Sinopsis C- Drama : Arsenal Military Academy Episode 2 - part 2


Sinopsis C- Drama : Arsenal Military Academy Episode 2 – part 2
Network : iQyi Netflix

Dikantin. Huang Song merasa terpesona, karena tempat itu sangat besar seperti Istana menurutnya. Tapi kemudian Wen Zhong dengan sengaja menyenggol nya, sehingga tempat makan di tangannya pun jatuh.
Dengan marah, Liang Chen pun meneriaki Wen Zhong. Tapi Huang Song menahannya, dan memintanya untuk membiarkan saja.
Saat makan di meja makan bersama untuk 6 orang. Huang Song dengan ramah memperkenalkan dirinya pada Ji Jin. Dan Ji Jin langsung mengenalinya sebagi hercules. Mendengar itu, Huang Song tersenyum malu- malu. Lalu dia mengulurkan tangannya kepada Jun Shan untuk perkenalan, tapi Jun Shan mengabaikannya.

“Tidak apa. Dia memang begitu,” kata Ji Jin, menenangkan Huang Song. Kemudian dia memanggil Liang Chen dengan sebutan monyet kurus, dan menanyakan namanya.
“Siapa yang panggil monyet kurus?!” protes Liang Chen, bercanda. Lalu dia memberitahu kan namanya. Dan asal nya, yang berasal dari Beijing.

Mengetahui kalau Liang Chen berasal dari Beijing, Ji Jin memujinya. Lalu dia memperkenalkan dirinya sendiri dan asal nya yang merupakan orang lokal. Karena sekarang mereka adalah teman satu sekolah, maka jika Huang Song serta Liang Chen membutuh kan bantuannya, maka panggil saja dia.
Mendengar itu, Huang Song dan Liang Chen tersenyum dengan ramah padanya.

Di lapangan. Zhong Xin memberitahukan kepada semuanya bahwa sekarang ini Jerman dan Jepang sedang berperang di Shandong. Jadi sekarang, koran- koran marah, setiap kata disana menusuk. Dan kemarahan mereka adalah untuk para tentara mereka.

Ketika Zhong Xin sedang berbicara serius seperti itu, Huang Song malah cegukan.

“Hari ini Shandong. Besok mungkin Feng’an. Ketika langit di Shunyuan dipenuhi dengan pesawat tempur dan jalan di penuhi meriam, serta tank. Kalian mau berharap kepada siapa? Pemerintahan Beijing, atau tentara revolusi wilayah selatan? Ketika orang tua kalian, kerabat kalian, menderita dari perang. Ketika istri dan adik kalian, dilecehkan oleh musuh. Kalian masih berharap kepada siapa? Siapapun tidak bisa kalian harapkan. Kalian hanya bisa mengandalkan diri sendiri,” kata Zhong Xin dengan tegas.

Zhong Xin tahu bahwa sebagian dari mereka memiliki latar keluarga yang hebar, serta sebagian pasti ada yang sudah pernah bersekolah, bahkan sampai keluar negri. Orang dengan penghasilan rendah, pasti akan lari ke selatan. Orang dengan penghasilan tinggi, pasti akan keluar negri. Tapi untuk semua yang sudah bergabung disini dengan penuh keberanian, Zhong Xin bersumpah akan memberikan mereka latihan keras, dan membuat mereka semua menjadi tentara paling hebat di perang masa depan untuk melindungin negara dan masyarakat.
“Ya!” jawab mereka semua dengan keras. Dan Huang Song kembali cegukan.

“Lapor Instruktur, sarapan pagi tadi saya makan telur terlalu banyak. Jadi kekeyangan. Saya minta maaf,” jelas Huang Song dengan sopan dan takut- takut. Mendengar itu, semua menertawainya. Tapi Zhong Xin langsung memarahi mereka, sehingga mereka semua pun diam.

Kemudian disaat itu, beberapa tentara membawa Yan Zhen yang masih setengah mengantuk ke lapangan. Melihat itu, Zhong Xin bertanya, apakah Yan Zhen tidak mendengarkan perkataannya semalam. Dan Yan Zhen menjawab bahwa dia tidak ingat, sebab semalam Zhong Xin terlalu banyak berbicara.
“Kelihatannya ingatanmu tidak begitu bagus,” puji Zhong Xin, dengan sinis.

“Instruktur, sebenarnya aku tidak sengaja telat bangun. Aku tidak dengar bunyi alam nya. Dan itu, dia. Kemarin aku menyuruhnya untuk membangunkan ku, tapi dia tidak membangunkan ku. Jadi aku terlambat, “ jelas Yan Zhen, melemparkan kesalahan pada Liang Chen yang tentu saja merasa terkejut jadinya.


Yan Zhen meminta supaya Zhong Xin membiarkan masalah ini untuk kali ini saja. Dan Zhong Xin pun memarahi Liang Chen, serta memberikan peringatan bahwa besok jika Yan Zhen masih terlambat juga, maka Liang Chen juga akan ikut di hukum.
Mendengar itu, dengan terpaksa Liang Chen pun mengiyakan. Sementara Yan Zhen tersenyum senang.

