Sinopsis C-Drama : This World Does Not Look At Appearance E18

 

Sinopsis C-Drama : This World Does Not Look At Appearance E18


Setelah melihat video kiriman Taizhe mengenai keadaan Xiaoting, Lian Sheng semakin merasa bersalah dan takut kalau Xiaoting tidak akan memaafkannya.


Keesokan harinya,

Akhirnya proposal mengenai ide e-commerce yang digabung dengan mall selesai. Dan Lian Sheng sangat puas dengan isinya. Karna masalah proposal sudah beres, sekarang saatnya mencari cara meminta maaf pada Xiaoting.



Xiaoting lagi istirahat makan siang dan sibuk diinterogasi sama Fei’er mengenai kejadian kemarin. Dia khawatir dan juga penasaran karna Xiaoting pergi lebih cepat dari acara kemarin dan hari ini datang terlambat 10 menit. Xiaoting udah menjelaskan kalau ponselnya mati, tapi Fei’er nggak percaya dan mengiranya berpura-pura. Setelah di yakinkan berulang kali, Fei’er akhirnya percaya. Eh, begitu sudah puas dengan jawabannya, dia langsung pergi.



Tidak lama setelah Fei’er pergi, Lian Sheng dan Lucy datang ke kantin dengan membawa troli berisi banyak cup kopi. Semua yang lagi makan kaget dengan kedatangan CEO yang tiba-tiba. Lian Sheng beralasan kalau dia ingin mengucapkan terimakasih atas pesta kemarin, makanya dia membawakan kopi. Dan juga, mereka hanya perlu duduk sementara dia yang akan mengantarkan kopi itu ke meja masing-masing.


Xiaoting mau menghindar, tapi tidak mungkin juga dia pergi tiba-tiba. Jadinya, dia hanya terus menundukkan kepala. Lian Sheng akhirnya sampai di mejanya. Dia menyodorkan gelas kopi spesial yang sudah disiapkannya untuk Xiaoting. Gelas kopi yang diberikannya pada Xiaoting ada tulisan ‘Sorry’. Xiaoting tidak menerima gelas kopi yang disodorkannya, tapi mengambil gelas kopi lain di troli, meminumnya dan langsung pergi.


Lian Sheng segera mengejarnya. Dia berusaha menjelaskan situasinya saat itu hingga berbohong pada Xiaoting mengenai identitasnya. Itu karna flashdisk. Awalnya, dia hanya ingin mengambil flasdisk itu, tapi, entah bagaimana dia malah disalahpahami sebagai tukang ojek ilegal. Kebohongan itu terus berlanjut hingga dia tidak tahu harus bagaimana memberitahu yang sebenarnya.

“Jadi, kau mendekatiku untuk suatu tujuan?”

“Sebelumnya, ya.”

Jawaban itu sudah cukup bagi Xiaoting. Dia tidak mau mendengarkan apapun lagi dan meminta Lian Sheng untuk tidak menganggu karna dia sedang bekerja.


Huft, baru juga Lian Sheng, sekarang malah Yingshu yang menganggunya. Yingshu membawakannya sup ikan karna Xiaoting mabuk kemarin malam. Xiaoting baru tahu kalau Yingshu yang mengantarkannya. Pas tahu, dia langsung paham kenapa Fei’er sibuk menelponnya sepanjang malam dan menginterogasinya pagi ini (hm, karena Fei’er melihat Yingshu mengantar pulang Xiaoting. Kirain karna khawatir sama Xiaoting).


Walau Yingshu sudah sangat baik menyuruh orang membuatkan sup ikan terbaik untuknya, Xiaoting tetap tidak bisa menerimanya. Dia menerima niat baik Yingshu, tapi tidak untuk makanannya. Lagipula, dia kan sudah sering bilang agar Yingshu tidak menganggunya di kantor kalau bukan karna urusan kerja. Yingshu nggak menyerah dan beralasan kalau dia ingin membahas masalah kerja. Dia ingin meminta bantuan dari seorang staff dept. logistik untuk melakukan survey lokasi di pusat berbelanjaan lain. Dan orang yang diinginkannya adalah Xiaoting.



