Network :
iQyi Netflix
Xiao Jun mengomeli supaya Man Ting berhenti minum, karena Man Ting
sudah minum terlalu banyak. Dan dengan sikap narsis, Man Ting membalas bahwa
bahkan jika dia meninggal pun, masih banyak pria yang menginginkannya.
Mendengar itu, Xiao Jun mendengus geli sambil masih membersihkan meja.
“Xiao Jun, terkadang aku berpikir, putri mereka hanyalah Man Zhu.
Aku tidak ,” kata Man Ting dengan sikap sedih. Dan Xiao Jun pun merasa cemas
padanya. Tapi Man Ting menolak untuk bercerita.
Xiao Jun kemudian memuji betapa baiknya Ting Bai, kaya, kuat,
berbakat, dan tampan. Bahkan Ting Bai terobsesi pada Man Ting juga. Jika ada
pria seperti Ting Bai yang mencintainya, maka dia pasti akan menikah dengan
pria itu malam ini juga tanpa ragu. Dan Man Ting menyuruh Xiao Jun untuk
mengambil Ting Bai.
Mendengar itu, Xiao Jun langsung beralasan bahwa dia memiliki
prinsip, yaitu dia tidak akan merebut pria dari sahabat nya. Dan Man Ting membalas bahwa Ting Bai bukanlah pria nya.
“Eh, jujurlah, mengapa kamu tidak menyukai Ting Bai?” tanya Xiao
Jun, penasaran.
Dan Man Ting diam memikirkan itu. “Kamu tahu ... dulu aku naksir
dia, tapi dia mulai menjilat Ayahku. Jadi aku pikir, dia sama seperti yang
lainnya yang ingin bersamaku hanya untuk bersenang- senang, dan mereka akan
pindah ke lain hati, ketika mereka lelah. Apa kamu mengerti?”
“Kamu terlalu sensitif,” komentar Xiao Jun.
Man Ting menjelaskan bahwa dia bukan sensitif, tapi berwawasan
luas, dan dia bertanya, apakah Xiao Jun bersedia menikah dengan pria yang tidak
mencintai Xiao Jun sepenuhnya. Dan Xiao Jun dengan yakin menjawab iya, bahkan
dia bisa memberikan semua yang dimilikinya, jika ada pria seperti Shen Ting Bai
yang mencintainya.
Mendengar jawaban itu, Man Ting merasa sangat lelah sekali. Dan
meminta Xiao Jun untuk diam saja, tidak perlu menjawab lagi.
Xiao Ju kemudian memberikan air putih kepada Man Ting, dan pergi
meninggalkan nya sebentar untuk mengurus sesuatu. Namun karena masih merasa
cukup cemas, maka Xiao Jun pun meminta rekannya untuk mengawasi Man Ting supaya
tidak minum lagi, karena dia mau keluar sebentar. Dan si rekan mengiyakan. Lalu
Xiao Jun pun pergi.
Ketika Xiao Jun telah pergi, Man Ting secara diam- diam mencari
minuman di dalam laci bar. Dan tepat disaat itu, Yan Zhen datang, dan duduk di
dekatnya sambil meminum bir yang di carinya.
“Kenapa kamu lagi?” keluh Yan Zhen, pelan. Lalu dia pun berniat
pergi.
“Hei,” panggil Man Ting. “Bisakah kamu memberiku bir nya?” pinta
nya dengan tatapan memohon.
“Mengapa?”
“Aku sedang sedih.”
Mendengar itu, Yan Zhen pun tidak tega dan dia duduk kembali di
tempat nya, lalu dia membagi bir nya. Dan Man Ting langsung mengambil itu, dan
meminuman nya, kemudian setelah itu dia tiduran dimeja bar, karena dia ingin
menenggelamkan kesedihannya, tapi bir nya tidak cukup untuk menenggelam kan
itu, walaupun dia sudah cukup mabuk.
“Banyak minum minuman keras, hanya membawa lebih banyak
kesedihan,” komentar Yan Zhen.
“Begitukah?” balas Man Ting, lalu dia pun tertidur.
Melihat kalau Man Ting telah tidur, maka Yan Zhen pun mengambil
bir nya dan duduk menjauh darisana. Kemudian seorang pria mabuk mendekati serta
mencoba untuk melecehkan Man Ting. Walaupun Man Ting berusaha melawan, tapi
pria mabuk itu tetap menarik Man Ting untuk ikut dengannya. Dan merasa tidak
tega, maka Yan Zhen pun menolong Man Ting.
Yan Zhen mendorong pria mabuk tersebut untuk menjauhi Man Ting,
dan mengatakan, “Apa kamu tahu siapa dia? Dia adalah wanita ku,” jelas Yan Zhen
sambil menatap mata Man Ting.
Dan merasa tidak terima, Pria mabuk itu pun ingin menyerang Yan
Zhen. Namun pelayan langsung menahan pria mabuk tersebut, dan membawa nya
pergi.
