Sinopsis K-Drama : Arthdal Chronicles Episode 08-2


Sinopsis K-Drama : Arthdal Chronicles Episode 08-2

Images by : TvN
Part 2 : The Sky Turning Inside Out, Rising Land

Taealha menemui Tanya. Dia berbasa basi bertanya apa Tanya telah beradaptasi?
“Aku harus tetap hidup. Akan kulakukan apa pun,” jawab Tanya. “Bagi yang punya alasan untuk hidup, bagaimana mereka hidup dan derita yang dialami, tidaklah terlalu penting.”
Taealha tertawa mendengar jawaban Tanya. Dan kemudian, dia memberikan tugas pada Tanya. Dia mau Tanya mengawasi Saya dan melaporkan segala yang Saya lakukan padanya.
“Ini rahasia. Jangan bilang pada siapa pun, termasuk Saya dan Tagon. Mengerti?”
“Baik, akan kulakukan.”
“Jika kau coba macam-macam, yang pertama kulakukan adalah membunuh ayahmu,” ancam Taealha.
“Ayahku… Di mana ayahku?” tanya Tanya panik.
“Benteng Api. Dia akan jadi budak kami. Jadi, kau harus mematuhi dan melakukan ucapanku.”
Tanya mengerti.
--
Para suku Wahan yang tidak berhasil kabur di kumpulkan oleh pasukan Daekan. Mereka menangis sedih setelah mendengar kabar mengenai Eunseom (tapi palsu) yang di jatuhkan ke dalam panci air mendidih. Mereka sangat keji, seperti hewan buas.
“Berhentilah menangis,” ujar Mungtae, tidak menangis sama sekali. “Ini tak perlu ditangisi.”
“Mungtae. Teganya kau mengatakan itu?”
“Kau mengasihani Eunseom? Pikirkan diri kita. Dalsae dan Buksoe mengabaikan kita dan kabur sendiri,” ujarnya penuh amarah. “Kau tahu… yang paling membuatku marah? Aku tak mengkhianati mereka. Fakta bahwa Dalsae dan Buksoe mengkhianatiku lebih dahulu membuatku marah besar,” lanjutnya. (Picik. Jadi, maksudnya kalau dia mengkhianati lebih dulu maka orang baru boleh berkhianat padanya? Dia ini dari semua anggota suku, dia yang telah berubah sejak ke Arthdal. Dia menyalahkan Tanya karena membawa Eunseom ke suku Wahan. Dia tidak mempercayai dan benci mendengar mengenai Serigala Putih, pelindung suku. Dan sekarang, dia marah karena di khianati. Padahal, sedari awal, Yeolson sebagai kepala suku, sudah mengatakan kalau mereka akan berpencar dan hidup sendiri di malam di benteng api itu. Dan dia lah yang gagal untuk kabur, malah menyalahkan Dalsae dan Buksoe).
Semua terkejut mendengar pemikiran Mungtae tersebut. Saat itu, Moogwang tiba dan mulai membagi anggota suku Wahan yang akan di bawa kemana dan di jual kepada siapa. Semua langsung menjerit karena akan terpisah. Hanya Yeolson yang masih belum di beritahu kemana.

Yeolson di bawa ke benteng api. Dia mendapat tugas untuk selalu melaporkan pada mereka apa yang di dengar dan di lihatnya. Dan jika Yeolson macam-macam, mereka akan menjatuhkan Tanya ke dalam air mendidih.
--
Ruang Penyimpanan Informasi Pilgyeonggwan
Yeolson masuk ke dalam ruang kerja yang ada di benteng api. Dia sangat takjut melihat semua barang dan pekejra yang ada di sana. Semua barang-barang yang memudahkan itu belum pernah di lihatnya.

Dan untuk pertama kalinya, Yeolson melhat kursi. Begitu melihat kursi, dia sadar kalau benda itu bisa mengistirahatkan punggung dan lengan. Kenapa dia tidak pernah terpikir untuk membuat benda tersebut? dia juga melihat orang yang menggambar di kertas.
Heulrip menanyakan nama Yeolson dan meminta Yeolosn memberitahu padanya semua yang di ketahuinya. Mengenai asal Yeolson, jenis tanaman dan hewan yang ada di sana dan kualitas tanahnya seperti cuaca, dan jenis bebatunnya. Intinya, ceritakan semua hal detail tentang suku Wahan.
“Semuanya? Kenapa?” bingung Yeolson.
“Kami akan menulis semua ucapanmu.”
“Apa? "Menulis"? Apa itu?” tanya Yeolson lagi.
Dan Heulrip menunjukkan pada Yeolson kertas dan apa yang tertulis di sana di sebut huruf. Ucapanmu akan diubah jadi huruf. Sekalipun kau pergi atau sekalipun kau mati, huruf ini tetap ada, memberi tahu kami ucapanmu.
“Sekalipun aku tak di sini, gambar aneh itu akan memberi tahu mereka yang kukatakan? Itu berarti surat itu adalah aku?” simpul Yeolson.
--

Tanya berada sendirian dan sedang mempelajari berbagai macam bumbu masak. Dia agak kesulitan dan kebingungan karena di beritahu kalau semua itu bukanlah makanan tapi bahan penambah rasa makanan. Dia tidak mengerti apa itu, ‘penambah rasa’.
Dan karena rasa penasarannya, Tanya mulai mencium dan bahkan mencoba sesendok penuh perasa makanan tersebut.

