Network: GMM
One
Hape
Don berbunyi sebagai peringatan bahwa dia hampir saja bersetuhan dengan Haya.
Dan dengan terkejut, Don pun langsung bangun dan menjauh sedikit. “Aku bangun.
Aku bangun,” kata Don dengan panik.
“Aku
akan pergi bekerja. Kamu mau pergi denganku?” tanya Haya.
“Ya
tentu. Aku akan pergi kemana pun kamu pergi,” jawab Don.
Haya
mengajar anak- anak yang kurang mampu disebuah sekolah kecil. Dan Don
menemaninnya, namun disana Don merasa sangat ngantuk dan bosan sekali, jadi dia
mendengarkan musik dan memotret apapun yang ada disana.
Misi keduamu. Sampai bertemu di
Macau. Pesan dari Wolf.
Membaca
pesan tersebut, Ryo tersenyum dan meloncat kegirangan sambil berteriak bahwa
dia akan pergi ke Macau. Lalu sesudah
itu dia mengambil tasnya dan memasukan barang bawaannya.
“Ayah,
aku akan pergi ke Pattanya dengan Ban ya,” terika Ryo pada Ayahnya.
Ryo : Misi 2. Macau.
Sesampainya
di Macau, Ryo pergi berjalan berkeliling dan melihat- lihat. Kemudian saat Wolf
menghubunginnya, dia pun mengikuti perintah dari Wolf.
“Selamat datang di Macau. Kamu pasti
sangat lapar sekarang, kita sudah menyiapkan makanan untukmu. Temukan kedai
makanan terlebih dahulu. Jalan terus,” kata Wolf. Dan Ryo
menurut, lalu sampailah dia ditempat yang Wolf tunjukan.
Dengan
lahap, Ryo memakan habis makanan yang didapatkannya. Sesudah itu, dia melihat
sebuah tulisan kecil berada di dasar mangkuk. Dan dia pun lalu pergi mencari-
cari dimana tempat yang tertulis di dasar mangkuknya. Dan ketika berhasil
menemukan tempatnya, Ryo kembali menerima telpon dari Wolf.
“Lihatlah sebelah kirimu. Pergilah
ke kamera itu,” kata Wolf. Dan Ryo menurut dengan
kebingungan.
Seorang
wanita tomboy mendekati Ryo dan menyuruhnya untuk menjauh dari kameranya. Dan
Ryo pun meminta maaf.
“Misi keduamu. Berikan ciuman pertama
mu kepadanya,” kata Wolf.
“Ciuman
pertama? Bagaimana kamu tahu aku tidak pernah mencium siapapun sebelumnya?”
teriak Ryo, tidak terima.
Si
Wanita merasa aneh serta heran, karena Ryo berteriak ditelpon dan sesudah itu
mendekatkan wajah padanya. “Apa yang kamu cari?”
“Tenanglah,”
kata Ryo.
“Aku
suruh kamu pergi!!” balasnya.
Ryo
duduk dengan kebingungan. Dan dia mengingat nasihat dari Ayahnya, jangan
sembarangan mencium seseorang bila orang tersebut tidak mau. Cara mengetahuinya
adalah ketika saatnya tiba, maka Ryo akan tahu sendiri, apa si Wanita mau di
cium atau tidak. Karena ciuman yang mengesankan adalah ciuman yang terjadi di
waktu yang tepat.
Ketika
melihat Ryo yang sedang duduk termenung, si Wanita mendekatinya dan menanyakan
apa sebelumnya Ryo ingin mencuri kameranya. Dan dengan lantang, Ryo menjawab
‘yes’. Mendengar itu si Wanita terkejut, dan mau bertanya sekali lagi, tapi
sebelum dia selesai bicara, dengan lantang Ryo mengatakan ‘No’.
Si
Wanita merasa bingung sekali harus bicara bagaimana kepada Ryo, karena
tampaknya Ryo kurang pandai bahasa Inggris dan tidak mengerti apa yang
dikatakannya. Tapi itu membuktikan bahwa Ryo tidak ingin mencuri kameranya.
Menggunakan
bahasa Inggris dan bahasa tubuh, si Wanita meminta Ryo untuk mengawasi kameranya
disana, karena dia ingin membeli makanan. Sebagai upah Ryo kalau membantunya,
dia akan membelikan makanan untuk Ryo juga. Dan Ryo mengiyakan.
Si
Wanita lalu menarik tangan Ryo untuk mengikutinya ke dekat kameranya. “Tunggu
disini. Ya, disini. Aku akan kembali,” katanya. Dan Ryo menurut.
Hari
semakin malam, dan akhirnya si Wanita kembali. Dia datang membawakan dua
bungkus makanan untuk dirinya satu dan untuk Ryo satu.
Selama
makan, Ryo sama sekali tidak bisa fokus, karena dia mengingat misi dari Wolf.
Dan perkataan Ayahnya mengenai ciuman yang mengesankan.
Tags:
Wolf