Sinopsis
C-Drama : Love You Like the Mountain and Ocean Episode
01
Images by : Youku
Di
jalanan di pinggiran tebing, sebuah mobil melaju dengan kencang. Di dalam mobil
itu ada seorang pria tampan.
Memory itu rumit.
Ia menyaring dan mengelompokkan orang-orang yang penting atau hal yang berharga
bagi dia. Untukku, aku dapat berpura-pura bahwa waktu dan keadaan telah
berubah. Bahwa aku bisa memaafkan hal buruk yang orang lain lakukan atau katakan.
Tapi, satu hal yang tidak bisa ku lupakan … adalah kau!
Ye
Miao menghentikan mobilnya, tepat di hadapan seorang gadis, Xia Ruining, yang
berdiri di depan rumah megah. Wajah Ruining tampak pucat dan seperti penuh
kesedihan. Saat mobil Ye Miao berhenti tepat di depannya, dia tidak berusaha
menghindar ataupun berkedip.
ENAM TAHUN YANG LALU
Di
audotorium, “Peninggalan Budaya dan Museum Universitas Xiling. Pelestarian Peninggalan
Budaya. Upacara Pembukaan Pelatihan Mahasiswa Baru”
Dua
orang mahasiswi baru, Huahua dan Ruining sedang bergosip. Huahua menunjuk pada
seorang pria yang duduk di depan mereka dan berkata bahwa pria itu sangat
tampan. Pria itu mengenakan kemeja putih. Ruining kebingungan dengan yang mana
pria yang Huahua tunjuk karena semua senior pria yang ada di depan juga pakai
kemeja putih. Huahua tidak menjelaskan yang spesifik malah berkata kalau yang
paling tampan itu yang dia maksud. Ruining tambah bingung karena dari tempat
duduk mereka kan hanya bisa melihat bagian belakang kepala para senior, jadi
bagaimana bisa mereka menilai mana yang tampan. Ruining menyimpulkan sendiri
kalau pasti pria yang di bilang Huahua tampan itu sebenarnya paling jelek!
Di
saat itu, seorang senior membalikan tubuhnya. Dan dalam sekejap, Ruining
langsung terpesona pada ketampanan senior itu, Ye Lin.
“Itu
dia,” gumam Ruining.
Flashback
Satu bulan sebelumnya, Ruining
ada pergi ke toko Violin untuk menjemput Violin yang dia titipkan untuk di perbaiki.
Saat itu, tanpa sengaja, dia mendengar permainan biola yang sangat merdu di
salah satu ruangan. Orang yang bermain biola itu adalah Ye Lin.
Permainan biola Ye Lin, mengingatkan
Ruining pada masa kecilnya. Saat dia kecil, dia pernah berduet biola bersama
seorang anak pria. Di saat itu, dia merasa heran karena anak itu mengakhiri permainan
dengan nada yang tidak ada di buku teks. Anak itu berkata kalau dia membuat
sendiri nada terakhir itu.
Mengingat kenangan masa kecilnya
itu, Ruining segera berlari keluar untuk mengejar Ye Lin yang sudah keluar. Sayangnya,
saat dia keluar, dia bertabrakan dengan seorang pelanggan yang masuk. Dan
karena itu, dia jadi kehilangan jejak Ye Lin.
End
“Kali
ini, aku tidak akan kehilangannya lagi,” tekad Ruining.
Sementara
itu, di belakang panggung, seorang gadis cantik, Shen Zhen, sedang sangat gugup
karena akan memberikan kata sambutan sebagai perwakilan mahasiwa baru. Saat
itu, dua senior wanita yang berada di balik panggung untuk menyusun properti
acara, bergosip memuji kecantikan Shen Zhen yang pasti akan menjadi idola kampus.
Shen Zhen mendengar ucapan mereka dan tersenyum senang.
Dua
orang itu masih terus bergosip membahas mengenai baju yang Shen Zhen kenakan
terlihat sangat mahal. Mereka yakin kalau baju itu pasti adalah baju branded. Shen Zhen tersenyum semakin
lebar dan penuh percaya diri.
