Sinopsis C- Drama : Arsenal Military Academy Episode 7 - part 2


Sinopsis C- Drama : Arsenal Military Academy Episode 7 – part 2
Network : iQyi Netflix

Tiga orang Jepang yang menjadi pelaku pembakaran asrama dan gudang di pabrik kapas. Mereka di bawa masuk ke dalam Akmil, dan di penjara disana.

Melihat itu, para murid pun menjadi heboh dan keluar dari dalam kelas untuk melihat para pelaku tersebut sendiri, yang di bawa masuk ke dalam penjara. Mereka bertiga berhasil di tangkap oleh para siswa yang berbaris untuk menyerang COC jepang. Dan setelah itu, polisi membubarkan para siswa, lalu menangkap empat pemimpin dan memenjarakan nya di Penjara Chengnan. Kemudian mereka mengirimkan tiga orang pembunuh ke Akmil mereka.
Saat Liang Chen sedang serius mendengarkan pembicaraan itu, Yan Zhen malah menarik nya ke belakang. Karena dia tidak ingin Liang Chen terlalu banyak tahu serta terlibat nanti nya.

Seorang murid menjelaskan bahwa para siswa yang ditangkap, mungkin akan segera dilepaskan dalam beberapa hari. Sedangkan untuk para orang Jepang yang menjadi pelaku pembakaran, mereka akan disidang. Dan mendengar itu, seorang murid tidak terima dan bertanya, kenapa para pelaku itu tidak langsung di bunuh saja.
“Dibunuh langsung? Itu terlalu mudah bagi mereka. Mereka membunuh 8 orang cina. Mereka harus lebih menderita,” kata Yan Lin, berkomentar.
“Jika pemerintah benar- benar berani membunuh mereka, mengapa mereka mengirim nya ke tempat kita? Mereka baru saja memindahkan tekanan ke militer, dan sudah jelas Walikota Bai tidak mau berurusan dengan masalah ini. Ah, musang yang luar biasa!” tambah Ji Jin, ikut berkomentar.
Memikirkan kalau perkataan Ji Jin benar, Yan Lin tidak terima bila nantinya para pelaku masih bisa berjalan keluar dengan sehat. Dan Ji Jin menyarankan nya untuk bertanya langsung kepada Komandan Zhang atau Walikota Bai untuk masalah ini.
Yan Zhen berbisik pelan kepada Liang Chen, dia menyuruh Liang Chen untuk jangan melangkah maju (mengikuti mereka), jika mereka melakukan sesuatu nantinya. Karena dia khawatir kepada Liang Chen. Tapi dengan polos, Liang Chen malah bertanya kenapa. Dan Yan Zhen pun mengejek, apa yang bisa Liang Chen lakukan dengan tubuh sekecil itu. Dengan kesal, Liang Chen pun mengeluh pada nya.

Yan Lin serta beberapa murid yang lain berniat untuk membunuh para pelaku pembakaran itu secara diam- diam malam ini. Tapi seorang murid tidak setuju, karena mereka adalah seorang prajurit sekarang. Jika mereka tidak mematuhi perintah atau bertindak tanpa izin, maka mereka bisa dijatuhi hukuman mati.
Mendengar itu, Wen Zhong yang awalnya juga setuju dengan ide Yan Lin dan beberapa murid yang lain. Sekarang dia menjadi takut sendiri, dan terdiam.

Yan Zhen menyuruh Liang Chen untuk memberitahu yang lain supaya mengawasi Wen Zhong. Dan Liang Chen berpikir sejenak, lalu dia memuji betapa pintar nya Yan Zhen. Karena sikap Wen Zhong memang tampak sangat mencurigakan. Dan Wen Zhong bisa saja merusak rencana seseorang, seperti mengadukan mereka nanti nya.

Yan Li serta yang lainnya mulai berpikir keras. Selain dari terbakar, tenggelam, terkena pemboman, atau di tusuk, apakah ada cara lain untuk mati. Dan akhirnya Yan Lin mendapatkan jawabannya, yaitu kematian mendadak karena penyakit, sebab penjara mereka dingin, kotor, dan bau, maka wajar jika para pelaku mati di dalamnya.
Mendengar ide itu, Ji Jin mengomentari kalau tidak ada gunannya mereka memikirkan ini sekarang. Karena mana tahu, Komandan Zhang, akan menghakimin para pelaku itu didepan umum. Dan Yan Lin membalas bahwa itu mustahil, karena situasi sekarang sedang genting, bahkan Peking sedang bernegosiasi dengan pihak Jepang, jadi Komandan Zhang tidak akan berani menghakimin para pelaku tersebut di depan umum.

Sersan Song kemudian datang menghampiri mereka semua. Dia menyuruh mereka semua untuk bubar ke dalam kelas. Dan lalu dia memanggil Yan Zhen, karena ada seseorang yang mau bertemu dengan Yan Zhen. Dan Yan Zhen pun mengiyakan.
Tapi sebelum pergi, Yan Zhen mengingatkan Liang Chen supaya mengingat apa yang barusan dikatakan nya. Dan Liang Chen pun mengiyakan.

