sekali lagi.
Na : Aku tidak memerlukan hal lain lagi.
Thi : Aku memerlukanmu.
Thi menarik tubuh Na ke dalam pelukannya. Dia menyematkan cincin di jari Na.
Na : Dia membuatku tahu kalau… rintangan ini bukanlah masalah. Masalahnya adalah hatiku sendiri.
Dan adegan beralih dengan memperlihatkan Na dalam pakaian pengantin duduk di kursi roda di dasar kolam.
Na : Aku percaya, jika kita berani membuka hati kita, setiap orang pasti akan bisa melalui batasan mereka.
Na tersenyum dan bangkit. Dia berdansa dengan Thi di dalam air. Thi mengenakan pakaian pengantin pria.
Thi : Hatiku akan membantuku memotivasi tubuh untuk melewati setiap rintangan.
Na : Kita adalah orang yang menentukan karena hidup kita adalah milik kita sendiri.
Dan adegan di akhirnya dengan Thi yang mencium Na.
Syuting selesai. Hia memuji kinerja Khun Thi dan Siriya yang sangat bagus. Dia sangat puas dengan hasilnya. Hia memuji Siriya, dan Na balas memujinya. Pa dan Da terlihat tidak suka.
Saat Na berbalik, Thi tanpa sengaja melihat punggung Siriya dan melihat bekas luka tembak itu (itu buatan Na, agar tidak di curigai).  Thi terlihat sedih dan bertanya, apa itu bekas luka tembak yang membuat Siriya tidak bisa berjalan lagi?
“Ya.”
Dan Thi kemudian meminta maaf atas sikapnya selama ini. Setelah mengenal Siriya, dia menyadari kalau Siriya berbeda dengan yang di bayangkannya. Dan untuk orang yang menembaknya, dia akan membantu untuk menangkapnya. Na sedikit kaget, dan bertanya keseriusan Thi, apa Thi yakin? Walaupun pelakunya adalah orang di keluarga Sutharak?
“Tidak peduli siapapun itu, aku akan membantumu. Demi keadilan.”
Da terlihat cemburu melihat kedekatan Thi dan Siriya.
--
Ya menelpon Na. Dia memberitahu Na perkembangan terapinya. Dia sudah bisa berjalan dengan alat bantu jalan.  Na jelas merasa senang mendengar perkataan itu, apalagi saat Ya mengatakan terapist mengatakan tidak lama lagi, dia akan bisa berjalan. Ya berterimakasih atas dukungan Na selama ini padanya.
Selesai teleponan dengan Na, Ya memberitahu kabar gembira ini pada KhaoSuay dan Nuan.
“Kalau P’Ya sudah bisa berjalan dengan alat bantu, kau juga harus seperti itu. Kau juga harus berdiri dan membuat orang -orang di rumah ini melihat kalau kau sudah mulai bisa berjalan lagi,” saran Nuan. “Kita harus meneruskan akting kita.  Agar Khun Thi dan setiap orang di rumah ini melihat perkembanganmu.”
Na setuju.
--
Esok hari,
Nuan sudah menyiapkan alat bantu jalan untuk Na. Saat Thi datang, mereka langsung berakting seolah belajar jalan. Thi membantunya untuk berdiri. Na menyuruh Thi untuk menjauh karena dia mau latihan. Thi menjauh.
Na mulai akting. Dia berpura-pura jatuh, dan Thi langsung membantunya, usai itu pergi lagi. Na dan Nuan tersenyum karna akting mereka menyakinkan.   
--
Khun Nat tiba di kantor, dan dia melihat orang-orang menghindarinya. Hal ini membuatnya teringat ucapan Da, kalau semua orang membenci Khun Na. Kalau dia tidak ada, maka Khun Nat akan sendirian.

Khun Nat berpas-pasan dengan Da. Mereka saling menatap dan teringat pertengkaran tempo hari. Khun Nat mencoba bicara padanya, tetapi Da malah mengabaikannya dan melewatinya begitu saja. Khun Nat jelas merasa sedih.
Khun Nat berdiri di pojok. Dan saat itu, dia teringat perkataan Krit yang bilang tidak takut padanya, karena tahu kalau dirinya bukan orang yang menyeramkan. Khun Nat sedikit berharap. Semburat senyum tersungging di wajahnya, dan dia  mencoba menghubungi Krit. Sayangnya, nomornya tidak ada.
Beberapa pegawai termasuk Praw lewat sambil menggosipi Krti yang diam-diam mengirimi bunga untuk Siriya. Khun Nat jadi penasaran dan memutuskan untuk nguping. Praw tanya, darimana pegawai itu tahu kalau bunga itu untuk Siriya? Pegawai itu menjawab kalau waktu itu dia lewat dan tanpa sengaja melihat Krit menulis di kartu ucapan : “Congratulations Siriya!”
Khun Nat jadi makin cemburu dengan Siriya.
“Kalau gitu, gosip mengenai cinta segitiga antara Khun Athirat, Khun Krit dan Khun Siriya adalah benar!” simpul Praw.
--

