“Siapa
diantara kalian berdua yang bisa menjelaskan padaku apa yang sebenarnya
terjadi? Huh?! Aku bersikap baik pada kalian, tapi kamu malah membawa orang
asing ke rumah untuk berpesta?” kata Da Feng dengan kesal, ketika menyadari
Dong Jie yang berdiri di sudut ruangan.
Fu
An kesulitan untuk menjelaskan. Dong Jie menyela, dan mengatakan bahwa dia
kesini bukan untuk berpesta, melainkan mengembalikan barang milik Fu An
sekaligus mempersiapkan makanan untuk Fu An yang ingin menyambut Da Feng.
“Dia
hanya ingin mengucapkan ‘Terima kasih’ kepadamu, bajingan,” kata Dong Jie
dengan sinis dan sambil mengepalkan tangannya menahan marah.
Fu
An memegang tangan Dong Jie agar sabar dan jangan emosi. Dong Jie mengerti,
jadi dia pun pamit dan pergi dari sana.
“Jika
kamu tidak suka, maka aku…” kata Fu An merasa takut.
“Jangan
membuat kejutan lagi. Aku tidak suka. Juga sebelum memasak untukku, bukankah
kamu seharusnya bertanya padaku apa yang aku sukai?” balas Da Feng dengan sikap
tenang. Lalu dia duduk dan menyuruh Fu An segera melayanin nya.
Fu
An tersenyum dan menyalakan lilin. Pi Dan memasangkan mahkota di kepala Da
Feng, tapi dia menolak untuk memakainya. Sesudah itu mereka berdua duduk. Dan
acara pun dimulai.
“Pertama
untuk merayakan, Xie Fu Jiu, yang disebut juga Pi Dan. Dia akhirnya sembuh dan
sehat kembali menjadi babi kecil yang imut. Yang kedua untuk merayakan, Aku dan
Xie Fu Jiu akan mendengarkan saran Tuan Yan Da Feng untuk kembali ke gunung Fu
Man besok pagi. Dan yang ketiga, walaupun Tuan Yan Da Feng pernah diculik, tapi
dia berhasil melarikan diri,” kata Fu An dengan ceria. Lalu dia mengangkat
gelas dan mengajak mereka semua untuk bersulang.
Flash back
Ketika
berhasil melarikan diri dan selamat, Da Feng pulang ke rumah. Dan setiba nya di
rumah, dia melihat Yun Gao serta keluarga Feng Feng sedang bersenang- senang
makan daging ayam tanpa dirinya.
Melihat
itu, Da Feng merasa sedih. Dan tidak diperdulikan, seolah ada dia atau tidak,
tidak ada perbedaan dirumah ini. Lalu tanpa suara, Da Feng menaiki tangga dan
memasuki kamarnya.
Flahs back end
“Ironis nya adalah tidak ada seorang
pun yang peduli tentang ku yang berhasil melarikan diri,” gumam
Da Feng di dalam hatinya.
“Kalian
hanya membuat ini untuk membayar hutang pada ku, kan? Bukan karena kalian
peduli padaku,” kata Da Feng kepada mereka, dengan tidak bersemangat.
“Siapa
yang bilang kami tidak peduli? Kami sangat peduli! Walaupun kami tidak punya
banyak uang, namun kami mempersiapkan hidangan ini semua untukmu. Ini cara kami
menunjukan rasa terima kasih. Aku benar2 berterima kasih, karena kamu
memberikan kami tempat dimana kami bisa tinggal. Terima kasih,” kata Fu An
dengan tulus.
Fu
An menceritakan kalau Nenek nya sering mengatakan bahwa hal terpenting adalah
keluarga bisa berkumpul bersama dan selamat.
Da
Feng terdiam mengingat semua masa lalunya, dimana Kakeknya tidak pernah peduli
padanya sedikit pun. “Kalian berdua… bodoh. Jika bukan karena supir taksi itu,
aku tidak akan mengurus kalian,” kata Da
Feng dengan jaim.