Zhong Xin kemudian memberitahu semuanya bahwa tidak ada yang namanya belas kasih. Jadi karena itu, semua harus mengikuti peraturan dan perintah dengan baik. Kemudian setelah itu, dia menyuruh bawahan nya untuk membawa Yan Zhen berendam.
“Instruktur, dia bagaimana?” protes Yan Zhen. Tapi tidak di dengarkan.
Yan Zhen dengan bingung menanyakan, apa maksud nya berendam. Dan para tentara menjawab bahwa Yan Zhen akan tahu nantinya, itu adalah tempat yang enak dan bagus.

Latihan keras dimulai. Semua murid berlari dan melewati setiap rintangan yang ada. Semua orang berhasil melakukannya dengan baik. Walaupun kesusahan, tapi Liang Chen juga berhasil mengikuti latihan dengan baik. Tapi tiba- tiba Wen Zhong malah mendorongnya.
“Apa kamu tidak apa- apa?” tanya Huang Song dengan perhatian. Dan Liang Chen mengiyakan, lalu dia mengajak nya untuk terus lanjut.
Semakin lama, Liang Chen semakin melambat dan merasa sangat kelelahan.

Berendam. Ternyata adalah hukuman, dimana kita di rendam ditempat tertutup, dan air disana di penuhi hingga sebatas leher. Melihat Tuan Muda seperti Yan Zhen dihukum disana, kedua tentara tersebut merasa puas dan mengatai nya loser.
Hujan turun. Tapi latihan keras terus berlanjut. Liang Chen berlari dengan kesusahan sambil membawa beban batang kayu di bahu nya. Huang Song dengan perhatian menawarkan diri untuk mengangkat kan batang kayu tersebut, jika Liang Chen memang tidak kuat lagi. Tapi Liang Chen menolak, dan menjawab bahwa dia masih bisa.
“Tidak berguna! Kalau kalian mau mengharapkan orang lain. Sekarang juga kalian beresin barang dan pulang ke rumah kalian! Supaya lain kali di medan perang, kalian tidak melibatkan saudara yang lain!” hardik Petugas mendengar itu.
“Liang Chen, semangat!” kata Huang Song menyemangati Liang Chen. Dan walaupun kesusahan, namun Liang Chen terus berjalan maju.

Flash back
Xie Xiang di godain oleh beberapa pria jahat. Dan dia merasa ketakutan. Namun kemudian, Liang Chen, kakaknya, datang dan menolong nya. Tapi melihat kakak nya yang melawan dan dipukuli orang mereka, Xie Xiang merasa cemas dan membantunya.

Tapi Liang Chen langsung menarik tangannya untuk berlari pergi darisana.
Flash back end
Liang Chen merasa seperti bisa mendengar suara Liang Chen, kakaknya, yang meneriaki supaya dia cepat lari.
Petugas memuji pidato dari Zhong Xin barusan di lapangan, menurutnya itu bagus dan membuat semangat nya menjadi membara. Dan Zhong Xin menjawab bahwa sayang nya dia sudah tua, dan sudah tidak bisa merasakan darah membara.

“Kamu memberikan mereka semangat, tapi kamu malah tidak merasakannya?”
“Darah anak muda selalu panas. Dengan itu, mereka masih memiliki harapan,” jawab Zhong Xin sambil memperhatikan semua yang berlari dengan membawa beban.


Yan Zhen secara diam- diam keluar dari tempat hukuman. Dan melihat itu, kedua petugas memanggil nya untuk kembali. Dan dengan berani, Yan Zhen mengambil tanah serta mengancam mereka untuk mendekati nya.
Dengan ketakutan, kedua petugas itu pun lari. Tapi kemudian mereka kembali dengan membawa teman- teman mereka untuk menangkap Yan Zhen. Dan Yan Zhen pun segera kabur dari sana.

Shu Ting memperhatikan Yan Zhen yang berhasil di tangkap, dan di pukuli di lapangan.
Dengan terpaksa, Yan Zhen masuk kembali ke tempat hukuman.


Hujan telah berhenti, semua murid telah menyelesaikan latihan keras mereka. Kecuali, Liang Chen yang belum ada kembali. Huang  Song menjelaskan bahwa barusan Liang Chen menyuruhnya untuk pergi duluan, karena Liang Chen takut dirinya dihukum karena telat. Karena itulah, dia kembali sendirian.
Namun sekarang, Huang Song merasa cemas sendiri, karena tidak melihat Liang Chen kembali sedari tadi. Apalagi ketika mobil pelatih telah sampai.


Pelatih menyuruh semuanya untuk bubar dan pergi ke ruang makan. Huang Song ingin melaporkan tentang Liang Chen yang belum kembali. Namun dengan tegas, Pelatih menyuruhnya untuk mengikuti perintah. Jadi dia pun terdiam.

Post a Comment

Previous Post Next Post