Sinopsis
K-Drama : Extraordinary You Episode 18
Images by : MBC
Psaat! = adegan berpindah ke
panggung (cerita Komik)
Syaat! = adegan panggung
sudah selesai
======
Dan O dan Ha Roo mencuci tangan bersama di keran air yang di sediakan. Dan tiba-tiba, Ha Roo seperti mendengar suara buku di balik. Dan saat dia menoleh, dia seperti melihat bayangan dirinya dan Dan O dengan pakaian zaman dulu sedang bermain air di tepian sungai. Dimana Dan O tempo dulu menyiram dirinya dengan air.
Bayangannya memudar saat Dan O benar-benar
menyiram-nya dengan air keran. Karena mengira sedang bermain-main, maka Ha Roo
ikut menyiram Dan O. Sayangnya, dia menyiram dengan cukup keras dan banyak air
hingga membasahi wajah Dan O. Melihat wajah cemberut Dan O, Ha Roo segera
memakaikan kemejanya pada Dan O dan meminta maaf.
--
Dan O sedang berjalan sendirian di koridor
kelas dengan bahagia. Dia terus saja tersenyum melihat fotonya bersama Ha Roo
saat mereka bolos kelas kemarin. Dan O benar-benar bahagia dan ingin mengajak
Ha Roo bolos lagi lain kali.
Tiba-tiba saja, jam tangan Dan O berbunyi
dan dadanya terasa sakit. Dan O jadi khawatir kalau kondisinya akan semaki
nmemburuk.
--
Ha Roo sedang berjalan sendirian di taman
dan di hampiri oleh 3 siswa teladan kelas. Mereka melihat wajah Ha Roo yang
muram, jadi bertanya ada apa? Ha Roo kemudian bertanya pada mereka, apakah
mereka pernah melihat hal baru tapi seolah-olah merasa tidak asing? Seolah
sudah pernah terjadi sebelumnya.
“Ini disebut deja vu. Meski sesuatu terjadi
kepadamu untuk kali pertama, kamu punya firasat aneh atau melihat ilusi yang
membuatmu berpikir sudah melihat atau mengalaminya. Ini bahasa Prancis, dan
artinya : Pernah melihatnya.”
Di saat sedang mendengarkan penjelasan mereka, Kyung muncul dan melemparkan raket tenisnya pada Ha Roo. Kantong raket tenis itu jatuh ke tanah. Dan Kyung dengan sombong, memerintahkan Ha Roo untuk membawakan kantong raket tenis itu ke lapangan. Itulah karakter Ha Roo. Ha Roo harus menuruti semua ucapannya.
Melihat situasi yang tampak akan memanas,
trio teladan menawarkan diri agar mereka saja yang membawa kantong raket tenis
itu ke lapangan.
“Apa ini menyenangkan bagimu?” tanya Ha
Roo, sinis. “Bawa tasmu sendiri. Tokohmu selalu merundung dan menyakiti orang. Apa
ada alasan di balik itu? Kamu harus memperbaiki itu,” nasehat Ha Roo.
Bukannya menerima nasihat itu, Kyung malah
merasa ada yang aneh. Dia mengejar Ha Roo yang sudah ke dalam sekolah. Dia
membahas mata Ha Roo yang tampak arogan. Dia sudah merasa aneh sejak Ha Roo
bilang tidak ingat apapun tapi terus saja menghalanginya. Dia yakin kalau Ha
Roo telah kembali menjadi Ha Roo yang lama.
“Kamu pasti sangat gelisah. Kenapa? Kamu
takut aku kembali ke diriku yang lama?” tanya Ha Roo balik dan kemudian pergi.
Kyung tampak sangat kesal melihatnya.
--
Dan O sedang makan bersama dengan Sae Mi
dan Soo Chul. Di seberang depan meja mereka ada Nam Ju dan Ju Da yang sedang
makan bersama. Kyung muncul dan ikut makan di meja yang sama dengan Dan O dkk.
Sae Mi tampak tidak fokus makan. Dia benar-benar kesal melihat Nam Ju bersama dengan Ju Da. Sae Mi curhat pada Dan O kalau dia sangat membenci Ju Da. Karena, dia yang lebih dulu menyukai Nam Ju. Dia selalu berada di sisi Nam Ju.