“Gendut. Ada apa?” panggil Yan Zhen. Saat melihat kenalan nya, yaitu anak kecil gemuk, sedang menunggu nya di depan Akmil.
“Kak Yan Zhen, ada hal buruk,” jawab Anak Gemuk itu dengan pelan.

Geng Gu Qiqi, adik Yan Zhen, bertarung melawan gadis- gadis dari sekolah lain. Yan Zhen ingin menghentikan mereka semua, tapi dia tidak bisa, karena mereka semua terlalu ganas dan sangat sulit untuk di relai. Yang ada saat Yan Zhen ingin merelai, dia malah di dorong oleh anak gadis berbadan besar, sehingga dia terjatuh dan lengannya pun sakit.
Dalam perjalanan pulang. Yan Zhen menanyakan, kenapa Qiqi melakukan itu. Dan dengan santai, Qiqi menjawab bahwa dia hanya ingin berjuang untuk kehormatan nya, dan dia mempelajari ini dari Yan Zhen. Mendengar itu, Yan Zhen pun bertanya, kenapa Qiqi tidak mempelajari hal yang baik dari dirinya.
“Hal yang baik? Memang nya kamu ada hal yang baik?” tanya Qiqi, meremehkan. Dan Yan Zhen langsung memandangin nya dengan tajam. Melihat itu, Qiqi pun tertawa keras dan meminta maaf, bahkan dia memuji- muji betapa hebat nya Yan Zhen.
Qiqi kemudian menanyakan, kapan tepat nya Yan Zhen akan pulang ke rumah. Dan Yan Zhen menjawab bahwa dia tidak bisa seenaknya keluar dari sekolah.
“Sekolah? Sudah begitu lama, tapi kenapa kamu belum di usir? Sekolah yang aneh,” komentar Qiqi.
“Gu Qiqi, aku pikir kamu benar- benar mencari kematian hari ini,” balas Yan Zhen. Dan Qiqi langsung beralasan bahwa dia hanya peduli pada Yan Zhen saja.
Qiqi memberitahu kalau saat ini Ayah mereka sedang ada di Peking untuk rapat. Ibu menemanin Bibi ke Nanyuan lagi. Dan sepertinya mereka berdua, tidak akan pulang dalam sepuluh hari ke depan.

Mengetahui itu, Yan Zhen mengomentari, pantas saja Qiqi sangat berani. Lalu dia menanyakan, jika Qiqi sangat menyukai kebebasan, kenapa Qiqi datang ke Shunyuan dengannya. Kepadahal jika Qiqi tetap di Peking, maka Qiqi bisa lebih bebas.
“Itu berbeda. Melihat kalian semua datang ke Shunyuan, aku tidak ingin sendirian di Peking,” jawab Qiqi. Lalu dia ikut pulang bersama dengan anak gendut.

Malam hari. Zhong Xin menghukum para murid yang mencoba melakukan sesuatu kepada para tawanan di penjara. Mereka di hukum untuk mengangkat batang kayu di bahu mereka. Pertama angkat ke sebelah kanan, lalu pindahkan ke sebelah kiri.


Namun kemudian, Yan Zhen datang, dan malah berjoget di depannya. Melihat itu, Zhong Xin pun menyuruh Yan Zhen untuk bergabung juga. Tapi dengan segera, Yan Zhen langsung berlari pergi darisana untuk menghindari itu.

Yan Zhen bertanya kepada Liang Chen, kenapa para murid dilapangan dihukum. Dan Liang Chen menjawab bahwa bukankah Yan Zhen seharusnya sudah tahu kenapa. Mendengar itu, Yan Zhen keluar dari dalam kamar mandi, tanpa memakai baju. Dan melihat itu, Liang Chen pun langsung menutup matanya.
“Kenapa kamu tidak ikut bergabung bersama dengan mereka?” tanya Yan Zhen.
“Kamu bilang, aku tidak boleh pergi,” jawab Liang Chen.
“Woah, kamu sangat taat sekarang,” puji Yan Zhen, senang.
“Aku bukannya mau taat. Aku hanya punya penilaian sendiri. dan Jun Shan juga tidak bergabung dengan mereka,” balas Liang Chen.

Mendengar nama Jun Shan, Yan Zhen merasa tidak suka, dan bertanya, apa bedanya jika Jun Shan ikut bergabung atau tidak. Dan Liang Chen menjawab bahwa jika Jun Shan tidak ikut bergabung, maka pasti ada sesuatu yang aneh. Dengan heran, Yan Zhen bertanya, kenapa Liang Chen bisa sebegitu percaya nya pada Jun Shan, dan tidak mempercayai nya.
“Kamu lebih bisa diandalkan daripada mereka. Tapi Jun Shan lebih pintar dari kamu dan mereka,” jelas Liang Chen, kesal. Dan Yan Zhen pun memamerkan otot nya.