Pi
Dan memanggil Da Feng dengan sebutan Raja di keluarga mereka. Dan Fu An setuju,
dia memakaikan mahkota di kepala Da Feng, kemudian dia memberikan paha Ayam
kepada Da Feng. Karena Paha Ayam adalah milik Raja, dan Raja lah yang akan
menentukan orang beruntung mana yang mendapat Paha Ayam yang satu lagi.
“Baiklah.
Paham Ayam yang beruntung ini adalah milik dua bersaudara,” kata Da Feng sambil
mengambilkan Paha Ayam miliknya dan Paha Ayam satu nya lagi. Kemudian dia
meletakan itu diatas mangkuk Fu An serta Pi Dan.
Mendapatkan
Paha Ayam itu, Fu An tersenyum senang. Sementara Pi Dan merasa bahwa ini salah,
karena tidak sesuai peraturan. Dan Da Feng pun membalas bahwa ini adalah
peraturan baru darinya, jadi paha Ayam itu untuk mereka berdua.
Melihat
kebaikan Da Feng pada mereka, Fu An memujinya. Awalnya dia mengira bahwa Da
Feng adalah iblis, tapi dia salah.
“Cukup,
cukup, cukup. Sebelum aku menyesal, kalian cepat makan Paha Ayam itu. Jika
tidak aku akan…” sela Da Feng, tapi sebelum dia selesai bicara, Fu An dan Pi
Dan dengan cepat memakan paha Ayam tersebut.
Feng
Feng memberitahu Yun Gao bahwa dia telah memasang foto Hu Lan di setiap koran,
sehingga dengan begitu Hu Lan bisa dengan mudah di temukan. Dan lalu dengan
sengaja, Feng Feng meletakan koran itu di sebelah Yun Gao.
“Pa,
orang yang paling gelisah bukan kamu, tapi Yan Yang kami. Setelah melihat foto
Hu Lan, dia kehilangan nafsu makannya setiap hari. Dia berharap mempunyai
hubungan yang dekat dengan Hu Lan. Benarkan?” kata Yan menjilat. Dan mendengar
itu Yan Yang langsung tersedak.
Yun
Gao melihat foto Hu Lan dikoran yang berada di sebelahnya. Lalu dia memarahi
mereka semua, “Apa kalian mencoba membunuhku? Melihat monster ini membuatku
ingin muntah! Ini jelas bukan Xie Hu Lan! Kalian sedang menghina dia ya!”
“Tidak
mungkin, foto ini dari kepala desa,” balas Yan.
Yun
Gao memberitahu bahwa Hu Lan adalah wanita yang menyelamatkannya saat di rumah
sakit. Dan mendengar itu, Yan Yang pun merasa lega serta tertawa. Sementara
Feng Feng, dia mengeluh kenapa Yun Gao tidak memberitahu dari awal.
“Kalian
tidak bertanya padaku,” kata Yun Gao.
Feng
Feng kemudian teringat bahwa mereka telah menghabiskan banyak uang untuk
memasang foto Hu Lan di koran. Dan itu akan sia- sia, sebab orang di foto
adalah Hu Lan yang palsu. Lalu dengan segera Feng Feng serta Yan pun
menghubungin pihak koran untuk mengubah foto di koran. Serta mencari foto Hu
Lan yang asli.
Fu
An membawa cake dan menyalakan lilin, kemudian dia meminta Da Feng untuk
membuat make a wish sebelum meniup
lilinya. Dan Da Feng pun menutup matanya. “Aku berharap, Xie Hu Lan akan muncul
di hadapanku sekarang,” pintanya. Lalu meniup lilin.
Ketika
Da Feng membuka matanya, Fu An berada tepat dihadapannya. “Xie Hu Lan? Siapa
itu? Hu Lan? Nama yang aneh. Tapi aku pikir dia pasti sangat penting di
hatimu,” kata Fu An.
“Tidak
penting. Dia hanya wanita yang pantas mati,” balas Da Feng dengan sinis. Dan Fu
An pun langsung diam.
Pagi
hari. Anak buah Dong Jie, dia datang ke kamar Dong Jie dan membangunkan Dong
Jie yang masih tertidur. Lalu dia memperlihatkan koran yang dibawanya, dan
membaca isi koran tersebut Dong Jie langsung bangun dan pergi.