Xiaoting nggak percaya dengan ucapan Yingshu. Karna barusan, Baozhu bilang kalau Yingshu akan mengadakan rapat sore ini untuk membahas laporan departemen. Yingshu masih saja berkelit kalau rapat itu sudah dibatalkan dan bisa dilakukan kapan saja. Yang lebih penting adalah survey lokasi.

Xiaoting masih merasa aneh, emangnya hubungannya survey lokasi dengan dept. logistik apaan? Yingshu tidak bisa menjawab dan hanya memaksa Xiaoting untuk melakukan perintahnya. Mereka akan berangkat 1 jam lagi, dan dia akan menunggu dipintu masuk. Xiaoting tidak mengiyakan dan langsung pergi saja.


Tidak bisa meminta langsung pada Xiaoting, maka Yingshu menggunakan wewenangnya sebagai Ketua untuk memerintahkan Baozhu mengirimkan Xiaoting melakukan survey lokasi dengannya. Xiaoting menolak dengan alasan masih ada banyak kerjaan dan lebih baik mencari orang lain menggantikannya. Fei’er yang mendengar pembicaraan mereka, tentu tidak bisa mengabaikan kesempatan ini dan langsung menawarkan diri menggantikan Xiaoting.


Baozhu nggak mau menggunakan Fei’er dan ingin menyuruh Roubao saja yang menggantikan Xiaoting, tapi Roubao juga lagi sibuk dan nggak ada ditempat. Terpaksa Baozhu menyetujui Fei’er yang menggantikan Xiaoting.

Dan kalian tahu, ekspresi wajah Fei’er kelihatan puas seperti mengalahkan Xiaoting, padahal, dia bukanlah apa-apa.



Yah, seperti yang bisa diduga, Yingshu tidak senang saat Fei’er yang menemaninya melakukan survey. Tapi, dia nggak menyadari hal itu dan malah merasa senang saat Yingshu menyodorkannya segelas kopi. Dia mengira kalau Yingshu malah sengaja membelikannya kopi, padahal kopi itu Yingshu beli untuk diberikan pada Xiaoting.


“Fei’er, aku tiba-tiba ingat ada kerjaan yang harus ku selesaikan hari ini. Survey lokasi dibatalkan,” ujar Yingshu dan langsung pergi meninggalkan Fei’er.

Raut wajah Fei’er langsung berubah dratis menjadi muram saat Yingshu meninggalkannya begitu saja.

--


Lian Sheng tidak menyerah untuk meminta maaf sama Xiaoting, makanya, pas pulang kerja, dia pergi ke studio Taizhe. Taizhe sudah tahu masalah mereka dan tidak bisa membantu banyak. Dia memberitahu kalau sejak pulang kantor tadi, Xiaoting hanya mengurung diri di kamar. Lian Sheng beneran bingung harus minta maaf bagaimana.

“Menurutku, masalah ini sangat mudah. Karna dia marah, kau hanya perlu menghiburnya,” ujar Zihan.



“Bagaimana caranya?” tanya Lian Sheng dan Taizhe, serentak.

“Aku juga nggak tahu masalah apa yang terjadi diantara kalian,” gumam Zihan. “Tapi, seperti yang dikatakan, ketulusan bisa menggerakan hati. Asalkan kau meminta maaf dengan tulus, aku rasa, dia akan memaafkanmu,” saran Zihan.


Saran yang sangat bagus. Tapi, rasanya canggung meminta maaf saat ada Taizhe dan Zihan. Taizhe menyadari hal itu dan mengajak Zihan pergi makan, agar ada waktu berdua untuk Lian Sheng dan Xiaoting.



Setelah keduanya pergi, Lian Sheng pergi ke depan kamar Xiaoting. Dia mengetuk pintu dan mulai meminta maaf. Dia menyadari kesalahannya. Kalau dia ada di posisi Xiaoting, dia pun nggak ada mudah memaafkan orang yang berbohong padanya.