Acara
akhirnya di mulai, para pembesar kampus juga sudah berkumpul.
Huahua
ternyata membicarakan mengenai Ye Lin. Dia terus memuji ketampanan Ye Lin. Dia pertama
kali melihat Ye Lin saat memasukkan dokumen pendaftaran kuliahnya dan saat itu
juga dia langsung jatuh cinta. Huahua kemudian menyadari kalau Ruining terus
menatap ke arah Ye Lin tanpa berkedip dan mulut mengaga. Dia langsung menyidir
Ruining yang tadi bilang kalau seleranya jelek tapi sekarang malah berliur.
Ruining
tidak peduli dengan ucapan Huahua. Dia malah berkata : “Itu dia. Lama tidak
berjumpa.”
Huahua
langsung menegaskan pada Ruining kalau Ye Lin adalah miliknya. Ruining tidak
terima. Memangnya Huahua lebih cantik darinya? Nilainya lebih tinggi darinya?
Huahua langsung membalas kalau mereka berdua kan sama-sama peringkat bawah. Mereka
pada akhirnya malah berdebat.
Huahua
juga tanya, gimana kalau Ye Lin tidak suka pada Ruining? Gimana kalau Ye Lin
sudah punya pacar? Ruining berkata itu tidak mungkin. Dia yakin kalau Ye Lin
pasti belum punya pacar sampai melihatnya. Huahua kesal juga dengan kepedean Ruining.
Fang
Yuan, senior yang juga adalah anggota BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa -kalau
sebutan saat sekolah adalah OSIS-) memulai acara dan menyuruh Shen Zhen untuk
maju dan memberikan kata sambutan.
Huahua
dan Ruining masih berdebat. Huahua bahkan tetap berkata kalau Ye Lin adalah
miliknya. Setelah acara ini selesai, dia akan menemui Ye Lin dan memberitahu
kalau dia cinta padanya. Dia akan mengatakannya di depan Ruining! Ruining tidak
terima.
Huahua
malah terus memanasi Ruining. Ruining tidak akan bisa mendahuluinya nanti, kecuali
Ruining berdiri dan mengatakannya sekarang apda Ye Lin. Pas pula, mereka
melihat kalau Ye Lin tiba-tiba beranjak keluar ruangan.
Tanpa
di duga, Ruining berdiri dan meneriakkan nama Ye Lin. Ye Lin berbalik dan
melihatnya.
“Aku
suka padamu!” ujar Ruining dengan suara nyaring menyatakan cinta.
Semua
yang ada di audotorium terkejut dengan pernyataan cinta tiba-tiba Ruining di
tengah acara. Shen Zhen yang sedang berpidato juga jadi terdiam dan menatap
Ruining.
“Sayang
sekali. Dia tidak akan menyukaimu,” terdengar suara pria dari arah belakang Ruining.
Dia adalah Ye Miao.
Ruining
berbalik melihat Ye Miao. Sementara Ye Lin melanjutkan langkahnya keluar dari
ruangan auditorium.
Flashback
Beberapa hari yang lalu, Ruining
berlari dengan kencang di dalam gang kecil sambil berteriak meminta tolong. Saat
itu, dia berpas-pasan dengan Ye Miao. Ruining segera berlindung di belakang Ye
Miao dan berkata : “Dia datang.” Ye Miao jelas bingung dan bertanya siapa yang
mengejar Ruining? Haruskah dia menelpon polisi?
Ruining tidak menjelaskan dan
hanya berkata dengan panik kalau sudah tidak sempat lagi. Dan kemudian, Ruining
lanjut lari. Ye Miao tambah penasaran. Dan ternyata yang mengejar adalah seekor
angsa.
Ye Miao berteriak ketakutan dan
ikut lari dengan Ruining. Dia berlari sangat kencang dan meminta Ruining untuk
menunggunya. Ruining masuk ke dalam rumah dan bukannya menunggu Ye Miao masuk,
dia malah menutup pintu tepat di depan Ye Miao.
Sialnya, Ye Miao akhirnya kena patuk
oleh sang angsa!
