Sinopsis C-Drama : Love You Like the Mountain and Ocean Episode 08


Sinopsis C-Drama : Love You Like the Mountain and Ocean Episode 08
Images by : Youku


Pertandingan antara dua bersaudara Ye di mulai. Dan Shen Zhen hadir di sana untuk melihat pertandingan Ye Miao. Mereka berdua tampak sangat serius.

Flashback
Ye Lin kaget saat Ye Miao berkata kalau lukisan itu adalah tentang pertemuannya dengan Ruining saat masih kecil dulu. Ye Miao menjelaskan lebih lanjut kalau dia bertemu dengan Xia Ruining saat masih kecil. Dan lagu yang Xia Ruining mainkan dengan biola-nya waktu mereka ke rumahnya dulu, adalah lagu yang dia mainkan untuk Ruining dulunya. Karena Ye Lin juga tahu cara memainkan nada itu, jadinya Ruining salah mengira Ye Lin sebagai dirinya saat kecil. Dan kemarin malam, Ruining mencarinya adalah untuk masalah ini.
“Aku mengerti. Mari makan terlebih dahulu.”
Ke (abang), maafkan aku. Aku harus memberitahumu mengenai hal ini. Di upacara pembukaan dulu, dia mengatakan di depan umum…”
Brakk! Ye Lin memukul meja dengan keras, “Ye Miao… terimakasih untuk kejujuranmu. Itu tidak masalah. Dia bukan denganku, tapi akan denganku. Itu sudah cukup,” tegas Ye Lin (yang artinya, dia ingin  Ruining menjadi miliknya).
End


Pertandingan di mulai. Ye Miao bisa saja menang, tapi perhatiannya teralih karena kedatangan Ruining ke lapangan. Ye Lin memanfaatkan moment itu untuk merebut bola dari Ye Miao dan mencetak point.
Ye Lin bisa melihat kalau Ye Miao terfokus pada Ruining. Shen Zhen yang duduk di bangku penonton pun demikian. Ruining yang melihat Ye Miao ada di lapangan, segera mengajak Huahua untuk pergi saja karena tidak ada hal menarik untuk di lihat.
“Yang satu sangat di sukai oleh Tuhan, yang satu lagi adalah putri. Mereka adalah pasangan yang di sukai dunia,” gumam Shen Zhen, melihat Ye Miao dan Ruining. Tampak jelas kalau dia penuh dengan rasa iri dan cemburu. “Mereka tidak akan kesulitan untuk hidup. Tidak sepertiku… aku harus khawatir dengan apa yang harus ku makan. Apa aku layak untuk ikut dalam permainan (merebut cinta Ye Miao) ini?”
--
Pertandingan sudah usai. Tapi, Shen Zhen belum juga pergi walau gedung olahraga sudah kosong.


Saat itu, dia melihat seorang siswa pria membawa sekotak penuh roti yang akan di buang. Melihat itu, Shen Zhen menjadi semangat dan menyapa pria itu. (Itu adalah pria yang di episode sebelumnya memberikan Shen Zhen masker dan Ruining obat batuk). Shen Zhen menawarkan diri untuk membantu membuang roti itu. Pria itu tampak sinis dan saat mendengar Shen Zhen yang ingin membantunya, dia tersenyum semakin sinis.
“Kau? Ingin membantuku? Tentu saja boleh. Kita kan teman sekelas. Jadi, tentu kita harus saling membantu satu sama lain. Tapi… kau bahkan tidak tahu namaku. Apa aku layak untuk kau bantu? Siapa namaku?” tanya pria itu.
Shen Zhen terdiam, tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut.
“Kau hanya memikirkan dirimu sendiri jauh di dalam hatimu. Tidak heran.”
Flashback
Ingat saat pria itu memberikan Shen Zhen masker? Dia sebenarnya menyukai Shen Zhen dan tersenyum memperhatikannya.