“Sebenarnya, aku adalah tipe orang yang tidak pernah peduli mengenai pendapat orang mengenai diriku. Hal itu tidak akan mempengaruhiku. Namun, aku bertemu denganmu.  Kau orang yang tulus, baik, cantik dan menawan. Aku harap bagimu, aku juga orang yang tulus dan murni. Aku berpura-pura menjadi tukang ojek ilegal yang berbicara Mandarin seperti orang Cantonese. Sebenarnya, hal itu tidak mudah. Sejujurnya, aku melakukan itu demi flashdisk. Tapi, aku merasa itu hanya alasan. Aku merasa nyaman dan bahagia saat bersamamu. Hal itu benar, bukan kebohongan. Hal itu membuatku berpikir, yang mana diriku sebenarnya? Lian Sheng yang mengenakan jas untuk rapat dan meninjau dokumen setiap hari tanpa henti, atau tn. Ye, seorang tukang ojek ilegal yang membawamu berkeliling, makan udang dan minum bir bersamamu di warung pinggir jalan. Yang selalu bertengkar denganmu dan tidak pernah menang berdebat denganmu. Aku tidak tahu. Aku benar-benar bingung. Aku ingat saat dulu kau tertipu oleh sindikat penipu, aku merasa sangat takut. Aku bukan takut kehilangan flashdisk itu, tapi takut kehilanganmu. Entah sejak kapan aku mulai sangat peduli padamu? Ternyata, aku tidak seperti yang ku kira sebelumnya, tidak peduli apapun. Aku peduli. Namun, aku terus mengingatkan diriku setiap hari : Lian Sheng, kau mendekati Tao Xiaoting untuk flashdisk. Jika aku tidak mengingatkan diriku, aku takut akan lupa tujuanku. Kau benar-benar gila. Kau makan kaki babi denganku dan menerobos TK denganku. Biar ku beritahu, aku benar-benar benci tipe orang yang begitu. Tidak di sangka, aku malah menjadi tipe orang yang ku benci. Sangat merepotkan. Kau bodoh dan berpikiran sederhana. Kau sangat mudah percaya orang lain. Kau bahkan tidak tahu arah tujuan hidupmu. Kau selalu mencariku setiap mendapatkan masalah dan menanyakanku hal-hal tidak penting. Aku bukan orang yang sabar. Namun, ketika menghadapimu, aku beneran rela menghabiskan waktu untuk menasehatimu. Kenapa aku berubah menjadi begitu baik? Mungkin, inilah caramu sudah mengubahku. Kau selalu bilang padaku ingin meninggalkan Shenzhen. Kau harus merubah kebiasaan buruk itu. Setiap kali aku dengar kau mau pergi, aku khawtir. Aku memikirkan segala cara yang mungkin dapat membuatmu tetap tinggal. Kemudian, aku sadar. Kau tidak serius. Kau tidak pernah pergi karna kau adalah Tao Xiaoting yang baik, cantik dan tulus. Kau berani dan sabar. Tao Xiaoting dengan stamina yang kuat. Kau tidak akan mudah menyerah. Benarkan? Xiaoting, bagimu, tn. Ye adalah seorang pembohong besar. Tapi, bagiku, kehadiranmu adalah kebahagiaan kecilku. Aku dapat menjamin, aku tidak akan pernah berbohong padamu lagi. Apa kau bersedia memaafkanku?”




Selama Lian Sheng mengungkapkan perasaan dan rasa bersalahnya, Xiaoting mendengarkan dengan seksama. Dia bisa merasakan ketulusan Lian Sheng. Dia pun teringat bagaimana selama ini Lian Sheng yang menyamar sebagai tn. Ye selalu menolongnya, membantunya dan menghiburnya dengan tulus.


Karna itu, dia pun keluar dari kamarnya. Dia memaafkan Lian Sheng. (Wkwkw, gini kan enak. Bertengkarnya nggak lama-lama. Nggak pakai drama).