Peuk sedang sibuk menyiram tanaman di taman rumah. Dan dia melihat Krit yang datang sambil membawa satu pot bunga.  Peuk melihat bunga yang di bawa oleh Krit adalah Petunia.
“Ya, Petunia melambangkan harapan. Jadi aku berharap kalau Khun Ya tidak akan berhenti berharap.”
“Dan kalau Khun Krit apa berharap sesuatu dari Nong Ya atau tidak?”
Krit terdiam. Dia bingung maksud dari Peuk. Dan Peuk menjelaskan maksudnya, apa Krit juga berharap Ya dapat berjalan lagi? karena tampaknya Krit yang paling mengharapkan hal tersebut.
“Ya. Khun Ya adalah istri dari atasanku. Tentu aku berharap dia bisa berjalan lagi. Aku akan melakukan segalanya untuk membantunya, sebagai balasan atas kebaikan Khun Pipop selama ini padaku.”
Peuk tentu tidak menyangka jawaban tersebut. Dia pamit pada Krit untuk memanggil Khun Ya dan memberitahu kedatangan Krit.

Ya sedang berlatih berjalan di kamar dengan di awasi oleh Aunt On. Peuk datang dan memberitahu kalau Krit datang dan membawa sepot bunga Petunia yang artinya harapan. Itu karena Krit berharap Ya dapat sembuh secepatnya. Dan Ya malah menolak untuk bertemu dengan Krit dengan alasan merasa tidak sehat. Peuk jelas heran dan menawarkan untuk membawa Ya ke dokter. Ya menolak, dan Peuk mengerti.
Peuk langsung menemui Krit dan memberitahu kalau Ya sedang tidak enak badan dan tidak bisa bertemu. Krit jelas khawatir mendengarnya. Dia ingin melihat Ya, tetapi Peuk melarang. Krit jelas merasa ada yang aneh dan memaksa. Peuk jadi takut akan kena marah.
Aunt On menutup pintu kamar Ya dan mengajak Ya bicara. Dia bisa menebak kalau Ya menghindari Krit.
“Aku rasa, aku harus menjaga jarak, Aunt. Terlalu dekat membuat kami lupa status kami masing-masing.”
“Kau tidak menyukai Khuk Krit?”
“Khun Krit adalah orang baik, Aunt. Siapapun yang berada di dekatnya pasti menyukainya. Aku yakin kalau Aunt juga pasti menyukainya, kan?”
“Ya. Sejak aku lahir, aku belum pernah bertemu pria sebaik Khun Krit.”
“Tapi aku adalah istri dari Khun Pipop. Aku tidak punya hak untuk menyukai atau tidak menyukainya, Aunt.”
Aunt On tidak tahu harus mengatakan apa, dia hanya bisa menggenggam tangan Ya. Dan ternyata, Krit ada di luar dan mendengar semua percakapan itu. Hatinya kecewa, dia pergi dari sana tanpa masuk menyapa Ya lagi.
Flashback
Saat itu Krit baru pulang dari studi-nya. Dan dia melihat ada seorang wanita di rumahnya. Krit mendekati wanita itu, dan bertanya siapa yang di carinya? Wanita itu berbalik, dan dia adalah Siriya. Krit jatuh cinta pada pandangan pertama pada Siriya.
“Aku datang bersama dengan Khun Pipop.”
“Khun Pipop?”
“Ya. Khun Pipop sedang di dalam dan mendiskusikan bisnis dengan Khun Jentham.”
Pas sekali, Khun Pipop dan Khun Jentham keluar. Dan Khun Pipop memperkenalkan Siriya sebagai istrinya. Tampak raut kekecewaan di wajah Krit, tetapi dia mencoba untuk tersenyum.
End
Krit melihat bunga Petunia yang di bawanya, dan meninggalkannya di bangku taman.
Ya keluar tidak lama kemudian untuk belajar jalan. Dan dia melihat pot bunga yan di tinggalkan oleh Krit. Dia menghela nafas melihat pot tersebut.

Support penulis hanya dengan membaca sinopsis ini (Khun Mae Suam Roy) di :
k-adramanov.blogspot.com. Terimakasih. Happy Reading.


Post a Comment

Previous Post Next Post