Sinopsis C-Drama : Love You Like the Mountain and Ocean Episode 20


Sinopsis C-Drama : Love You Like the Mountain and Ocean Episode 20
Images by : Youku

Ruining masih sekamar dengan Shen Zhen. Shen Zhen yang melihat Ruining sangat fokus belajar, malah mengira kalau tn. Xia tidak sakit parah. Dia merasa beruntung karena tidak merasa kasihan waktu itu. Jika iya, hanya akan membuang percuma perasaannya saja (ih, dia tidak tahu kalau Ruining serius belajar karena tn. Xia berjanji akan mengabulkan permohonan Ruining jika Ruining mendapat nilai yang bagus. Dan permintaan Ruining pastinya adalah ingin ayahnya menjalani kemoterapi. Please Shen Zhen, jangan menilai semuanya dari sudut pandangmu saja, dan menganggap bahwa penilaianmu paling benar!!)

Saat itu, Huahua datang berkunjung. Huahua tampaknya juga muak sama Shen Zhen. Tujuan Huahua datang adalah untuk memberikan buku catatan Ye Miao. Mendengar nama Ye Miao di sebut, Shen Zhen langsung melirik. Ruining langsung menolak buku catatan itu dan menyuruh Huahua membawanya kembali.
Huahua heran. Apa Ruining benar-benar akan memutuskan semua hubungan dengan Ye Miao? Dia dengar dari Chen Mo, Ye Miao menghabiskan waktu selama 1 minggu untuk bertanya ke semua siswa pintar dalam setiap mata pelajaran untuk meminjam buku catatan mereka. Dan Ye Miao bahkan membantu merangkum point-point pentingnya. Ini adalah harta berharga.

Ruining sebenarnya tersentuh. Tapi, dia tetap menolak menerima buku itu. Huahau kesal juga karena Ruining menolak pertolongan Ye Miao. Dia tidak peduli. Jika Ruining tidak menginginkan buku itu, kembalikan saja kembali pada Ye Miao.
Huahua juga langsung pergi begitu saja.

Ruining melihat buku catatan Ye Miao sekilas, dan kemudian, menyimpannya di dalam lacinya. Dia tidak sadar kalau Shen Zhen mengintip dimana Ruining menyimpan buku tersebut.
--
Esok hari,
Dosen masuk dan mengingatkan kalau waktu ujian final tinggal 1 minggu lagi. Dia memulai pengajarannya.
Saat belajar, Ye Miao diam-diam memperhatikan Ruining.
Semua sangat serius dalam belajar dan mencatat karena waktu ujian tidak lama lagi.
--
Ruining terus saja belajar walau sudah merasa lelah. Dia sampai memakai obat tetes mata saat merasa matanya pedih.
--


Shen Zhen diam-diam mengambil buku catatan Ye Miao yang Ruining simpan di dalam laci saat Ruining tidak ada di kamar.
--
Ye Lin masih ada di kampus. Karena dia adalah anggota BEM, dia seperti mendapat tugas untuk memeriksa ruang ujian yang akan di gunakan.
Saat itu, Ye Lin melewati ruangan kelas Ruining. Dan tanpa sengaja, dia melihat Shen Zhen yang masih ada di dalam sana dan melakukan hal yang mencurigakan.

Apa yang Shen Zhen lakukan? Dia menempelkan buku catatan Ye Miao di bawah meja Ruining. Dia hendak memfitnah Ruining mencontek. (Argshdafaadasqawawa! Kesal aku. Sampai tak terkatakan lagi)

Untungnya, dia tidak sadar kalau Ye Lin melihat semua perbuatannya tersebut. Setelah Shen Zhen pergi, Ye Lin masuk ke dalam kelas.
--

Esok hari,
Ye Lin sudah menunggu Ruining di depan kampus. Dia meminta waktu untuk bicara sebentar. Dan Ruining setuju.
“Apapun yang terjadi hari ini selama ujian, jangan takut. Kau mempunyai 2 pilihan. Pertama, kau bisa membiarkannya. Memaafkan dan melupakannya. Kedua, kau dapat membalas orang yang berusaha mencelakaimu.”
“Senior, apa maksudmu?” bingung Ye Lin.
“Tidak ada. Hanya ingat saja perkataanku ini. Ku harap, semua berjalan lancar hari ini. Ruining. Semangat!”
Ruining masih tidak mengerti juga maksud perkataan Ye Lin sebenarnya.
--