Sementara itu, di sisi lain, Fei’er lagi kerja keras cuy demi mendapatkan simpati dan dukungan Jiajie. Dia masih semangat melayani di panti jompo dan bahkan membagikan bunga. Pas ketemu Jiajie, dia bercerita kalau bunga itu adalah sisa bunga dari acara di Ounuo Mall, daripada dibuang, lebih baik di bagikan untuk para orang tua. Jiajie semakin kagum dengan pemikiran Fei’er. Dia terang-terangan memuji Fei’er sebagai pekerja keras dan bijaksana.

--



Fei’er lagi-lagi datang terlambat. Ini bukan kali pertamanya, karna Baozhu sampai muak menegurnya terus. Bukannya menyesal, Fei’er malah bersikap acuh. Baru juga datang, matanya udah langsung terpaku sama sebuket bunga mawar merah yang ada di atas meja. Dengan hati riang, dia segera memegang bunga tersebut. Roubao yang melihat itu, langsung menegurnya untuk berhenti menyentuh karna bunga itu bukan milik Fei’er. Tadi, si pengantar bunga bilang bunga itu dikirim untuk “Tao Xiaoting.”



“Apa aku nggak boleh lihat?!” tanggapi Fei’er dengan ketus dan nada tinggi.

“Aku hanya khawatir kalau ada yang salah paham mengira bunga ini dikirim untuk dirinya,” balas Roubao, menyindir.



Umur panjang, yang dibicarakan baru saja kembali usai keliling-keliling. Baru juga datang, Fei’er langsung menariknya keluar untuk menanyakan siapa yang mengirim bunga itu. Xiaoting yah mana tau siapa pengirimnya, tapi Fei’er malah menuduhnya berpura-pura. Ah, tapi, Xiaoting jadi teringat satu nama yang mungkin mengirimkannya bunga.

“Ini tidak seperti yang kau pikirkan. Aku rasa bunga ini sebagai permintaan maaf,” ujar Xiaoting, menjelaskan agar Fei’er nggak terus menginterogasinya.


Sayangnya, tebakan Xiaoting salah. Yang mengirimkan buket bunga sebesar itu adalah Yingshu. Kenapa bisa tahu? Karna Yingshu menelponnya untuk menanyakan, apakah Xiaoting menyukai hadiahnya? Xiaoting kesal karna dia nggak suka Yingshu terus bermain-main.


Karna terlalu kaget Xiaoting menolak hadiah bunganya, Yingshu sampai menumpahkan kopi ke kemejanya. Nah, pas mau balik ke ruangan, dia berpas-pasan dengan Jiajie. Jiajie menyuruhnya untuk segera bertukar kemeja karna sebentar lagi mereka akan mengadakan rapat pemegang saham. Masalahnya, Yingshu tidak mempunyai kemeja cadangan di ruangannya karena Li Chun baru saja membawa semuanya untuk di laundry. Kebetulannya, Fei’er lewat di dekat sana. Jiajie yang sudah mengenal Fei’er, langsung memerintahkannya untuk membelikan kemeja baru untuk Yingshu sekarang. Fei’er segera mengiyakan.

Begitu kemeja didapatkan, Fei’er segera menunjukkannya pada Jiajie. Dan Jiajie menyuruhnya untuk mengantarkannya langsung ke Yingshu.



Disaat Yingshu nggak tahu tempat dan sibuk bermain-main, Lian Sheng sebaliknya, serius bekerja. Dia sedang menyiapkan acara make-up sehingga membutuhkan tempat yang luas. Akibatnya, beberapa toko mungkin harus dipindahkan sementara demi jalannya acara. Lucy merasa kalau mereka tidak perlu tempat yang begitu luas karna yang mengikuti acara ini hanya 10 brands. Lian Sheng langsung memerintahkannya agar menghubungi brand international juga dan mengajak kerja sama dalam acara yang mereka adakan ini. Lucy merasa hal itu akan sangat sulit karna ini hanya acara promosi tahunan dan tidak ada keuntungan bagi mereka. Lian Sheng tetap menyuruhnya untuk melakukan perintahnya dan mengenai keuntungan dan hal lainnya, dia yang akan mengurusnya.