“Kenapa dia memancing Nam Ju? Dia sudah
tahu bahwa Nam Ju menyukainya, tapi terus memancingnya. Aku akan menyerah jika
mereka mulai berkencan,” komentar Sae Mi.
“Apa? Bukankah mereka berpacaran?” kaget
Soo Chul.
“Ini membuatku gila karena hanya Nam Ju
yang melakukannya. Ju Da tidak memberinya jawaban, tapi Nam Ju dibuat seperti
orang bodoh karena mengumumkannya sebagai pacar resminya,” balas Sae Mi.
Pokoknya, Sae Mi merasa kesal karena setiap kali Ju Da terkena masalah, pasti Nam Ju akan selalu mencarinya. Dia merasa kalau Nam Ju terus melihatnya sebagai orang jahat. Tak di sangka, Kyung malah berkata kalau Sae Mi memang adalah tokoh antagonis. Sae Mi terkejut mendengar ucapan Kyung dan jelas marah. Dia memilih untuk pergi.
Dan O jelas marah karena Kyung berkata
demikian pada Sae Mi. Kyung dengan tenang berkata kalau mereka harus memberi
tahu peran mereka apa agar mereka bisa mengerti. Setelah berkata itu, Kyung
membahas mengenai Ha Roo yang tampaknya kini telah mengingat semuanya. Dan O
memasang ekspresi wajah datar seolah tidak peduli.
“Apa kamu Dan O yang asli? Kamu senang dia
kembali? Aku tidak bisa membedakan. Kamu terus berganti antara yang asli dan
palsu,” komentar Kyung, sinis.
“Tentu saja, aku nyata. Dia menghilang
karena aku, tapi kini dia kembali.”
“Begitukah? Apa tidak ada lagi?” tanya
Kyung.
Tepat di saat itu, Ha Roo muncul dan duduk di sebelah Dan O. Melihat Ha Roo, Kyung langsung marah. Dan O jelas heran melihat sikap Kyung. Kyung membalas kalau Ha Roo sudah melewati batas. Dia menyuruh Ha Roo untuk mengingat perannya. Ha Roo menjawab kalau dia tidak peduli akan hal itu.
“Aku akan melihat apa kamu bisa mengatakan
hal yang sama di panggung berikutnya,” peringati Kyung. Dan Kyung memilih
pergi.
Melihat sikap aneh Kyung, Dan O jadi
ngedumel. Padahal dia mengira Kyung sudah menjadi lebih baik tapi malah kembali
bersikap kasar sekarang ini. Ha Roo dengan baik menyuruh Dan O untuk tidak
mempedulikan Kyung. Mereka makan dengan senyum lebar tersungging.
--
Dan O menemui Sae Mi yang duduk sendirian
di taman. Dia berusaha menghibur Sae Mi agar tidak mempedulikan perkataan Kyung
tadi. Dan O bahkan berharap mereka akan segera berpindah ke adegan ‘panggung’
agar Sae Mi melupakan perkataan Kyung tadi. Sae Mi bingung dengan perkataan Dan
O, tapi tidak mempermasalahkannya.
Sae Mi dengan cepat kembali ceria. Walau
bagaimanapun, rasa cintanya pada Nam Ju tidak akan berubah. Dia bahkan merasa
iri pada Dan O karena cinta tidak terbalas Dan O selama 10 tahun pada Kyung,
telah terbalas.
Dan O akhirnya jujur memberitahu Sae Mi
kalau pria yang di sukainya bukanlah Kyung, tapi Ha Roo. Sae Mi jelas kaget.
Dan O mengira Sae Mi kaget dan merasa terharu karena dia jujur pada perasaanya.
Tapi, perkiraannya salah. Sae Mi kaget dan kecewa karena sahabatnya ternyata
tukang selingkuh.
--
Adegan sudah berpindah ke ‘panggung.’
Dimana Sae Mi tiba-tiba saja masuk ke ruangan yang sudah di hias dengan balan
dan kelopak bunga, serta ada banner foto Nam Ju dan Ju Da. Itu semua adalah hal
yang Nam Ju siapkan untuk menembak Ju Da.
