Sinopsis C-Drama : Unique Lady Episode 18 - part 3

Network : iQiyi iQiyi


Didalam hutan bambu. Xiu Wen berlatih pedang sambil mengingat perkataan Yi Yi yang memintanya untuk jangan melupakan kebencian bangsa mereka. Serta dia mengingat perkataan Luo Jing yang berjanji akan pulang bersama dengannya.

Dan mengingat hal tersebut, Xiu Wen merasa sangat gundah. Lalu ketika tiba2 tangannya terasa nyeri karena terluka, barulah Xiu Wen tersadar.
Malam hari. Dipenginapan. Saat Luo Jing melihat tangan Xiu Wen yang terluka, dia ingin segera memanggilkan Shang. Tapi Xiu Wen menolak, dan meminta agar Luo Jing membawa kan nya tambahan wine saja. Dan Luo Jing pun mengiyakan.

Xiu Wen duduk sambil memperhatikan pedangnya. Dan ketika Luo Jing datang membawakan wine tambahan, dia langsung meminumnya seperti orang kehausan. Melihat itu, Luo Jing meminta Xiu Wen untuk minum pelan2 saja.
“Sekali aku minum, itu tidak sakit lagi,” kata Xiu Wen. Lalu dia meminum wine nya lagi. Dan Luo Jing pun membiarkannya.

“Dari pertama aku melihat mu, aku sudah merasa bahwa kamu berbeda dari yang lain. Kamu terlihat seperti cahaya. Seperti bintang dilangit. Yang melelehkan salju,” kata Xiu Wen dengan begitu puitis, lalu dia merasa malu dan minum lagi. Kemudian Xiu Wen menanyakan kenapa Luo Jing datang mencarinya.

“Aku menjatuhkan saputanganku dikamar Zhong Wu Mei. Aku takut dia akan tahu. Jadi aku ingin kamu membantu ku mencurinya,” jelas Luo Jing dengan pelan.
“Apa kamu benar2 tidak ingin dia tahu?” balas Xiu Wen.
Luo Jing menjelaskan bahwa dengan situasi sekarang, jika Wu Mei mengenali siapa dirinya, maka Wu Mei mungkin akan menderita lebih lagi. Itulah mengapa, Luo Jing tidak ingin Wu Mei mengenalinya, karena itu adalah yang terbaik untuk semuanya.

Dengan bersemangat, Xiu Wen tiba2 saja bertanya. “Xiao Jing. Setelah kita pergi ke Persia. Maukah kamu menikah denganku?” tanyanya.
Mendengar itu, Luo Jing merasa sangat terkejut, dan tidak bisa menjawab ‘iya’. Dan Xiu Wen langsung memeluk Luo Jing dari belakang. “Sebenarnya, aku tidak seharusnya membiarkan mu kembali (ke Sheng Jing),” kata Xiu Wen dengan nada sedih.
“Xiu Wen, aku…”

Xiu Wen melepaskan pelukannya, dan melangkah mundur. “Ini sudah terlalu malam. Kamu harus beristirahat,” kata Xiu Wen dengan sedih, tapi dia berusaha untuk tetap tersenyum. Sepertinya dia mengerti bahwa perasaan Luo Jing telah berubah.
Dengan gugup, Luo Jing menganggukan kepalanya. Lalu tanpa mengatakan apapun, dia berjalan pergi meninggalkan Xiu Wen.

“Xiao Jing. Kamu seperti segelas wine didalam hatiku. Aku rela mabuk didalamnya. Aku tidak ingin siuman. Tapi melihat sosok mu yang berjalan pergi sekarang. Ini waktunya untuk aku terbangun,” pikir Xiu Wen dengan sedih. Sambil memperhatikan sosok Luo Jing yang berjalan pergi semakin menjauh darinya, hingga akhirnya Luo Jing menghilang dari pandangannya.

Xi Que masuk ke dalam kamar Luo Jing, dia membawakan madu dan susu untuknya. Tapi Luo Jing menolak, karena dia tidak lapar. Dengan waspada, Xi Que lalu bertanya, apakah Luo Jing tidak ingin makan ‘sushi’. Dan Luo Jing menjawab tidak, dia tidak biasa makan sushi.

Mendengar itu, Xi Que langsung mengenali Luo Jing. Dia menangis, dan meminta agar Luo Jing jangan membohonginnya lagi. Karena tidak ada satupun orang didunia ini yang tahu apa itu ‘Sushi’, cuma Luo Jing lah yang tahu dan bisa membuatnya.
“Nona. Apa kamu tidak memerlukan Xi Que lagi? Xi Que telah mencari mu sangat lama, tidakkah Nona memerlurkan Xi Que lagi?” rengeknya.

Luo Jing pun membuka masker yang di kenakan nya. “Xi Que bodoh,” katanya dengan pelan.

Dengan penuh kerinduan, sambil menangis, Xi Que langsung memeluk Luo Jing dengan erat. Dan Luo Jing balas memeluknya. Sesudah itu, Luo Jing mengelus wajah Xi Que dan memintanya agar jangan menangis lagi.

“Nona, wajahmu…” kata Xi Que khawatir, saat melihat bekas luka di wajah Luo Jing .
“Bodoh, ini palsu. Ini sengaja dipakai,” balas Luo Jing sambil tersenyum.

Dengan semangat, Xi Que pun berniat untuk memberitahu Wu Mei. Tapi Luo Jing segera menahannya, dan menjelaskan agar Xi Que jangan memberi tahu Wu Mei yang masih keracunan, jika tidak maka Wu Mei mungkin akan semakin menderita. Dan Xi Que pun mengiyakan.
“Xi Que, aku butuh pertolongan mu sekarang,” pinta Luo Jing tiba2. Dan Xi Que menganggukan kepalanya.

Xi Que menyelinap ke dalam kamar Wu Mei. Dan mendekati Wu Mei yang sedang tidur. Lalu secara hati- hati dia mengambil sapu tangan milik Luo Jing yang disimpan Wu Mei didalam saku bajunya. Tapi sialnya, tindakan Xi Que ketahuan oleh Wu Mei yang tiba2 saja terbangun.
“Beraninya kamu menyelinap masuk ke dalam kamarku pada tengah malam? Bicara. Apa yang kamu rencana kan?” tanya Wu Mei dengan tegas. Sambil memegang kuat tangan Xi Que.
“Tidak, jangan salah paham. Aku berjanji sama dia, aku pasti tidak akan mengatakan apapun,” jelas Xi Que dengan ketakutan.

“Dia siapa? Dia Nona- mu kah?” bentak Wu Mei, bertanya. Dan Xi Que terduduk lemas di tempatnya.

1 Comments

Previous Post Next Post