Lucy mengerti dan tidak lagi membantah. Tapi hal yang membuatnya paling terkejut adalah Lian Sheng menyuruh agar acara ini ditangani oleh Tao Xiaoting dari bagian departemen logistik. Lucy merasa ragu Xiaoting bisa menangani acara sebesar ini. Lian Sheng tetap pada keputusannya karna dia tahu kalau Xiaoting adalah orang yang bertekad dan akan mengerahkan kemampuannya untuk mencapai target.

--


Baozhu yang sudah diberitahu oleh Lucy, menyampaikan pada Xiaoting kalau dia ditunjuk khusus oleh CEO Lian Sheng untuk bertanggung jawab mengurus semua merk untuk acara yang akan mereka adakan. Xiaoting merasa tidak percaya diri melaksanakan tugas tersebut karna dia tidak mempunyai pengalaman dan tidak mengerti mengenai brands. Dan juga, dia nggak tahu harus mulai darimana.

Baozhu juga nggak tahu alasan jelas CEO memilih Xiaoting, tapi CEO mempercayai Xiaoting. Dan dia juga mempercayainya. Xiaoting nggak bisa lagi menolak dan menerima tugas tersebut.


Tapi, dia segera menghubungi Lian Sheng dan memintanya bertemu di tangga darurat. Dia marah karna mengira Lian Sheng memberikannya tugas sepenting itu sebagai bentuk permintaan maaf. Lian Sheng dengan tegas menyangkal karna dia bukan tipe orang yang mencampur adukkan masalah pekerjaan dengan pribadi. Dia menunjuk Xiaoting untuk tugas itu, murni karna dia melihat kemampuan Xiaoting.

Masalahnya, Xiaoting nggak percaya diri. Dia nggak tahu apapun mengenai brand-brand.


“Tao Xiaoting, coba ku tanya. Bukankah aku adalah CEO Ounuo? Bukankah kau karyawan Ounuo? CEO memberikan tugas pada karyawan, apa yang salah dengan hal itu? kau harus menyelesaikan tugas ini. jika tidak, kau akan bertanggung jawab,” tegas Lian Sheng.

Xiaoting langsung terdiam, nggak bisa membantah.

--



Disuatu hari yang cerah, Yingshu mengajak Lian Sheng untuk sepedaan. Lian Sheng langsung bisa tahu kalau ada hal yang ingin Yingshu bicarakan karna tidak mungkin tiba-tiba Yingshu mengajaknya sepedaan. Ada masalah apa?

Tujuan Yingshu kali ini bukan untuk membahas masalah pekerjaan, tapi masalah pribadi. Dia ingin meminta pendapat Lian Sheng. Sekarang, dia sedang jatuh cinta sama seseorang. Gadis itu bukan orang yang luar biasa, hanya seorang gadis dari keluarga biasa. Dia sudah sering mengajak gadis itu kencan, tapi gadis itu selalu menolaknya. Saat dia memberikan hadiah, tidak pernah diterima.


“Ternyata ada juga gadis yang tidak bisa didapatkan Yingshu,” goda Lian Sheng.

“Taizhe bilang padaku kalau kalian berdua cukup dekat. Mengapa kau tidak memintanya untuk kencan denganku?”

“Kami dekat? Siapa?”

“Tao Xiaoting.”


Wajah Lian Sheng dalam sekejap berubah menjadi sendu. Dia tidak menyangka yang daritadi yang dibicarakan Yingshu adalah Xiaoting. Yingshu tidak menyadari perubahan raut wajah tersebut dan sibuk menanyai bagaimana Lian Sheng dan Xiaoting bisa saling mengenal?

