Sinopsis C- Drama : Arsenal Military Academy Episode 6 - part 2


Sinopsis C- Drama : Arsenal Military Academy Episode 6 – part 2
Network : iQyi Netflix
Xiao Jun mengomeli supaya Man Ting berhenti minum, karena Man Ting sudah minum terlalu banyak. Dan dengan sikap narsis, Man Ting membalas bahwa bahkan jika dia meninggal pun, masih banyak pria yang menginginkannya. Mendengar itu, Xiao Jun mendengus geli sambil masih membersihkan meja.
“Xiao Jun, terkadang aku berpikir, putri mereka hanyalah Man Zhu. Aku tidak ,” kata Man Ting dengan sikap sedih. Dan Xiao Jun pun merasa cemas padanya. Tapi Man Ting menolak untuk bercerita.

Xiao Jun kemudian memuji betapa baiknya Ting Bai, kaya, kuat, berbakat, dan tampan. Bahkan Ting Bai terobsesi pada Man Ting juga. Jika ada pria seperti Ting Bai yang mencintainya, maka dia pasti akan menikah dengan pria itu malam ini juga tanpa ragu. Dan Man Ting menyuruh Xiao Jun untuk mengambil Ting Bai.
Mendengar itu, Xiao Jun langsung beralasan bahwa dia memiliki prinsip, yaitu dia tidak akan merebut pria dari sahabat nya. Dan Man Ting  membalas bahwa Ting Bai bukanlah pria nya.

“Eh, jujurlah, mengapa kamu tidak menyukai Ting Bai?” tanya Xiao Jun, penasaran.
Dan Man Ting diam memikirkan itu. “Kamu tahu ... dulu aku naksir dia, tapi dia mulai menjilat Ayahku. Jadi aku pikir, dia sama seperti yang lainnya yang ingin bersamaku hanya untuk bersenang- senang, dan mereka akan pindah ke lain hati, ketika mereka lelah. Apa kamu mengerti?”
“Kamu terlalu sensitif,” komentar Xiao Jun.
Man Ting menjelaskan bahwa dia bukan sensitif, tapi berwawasan luas, dan dia bertanya, apakah Xiao Jun bersedia menikah dengan pria yang tidak mencintai Xiao Jun sepenuhnya. Dan Xiao Jun dengan yakin menjawab iya, bahkan dia bisa memberikan semua yang dimilikinya, jika ada pria seperti Shen Ting Bai yang mencintainya.
Mendengar jawaban itu, Man Ting merasa sangat lelah sekali. Dan meminta Xiao Jun untuk diam saja, tidak perlu menjawab lagi.
Xiao Ju kemudian memberikan air putih kepada Man Ting, dan pergi meninggalkan nya sebentar untuk mengurus sesuatu. Namun karena masih merasa cukup cemas, maka Xiao Jun pun meminta rekannya untuk mengawasi Man Ting supaya tidak minum lagi, karena dia mau keluar sebentar. Dan si rekan mengiyakan. Lalu Xiao Jun pun pergi.

Ketika Xiao Jun telah pergi, Man Ting secara diam- diam mencari minuman di dalam laci bar. Dan tepat disaat itu, Yan Zhen datang, dan duduk di dekatnya sambil meminum bir yang di carinya.

“Kenapa kamu lagi?” keluh Yan Zhen, pelan. Lalu dia pun berniat pergi.
“Hei,” panggil Man Ting. “Bisakah kamu memberiku bir nya?” pinta nya dengan tatapan memohon.
“Mengapa?”
“Aku sedang sedih.”

Mendengar itu, Yan Zhen pun tidak tega dan dia duduk kembali di tempat nya, lalu dia membagi bir nya. Dan Man Ting langsung mengambil itu, dan meminuman nya, kemudian setelah itu dia tiduran dimeja bar, karena dia ingin menenggelamkan kesedihannya, tapi bir nya tidak cukup untuk menenggelam kan itu, walaupun dia sudah cukup mabuk.
“Banyak minum minuman keras, hanya membawa lebih banyak kesedihan,” komentar Yan Zhen.
“Begitukah?” balas Man Ting, lalu dia pun tertidur.

Melihat kalau Man Ting telah tidur, maka Yan Zhen pun mengambil bir nya dan duduk menjauh darisana. Kemudian seorang pria mabuk mendekati serta mencoba untuk melecehkan Man Ting. Walaupun Man Ting berusaha melawan, tapi pria mabuk itu tetap menarik Man Ting untuk ikut dengannya. Dan merasa tidak tega, maka Yan Zhen pun menolong Man Ting.


Yan Zhen mendorong pria mabuk tersebut untuk menjauhi Man Ting, dan mengatakan, “Apa kamu tahu siapa dia? Dia adalah wanita ku,” jelas Yan Zhen sambil menatap mata Man Ting.
Dan merasa tidak terima, Pria mabuk itu pun ingin menyerang Yan Zhen. Namun pelayan langsung menahan pria mabuk tersebut, dan membawa nya pergi.