Didalam
koran. Foto Hu Lan yang asli di pajang, yaitu foto Fu An.
Dong
Jie menaiki motor menuju ke tempat Fu An menginap, dan mobil Ah Bao
mengikutinya dari belakang.
“Pengemis
ini pasti akan datang ke sini untuk membayar hutangnya, dan kali ini dia
tertangkap oleh ku,” gumam Ah Bao dengan puas, karena berhasil menemukan gedung
dimana Fu An berada.
Pi
Dan meminta kepada Fu An agar jangan pulang dulu, karena rumah mereka yang ada
di Gunung Fu Man telah habis terbakar serta mereka masih harus menemukan kakek
Wang Cai, jadi Pi Dan ingin Fu An meminta agar Da Feng membiarkan mereka
tinggal selama beberapa hari lagi di tempat ini. Tapi Fu An menolak.
“Tidak
mungkin, kakak Da Feng sudah membiarkan kita tinggal disini selama 2 hari, jadi
kita tidak bisa mengganggu dia lagi,” kata Fu An.
Dong
Jie datang dan menyuruh agar Fu An segera mengikutinya, karena ada situasi
berbahaya. Tapi sayangnya, dia telat, karena disaat itu Ah Bao serta para anak
buahnya datang dan menghalangin pintu keluar.
Walaupun
Dong Jie berusaha mengalahkan mereka semua, tapi karena kalah jumlah, maka Dong
Jie pun tidak bisa dan terpaksa harus menahan diri. Karena disaat dia sedang
bertarung, Ah Bao serta anak buah nya yang lain menangkap Fu An serta Pi Dan,
dan dia menggunakan mereka berdua untuk mengancam dan menghentikan Dong Jie.
“Ikat
dia!” perintah Ah Bao sambil tertawa senang.
Ah
Bao serta anak buahnya membawa Fu An, Pi Dan, serta Dong Jie untuk mengikui
mereka. Kepada Dong Jie, dengan angkuh Ah Bao mengatakan,” Pengemis kecil,
jangan menyesal. Satu gunung tidak bisa menampung dua harimau. Kamu harus mengerti,”
kata Ah Bao, kemudian dia memasukan mereka semua ke dalam mobil.
Sebelum
masuk ke dalam bagasi mobi, Dong Jie melihat sebuah pecahan kaca, jadi dia pun
berpura- pura jatuh dan memungutnya. Setelah itu, barulah dia membiarkan
dirinya di masukan ke dalam mobil.
“Matikan
semua hape kalian sekarang. Jika Pria tua itu bertanya, dimana Dong Jie,
katakan saja kalian tidak tahu. mengerti?” kata Ah Bao mengingatkan para anak
buahnya. Dan mereka semua mengiyakan serta menurutinya.
Anthony
yang tidak tertangkap oleh mereka, dan tidak diketahui keberadaan nya oleh
mereka semua. Ketika Ah Bao serta para anak buahnya menjalankan mobil dan
pergi, dia segera berlari dan mengikuti mobil mereka.
Dimeja
makan. Yan Yang menanyakan apa Da Feng sudah membaca koran. Dan dengan tidak
tertarik sama sekali Da Feng tidak mau membacanya, karena menurutnya Hu Lan
tidak penting sedikitpun untuknya serta sebentar lagi Hu Lan akan menghilang.
“Aku
dengar bahwa kepala desa berpikir kita ingin menyusahkan Xie Hu Lan, jadi dengan
sengaja dia memberi foto yang salah. Bagus kakek mengetahuinya segera, jadi
fotonya diubah tepat waktu sebelum koran terbit. Jika tidak, maka 80 milliar
akan di donasikan untuk alasan yang salah,” cerita Yan Yang.
Da
Feng terkejut dan membaca koran, lalu dia melihat foto Fu An berada didalamnya.
Dan setelah Yan Yang selesai bercerita, dia menanyakan maksud perkataan Yan
Yang.
“Kamu
tidak tahu? Kakek bilang, jika kita tidak bisa menemukan Xie Hu Lan, maka
seluruh 80 milliar akan di sumbangkan,” jelas Yan Yang.
Tags:
Easy Fortune Happy Life