“Kami hanya… kami…”

“Itu tidak penting,” potong Yingshu, tanpa mendengarkan jawaban Lian Sheng. “Jenderal, kau akan membantuku kan?”

Lian Sheng tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut. Dia menegaskan sama Yingshu kalau Xiaoting bukan gadis yang bisa dipermainkannya. Yingshu menjawab dengan tegas juga kalau dia serius sama Xiaoting. Dia terus memohon agar Lian Sheng membantunya membawa Xiaoting keluar.

Karna Lian Sheng tidak kunjung menjawab, Yingshu menantangnya untuk balap sepeda. Jika dia menang, Lian Sheng harus membantunya. Lian Sheng mengingatkan kalau selama ini, Yingshu tidak pernah mengalahkannya. Yingshu nggak peduli dan tetap menantangnya.

Hasilnya? Kalah.


Walaupun kalah, dia tetap saja memaksa Lian Sheng untuk membantunya agar Xiaoting mau kencan dengannya.

“Apa dia sangat penting bagimu?”

“Dia adalah orang pertama yang berani memarahiku agar aku sadar. Dia tidak mendekatiku karna statusku. Dia tulus. Yang dia lihat dariku bukanlah Ounuo, statusku, atau keluarga Qiu-ku. Dia tidak pernah memikirkan hal lebih tentangku. Itulah alasaku menyukainya,” jawab Yingshu. “Jenderal, apakah ini yang disebut hubungan yang tulus?”

“Kau memikirkannya?”

“Sangat sering. Saat dia tersenyum, rasanya seperti seluruh dunia tersenyum dengannya. Kau akan membantuku, kan?”



Lian Sheng jadi nggak tega. Dia memberikan nasehat sama Yingshu agar memulai hubungannya dengan menjadi teman dan mengenali diri masing-masing terlebih dahulu. Dia harus tahu kalau sebuah hubungan bisa sangat indah tapi bisa juga menyakitkan.

“Walaupun menyakitkan, aku akan menerimanya. Aku pulang dulu ya. Aku akan menunggu kabar baik darimu,” ujar Yingshu dan pergi begitu saja walaupun Lian Sheng belum menyetujui permintaannya.


Lian Sheng beneran nggak bisa mengabaikan permintaan Yingshu. Makanya, keesokan harinya, dia menemui Xiaoting. Awalnya, dia menanyakan progress persiapan acara make-up tersebut, dan ternyata, Xiaoting mampu mengerjakannya dengan baik. Lian Sheng pun memuji kinerjanya. Setelah membahas pekerjaan, dia menanyakan, apakah sepulang kerja Xiaoting ada waktu?

“Kau mau mentraktirku makan malam?”



“Kau bisa menolaknya,” jawab Lian Sheng, ambigu.

“Kenapa aku harus menolak ajakan makan malam?”

“Sudah diputuskan kalau begitu,” jawab Lian Sheng, ambigu lagi.

Xiaoting sedikit heran melihat tingkahnya. Apalagi, Lian Sheng bilang kalau Xiaoting nggak boleh marah saat makan malam nanti.

Sayangnya, pembicaraan mereka harus terhenti karna lift yang ditunggu Xiaoting sudah tiba.

--


Sepulang kerja, Xiaoting langsung menuju ke mobil Lian Sheng yang terparkir di depan mall. Diam-diam, Fei’er mengawasinya. Tapi, yang di dalam mobil bukan Lian Sheng, melainkan Yingshu. Ekspresi Xiaoting langsung berubah bingung dan juga kecewa.

“Aku memintanya membantuku mengajakmu keluar,” beritahu Yingshu.

Ah, Xiaoting langsung tersadar sikap aneh Lian Sheng tadi dan juga pesannya agar dia nggak marah. Karna sudah terlanjur masuk ke mobil, tidak mungki Xiaoting keluar. Terpaksa, dia mengikuti kemana Yingsu membawanya.


Fei’er yang nggak tahu kalau yang di dalam mobil adalah Yingshu, mengira kalau Xiaoting bertemu Lian Sheng. Soalnya, dia mengenali mobil itu sebagai mobil Lian Sheng.