Setelah pria tersebut pergi, Man Ting mengundan Yan Zhen untuk
duduk bersama nya lagi. Dan Yan Zhen pun kembali duduk di tempat awal nya
sambil meminum bir nya. Kemudian Man Ting mengucapkan terima kasih kepadanya.
Dan Yan Zhen membalas sama- sama, lalu dia menyuruh Man Ting supaya jangan
sampai mabuk lagi.
Mendengar itu, Man Ting mendengus senang. Lalu dia kembali
membaringkan kepala nya dimeja. Sambil memandangin Yan Zhen secara diam- diam.
Liang Chen membawa Huang Song datang ke bar dimana Xiao Jun
bekerja. Dan melihat betapa ramainya bar tersebut, Huang Song merasa kagum.
Lalu tepat disaat itu, Xiao Jun pulang, dan melihat Liang Chen, dia pun
langsung memanggil nya dengan nama Xie Xiang.
Mendengar nama itu, Huang Song merasa heran, dan menanyakan,
kenapa Xiao Jun memanggil Liang Chen dengan nama Xie Xiang. Dan dengan gugup,
Liang Chen langsung beralasan bahwa Xie Xiang adalah nama hewan peliharaannya,
dan keluarga serta temannya suka memanggil nya dengan nama itu.
“Maka aku akan memanggil mu Xie Xiang juga,” kata Huang Song
dengan senang. Dan Liang Chen langsung menjawab tidak , sehingga Huang Song pun
merasa heran mengapa, karena dia juga adalah teman Liang Chen.
“Bukan begitu maksud ku,
Xie Xiang terdengar terlalu feminim. Aku tidak suka itu, “ kata Liang Chen,
beralasan. Dan Huang Song pun mengerti.
Liang Chen kemudian memperkenalkan Huang Song kepada Xiao Jun. dan
dengan ramah, Xiao Jun menjabat tangan Huang Song. Lalu Huang Song melihat ke
sekeliling bar, dan pergi ke tempat dimana Man Ting berada.
Setelah Huang Song menjauh, Liang Chen langsung mengomeli Xiao
Jun, dan mengingat kan nya bahwa ketika dia mengenakan pakaian pria, maka dia
adalah Liang Chen. Dan Xiao Jun pun mengerti, kemudian dia menyarankan supaya
Liang Chen cepat pergi, karena ada Man Ting di sini, jika mereka berdua
bertemu, takutnya Man Ting akan tahu siapa Lia ng Chen.
Mendengar itu, Liang Chen pun ingin segera pergi. Tapi sialnya,
Huang Song malah meneriakin namanya, dan menyuruh nya untuk mendekat, karena
ada Yan Zhen.
“Aku dikutuk,” keluh Liang Chen, pelan. Dan Xiao Jun pun bertanya,
harus bagaimana jadinya. “Tentu saja, lari!” balas Liang Chen.
“Bukan kah itu lebih menimbulkan kecurigaan? Kamu harus
menghadapinya juga,” kata Xiao Jun memberikan saran. Lalu dia menarik Liang
Chen untuk tidak pergi.
Huang Song memperkenalkan Yan Zhen kepada Xiao Jun. Dan Xiao Jun
menjawab bahwa dia sudah tahu, karena Yan Zhen selalu datang setiap malam ke
sini, tapi baru- baru ini saja juga. Mengetahui itu, Huang Song merasa bingung,
bagaimana. Dan Yan Zhen menjelaskan bahwa tembok sekolah, tidak akan bisa
menghentikannya.
Selagi mereka sibuk berbicara, Man Ting diam dan berpikir. Lalu
dia menanyakan kepada Huang Song, di panggil siapa itu sambil menunjuk Liang
Chen. Dan Huang Song pun menjawab bahwa itu adalah Liang Chen. Lalu Man Ting
menanyakan kepada Xiao Jun, tentang orang yang pernah Xiao Jun bawa untuk makan
bersama dengan mereka. Dan dengan cepat, Xiao Jun menjawab kalau orang itu
adalah adik Liang Chen, saudara kembar, namanya Xie Xiang.
Mendengar itu, Huang Song merasa heran, dan bertanya. “Xie Xiang?
Bukankah nama hewan peliharaan kamu Xie Xiang juga?” tanyanya. Sementara Yan
Zhen, mendengar itu, dia berusaha untuk menawan tawa nya.
Dengan bingung, Liang Chen pun diam dan berpikir. Lalu karena
menyadari kesalahannya, maka Xiao Jun pun bantu berpikir, dan menjawab ,” Xiang
nya mewakli kota Xiangyang. Kalau Xiang adiknya mewakili wangi bunga. Tidak
sama.”
“Oh,” gumam Yan Zhen, mengerti yang sebenarnya.
Huang Song merasa itu aneh, kenapa kakak dan adik menggunakan nama
yang sama. Dan Xiao Jun beralasan kalau itu adalah hal yang wajar, karena anak kembar
selalu menginginkan hal yang sama. Mendengar itu, Yan Zhen sengaja menganggu
Liang Chen.