Saat jam pelajaran sudah usai, pria itu dengan ramah menawarkan 1 plastik masker untuk Shen Zhen. Shen Zhen menolak. Pria itu masih tetap memaksa Shen Zhen untuk menerimanya karena dia juga tidak memerlukannya.
Shen Zhen akhirnya membuka masker-nya dan menatap pria itu dengan sinis, “Jadi, apa aku ini tong sampah? Kau tidak menggunakan (masker) jadi kau membuangnya padaku?”
“Aku… bukan itu maksudku. Hanya saja, tadi aku lihat kau terus batuk. Jadi, aku pikir kau mungkin memerlukannya.”
“Memangnya cuma aku saja yang batuk? Kenapa kau tidak memberikan sampah ini pada Xia Ruining?”
Pria itu semakin bingung. Dia bukan berniat jahat pada Shen Zhen. Tapi, kenapa Shen Zhen malah berpikir seperti itu? Shen Zhen malah semakin sinis karena dia tidak mengenal pria itu, jadi untuk apa bersikap baik.
“Obat yang kau berikan pada Xia Ruining bisa menyembuhkan batuk. Tapi untukku, masker yang mencegahku menularkan batuk pada orang lain. Tidak berniat jahat? Betapa bodohnya aku jika percaya pada niat baikmu!” teriak Shen Zhen.
Tidak hanya itu, Shen Zhen bahkan membuang masker-nya ke lantai. Tentu saja pria itu menjadi tersinggung dan marah.
End
Shen Zhen baru teringat hal itu. Dengan malu, dia berniat untuk langsung pergi saja.
“Shen Zhen,” panggil pria itu. “Roti busuk ini di berikan oleh team basket sekolah secara gratis. Tidak ada satupun yang akan memakan ini. Kau ingin memakan ini? Kau yang bilang sendiri kalau kau bukan tong sampah kan? Bagaimana? Sekarang kau tong sampah? Jika kau mau ini, bilang langsung saja padaku. Aku akan memberikan semuanya padamu. Ini. Lagipula semua ini akan di buang ke tong sampah. Sayang sekali jika di buang. Ini. Semua ini untukmu.”
Shen Zhen semakin malu. Dia tidak mau menerima karena gengsi. Tapi, pria itu terus menyuruhnya untuk mengambil semua roti tersebut.

Ye Miao tiba-tiba muncul dan menolong Shen Zhen. Dia berkata kalau dia baru tahu kalau roti itu adalah sampah. Jadi, Qin Jian (nama pria itu), apa kau mau bilang kalau anggota team basket makan sampah setiap harinya? Qin Jian gugup dan menjelaskan kalau bukan itu maksudnya. Roti yang di bawanya ini adalah sampah. Seluruh team tidak ada yang mau memakannya dan menyuruhnya untuk membuangnya. Apa dia salah?
“Tidak. Yang kau katakan benar. Jadi, bagaimana biasanya kita melenyapkan sampah?” tanya Ye Miao.
“Sampah, ya tentu saja harus di buang ke tong sampah.”
Ye Miao tertawa. Dia menepuk pundak Qin Jian dan memujinya sangat pintar.
And….