--



Yingshu membawa Xiaoting makan ke pantai. Jadi, dia sudah mengatur meja di pinggiran pantai. (uwo, langsung teringat adegan BBF. Saat Gu Jun Pyo membawa Geum Jan Di makan di tepian pantai. –wwkwk, udah lama banget itu drama. Jadi rindu nulis drakor).


Huft! Padahal Lian Sheng udah memberikan nasehat yang sangat bagus kemarin sama Yingshu. Mulai dari teman dan kenali diri masing-masing. Tapi, sepertinya Yingshu hanya menganggap ucapan tersebut hanya angin lalu. Dia harusnya sadar kalau Xiaoting masih belum merasa nyaman berada di sisinya, tapi dia malah sudah mengungkapkan perasaannya.

Xiaoting jadinya merasa tertekan dengan pernyataan Yingshu. Dia merasa nggak nyaman dan akhirnya malah kabur. Dia juga menyebut Yingshu hanya bercanda padahal Yingshu menyakinkan kalau semua ucapannya benar.



Setelah pergi dari sana, yang pertama dihubungi Xiaoting adalah Lian Sheng. Lian Sheng lagi nongkrong di Jeff club. Hapenya terus berdering, tapi dia nggak berani mengangkatnya. Jeff sampai heran melihatnya bersikap aneh begitu.

Karna teleponnya tidak diangkat, Xiaoting akhirnya meninggalkan pesan suara agar Lian Sheng mengangkat teleponnya.


Lian Sheng beralasan sama Jeff kalau dia hanya ingin memberikan waktu berdua untuk Xiaoting dan Yingshu. Jeff nggak percaya. Dia rasa ada hal lebih. Soalnya, buktinya saja nama Xiaoting di ponsel Lian Sheng berubah dari ‘USB Flashdisk’ menjadi ‘Xiaoting.’ Dia tahu perasaan Lian Sheng sama Xiaoting dan nggak habis pikir karna Lian Sheng malah mendorong Xiaoting ke Yingshu.

Lian Sheng beralasan kalau dia melihat bagaimana Yingshu tumbuh dari kecil hingga dewasa. Jadi, saat Yingshu meminta bantuannya, dia aakn membantu.

“Lalu, gimana denganmu sendiri? Kau kemari untuk minum. Apa kau menghindari masalah?”

“Aku tidak perlu bersembunyi dari siapapun.”

Jawaban yang tidak dipercaya sama Jeff. Kalau nggak sembunyi, kenapa nggak berani mengangkat telepon Xiaoting? Hmmmm.

--


Jiajie semakin sering bertemu dengan Fei’er dan semakin dia menyukainya. Dia kagum karna biasanya gadis muda lebih suka nongkrong daripada melakukan kerja sukarelawan. Fei’er benar-benar munafik. Entah bagian mana darinya yang benar-benar tulus. Dia berbohong sama Jiajie kalau lebih suka berinteraksi sama orang tua karena membuatnya lebih tenang. Dia juga berusaha menarik perhatian Jiajie dengan mengajukan ide agar Ounuo melakukan kegiatan amal di panti jompo.


“Fei’er, posisi apa yang kau tempati di departemen logistik?”

“Ketua team,” jawab Fei’er.

“Itu artinya Ounuo cukup hebat dalam mengenali bakat. Bakatmu tidak sia-sia. Idemu sangat hebat,” puji Jiajie.

(huek! Jiajie juga tertipu kepalsuan Fei’er).

--



Akhirnya, setelah beberapa waktu, Lian Sheng memberanikan diri menelpon Xiaoting. Begitu terhubung, Xiaoting langsung mengomelinya karna tidak berani mengangkat teleponnya tadi. Lian Sheng beralasan kalau dia hanya tidak ingin mengganggu Xiaoting dengan Yingshu yang lagi makan.