Sementara itu, di luar, Haetuak sedang mengajari Saya caranya berkelahi. Tapi, Saya tidak tertarik untuk belajar cara kelahi. Saat itu, terdengar suara teriakan Tanya.

Kenapa? Karena dia mencoba sesendok penuh cabai. Haetuak yang mendengar teriakannya segera masuk untuk memeriksa. Dan Tanya langsung berkata kalau semua itu adalah racun bukan makanan. Haetuak jelas kesal kaerna Tanya hanya membuat kacau. Dia menyuruh Tanya untuk keluar saja dan mengawasi Saya.

Tanya keluar tapi Saya tidak ada dimanapun. Haetuak yang keluar tidak lama kemudian, panik dan menyuruh Saya untuk segera berlari mencari Saya. Mereka saling berpencar. Saya keluar dengan menutupi tubuhnya dengan jubah. Dan Tanya melihatnya, jadi dia mengikutinya. Tapi, di tengah desa, dia kehilangan jejak.
Setelah beberapa saat, Tanya akhirnya menemukan Saya lagi yang masuk ke dalam hutan. Tapi, setelah mengikuti, Saya malah menghilang lagi. Tanya kebingungan. Dan tiba-tiba, Saya muncul di belakangnya dan menutup telinganya.
“Kau bisa kabur. Hae Tuak dan Taealha tak ada di sini.”
“Aku tak bisa kabur.”
“Kenapa?”
“Dia bilang akan membunuh ayahku jika aku kabur.”
“Di mana ayahmu?”
“Tempat Taealha tinggal. Tempat yang berasap. Benteng Api?”

Saya melepaskan tangannya dari telinga Saya. Saya berbalik. Dan dia terkejut melihat rumah di atas pohon. Rumah yang sama, seperti rumah Eunseom.
“Aku bisa bermimpi. Benar. Kukira kau tak tahu apa itu mimpi. Aku terkurung. Aku selalu dikurung. Namun, dalam mimpi, ini tempat tinggalku. Kulihat diriku di lapangan dan berburu hewan. Aku sangat cepat dan kuat dalam mimpiku,” cerita Saya. “Namun, mimpi selalu sangat samar. Semua sangat jelas dalam mimpi, tapi jadi samar saat bangun.” Dan dalam hatinya, “Kupikir aku melihatmu dalam mimpiku. Namun, aku tak yakin.
Tanya semakin terkejut. Semua itu adalah mengenai Eunseom. Saya dan Eunseom benar-benar terhubung melalui mimpi.
--

Saya membawa Tanya melewati lorong yang gelap. Dia memberitahu kalau ini adalah jalan rahasianya. Tanya sendiri masih memikirkan kalau Saya adalah kembaran Eunseom, maka saya lahir di hari komet biru. Mereka bertiga terlahir di hari yang sama. Maka, apa semua ini saling berhubungan?
Saya menggenggam erat tangan Tanya. Dan Tanya jadi sangat merindukan Eunseom. Dia benar-benar merindukan Eunseom.
Saya ternyata membawa Tanya untuk masuk ke benteng api. Sayangnya, ternyata Haetuak sudah ada di sana. Haetuak jelas melarang mereka untuk masuk. Saya meminta agar di biarkan masuk untuk membiarkan Tanya bertemu dengan ayahnya. Haetuak menolak.
Dan Saya mengancam. Dia akan berteriak kalau dia adalah Igutu sehingga semua mendengarnya. Jangan Haetuak kira dia bercanda. Walau Haetuak bisa membawanya segera pergi, dia akan menggigit bibirnya hingga berdarah sehingga darah ungunya akan menetes di tempat ini. Dan apa yang akan Haetuak lakukan? Haetuak ketakutan.
“Haetuak. Kau membunuh Saenarae, kan?” ujar Saya mengintimidasi.
Haetuak ketakutan dan bahkan merinding. Pada akhirnya, Haetuak membawa Tanya menemui Yeolson.
--
Yeolson sedang mempelajari kertas-kertas yang berisi huruf. Tanya masuk setelah Haetuak menyuruhnya untuk tidak lama.
“Ayah,” tangis Tanya, memanggil Yeolson.
Yeolson sangat senang melihatnya hingga menangis. Mereka saling memeluk, melepas kerinduan masing-masing.
“Bagaimana dengan suku Wahan? Semua baik?”
“Ayah pikir Dalsae dan Buksoe berhasil kabur. Yang lain juga pasti selamat. Kini kami terpencar, tapi ayah dengar mereka diberi pekerjaan seperti ayah.”
“Ayah. Ayah dengar kabar soal Eunseom?” tanya Tanya. “Ada apa?”
“Kau… Kurasa kau belum dengar.”
“Belum dengar apa?” tanya Tanya, bingung. Apalagi ekspresi Yeolson sangat muram. “Ayah. Ayah, ada apa? Ada apa?”
“Eunseom… Dia sudah tiada,” beritahu Yeolson.
Tanya sangat kaget mendengarnya.
--