Trio girl pembully juga menemukan hal itu
dan merasa marah. Karena kesal, mereka memutuskan untuk menghancurkan semua
balon yang telah di siapkan. Termasuk banner-nya.
Trio boy pembully yang datang terlambat,
kaget. Semua yang sudah di siapkan hancur begitu saja. Yang lebih menakutkan
adalah kalau Nam Ju melihat semua ini. Matilah mereka.
--
Sae Mi dan trio girl pembully menghampiri Ju Da yang sedang membawa buku. Mereka berbohong pada Ju Da kalau Nam Ju mengajaknya bertemu di ruang sains. Ju Da dengan mudahnya percaya pada mereka dan pergi ke ruang lab.
--
Nam Ju sedang bersama trio boy pembully di ruangan yang sudah di acak-acak Sae Mi dan trio girl pembully. Nam Ju tampak marah karena mereka sudah menyiapkan semua itu selama berhari-hari, dan semua-nya harus hancur begitu saja. Demi agar Nam Ju tidak marah, mereka bersedia untuk membuat ulang semua ini. Tidak di sangka, Nam Ju malah menyuruh mereka untuk menyiapkan semua ini dalam semalam. Besok sudah harus selesai.
--
Ju Da masuk ke dalam lab sains yang gelap dan memanggil nama Nam Ju. Sae Mi dan trio girl pembully muncul di belakangnya dan mengejeknya yang begitu mudah tertipu. Sae Mi bahkan menghina Ju Da yang berpura-pura polos dan naif. Mereka merasa kesal pada Ju Da yang tahu kalau Nam Ju menyukainya tapi malah bermain-main dengan Do Hwa. Hal itu membuat mereka takut. Mereka juga merasa kasihan pada Do Hwa yang kemarin hampir di keluarkan dari A3.
Ju Da memilih untuk keluar dari sana, tapi
mereka tidak membiarkannya dan mendorongnya sampai terjatuh.
“Ju Da. Apa dunia tampak sangat kemerahan
karena Nam Ju baik padamu? Kamu merasa seperti murid SMA Seuli karena memakai
seragam kami? Seragam itu tidak cocok untukmu. Lihat sepatu yang kamu kenakan
ini. Sepatu ini sangat cocok untukmu. Kamu harus tahu diri,” ejek Sae Mi
menginjak sepatu Ju Da yang tampak lusuh.
Dan sekilas, terlihat tatapan mata Ju Da
yang penuh kemarahan. Berbeda dari tatapa para protagonis biasanya. Setelah
puas menghina Ju Da, mereka keluar dan mengurung Ju Da di dalam sana.
Syaat!
Air matanya berhenti. Ju Da melepas sepatunya sebelah dengan penuh kemarahan dan melemparkannya ke pintu. Wooo. Ini adalah adegan di bayangan. Berarti kehendak yang di lakukan Ju Da sendiri, bukan kehendak penulis. Selesai melempar sepatu, Ju Da berteriak penuh rasa amarah.
--
Suara teriakan Ju Da seolah terdengar oleh Do Hwa yang ada di ruangan A3 bersama dengan Nam Ju. Do Hwa merasa itu suara Ju Da, tapi saat dia bertanya pada Nam Ju, Nam Ju berkata tidak mendengar apapun. Nam Ju malah membahas mengenai Ju Da yang belum memberikannya jawaban atas pernyataan cinta-nya, tapi walau begitu, dia tidak akan memaksanya berkencan dengannya. Dia berniat menyatakan perasaannya.
Do Hwa jelas tidak peduli. Toh dia sudah
tahu dari awal. Nam Ju terus curhat kalau dia berniat menyatakan perasaannya
hari ini, tapi terpaksa menundanya. Itu karena auditorium, tempat dimana dia
akan menyatakan perasaan untuk Ju Da, di hancurkan. Dan entah siapa pelakunya. Dia
sudah menyuruh trio boy pembully untuk memperbaikinya.
Mendengar itu, Do Hwa jadi panik. Dia
segera menanyakan dimana Ju Da sekarang? Dengan tenang, Nam Ju berkata kalau
dia tidak bisa menghubungi Ju Da. Do Hwa semakin panik dan memberitahu kalau Ju
Da bisa saja dalam bahaya sekarang ini. Ayo cari dia.