Xiaoting makin kesal. Dia curhat kalau dia nggak ada makan sesendokpun tadi. Apa Lian Sheng mengira dirinya tidak punya kerja belakangan ini? Kalau begitu, berikan lebih banyak kerjaan! Jangan melakukan hal seperti ini lain kali lagi! Dia beneran kesal dan akan segera pergi mencari Lian Sheng!

Lian Sheng bingung, jadi gimana dengan Yingshu? Belum juga dijawab, Xiaoting udah menutup telepon.


Sedetik kemudian, Lian Sheng malah mendapat telepon dari Lucy. Ada masalah besar terjadi.


 Begitu tiba di kantor, di ruangannya sudah ada Jiajie dan Yingshu. Keduanya meminta penjelasan mengenai rencana kerja sama e-commerce. Mereka belum pernah mendengarnya sama sekali.

“Karena aku tidak berencana memberitahu siapapun mengenai ini,” jawab Lian Sheng, tenang.

“Kenapa?”

“Sebelum rencana ini sukses, segala macam kebocoran bisa menjadi halangan.”

Yingshu sangat marah dengan alasan itu. Kenapa? karna saat rapat pemegang saham tadi, pembahasan mengenai e-commerce ini di bahas dan dia tidak tahu apapun. Hal ini membuatnya kehilangan muka di depan semua orang! Padahal dia adalah Ketua, tapi tidak tahu apapun!

“Jadi, kau ingin aku minta maaf?” tanya Lian Sheng.


Suasana sangat tegang. Yingshu sangat marah karna selama ini mengira mereka dipihak yang sama. Sebelum suasana makin panas, Jiajie menengahi. Karna Lian Sheng bilang dia yang akan bertanggung jawab, maka lihat bagaimana dia akan menjelaskan kepada semua orang besok. Lebih baik, dia pulang duluan.


Untungnya Yingshu menuruti perkataan Jiajie. Dia pergi setelah mengembalikan kunci mobil Lian Sheng.

Setelah Yingshu pergi, Jiajie bicara dengan Lian Sheng.  Rapat akan diadakan jam 3 sore besok dan kelihatannya mereka ingin mengeluakan Lian Sheng dari posisi CEO. Dia tidak bisa membantu masalah ini selain membantu mengulur waktu.

Masalah ini benar-benar membuat Lian Sheng cukup stress. Dia menyuruh Lucy untuk pulang. Sementara dia masih tetap di kantor.


Xiaoting ada di depan rumah Lian Sheng. Dia menunggu Lian Sheng dan tidak mengangkat telepon dari Yingshu.


Begitu Lian Sheng tiba, Xiaoting langsung menanyakan, kenapa dia baru pulang? Dan kenapa dia membantu Yingshu mengajaknya keluar? Lian Sheng menjawab jujur kalau ada masalah kerjaan. Dan untuk Yingshu, itu karna Yingshu meminta bantuannya.

“Sejak kapan kau jadi begitu baik? Aku sangat malu hari ini,” omel Xiaoting.

“Apa yang dia lakukan padamu?”

“Dia bilang dia suka padaku. Aku merasa itu sangat aneh.”


“Bukankah itu hal baik? Bukannya kau harus bahagia karna seseorang menyatakan perasaan padamu? Kalian berdua juga seumuran, jadi pasti lebih nyambung.”

Sayangnya, berbeda dari dugaan Lian Sheng, Xiaoting merasa nggak senang dengan pernyataan cinta Yingshu. Dan juga, dia lebih nyambung kalau sama Lian Sheng. Dengan tegas, dia memperingati Lian Sheng untuk tidak melakukan hal seperti ini lagi (mengatur kencan buta untuknya).

Lian Sheng langsung kelihatan lebih ceria dibandingkan sebelumnya.


Hubungan keduanya sangat bagus. Walau berdebat tapi tetap saja mereka saling memperhatikan. Lian Sheng bahkan memasakan makan malam untuk Xiaoting yang bilang lapar.

 

 

1 Comments

Previous Post Next Post