End
“Itu
kau,” ingat Ruining. “Angsa itu!”
Tapi,
sedetik kemudian, dia berpura-pura tidak mengenal Ye Miao. Dia malah bertanya
siapa Ye Miao? Mereka kan baru bertemu hari ini. Sebelumnya tidak pernah
bertemu.
Huahua
ternyata mengenali Ye Miao. Dia segera memberitahu Ruining kalau pria itu
adalah Ye Miao, adik Ye Lin. Mendengar itu, sikap Ruining langsung berubah. Dia
langsung memuji Ye Miao yang pantas saja sangat tampan. Dia malah tertawa
canggung.
Fang
Yuan kesal juga melihat kelakuan dua junior yang malah berbincang di tengah
acara. Tapi, dia segera menyuruh Shen Zhen untuk tidak hanya diam dan melanjutkan
pidato-nya. Shen Zhen melanjutkan pidato-nya, tapi dia lupa dengan apa yang
harus di katakannya. Dia jadi gugup dan berbicara terbata-bata. Semua yang
lihat jelas langsung tahu kalau Shen Zhen pasti lupa.
--
Acara
sudah selesai,
Fang
Yuan memarahi Shen Zhen yang sudah mengacaukan acara. Meskipun Xia Ruining
bersalah karena melakukan pernyataan cinta tadi, tapi masalah utamanya adalah performa
Shen Zhen yang sangat buruk hingga menghacurkan keseluruhan upacara
penyambutan.
“Senior,
bukankah… acara penyambutan… kacau adalah kesalahan Xia Ruining?” balas Shen Zhen.
Fang
Yuan menjawab kalau apa yang Ruining lakukan hanyalah insiden. Tapi hanya karena
insiden kecil seperti itu, Shen Zhen malah melupakan semua pidato?! Shen Zhen
memang tidak bisa di tekan! Dan juga, dia sudah menyuruh sebelumnya agar Shen
Zhen membawa teks pidato, tapi Shen Zhen terlalu percaya diri dengan ingatannya
kan! Dan masalah terbesarnya adalah baju Shen Zhen!
Shen
Zhen diam dan tampak bingung karena bajunya di salahkan. Fang Yuan mengatakan
kalau Shen Zhen sengaja mengenakan baju branded
untuk berpidato. Apa Shen Zhen ingin memberitahu semua orang kalau dia
menghabiskan uang beasiswa untuk membeli baju?!
Shen
Zhen berusaha menjelaskan. Bajunya memang baru, tapi itu bukanlah baju branded. Ibunya yang membelikan baju
itu. Dan ibunya tidak mengerti apapun mengenai fashion. Fan Yuan tidak menerima
alasan Shen Zhen. Shen Zhen kira mereka semua buta? Semua juga tahu kalau baju
itu seharga beberapa ratus ribu yuan.
“Aku
tidak mau mendengar apapun lagi. Tapi, kau itu mahasisi miskin! Kau harusnya
berpakaian dan bertindak sebagaimana seharusnya!” hina Fang Yuan.
Shen
Zhen tersinggung, “Harus seperti apa mahasiswa miskin terlihat?” tanyanya.
Fang
Yuan semakin kurang ajar karena Shen Zhen berani bertanya balik padanya. Shen Zhen
berkata kalau dia hanya ingin tahu bagaimana seharusnya mahasiwa miskin
terlihat? Tidak boleh mengenakan baju baru? Haruskah dia mengenakan papan bertuliskan
kalau dia mahasiswa miskin?
Fang
Yuan tidak suka dengan Shen Zhen. Dia langsung menelpon dosen dan
memperkenalkan diri sebagai Fang Yuan dari BEM. Dia ingin membahas mengenai
mahasiswa yang mendapat beasiswa tahun ini, bisakah dia mencoret satu buah
nama?
Shen
Zhen terkejut mendengar apa yang Fang Yuan katakan pada dosen.
--
Shen
Zhen tinggal seorang diri di audiotarium. Dia menelpon ibunya dan berbohong
kalau semua orang bilang bajunya cantik dan ingin tahu dia membeli baju itu
dimana? Entah apa jawaban ibu Shen Zhen, karena Shen Zhen tampak kecewa.