“Kenapa kamu tidak pernah menyebutkan nya? Kapan kamu akan
memperkenalkan nya kepada kami?” tanya Yan Zhen sambil menghembuskan nafas
baunya ke wajah Liang Chen.
Dengan kesal, Liang Chen pun berusaha untuk menahan emosinya. “Dia
masih muda, dan tinggal di kampus. Dia tidak bisa keluar.”
“Oh, adik kembar mu lebih muda dari mu?” tanya Yan Zhen, sengaja.
Lalu dia tertawa pelan.
Huang Song merasa bingung
mendengar itu, karena sebagai saudara kembar, seharusnya umur Liang Chen dan
Xie Xiang itu sama. Dan Yan Zhen mendengus geli serta menahan tawa nya.
“Kakak selalu menganggap adik mereka seperti itu, terlalu muda
untuk di perkenalkan kepada orang lain. Begitu juga dengan kakak ku,” kata Xiao
Jun, bantu menjawab.
“Xiao Jun, kamu punya kakak?” tanya Man Ting, terkejut, karena
baru tahu.
“Kakak sepupu dari pihak Ayah ku,” jawab Xiao Jun, cepat.
“Bukankah sepupu itu adalah kerabat? Bukan saudaramu,” komentar
Yan Zhen, sengaja.
“Oh iya, benar juga,” balas Xiao Jun, polos.
“Tidak. Saudara sepupu dan kandung sama – sama memiliki hubungan
darah,” kata Huang Song, tidak setuju dengan Yan Zhen.
Malas mendengar obrolan mereka, maka Liang Chen pun hanya diam
saja, dan meminum sedikit bir milik Yan Zhen. Lalu setelah itu, dia melirik
tajam kepada Xiao Jun yang menatap nya dengan perasaan bersalah.
Man Ting terlalu mabuk untuk pulang sendirian ke hotel, jadi Xiao
Jun pun mengajak Man Ting untuk menginap sementara dirumahnya. Tapi Man Ting
menolak, jadi Xiao Jun meminta tolong supaya Yan Zhen mengantarkan Man Ting.
Namun Yan Zhen menolak, karena dia mau mengantar Liang Chen kembali ke akademi.
“Aku tidak apa- apa. Aku bisa pulang sendiri. Kamu tolong antarkan
saja dia,” kata Liang Chen dengan yakin. Dan mendengar itu, Yan Zhen pun
akhirnya bersedia untuk mengantarkan Man Ting pergi kehotel.
“Kamu hati- hati ya,” kata Yan Zhen, mengingatkan Liang Chen. Lalu
dia membawa Man Ting yang mabuk untuk cepat pulang.
Kemudian Huang Song yang mengantarkan Xiao Jun pulang,. sebab
Liang Chen khawatir jika Xiao Jun pulang sendirian semalam ini. Sementara dia
sendiri akan pulang langsung ke akademi, dan dia meminta Xiao Jun untuk tidak
perlu cemas, karena akademi sangat dekat dari bar.
“Hati- hati ya. Bye,” kata Xiao Jun, mengingatkan Liang Chen. Lalu
dia pergi bersama dengan Huang Song yang menemaninya.
Man Ting berterima kasih, karena Yan Zhen mau mengantarkan nya
pulang. Dan Yan Zhen menjawab bahwa tidak perlu berterima kasih, sebab dia
melakukan ini karena teman Man Ting yang memintanya. Mendengar itu, Man Ting
langsung cemberut, dan menyuruh Yan Zhen untuk pergi saja jika begitu.
“Eh, sebenarnya aku pikir, kamu tidak perlu khawatir. Tidak ada
yang akan tertarik padamu, kecuali dia mabuk,” kata Yan Zhen, bercanda. Dan
dengan kesal, Man Ting memukuli Yan Zhen sekali.
Kemudian tepat disaat itu, mobil keluarga Yan Zhen lewat. Dan
melihat itu, Yan Zhen pun meminta tolong kepada Zhao yang telah mengikutinya
sedari tadi untuk tolong mengantar kan Man Ting kembali ke hotel. Dan Zhao pun
mengiyakan. Namun Man Ting menolak, dan berjalan pergi.
Dengan sedikit memaksa, Yan Zhen pun mengangkat Man Ting dan
memasuk kan nya ke dalam mobil. Kemudian setelah itu, dia berjalan pergi.
“Eh, tuan muda, mengenai yang kamu minta, aku sudah menyelidiki
nya. Dan menemukan siapa wanita itu,” kata Zhao.
“Sudahlah. Aku sudah tahu. Bye,” balas Liang Chen. Lalu dia pun
berjalan pergi.
Zhao dengan ramah menanyakan, siapa nama Man Ting, dan apakah Man
Ting berteman dengan tuan mudanya, Yan Zhen. Dan Man Ting menjawab tidak, lalu
dia teringat tentang Yan Zhen yang menyebut dirinya sebagai gadis nya.
“Menyebalkan,” keluh Man Ting sambil tersenyum. Dan Zhao mengerti.
Tags:
Arsenal Military Academy