Setelah pria tersebut pergi, Man Ting mengundan Yan Zhen untuk duduk bersama nya lagi. Dan Yan Zhen pun kembali duduk di tempat awal nya sambil meminum bir nya. Kemudian Man Ting mengucapkan terima kasih kepadanya. Dan Yan Zhen membalas sama- sama, lalu dia menyuruh Man Ting supaya jangan sampai mabuk lagi.
Mendengar itu, Man Ting mendengus senang. Lalu dia kembali membaringkan kepala nya dimeja. Sambil memandangin Yan Zhen secara diam- diam.
Liang Chen membawa Huang Song datang ke bar dimana Xiao Jun bekerja. Dan melihat betapa ramainya bar tersebut, Huang Song merasa kagum. Lalu tepat disaat itu, Xiao Jun pulang, dan melihat Liang Chen, dia pun langsung memanggil nya dengan nama Xie Xiang.
Mendengar nama itu, Huang Song merasa heran, dan menanyakan, kenapa Xiao Jun memanggil Liang Chen dengan nama Xie Xiang. Dan dengan gugup, Liang Chen langsung beralasan bahwa Xie Xiang adalah nama hewan peliharaannya, dan keluarga serta temannya suka memanggil nya dengan nama itu.
“Maka aku akan memanggil mu Xie Xiang juga,” kata Huang Song dengan senang. Dan Liang Chen langsung menjawab tidak , sehingga Huang Song pun merasa heran mengapa, karena dia juga adalah teman Liang Chen.
“Bukan begitu maksud  ku, Xie Xiang terdengar terlalu feminim. Aku tidak suka itu, “ kata Liang Chen, beralasan. Dan Huang Song pun mengerti.

Liang Chen kemudian memperkenalkan Huang Song kepada Xiao Jun. dan dengan ramah, Xiao Jun menjabat tangan Huang Song. Lalu Huang Song melihat ke sekeliling bar, dan pergi ke tempat dimana Man Ting berada.

Setelah Huang Song menjauh, Liang Chen langsung mengomeli Xiao Jun, dan mengingat kan nya bahwa ketika dia mengenakan pakaian pria, maka dia adalah Liang Chen. Dan Xiao Jun pun mengerti, kemudian dia menyarankan supaya Liang Chen cepat pergi, karena ada Man Ting di sini, jika mereka berdua bertemu, takutnya Man Ting akan tahu siapa Lia ng Chen.

Mendengar itu, Liang Chen pun ingin segera pergi. Tapi sialnya, Huang Song malah meneriakin namanya, dan menyuruh nya untuk mendekat, karena ada Yan Zhen.
“Aku dikutuk,” keluh Liang Chen, pelan. Dan Xiao Jun pun bertanya, harus bagaimana jadinya. “Tentu saja, lari!” balas Liang Chen.
“Bukan kah itu lebih menimbulkan kecurigaan? Kamu harus menghadapinya juga,” kata Xiao Jun memberikan saran. Lalu dia menarik Liang Chen untuk tidak pergi.

Huang Song memperkenalkan Yan Zhen kepada Xiao Jun. Dan Xiao Jun menjawab bahwa dia sudah tahu, karena Yan Zhen selalu datang setiap malam ke sini, tapi baru- baru ini saja juga. Mengetahui itu, Huang Song merasa bingung, bagaimana. Dan Yan Zhen menjelaskan bahwa tembok sekolah, tidak akan bisa menghentikannya.


Selagi mereka sibuk berbicara, Man Ting diam dan berpikir. Lalu dia menanyakan kepada Huang Song, di panggil siapa itu sambil menunjuk Liang Chen. Dan Huang Song pun menjawab bahwa itu adalah Liang Chen. Lalu Man Ting menanyakan kepada Xiao Jun, tentang orang yang pernah Xiao Jun bawa untuk makan bersama dengan mereka. Dan dengan cepat, Xiao Jun menjawab kalau orang itu adalah adik Liang Chen, saudara kembar, namanya Xie Xiang.


Mendengar itu, Huang Song merasa heran, dan bertanya. “Xie Xiang? Bukankah nama hewan peliharaan kamu Xie Xiang juga?” tanyanya. Sementara Yan Zhen, mendengar itu, dia berusaha untuk menawan tawa nya.
Dengan bingung, Liang Chen pun diam dan berpikir. Lalu karena menyadari kesalahannya, maka Xiao Jun pun bantu berpikir, dan menjawab ,” Xiang nya mewakli kota Xiangyang. Kalau Xiang adiknya mewakili wangi bunga. Tidak sama.”
“Oh,” gumam Yan Zhen, mengerti yang sebenarnya.