Ye Miao ternyata memaksa Qin Jian untuk memakan semua roti itu di hadapannya dan Shen Zhen. Shen Zhen sok baik menyuruh Ye Miao untuk tidak seperti itu dan biarkan saja karena mereka kan teman sekelas. Ye Miao membalas kalau Qin Jian yang bilang sendiri kalau sampah harus di buah di tong sampah.
“Kau tidak mengerti. Sayang sekali,” gumam Shen Zhen.
Ye Miao akhirnya menyuruh Qin Jian untuk berhenti makan dan segera pergi dari sana. (Issh. Padahal biarkan aja Shen Zhen. Dia yang sudah bersikap sombong. Tapi, Ye Miao malah membela Shen Zhen tanpa tahu apa yang sudah Shen Zhen lakukan hingga Qin Jian seperti itu).
Saat itu, suara perut Shen Zhen berbunyi dengan sangat keras. Dia sangat lapar. Dan juga malu karena Ye Miao mendengar perutnya yang kelaparan. Ye Miao langsung mengajak Shen Zhen untuk ikut bersamanya makan di kantin. Dia tahu kalau Shen Zhen tidak punya uang, jadi dia yang akan membayar.
“Kau tahu?” marah Shen Zhen. “Ye Miao. Aku tidak perlu rasa simpati-mu! Jaga saja niat baikmu untuk dirimu sendiri. Tertawakan saja aku bersama dengan Xia Ruining. Di zaman ini, sangat sulit untuk mempercayai orang. Aku berasal dari keluarga miskin. Aku tidak punya uang banyak. Aku putri pembantu. Bagaimana?”
Ye Miao tertawa, “Shen Zhen, apa kau sedang bermain drama? Dimana kau mendapatkan semua plot itu? Kau bermain drama Cinderella, hah? Yang aku tahu, orang makan ketika mereka lapar. Kau tidak punya uang, aku punya uang. Tenang saja. Kau tidak perlu menulis surat hutang. Tidak ada tekanan. Jangan bilang kau malah mau nangis sekarang. Dan tolong simpan semua omong kosong seperti keegoisanmu itu.”
Ye Miao pun menarik tangan Shen Zhen untuk ikut dengannya di kantin.
--
Ruining dan Huahua bertemu dengan Ye Lin di koridor kelas. Jadinya, Ruining meminta Huahua untuk menunggunya di kantin duluan. Huahua mendengus kesal karena Ruining lebih memilih cinta daripada persahabatan. Ruining tidak terima dan mengingatkan Huahua yang lebih memilih pergi bersama Chen Mo saat hujan waktu itu dan meninggalkannya. Mendengar ucapan Ruining, Huahua langsung terdiam dan memilih dengan tenang pergi ke kantin.
Setelah Huahua pergi, Ruining menghampiri Ye Lin.
--
Di kantin, Chen Mo memasang plat yang bertuliskan : Jangan masukkan kepalamu ke jendela!!!

Ye Miao dan Shen Zhen tiba di kantin. Dan Ye Miao memesan banyak sekali makanan untuk Shen Zhen. Saat Shen Zhen mau protes sok tidak mau, Ye Miao langsung memarahinya dan menyuruhnya untuk memesan banyak makanan sekarang. Shen Zhen diam-diam tersenyum karena perhatian Ye Miao padanya.