Melihat itu, Liang Chen mengeluhkan, kenapa Yan Zhen tidak pernah memakai baju dan selalu telanjang. Dan Yan Zhen menjawab bahwa dia adalah laki- laki, serta dia ada memakai celana, jadi itu cukup, kalau Liang Chen menyebut nya telanjang, maka dia tidak akan memakai celana. Mendengar itu, dan Liang Chen pun merasa geli dan masuk ke dalam kamar mandi.
Dan Yan Zhen tertawa melihat itu. “Dia pasti terpesona oleh tubuh ku,” gumamnya, percaya diri.

Pagi hari. Yan Zhen menyapa, Yan Lin dan beberapa murid lainnya yang dihukum dilapangan semalam, dia bertanya apakah tidur mereka nyenyak. Dan mendengar itu, Yan Lin menatap nya dengan tajam.

Yan Zhen kemudian mendengarkan obrolan Ji Jin dan Huang Song yang membicarakan tentang kejadian semalam. Dimana tampaknya Yan Lin serta beberapa orang murid menyelinap masuk ke dalam ruang tahanan, dimana orang Jepang berada, dan ditemukan oleh Zhong Xin. Lalu setelah itu, mereka semua menangis dan melolong sepanjang malam. Bahkan seperti nya Yan Lin serta yang lainnya berniat untuk mencuri racun di gudang.
Mengetahui itu, Yan Zhen menyebut mereka semua idiot. Menurutnya, sejak para pelaku sudah berada di dalam penjara, maka dengan gunting kuku saja, mereka sudah bisa membunuh para pelaku. Jadi tidak perlu sampai mencuri racun.
“Jika semudah itu, kenapa kamu tidak melakukan nya?” tanya Huang Song. Dan Ji Jin tersenyum menatap Yan Zhen.

Yan Zhen berpikir sejenak, lalu dia memberitahu bahwa dia punya rencana, dan dia bertanya, apakah mereka mau bergabung dengannya. Dan Ji Jin menanyakan, apa rencana nya.
Tepat disaat Liang Chen datang, Huang Song dengan cerdik memindahkan kulit telur nya ke depan Yan Zhen. Sehingga Liang Chen salah paham, dan mengira kalau Yan Zhen yang telah mencuri telur nya. Yan Zhen menjelaskan bahwa itu bukan dia, tapi Liang Chen tidak mau percaya.
Setelah selesai makan, Jun Shan pergi begitu saja, karena dia tidak berniat ikut dalam rencana Yan Zhen. Sementara Huang Song, dia merasa sangat tertarik, dan mau bergabung dengan Yan Zhen. Namun Yan Zhen tidak tertarik padanya.

“Gu Yan Zhen, bawa aku bersama mu. Kalau bukan karena Yan Lin tidak memanggil ku, maka aku pasti sudah akan melakukan nya dengan mereka tadi malam,” jelas Huang Song, meminta.
“Benar. Jika kamu  melakukannya, kamu pasti sudah akan dihukum bersama dengan mereka tadi malam. Bodoh,” balas Yan Zhen. Dan Ji Jin tertawa mendengar itu.


Liang Chen tidak mengerti pembicaraan mereka, jadi dia pun bertanya. Dan Huang Song menjawab dengan suara keras bahwa mereka berencana untuk mengerjai orang Jepang, tapi itu rahasia. Mendengar itu, semua orang langsung memandangi mereka.
“Mengapa kamu tidak mengatakannya dengan lebih keras?!” teriak Yan Zhen, kesal. Dan Huang Song pun langsung terdiam.


Yan Zhen mengintip situasi di dalam penjara, dan memastikan kalau semua tawanan sedang tidur, sehingga tidak ada yang melihat aksi mereka. Sementara Huang Song berjaga- jaga, dan mengawasi seandainya ada orang yang datang. Dan Liang Chen serta Ji Jin membantu Yan Zhen.
Yan Zhen kemudian melemparkan sesuatu ke dalam penjara. Seperti gulungan kertas kecil yang dibakar, dan itu sangat banyak. Dan asap dari kertas- kertas kecil yang dibakar itu, membuat para pelaku yang awalnya sedang tidur dengan nyenyak langsung terbangun. Karena mereka merasa sangat gatal di seluruh tubuh mereka.

Saat ada penjaga yang datang, membawa kan baskom berisikan bubur untuk para pelaku diruang tahanan. Ji Jin menghalangi nya dengan sengaja. Dan Huang Song dengan cepat menembakan obat ke dalam baskom air tersebut.


Sehingga ketika para pelaku memakan makanan tersebut, mereka langsung sakit perut pada malam hari nya. Dan secara bergantian mereka berebutan untuk pergi ke kamar mandi. Mendengar itu, Yan Zhen, Liang Chen, Ji Jin, dan Huang Song, mereka berempat tertawa puas.

Post a Comment

Previous Post Next Post