--
Shen
Zhen berlari keluar kampus sambil menangis. Dia tanpa sengaja bertabrakan
dengan Ye Miao dan terjatuh. Ye Miao kaget melihat Shen Zhen yang menangis dan
membantunya berdiri. Tapi, baju Shen Zhen tersangkut pada pagar kawat tanaman
yang ada di sana. Tanpa ragu, Ye Miao merobek bawahan baju Shen Zhen itu. Shen
Zhen terkejut dengan apa yang Ye Miao lakukan.
“Ini
lebih baik,” ujar Ye Miao. “Tidak perlu berterimakasih. Tadi itu dressnya
terlalu panjang. Aku pergi dulu ya.”
Dan
tampaknya, Shen Zhen menjadi tertarik pada Ye Miao. Dia terus memperhatikan punggung
Ye Miao.
--
Ruining
menelpon Huahua dan memintanya untuk membelikan snack dan peralatan P3K. Itu
untuk persiapan mereka yang akan melakukan pelatihan militer untuk mahasiswa/I baru.
Ruining juga meminta Huahua untuk menunggunya di tempat parkir 2 jam lagi.
Huahua jadi curiga dan bertanya apa yang akan Ruining lakukan?
Dan
terlihat kalau Ruining ternyata mengikuti Ye Lin. Huahua jadi tersadar kalau Ruining
pasti sengaja membuatnya menjauh. Dia memaksa Ruining untuk memberitahu sedang
ada dimana? Ruining berbohong kalau dia ada di kamar mandi. Huahua tidak bodoh dan
menyuruh Ruining untuk memperdengarkan air kloset. Tentu saja Ruining tidak
bisa melakukannya.
“Biar
ku kasih tahu. Aku dan Ye Lin, adalah takdir. Kenyataannya, aku sudah
melihatnya 2 kali sebelumnya. Saat sebulan yang lalu dan 7 tahun yang lalu.”
Huahua
tidak percaya. Ruining membalas kalau tidak ada gunanya dia berbohong pada
Huahua. Huahua mulai menginterogasi dan menyuruh Ruining memberitahunya apa
yang terjadi saat Ruining bertemu Ye Lin, 7 tahun yang lalu? Ruining tidak mau
memberitahu. Yang penting adalah saat itu adalah kenangan berharga di hidupnya
dan juga hal terburuk terjadi di hidupnya. Jadi itu adalah ingatan yang berharganya.
“Huahua,
aku sarankan kau mencari pasangan takdirmu sendiri. Ketikan kau bertemu
dengannya, kau akan merasa seperti tersambar petir!”
“Takdir?
Di sambar petir?! Tidak mungkin! Xia Ruining! Sampai jumpa!” kesal Huahua dan
mematikan telepon.
Ruining
mah tidak peduli dengan Huahua dan lanjut mengintai Ye Lin.
Huahua
daritadi duduk di sebuah patung yang ada di kursi saat berteleponan dengan Ruining.
Tapi, dia jadi curiga karena seseorang meletakkan uang di tangan patung itu.
dan benar saja, tangan patung itu bergerak! Itu bukan patung, melainkan orang
yang berdandan seperti patung.
Blarrrr!!! Seperti tersambar
petir, Huahua segera berdiri. Dia berteriak keras saat patung itu tersenyum
padanya. Dia mengejar patung itu dan berkata akan memukulnya hingga mati. Patung
itu ketakutan dan langsung kabur sambil berteriak meminta maaf.
--
Ye
Lin sedang jalan bersama temannya. Mereka membahas mengenai gadis yang tadi
menyatakan cinta pada Ye Lin, sepertinya dari Jurusan Pelestarian Peninggalan
Budaya. Ye Lin mengira kalau itu bukanlah pernyataan cinta. Dia menduga kalau
Ruining pasti kalah taruhan dan hukumannya itu mengatakan cinta padanya. Temannya
sih tetap menduga kalau itu adalah penyataan cinta.