Eunseom sedang bermimpi melihat Tanya yang sedang menyalakan api dan mengelap cermin. Dan karena mimpi tersebut, Eunseom membuka matanya. Dia telah sadar.
Dan begitu sadar, dia langsung panik karena berada di tempat asing. Apalagi saat dia melihat Nunbyeol. Nunbyeol memperkenalkan diri sebagai adik Chae-eun dan juga kakaknya menyuruh Eunseom harus tetap di sini.
“Bagaimana dengan Suku Wahan? Apa yang terjadi pada mereka? Mereka mau penggal suku Wahan jika aku tak datang,” panik Eunseom.
“Tidak. Itu tak terjadi.”
“Lalu?”
“Mereka pikir kau sudah mati. Semua suku Wahan selamat. Itu kata Chaeeun. Dua temanmu ada di luar,” beritahu Nunbyeol dan segera keluar.
Dalsae dan Buksoe masuk dan sangat lega karena Eunsoem sudah siuman. Mereka benar-benar bahagia. Eunseom kaget karena mereka ada di sini. Dalsae menjelaskan kalau mereka bertemu Dotti dan Chae-eun membantu mereka. Nunbyeol masuk dan memberitahu kalau Eunseom sedang dalam pemulihan jadi tidak boleh banyak bergerak. Nunbyeol kemudian keluar untuk merebus herba, memberikan waktu mereka bicara.
Eunseom bertanya mengenai Tanya. Tapi, Dalsae dan Buksoe juga tidak tahu Tanya ada di mana. Walau begitu, Eunseom yakin kalau Tanya selamat. Dia melihat Tanya untuk kali pertama dalam mimpinya. Jadi, Tanya pasti baik-baik saja dan dia pasti akan menemukannya.

“Masalahnya, Mungtae dan Teodae dibawa ke tempat jauh. Kami akan selamatkan mereka,” beritahu Buksoe dan Dalsae.
“Caranya?”
“Kau mau ikut?” tanya Dalsae.
“Eunseom masih dalam pemulihan,” ujar Buksoe.
“Aku tak apa. Aku akan ikut kalian,” ujar Eunseom dan kemudian memakai lipstick yang Chae-eun berikan padanya dulu. “Orang di sini berpikir bibir ungu adalah pertanda buruk,” ujar Eunseom.
“Kurasa itu memang tak bawa keberuntungan. Semua orang berpikiran sama,” ujar Dalsae, tapi kini lebih bersahabat.
Eunseom dan Buksoe tertawa mendengar ucapan Dalsae. Kini, Dalsae dan Buksoe telah benar-benar menerima Eunseom.

4 Comments

  1. Makasi kak, aq masi setia baca sinopnya lho... Semangat kak nulisnya ya..
    Oya kak, katanya ini arthdal cronicle ne bersambung ke bagian 3 ya????

    ReplyDelete
  2. Bukan ep8 bagian 3 tp drakornya gitu seperti season kak, apa iya?

    ReplyDelete
  3. Hai tya 👋 iya, drama Arthdal ini di bagi jd 3 part atau bisa jg di sebut 3 season. Season 1 (episode 1-6), season 2 (episode 7-12) dan season 3 (episode 13-18). Untuk season 3 akan tayang di bulan September nanti.
    Drama Arthdal juga di sebut drama korea pertama dengan tema yang berbeda dr biasanya dan dengan penayangan yg di bagi jd 3 part. Biasa kan 1 drama tayang sampai tamat. Ini nggak setelah episode 12, episode selanjutnya tayang 2 bln kemudian,l (bln september) 😄😄

    ReplyDelete
  4. Makasi mbak, iyaya beda... Tambah penasaran jg iya, mana jongki gemesin banget disini, geli liatnya... Hehe

    ReplyDelete
Previous Post Next Post