Huang Song merasa itu aneh, kenapa kakak dan adik menggunakan nama yang sama. Dan Xiao Jun beralasan kalau itu adalah hal yang wajar, karena anak kembar selalu menginginkan hal yang sama. Mendengar itu, Yan Zhen sengaja menganggu Liang Chen.
“Kenapa kamu tidak pernah menyebutkan nya? Kapan kamu akan memperkenalkan nya kepada kami?” tanya Yan Zhen sambil menghembuskan nafas baunya ke wajah Liang Chen.
Dengan kesal, Liang Chen pun berusaha untuk menahan emosinya. “Dia masih muda, dan tinggal di kampus. Dia tidak bisa keluar.”
“Oh, adik kembar mu lebih muda dari mu?” tanya Yan Zhen, sengaja. Lalu dia tertawa pelan.

Huang Song merasa  bingung mendengar itu, karena sebagai saudara kembar, seharusnya umur Liang Chen dan Xie Xiang itu sama. Dan Yan Zhen mendengus geli serta menahan tawa nya.
“Kakak selalu menganggap adik mereka seperti itu, terlalu muda untuk di perkenalkan kepada orang lain. Begitu juga dengan kakak ku,” kata Xiao Jun, bantu menjawab.
“Xiao Jun, kamu punya kakak?” tanya Man Ting, terkejut, karena baru tahu.
“Kakak sepupu dari pihak Ayah ku,” jawab Xiao Jun, cepat.

“Bukankah sepupu itu adalah kerabat? Bukan saudaramu,” komentar Yan Zhen, sengaja.
“Oh iya, benar juga,” balas Xiao Jun, polos.
“Tidak. Saudara sepupu dan kandung sama – sama memiliki hubungan darah,” kata Huang Song, tidak setuju dengan Yan Zhen.
Malas mendengar obrolan mereka, maka Liang Chen pun hanya diam saja, dan meminum sedikit bir milik Yan Zhen. Lalu setelah itu, dia melirik tajam kepada Xiao Jun yang menatap nya dengan perasaan bersalah.


Man Ting terlalu mabuk untuk pulang sendirian ke hotel, jadi Xiao Jun pun mengajak Man Ting untuk menginap sementara dirumahnya. Tapi Man Ting menolak, jadi Xiao Jun meminta tolong supaya Yan Zhen mengantarkan Man Ting. Namun Yan Zhen menolak, karena dia mau mengantar Liang Chen kembali ke akademi.
“Aku tidak apa- apa. Aku bisa pulang sendiri. Kamu tolong antarkan saja dia,” kata Liang Chen dengan yakin. Dan mendengar itu, Yan Zhen pun akhirnya bersedia untuk mengantarkan Man Ting pergi kehotel.
“Kamu hati- hati ya,” kata Yan Zhen, mengingatkan Liang Chen. Lalu dia membawa Man Ting yang mabuk untuk cepat pulang.
Kemudian Huang Song yang mengantarkan Xiao Jun pulang,. sebab Liang Chen khawatir jika Xiao Jun pulang sendirian semalam ini. Sementara dia sendiri akan pulang langsung ke akademi, dan dia meminta Xiao Jun untuk tidak perlu cemas, karena akademi sangat dekat dari bar.
“Hati- hati ya. Bye,” kata Xiao Jun, mengingatkan Liang Chen. Lalu dia pergi bersama dengan Huang Song yang menemaninya.

Man Ting berterima kasih, karena Yan Zhen mau mengantarkan nya pulang. Dan Yan Zhen menjawab bahwa tidak perlu berterima kasih, sebab dia melakukan ini karena teman Man Ting yang memintanya. Mendengar itu, Man Ting langsung cemberut, dan menyuruh Yan Zhen untuk pergi saja jika begitu.
“Eh, sebenarnya aku pikir, kamu tidak perlu khawatir. Tidak ada yang akan tertarik padamu, kecuali dia mabuk,” kata Yan Zhen, bercanda. Dan dengan kesal, Man Ting memukuli Yan Zhen sekali.


Kemudian tepat disaat itu, mobil keluarga Yan Zhen lewat. Dan melihat itu, Yan Zhen pun meminta tolong kepada Zhao yang telah mengikutinya sedari tadi untuk tolong mengantar kan Man Ting kembali ke hotel. Dan Zhao pun mengiyakan. Namun Man Ting menolak, dan berjalan pergi.


Dengan sedikit memaksa, Yan Zhen pun mengangkat Man Ting dan memasuk kan nya ke dalam mobil. Kemudian setelah itu, dia berjalan pergi.
“Eh, tuan muda, mengenai yang kamu minta, aku sudah menyelidiki nya. Dan menemukan siapa wanita itu,” kata Zhao.
“Sudahlah. Aku sudah tahu. Bye,” balas Liang Chen. Lalu dia pun berjalan pergi.

Zhao dengan ramah menanyakan, siapa nama Man Ting, dan apakah Man Ting berteman dengan tuan mudanya, Yan Zhen. Dan Man Ting menjawab tidak, lalu dia teringat tentang Yan Zhen yang menyebut dirinya sebagai gadis nya.
“Menyebalkan,” keluh Man Ting sambil tersenyum. Dan Zhao mengerti.

Post a Comment

Previous Post Next Post