Eh,
dia tidak sadar kalau Ye Lin telah menghilang dari sampingnya. Kemana Ye Lin? Dia
di tarik oleh Ruining ke pojok. Ruining menegaskan pada Ye Lin kalau dia tidak bercanda.
Dia suka pada Ye Lin. Namanya adalah Xia Ruining.
Ye
Lin sangat kaget hingga tidak tahu berkata apa.
“Hei!!
Lepaskan abangku!” teriak Ye Miao yang melihat mereka dari jendela kelas.
Ruining
langsung menarik tangan Ye Lin dan mengajaknya kabur dari Ye Miao. Ruining membawa
Ye Miao ke dalam ruangan yang menyimpan banyak barang. Dia tersenyum manis pada
Ruining. Ye Lin langsung tanya apakah Ruining harus se-dramatis ini?
“Harus.
Senior, kau benar-benar tidak mengingatku?”
“Di
audiotarium tadi…”
“Bukan
sekarang, tapi bertahun-tahun lalu. 7 tahun yang lalu.”
Ye
Lin tambah bingung. Dan saat itu, mereka mendengar suara ribut-ribut diluar.
Seorang
dosen sedang mengajak segerombolan orang tua untuk berkeliling melihat universitas.
Dosen itu juga menyebut kalau salah seorang mahasiswa tahun ini Ye Lin bahkan
mendapatkan Fulan Fund.
Ruining
takut kalau para gerombolan diluar akan masuk ke dalam ruangan ini. Ye Lin
memberi tanda pada Ruining untuk tidak berisik. Ini adalah ruang studio, jadi
sepertinya tidak mungkin mereka masuk.
Sialnya,
dugaan Ye Lin salah. Dosen itu membawa mereka masuk untuk melihat ruang studio.
Dan kelihatanlah mereka berdua di sana.
“Ma,”
ujar Ye Lin, melihat ibunya ada di sana.
“Ma,”
ujar Ruining juga.
“Itu
mamaku,” tegur Ye Lin.
Eh,
ternyata, Ye Lin salah. Di sebelah mamanya adalah mama dari Ruining. Ny. Ning
Mo meminta maaf pada dosen, gadis itu adalah putrinya, Xia Ruining. Ruining
tersenyum malu pada ibunya.
Ye
Miao juga tiba di sana dan langsung memasang wajah jengkel melihat Ruining
bersama abangnya.
--
Ye
Lin mengantar ibunya ke luar kampus. Ye Lin juga menyakinkan ibunya kalau dia
tidak menjalin hubungan apapun seperti yang ibunya pikirkan. Ibu tidak yakin. Ibu
Ye Lin, tampaknya tidak suka pada Ruining karena Ruining adalah putri dari Ning
Mo. Dan Ning Mo adalah orang yang ingin Ye Lin temui untuk berguru cara
memperbaiki lukisan antik. Ye Lin membenarkan, dan ibunya selalu melarangnya.
“Kau
selalu bisa belajar memperbaiki lukisan antik dari siapapun, tapi kau tidak boleh
belajar darinya!” tegas ibu Ye Lin, Ji Congbi. “Keluarga kita sudah menjadi
sponsor universistas Xiling. Aku dapat meminta rektor Gu untuk memilihkan profesor
lain untukmu.”
Ye
Lin menolak karena kemampuan Ny. Ning Mo memang hebat. Bahkan rektor Gu sudah
berulang kali mengundang prof. Ning Mo sebagai profesor tamu. Tapi, kenapa
ibunya begitu tidak menyukai Prof. Mo? Ny. Ji tidak mau menjelaskan dan hanya
meminta Ye Lin mendengarkannya.
“Ma,
mari kita bicarakan hal ini lain kali. Prof. Mo juga belum menerimaku. Mari lupakan
masalah ini,” bujuk Ye Lin sembari menuntun ibunya keluar kampus.
--
Para
mahasiswa/I baru berkumpul dengan koper mereka dan menaiki bus. Mereka akan
menuju tempat pelatihan. Huahua sudah bersama dengan Ruining dan menceritakan
mengenai kejadian yang di alaminya. Dia sangat kesal dan bertekad akan menemukan
patung itu!