Ujian di mulai,
Semua mengerjakan soal dengan serius dan tenang. Tapi, Shen Zhen, dia terus menatap ke arah Ruining dengan tatapan set**. Dan kebetulan sekali, Dir. Li adalah salah satu pengawas ujian. Melihat dir. Li, Shen Zhen jadi terpikir sebuah rencana.
Saat dir. Li berkeliling dan melewatinya, Shen Zhen dengan sengaja memasang wajah sok ngasih clue gitu. Dir. Li yang melihat ekspresinya, langsung bertanya ada apa? Shen Zhen bilangnya tidak ada apa-apa, tapi matanya melirik ke arah Ruining.
Dir. Li kan emang tidak suka pada Ruining. Itu lho, karena ny. Ning datang dan marah karena dia men-skor Ruining terkait insiden tangga phoenix, padahal pelakunya tidak bisa di pastikan adalah Ruining.

Dir. Li segera ke meja Ruining dan memeriksa-nya. Ruining bingung. Tapi, dir. Li tidak menjelaskan apapun dan menyuruh Ruining untuk berdiri karena dia ingin memeriksa meja Ruining. Semua jelas heran. Dir. Li memeriksa tapi tidak di temukan apapun. Dia menyuruh Ruining untuk lanjut mengerjakan ujian.
Shen Zhen bingung karena buku itu tidak ada. Tapi, dia masih tidak menyerah. Dia memberikan tanda pada dir. Li dengan memegang tangannya, sebagai isyarat bahwa Ruining mungkin menyembunyikan contekan di badan.

Dir. Li langsung memanggil Ny. Zhong (Pengawas wanita) dan memberi perintah untuk memeriksa tubuh Ruining. Mendengar itu, Huahua protes. Semua jadi ikutan protes. Kelewatan sekali. Dir. Li malah dengan tenang berkata setelah pemeriksaan baru bisa jelas. Jangan lupa mengenai apa yang Ruining lakukan terkait insiden tangga phoenix.
Ruining jelas tersinggung dan marah. Dia sampai meletakkan pena-nya dengan kasar. Melihat itu, dir. Li malah menyebut Ruining orang yang kasar. Dia menyuruh Ny. Zhong untuk segera memeriksa.
Ny. Zhong merasa tidak pantas melakukan sampai seperti ini. Dir. Li langsung memarahinya sebagai pengawas, jangan lemah hati. Mereka itu harus memeriksa semua siswa yang di anggap mencurigakan.
“Pak Li, aku rasa tidak perlu. Masalah tangga itu, itu bukan kesalahan Ruining. Dan dia tidak akan pernah mencontek,” bela Ye Miao.
Mendengar pembelaan Ye Miao, Shen Zhen terbakar api cemburu. Dia bangkit dan menawarkan diri memeriksa Ruining karna Ny. Zhong tidak bersedia. Lagipula, dia adalah wanita dan tinggal bersama dengan Ruining. Seharusnya, itu tidak menjadi masalah.
“Shen Zhen! Kau sudah keterlaluan!” marah Huahua.
“Itu bukan urusanmu,” balas Shen Zhen.
“Itu juga bukan urusanmu,” ujar Chen Mo pada Shen Zhen.

Shen Zhen tidak peduli. Dia maju ke meja Ruining. Melihat Shen Zhen, Ruining semakin marah. Tanpa di suruh, dia melepas jaket-nya, kaus luaran-nya. Huahua mencoba menghentikannya. Ruining tidak mau, dia melepas rok luar-nya untuk di beriksa juga biar mereka tidak curiga padanya.
“Kau merasa malu? Yang paling memalukan adalah di salahkan oleh orang lain!” marah Ruining.
Mahasiswa/I lain langsung marah juga dan menyebut kalau dir. Li sudah keterlaluan. Ini sebenarnya sekolah atau camp militer hah? 
“Dir. Li, apa sudah cukup? Atau kau masih ingin meneruskannya?” tanya Ruining. “Tidak masalah membiarkan Shen Zhen memeriksa badanku. Aku akan melepas sepatuku juga. Sama seperti pemeriksaan di bandara.”
Dir. Li yang marah malah menyebut Ruining yang bicara tidak masuk akal.
“Apa aku benar-benar tidak masuk akal seperti kata Anda? Aku penasaran. Di sini ada banyak sekali murid. Kenapa hanya aku yang mencurigakan di mata Anda? Ah. Apa karena dia?” tanya Ruining dan menatap ke Shen Zhen.
“Kau yang mencurigakan. Apa hubungannya denganku?” balas Shen Zhen.
“Jadi kau memeriksa badanku karena kau percaya bahwa aku lah pelakunya. Shen Zhen. Aku pernah mendengar cerita, seorang pencuri menangis dan berteriak, “Berhenti pencuri.” Apa kau pernah mendengarnya?” (maksudnya, pencuri nuduh orang lain pencuri).
“Nilaiku selalu bagus. Untuk apa aku mencontek?”
“Melakukannya atau tidak, setelah di periksa baru tahu,” balas Ruining dan langsung memeriksa meja Shen Zhen.