Awalnya, Shen Zhen makan dengan malu-malu. Tapi, setelah memakan satu suapan, dia mulai makan dengan lahap. Tanpa rasa malu. Ye Miao memperhatikannya dan menyuruhnya untuk makan lebih banyak lagi. (Jelas sekali kalau apa yang Ye Miao rasakan pada Shen Zhen adalah rasa kasihan. Tapi, Shen Zhen salah mengartikan perhatian Ye Miao tersebut).
--
Ruining membawa Ye Lin untuk bicara berdua. Tapi, dia merasa bingung bagaimana harus memberitahu Ye Lin yang sebenarnya agar Ye Lin tidak marah padanya? Dia benar-benar bingung dan terus menarik-narik rambutnya. Ye Lin melihat itu dan mengira kalau Ruining merasa rambutnya terlalu panjang. Jadinya, dia malah menawarkan untuk menyuruh Ye Miao datang karena Ye Miao sangat pandai memotong rambut.
Ruining akhirnya memberanikan diri dan memberitahu kalau, Ye Miao adalah orang yang di temuinya saat kecil dulu. Ye Lin sudah tahu hal itu. Ruining terkejut karena Ye Miao sudah memberitahu Ye Lin.
“Meskipun dia sudah memberitahumu, aku tetap harus minta maaf.”
“Minta maaf untuk apa?”
“Karena aku tidak seharusnya…”
“Ruining, kau masih ingat saat di pelatihan militer, kau bilang kalau kau masuk Jurusan Peninggalan Budaya dan Museum adalah untukku?”
“Aku ingat.”
“Jika aku tidak salah, aku belum mengatakan apapun untuk ucapanmu itu kan?”
“Bukan begitu kak Ye Lin. Sebenarnya…”
“Aku akan mengatakannya sekarang. Aku tidak menerimanya. Ya, karena rasa sukamu padaku hanyalah karena memorimu. Dan kemudian, aku bukanlah bagian dari memorimu itu. Aku tidak akan menerima perasaan yang salah itu. Aku juga bukanlah pengganti Ye Miao.”
“Aku minta maaf kak Ye Lin. Aku sangat tidak tahu malu saat itu.”
Ye Lin tersenyum dan berkata kalau dia mau bicara dengan Ruining karena ingin mendengar permintaa maaf Ye Lin. Ruining mengerti dan menduga kalau Ye Lin mau memberitahu kalau tidak menyukainya. Ye Lin langsung meluruskan kalau dia tidak bilang tidak menyukai Ruining. Dia tidak menerima perasaan Ruining yang salah. Dan dia juga tidak suka dengan wanita yang mengejar pria karena menurutnya pria yang harusnya mengejar wanita.
“Jadi, Xia Ruining, apa kau bersedia untuk benar-benar menyukaiku? Mulai dari sekarang,” tanya Ye Lin, to the point.
--
Shen Zhen dan Ye Miao sudah selesai makan bersama. Shen Zhen benar-benar berterimakasih atas traktiran dari Ye Miao. Ye Miao mah tidak peduli, karna dia tahu kalau Shen Zhen kehilangan uangnya dan pasti kelaparan. Mendengar ucapan Ye Miao, Shen Zhen sudah nampak sinis. Jadinya, Ye Miao dengan cepat berkata kalau bukan Ruining yang memberitahunya masalah itu.
“Kau tahu yang ku pikirkan,” ujar Shen Zhen.
“Aku bisa melihat dari wajahmu kalau kau tidak menyukainya, padahal itu sangat tidak penting.”
“Kenapa?” marah Shen Zhen. “Hanya karna semua orang menganggapnya hebat, jadi aku tidak bisa berpikiran buruk tentangnya?”
“Kenapa kau selalu menjawab pertanyaan dengan pertanyaan lainnya? Dan kau tidak pernah membiarkan orang lain selesai bicara. Shen Zhen, jika bukan kau yang merusak hair curler  maka hal selanjutnya tidak akan pernah terjadi. Benarkan?”
“Jadi, tujuanmu mentraktirku makan hari ini agar bisa mengkritikku?” balas Shen Zhen (iuh, emosi jiwa bicara sama orang seperti dia).
“Aku bukan orang seperti itu. Jangan salah paham. Ini hanya traktiran biasa. Karena kau lapar dan tidak punya uang dan aku punya uang.”
Shen Zhen malah semakin sinis dan bertanya kenapa Ye Miao tidak membantu pengemis di pinggir jalan saja? Atau Ye Miao berpikir dia adalah pengemis? Ye Miao mengangkat tangan menyerah. Dia merasa kalau Shen Zhen terlalu sensitif. Dia memberitahu yang sebenarnya, bahwa saat Ye Miao bertengkar dengan Ruining, dia sedang teleponan dengan Ruining saat itu. Jadi, dia mendengar semuanya. Dan dia bisa melihat kalau Shen Zhen tidak bisa menemukan uangnya kembali, makanya kelaparan dan ingin memakan roti team basket. Dia dan Xia Ruining adalah teman. Dan dia ada di pihak Ruining mengenai masalah hair curler  tersebut. Dan dia merasa kalau Shen Zhen yang memulai semuanya.
“Lalu, kenapa kau masih mentraktirku? Bukan karena simpati?”
“Terserah kau mau bilang apa. Kenapa? Kau tidak menerima simpati? Apa ada orang di dunia ini yang tidak menerima simpati? Untuk contohnya, kau mendapat nilai 0 di ujian hari ini dan kau menghiburku. Itu dapat di hitung sebagai simpati bukan?”
“Itu berbeda. Semua yang kau katakan…”
“Apa kau harus membuat semua orang tahu kalau kau itu miskin? Atau kau pikir karena kau terlihat kaya walaupun tidak punya uang, kau tidak perlu simpati apapun? Percaya atau tidak, aku di sini bukannya untuk ikut campur dalam pertengkaran kalian atau membalas dendam mewakilinya (Ruining). Ini benar-benar adalah traktiran sederhana. Mengerti?”