“Apa
Ye Lin akan di hukum?” tanya Ruining khawatir, membahas hal lain dan tidak
mendnegarkan Huahua. “Bagaimana jika rektor Gu memarahinya?”
Huahua
jadi kesal karena Ruining tidak mendengarkannya.
Saat
itu, perhatian Huahua teralih pada pria tampan yang sedang memasukaan barang ke
bagasi bus. Pria itu adalah Chen Mo. Dia terus memperhatikan pria itu dengan
senyum-senyum malu. Sementara Chen Mo malah tampak ketakutan melihat Ruining. Dan
tampak kalau di dekat leher Chen Mo masih ada bekas tinta yang tidak terhapus.
Ya, benar, Chen Mo adalah patung tadi.
Ye
Lin ternyata ikut ke camp. Dia juga membantu memasukkan koper-koper ke bagasi.
Ruining sangat senang melihatnya. Ye Lin juga membantu Shen Zhen memasukkan kopernya
ke bagasi bus.
Ye
Lin mendekat pada Ruining untuk membantu memasukkan koper Ruining ke bagasi.
Ruining tersenyum sangat lebar padanya. Tapi, Ye Miao malah tiba-tiba muncul
dan berdiri di hadapannya. Dia mengancam Ruining untuk segera masuk ke dalam
bus atau dia akan memberitahu kakaknya mengenai insiden angsa tersebut. Dan
dengan terpaksa, Ruining masuk ke dalam bus dengan kesal tanpa sempat menyapa
Ye Lin.
Ye
Miao ikut masuk ke dalam bus. Dia dengan sengaja, duduk di samping Ruining.
Ruining melarang karena itu adalah
tempat duduk Huahua. Ye Mian tidak peduli dan tetap duduk di sana.
Shen
Zhen menyusul masuk ke dalam bus. Huahua naik paling terakhir setelah menyerahkan
kopernya pada Chen Mo untuk di masukkan ke dalam bagasi. Dia menatap wajah Chen
Mo dan merasa tidak asing.
Saat
Huahua masuk, Ruining langsung memanggilnya dan menyuruhnya duduk di samping. Niatnya,
agar Huahua mengusir Ye Miao, tapi Huaha malah memilih mengalah dan duduk di
belakang saja. Ye Miao langsung menyindir hubungan Ruining serta Huahua yang
benar-benar ‘baik.’
Ruining
memutuskan untuk makan cokelat dan menawarkannya juga pada Ye Miao. Tapi Ye
Miao menolak. Sebaliknya, Ye Miao malah menasehati Ruining untuk diam-diam menyukai
kakaknya, Ye Lin, karena itu tidak ada gunanya. Ruining langsung membetulkan
kalau dia bukannya diam-diam menyukai, tapi terang-terangan. Dan juga kejadian
mengenai ‘angsa’ itu hanyalah kesalahpahaman di antara mereka.
Seorang dosen wanita yang duduk di dekat
mereka dan mendengar suara Ruining yang ribut dan bahkan makan cokelat,
langsung menegur Ruining untuk tidak makan di dalam bus. Ruining langsung memasukkan
cokelat di tangannya ke mulut Ye Miao saat dosen itu tidak memperhatikan.
Dosen
itu malah ternyata mengenali Ye Miao sebagai adiknya Ye Lin. Dia memuji Ye Lin
yang adalah kebanggan jurusan Peninggalan Budaya dan Museum, juga adalah peraih
nilai tertinggi. Tapi, bagaimana dengan Ye Miao? Bagaimana ujian masuk Ye Miao?
Ye
Miao yang di dalam mulutnya ada cokelat tidak berani bicara dan hanya menunjukan
dengan tangannya, dan nilainya tidak begitu bagus. Ruining berusaha sekali
menahan tawanya.
Tidak
di sangka, dosen itu juga membahas nilai ujian masuk Ruining. Dan nilainya juga
sama jeleknya seperti Ye Miao, sehingga dia hanya bisa tersenyum. Ye Miao
tertawa melihatnya.