Dan dia menemukan buku yang di tempel di bawah meja Shen Zhen. Semua terkejut. Shen Zhen panik karena buku itu ada di bawah mejanya. Dia berteriak kalau itu adalah buku Ruining. Semua semakin bergunjing bahwa bukti sudah ada, tapi Shen Zhen masih juga menyangkal?!
Ye Lin ada di depan kelas dan melihat semua kejadian tersebut.

Flashback
Ye Lin masuk ke dalam kelas dan mendapati bahwa di bawah meja Ruining di tempel buku catatan tersebut. Dan karena itu, Ye Lin mencabut buku itu dan memasangnya ke bawah meja Shen Zhen, orang yang telah berusaha mencelakai Ruining.
End
Setelah melihat itu, Ye Lin beranjak pergi.
“Kenapa bisa begini? Kenapa bisa ada di sini? Apa yang terjadi?” gumam Shen Zhen, bingung.
“Taktik-mu hanya bisa di gunakan sekali untuk melawanku, Shen Zhen. Aku peringati kau, jangan mengganggu ku lagi!” tegas Ruining dan kembali ke kursinya.
Huahua bangkit dan bertanya kepada dir. Li apa yang akan dir. Li lakukan sekarang? Shen Zhen terbukti mencontek! Semua juga menuntut jawaban dir. Li. Mereka tidak bisa membiarkan Shen Zhen begitu saja hanya karena dia pintar. Itu tidak adil. Dir. Li harus menghukumnya karena dia sudah tertangkap basah.
“Shen Zhen! Kau! Kau benar-benar mengecewakanku!” teriak dir. Li marah. “Semuanya, lanjutkan ujian kalian. Shen Zhen! Kau ikut dengan aku sekarang. Tunggu keputusan untukmu!”
Dir. Li keluar dengan marah. Ny. Zhong kembali ke meja pengawas.
Sementara siswa/I lain lanjut mengerjakan ujian. Shen Zhen menangis palsu, euy!
“Dia yang memfitnah-ku!” teriak Shen Zhen. “Kenapa kalian semua memihak padanya? Kenapa tidak ada satupun yang menolongku atau mengatakan sesuatu untukku! Apa yang sudah ku lakukan hingga kalian mengabaikanku begini! Apa kalian akan memaafkannya entah apapun yang dia lakukan?!”
“Bukankah sudah jelas. Dari awal kejadian properti tangga, adalah Xia Ruining yang di tuduh terus dan terus. Tapi Shen Zhen, kami itu tidak bodoh. Kami punya penilaian kami sendiri untuk menilai apa yang benar dan salah. Kami tidak pernah mengabaikanmu. Tidak pernah. Kau sendiri yang tinggal di duniamu sendiri. Kau tidak percaya pada orang lain, tapi ingin orang lain percaya padamu. Shen Zhen. Kau bukan orang begitu. Harusnya tidak,” ujar Ye Miao. Tampak jelas kalau Ruining sedikit terharu karena ada yang mengerti perasaannya.

Shen Zhen kehilangan kata-kata. Dia pergi keluar sambil membanting jaket dan rok luar Ruining yang tadi lepas ke lantai depan. Ye Miao memberikan jaketnya pada Ruining dan berbisik menyuruhnya untuk tetap fokus agar mendapatkan nilai yang bagus.