Shen Zhen diam dan tidak membantah apapun lagi. Ye Miao kemudian memberikan kartu kantin miliknya untuk Shen Zhen. Jelas saja, Shen Zhen menolak. Tapi, Ye Miao memaksa Shen Zhen untuk menerima-nya saja.

Pas sekali, Shen Zhen melihat kalau ada Ruining dan Ye Lin tidak jauh dari mereka. Dan dengan sengaja, dia berbicara dengan suara kecil. Jadinya, Ye Miao tidak bisa mendengar apa yang di ucapkannya dan mendekatkan telinganya ke wajah Shen Zhen. Membuat Ruining jadi salah paham.
Shen Zhen berbohong pada Ye Miao kalau dia hanya merasa penasaran dengan hair curler milik Ruining dan mencobanya. Tapi di sangka kalau hair curler itu menjadi rusak dan nyangkut di rambut Ruining. Ye Miao tertawa karena dia juga tidak peduli dengan yang terjadi sebenarnya. (Ye Miao tidak sadar kalau Shen Zhen sok menjelaskan dengan suara kecil, agar Ye Miao mendekatkan telinga padanya sehingga orang lain yang melihat merasa mereka sangat dekat hingga bicara bisik bisik)

Ruining benar-benar cemburu dan bahkan bergumam kalau Ye Miao pengkhianat. Ye Lin mendengar gumaman-nya tersebut.
Flashback
“Apa kau bersedia untuk mencoba benar-benar mencintaiku, mulai dari sekarang?”
Ruining tampak ragu, “Aku…”
“Kau tidak perlu menjawab pertanyaanku sekarang. Karena aku tahu, jauh di dalam hatimu, kau pasti merasa tidak yakin, merasa semuanya tidak nyata. Ruining. Kita punya banyak waktu. Aku bersedia menunggumu. Hingga ada memori tidak terlupakan di antara kita berdua.”
End
Ye Lin mengajak Ruining untuk makan bersamanya.
--

Ye Miao tidak bisa tidur karena memikirkan ucapan Ruining tadi pagi (saat mereka terkurung di kantin). Chen Mo juga belum tidur dan sibuk belajar dan meminjam buku Referensi Dinasti Qing milik Ye Miao. Ye Miao tidak mendengarkan Chen Mo dan sibuk berpikir masalahnya dengan Ruining.
Ye Miao merasa kalau dia telah di sihir oleh Ruining. Soalnya, kenapa dia tadi tidak bisa membalas semua perkataan Ruining? Walaupun yang dia lakukan salah dan tidak masuk akal, tapi Ruining juga tidak seharusnya memandang rendah padanya. Sejak dia masih kecil hingga sekarang, dia tidak pernah membiarkan seorangpun memandang rendah padanya! Dan karena itu, dia ingin bicara pada Ruining. Dia mau Ruining sadar kalau dia bukan seorang pengecut!

Dan karena terburu-buru turun, Ye Miao malah terjatuh dan menabrak Chen Mo. Eh, sialnya malah teman dari kamar sebelah tiba-tiba menerobos masuk untuk mengajak mereka bergabung dalam aktivitas Departemen Tarian. Dan teman itu sangat shock saat melihat posisi Ye Miao dan Chen Mo di lantai. Dia salah paham!
“Tenang saja. Aku tidak akan mengatakan apapun mengenai hal ini,” ujarnya dan malah mematikan lampu kamar Chen Mo dan Ye Miao.
--
Esok hari,
Janjinya sih tidak akan mengatakan apapun, tapi malah sudah timbul gosip mengenai hubungan Ye Miao dan Chen Mo. Chen Mo sampai menundukkan kepala karena merasa sangat malu.
--
Ye Miao ada di perpustakaan. Dia mendapat telepon dari Shen Zhen yang akan datang menemui Ye Miao di perpus dan membawa Ye Miao ke toko loak mencari buku yang Ye Miao perlukan. Ye Miao sih menerima saja tawaran bantuan Shen Zhen.