Shen
Zhen duduk di kursi belakang sambil memakai earphone. Dia mengingat
pertemuannya dengan Ye Miao tadi. Ye Miao meninggalkan kesan mendalam padanya.
dan kebetulan sekali, Ye Lin duduk di sebelah Shen Zhen. Dengan ramah, dia
menawarkan botol minum pada Shen Zhen.
Dan
terlihatlah kalau Shen Zhen ternyata hanya memakai earphone dan tidak
mendengarkan apapun. Dia tampak malu karena Ye Lin mengetahui hal itu. Ye Lin berkata
kalau dia juga sama seperti Shen Zhen. Ketika dia tidak ingin bicara dengan
siapapun, dia juga suka berpura-pura mendengarkan musik.
“Benarkah?
Tapi aku tidak sama,” jawab Shen Zhen dengan dingin dan mengabaikan Ye Lin.
Wajah
Ye Lin tampak terkejut mendengar jawaban dingin Shen Zhen.
--
Mereka
tiba di camp pelatihan militer untuk mahasiswa/I baru. Instruktur memberikan
pengarahan terlebih dahulu pada mereka. Setelah itu, dia mulai bertanya
mengenai alasan para mahasiswa/I memilih jurusan Peninggalan Budaya dan Museum?
“Karena
ketertarikanku,” jawab salah seorang mahasiswa.
“Hobby!”
“Harapan
orang tua!”
“Untuk
Ye Lin!” jawab Ruining dengan suara keras.
Semua
langsung menatapnya. Mereka heran kan sebelum masuk ke sini, Ruining belum
mengenal Ye Lin, jadi mana bisa itu di jadikan alasan. Ruining malah menjawab
kalau sekarang belum terlambat baginya mengenal satu sama lain dengan Ye Lin.
“Senior
Ye Lin, masih ingat namaku? Sekali lagi. Margaku Xia. Namaku adalah Xia Ruining!”
Ye
Lin tersenyum tipis padanya. Sementara yang lain menertertawakannya. Dan Ye
Miao benar-benar takjub dengan kepercayaan diri Ruining. Shen Zhen sendiri
tampak tidak menyukai Ruining.
Pengenalan
sudah selesai. Dan mereka mulai menuju kamar mereka masing-masing. Huahua
berharap kalau dia dan Ruining sekamar. Ruining pun demikian. Shen Zhen
berjalan di belakang mereka.
Dan
ternyata, Ruining mendapat kamar 208. Dan teman sekamarnya adalah Shen Zhen. Shen
Zhen yang ada di belakang mereka, menyuruh mereka untuk tidak menghalangi
jalan. Dia masuk duluan ke dalam kamar.
Ruining
akhirnya masuk ke dalam kamar. Karena Shen Zhen hanya diam di depan pintu kamar
dan tidak meletakkan koper di kasur manapun, maka Ruining berjalan mendekati
tempat tidur yang dekat jendela. Dia ragu dan bertanya Shen Zhen mau tempat
tidur yang mana? Shen Zhen bisa memilih duluan.
“Kau
suka yang dekat jendela, aku tahu,” jawab Shen Zhen dengan dingin dan meletakan
barangnya di tempat tidur dekat pintu.
Shen
Zhen membuka tas-nya dan melihat baju dress yang di gunakannya saat pidato
penyambutan tadi, hadiah dari ibunya. Wajahnya langsung bertambah muram.
Ruining
tidak sadar akan hal itu. Dia meminta maaf pada Shen Zhen karena sudah membuat
ribut saat penyambutan mahasiswa baru itu.
“Nona
Xia,” ujar Shen Zhen.
“Nona
apaan? Jangan panggil aku begitu.”
“Terdengar
kasar?”
“Shen
Zhen, mari bereskan barang kita lalu pergi makan malam, okay?” alihkan Ruining.
“Lakukan
apa? Dress yang kau berikan padaku?!” marah Shen Zhen. “Kau menjualnya pada ibuku.
150 RMB”
“Shen
Zhen, aku menerima uangnya karena…”
“Xia
Ruining!” teriak Shen Zhen, tidak mau mendengarkan Ruining.