Ruining berusaha fokus. Tapi, tampak kalau dia menangis.
--
Shen Zhen pergi ke ruangan dir. Li. Dir. Li benar-benar marah. Universitas Xiling sudah berdiri selama 100 tahun, tapi belum pernah terjadi kejadian mengerikan seperti ini sebelumnya. Shen Zhen sudah melakukan hal yang lebih buruk daripada mencontek, yaitu berbuat kejatahan untuk memfitnah orang lain! dan Shen Zhen menggunakannya sebagai alat dan memperlakukannya seperti orang bodoh. Ini adalah hal memalukan sepanjang karirnya! Dia juga tidak mau mendengarkan apapun penjelasan Shen Zhen. Dia akan melaporkan seluruh kejadian ini kepada Ketua Departemen. Entah di skors atau di keluarkan, itu akan menjadi keputusan dari Dekan Gu!
“KELUAR!” bentak Dir. Li.
--

Shen Zhen berjalan keluar dari kampus dengan mata berkaca-kaca. Dan dia malah membayangkan orang-orang yang berjalan di sekitarnya, memakinya. Padahal, sebenarnya, tidak ada satupun yang mempedulikannya juga.
--

Shen Zhen bersembunyi di dalam ruang basket sampai malam. Dia menangis sendirian di sana. Ibunya menelpon dan menanyakan ujiannya serta bertanya kapan dia akan pulang? Shen Zhen berusaha menahan tangisnya dan berkata akan pulang saat liburan. Shen Zhen ingin mengakhiri telepon. Tapi, Bibi Cai masih ingin bicara banyak.
Bibi Cai menyuruh Shen Zhen untuk tidak terlalu stress karena ujian. Jangan memaksakan diri sendiri. Dan juga Ny. Ning telah menaikkan gajinya. Jadi, dia bisa menyimpan uang lebih banyak setiap bulannya dan akan cukup untuk membayar uang kuliah dan biaya hidup Shen Zhen. Jadi, Shen Zhen jangan khawatir. Hanya perlu fokus kuliah dan lulus.
“Ma, tidurlah. Aku masih harus belajar,” potong Shen Zhen, mengakhiri telepon.
Ibunya mengerti dan akhirnya menutup telepon.
Dan Shen Zhen lanjut menangis sendirian.
--
Huahua menemani Ruining malam ini. Dia takut kalau Shen Zhen jadi gila dan menyakiti Ruinng saat nant kembali. Jadi, dia akan melindungi Ruining. Dan mereka tidak boleh sampai tertidur terlalu lelap.
Huahua juga memuji Ruining yang hari ini di ruang ujian tadi, sangat berani dan pintar. Ruining bisa dengan cepat memahami situasi hanya karena ucapan Ye Lin. Ruining menjelaskan kalau awalnya juga dia tidak mengerti maksud perkataan Ye Lin, tapi, ketika Shen Zhen ingin memeriksa badannya, dia akhirnya mengerti.
“Tapi, Huahua. Aku hari ini merasa sangat tersentuh.”
“Dia mem-bully mu dan kau malah tersentuh?”
“Aku kira setelah masalah properti itu, aku tidak akan peduli dengan pendapat orang lain mengenai diriku lagi. Tapi, hari ini, saat semua orang memilih percaya padaku, aku benar-benar mengerti bagaimana perasaan di percayai oleh orang lain. Aku merasa semua dendam ku musnah karena semua orang sekarang percaya padaku. Kepercayaan tanpa syarat. Jadi, entah apapun yang akan Shen Zhen lakukan, aku rasa, aku sudah menang.”
“Ruining, aku cemburu padamu. Kau punya pangeran seperti Ye Lin, dan juga ksatria hitam seperti Ye Miao.”
“Huahua, kau juga memiliki Chen Mo.”
Huahua merasa sedih karena Chen Mo masih belum menyatakan perasaannya juga padanya. Ruining menghibur dengan berkata kalau Chen Mo hanya belum siap.
“Huahua, kau harus berjanji padaku. Jika suatu hari, ada orang yang kau sukai bilang menyukaimu, kau harus memberikannya kesempatan dan waktu. Jangan meninggalkannya. Jangan. Kau mungkin akan merindukannya selamanya, jika dia pergi. Dan dia tidak akan pernah kembali lagi,” nasehat Ruining, berdasarkan yang di rasakannya saat ini.
Tapi, saat itu, Huahua sudah tertidur. Walau begitu, Ruining masih terus bertanya, apapun keputusannya Huahua tidak akan pernah menyalahkannya kan? Entah kemanapun dia pergi, Huahua akan selalu mejadi sahabat terbaiknya.
--

Esok hari,
Shen Zhen tertidur di lapangan basket. Dia terbangun karna di bangunkan oleh petugas kebersihan. Dan tentu saja, saat bangun, tubuh Shen Zhen terasa sakit. Dia tertidur dalam posisi duduk sih.