Eh, lagi lihat-lihat buku, dia malah mendengar Fang Yuan yang sedang menggosipi dirinya dan Chen Mo. Ye Miao sudah mau menghampiri mereka, tapi ternyata Ruining sudah duluan menghampiri mereka.

Ruining menyapa Fang Yuan dengan ramah. Dan kemudian menatap Fang Yuan dengan sangat dekat. Dia memasang ekspresi terkejut dan bertanya kenapa banyak sekali flek hitam di wajah Fang Yuan? Fang Yuan langsung menutup wajahnya dan berkata kalau tidak ada flek. Kulitnya hanya terbakar matahari dan nanti juga akan hilang kok.
“Tidak. Itu tidak terlihat seperti terbakar matahari. Itu lebih terlihat seperti… chloasma. Ya, harusnya itu. Aku dengar kalau chloasma sangat sulit di hilangkan. Hanya wanita berumur yang harusnya mengalami ini. Ah, kak Fang Yuan, aku bukannya bilang kau terlihat tua. Maksudku, kau harusnya menjaga kulitmu dengan baik.”
Fang Yuan jelas marah. Dan berkata kalau Ruining yang tua dan punya flek serta chloasma  di wajah. Ruining malah dengan tenang menawarkan untuk memberikan Fang Yuan kaca pembesar. Kalau dia punya flek yang lebih besar daripada Fang Yuan dan tidak sadar, maka dia pasti buta. Fang Yuan benar-benar marah karena Ruining sangat kurang ajar membicarakan mengenai mukanya.
Ruining tidak takut dan membalas kalau Fang Yuan pun demikian. Berbicara buruk mengenai orang lain di belakang. Fang Yuan sudah sangat emosi sehingga temannya segera menariknya pergi sebelum terjadi pertikaian.
Ye Miao melihat semua itu dan tertawa karena Ruining sangat berani mengejek Fang Yuan terang-terangan. Dan itu juga untuk membelanya.

Setelah Fang Yuan pergi, Ye Miao menunjukkan dirinya di depan Ruining. Ruining yang melihat Ye Miao sudah mau pergi menghindar, tapi kemudian sadar kalau dia kan tidak buat hal salah, jadi untuk apa pergi.
--
Teman Fang Yuan mengenali Ruining yang menyatakan cinta pada Ye Lin. Dia khawatir kalau Ruining akan mengadu pada Ye Lin kalau mereka menggosipi hal jelek mengenai adiknya (Ye Miao). Fang Yuan jadi khawatir memikirkan hal itu.
--

Ruining menjelaskan pada Ye Miao kalau dia bukan membantu Ye Miao. Dia hanya takut kalau Ye Lin akan di tertawai (hahaha, jelas itu hanya alasan). Ye Miao tersenyum karna dia juga sadar kalau Ruining hanya membuat alasan.

Ruining berusaha mengalihkan topik dengan meminta bantuan Ye Miao untuk mengambil buku di rak yang tinggi. Ye Miao sebelum mencoba ngambil buku, mengejek Ruining yang tinggi. Ruining jelas kesal. Ye Miao mulai mencoba mengambil buku, tapi ternyata dia kurang tinggi. Melihat itu, Ruining balas mengejeknya yang pendek. Hahahaha.

Ye Miao kan pintar, jadi dia terpikir cara lain. Dia menggendong Ruining untuk mengambil buku. Tapi, Ye Miao malah menggerutu kalau Ruining sangat berat. Jadinya, untuk balas dendam, Ruining asyik menyuruh Ye Miao ke kiri dan ke kanan dan tidak langsung mengambil bukunya.
Brukk! Sebuah tangga di dorong ke arah mereka. Jadinya, tingkah mesra mereka harus terhenti.
“Kau bisa menggunakan ini kan?” ujar Shen Zhen kesal. Dia yang mendorong tangga itu.
“Ye Miao, waktu kita tidak banyak. Ayo pergi,” ajak Shen Zhen dengan suara lembut.

Jadinya, Ye Miao segera pergi dengan Shen Zhen. Ruining penasaran mereka mau kemana, tapi Ye Miao malah menjawab : “Rahasia.”


Post a Comment

Previous Post Next Post