Saat hendak keluar, Shen Zhen tanpa sengaja melihat brosur yang tertempel di dinding, mengenai yayasan blue aid. Dan dia langsung teringat mengenai tn. Ye. Dia tampak memikirkan rencana lagi.
--

Di rumah keluarga Ye.
Ny. Ji menelpon sekretaris suaminya. Sekretaris tn. Ye melaporkan, bahwa selain ke yayasan, tn. Ye tidak ada pergi kemanapun kemarin. tn. Ye juga makan malam di yayasan bersama beberapa spesialis. tn. Ye mempunyai rapat hingga sekitar 11.15 malam. Dia juga sudah mengirimkan ke email Ny. Ji list nama peserta rapatnya. Dan topik mengenai rapatnya adalah membahas proses perbaikan lukisan Landscape dan juga kemungkinan untuk menemukan bagian lukisan lainnya. Dan juga, Ye Lin kemarin malam ada ikut dalam rapat sekitar 1 jam dan kemudian kembali ke kampus.
Ny. Ji mengerti. Dia memperingati sekretaris itu untuk lain kali berhati-hati dalam menelponnya. tn. Ye itu pintar dan jangan sampai dia mencurigai apapun.
Sebelum menutup telepon, sekretaris dengan ragu memberitahu kalau ada seorang mahasiswi yang datang mencari tn. Ye pagi-pagi sekali. Mahasiswi itu bilang kalau dia dari Univ. Xiling dan juga teman sekelas Ye Miao. Tapi, dia tidak memberitahu tujuannya datang. Karena itu, mereka menyuruhnya menunggu di ruang tunggu dan tidak membiarkannya bertemu dengan tn. Ye.
Mendengar laporan itu, Ny. Ji jadi penasaran. Apalagi saat tahu itu mahasiswi perempuan.
“Apa Anda ingin tahu nama dan nomor telepon-nya? Resepsionis ada mencatanya.”
“Tentu saja, mau! Kau bodoh apa?! Bagaimana bisa kau bertanya hal bodoh seperti itu,” marah Ny. Ji.
Sekretaris langsung meminta maaf dan akan segera mengirimkan detailnya.
Yang menelpon adalah Shen Zhen. Dan Ny. Ji langsung menghubungi-nya.
--
Shen Zhen kembali ke kamar asrama. Ruining tidak ada. Tepat saat itu, dia mendapat telepon dari Ny. Ji. Dia memperkenalkan diri sebagai ibu Ye Miao.

Tiba-tiba, Huahua masuk dengan panik mencari Ruining. Dimana Ruining? Apa Ruining benar-benar berhenti? Kenapa semua orang bilang kalau Ruining drop out pagi ini?!
Suara pertanyaan Huahua pada Shen Zhen, terdengar oleh Ny. Ji yang ada di seberang. Shen Zhen juga kaget mendengar pertanyaan Huahua. Dan karena Shen Zhen tidak menjawab pertanyaan-nya, Huahua keluar dengan marah sampai memperingati Shen Zhen agar bukan biang masalah Ruining!
Selesai Huahua keluar, Shen Zhen lanjut bicara dengan Ny. Ji. Dia dapat menebak kalau Ny. Ji pasti tahu dia datang ke yayasan Blue Aid pagi ini. Dia seharusnya bicara dengan tn. Ye masalah ini. Tapi, dia rasa, mengatakannya pada Ny. Ji sama saja.
“Baik. Katakan lah.”
“Ini hal yang terkait reputasi dari yayasan Blue Aid. Dan juga pendidikan-ku dan masa depanku,” ujar Shen Zhen, tersenyum sinis.
--

Ye Miao pergi menemui Ye Lin dengan panik. Dia bertanya, apakah Ye Lin tahu kalau Ruining keluar dari kampus? Ye Lin tidak terkejut sama sekali.
“Jadi, kau tahu?”



Post a Comment

Previous Post Next Post