“Lupakan saja. Biar aku saja. Meski aku
pergi, kamu yang akan menemukannya di panggung,” ujar Do Hwa.
“Apa maksudmu dengan Ju Da dalam bahaya? Jelaskan
kepadaku.”
“Komik romantis sama saja. Pikirmu siapa
yang mengacau dan merundungnya? Pasti mereka mengurungnya di kelas atau
semacamnya.”
“Aku tidak paham ocehanmu,” teriak Nam Ju.
“Cepatlah pergi. Lagi pula, panggung akan
dimulai, tapi wujudkan lebih cepat,” perintah Do Hwa. Nam Ju walau bingung
segera berlari mencari Ju Da.
--
Ju Da terduduk di dalam lab yang gelap. Dia
menangis. Pintu lab tiba-tiba terbuka dan cahaya menyeruak masuk. Ju Da mengira
yang datang adalah Nam Ju, tapi ternyata Do Hwa. Do Hwa dengan panik mengechek
keadaan Ju Da. Ju Da tampak senang melihatnya.
“Kenapa penulis tidak bisa mempercepat adegan?
Tidak lama lagi, Nam Ju akan datang. Mari tetap bersama sampai saat itu.”
“Ayo pergi sekarang. Aku takut,” ajak Ju
Da.
“Bahkan jika kita pergi sekarang, adegan
berikutnya…,” jelas Do Hwa. Tapi, perkataannya terhenti karena perhatiannya
teralih pada sepatu Ju Da yang terlempar ke dekat pintu. Do Hwa mengira sepatu
Ju Da lepas karena di bully.
Dengan lembut, Do Hwa mengambil sepatu itu dan memakaikannya kembali ke kaki Ju Da. Setelah itu, dia berujar kalau dia berharap Ju Da tidak akan ingat hal ini. Dia berharap Ju Da hanya mengingat hal-hal yang baik. Ju Da tampak bingung dengan ucapan Do Hwa.
Psaat!
Nam Ju muncul dan menyelamatkan Ju Da. Sementara Do Hwa menghilang entah kemana. Nam Ju segera memeluk Ju Da dan berujar tidak akan ada lagi yang bisa membully Ju Da. Karna Ju Da adalah pacar Oh Nam Ju.
Ju Da tampak tidak fokus dan malah melihat
sepatunya.
--
Dan O sedang berjalan pulang sambil melihat wallpaper ponselnya yang adalah fotonya dengan Ha Roo. Kyung tiba-tiba muncul dan malah merebut ponselnya. Dia kesal karena wallpaper itu sudah di ganti oleh Dan O. Dan O merebut ponselnya kembali dari Kyung dan mengomel karna Kyung terus saja memancing pertengkaran.
“Kamu tidak perlu melakukan itu di
bayang-bayang. Aku mengerti kita punya peran untuk dimainkan di panggung, tapi
kamu merundung Sae Mi dan Ha Roo. Berhenti menyakiti teman-temanku,” peringati
Dan O.
Psaat!
Kyung dan Dan O berjalan bersama. Dan O malah membahas mengenai pernikahan mereka. Dalam hatinya, Dan O merasa kesal karena dia kan masih berumur 18 tahun, tapi kenapa penulis terus membuatnya membahas mengenai pernikahan.
Jantung Dan O tiba-tiba terasa sakit. Kyung
panik dan segera menggendong Dan O.
--
Dan O membuka matanya dan dia telah berada di rumah sakit. Kyung dan ayahnya ada di sana bersama tn. Eun. Kyung meminta maaf karena semua adalah salahnya. tn. Eun berkata kalau semua bukanlah salah Kyung.
--
tn. Eun bicara berdua dengan tn. Baek. Dia membahas mengenai kondisi Dan O yang sudah semakin parah dan menurut dr. Lee, Dan O tidak akan bisa bertahan selama setahun. tn. Baek berkata kalau karena itulah dia ingin Kyung segera menikahi Dan O. Tidak di sangka, tn. Eun malah membalas kalau dia sudah memikirkannya dan rasanya tidak adil bagi tn. Baek dan juga akan menyakiti Kyung.
Syaat!
Ny. Ra Hye Young (ibu tiri Kyung) dan Baek Joon Hyun ternyata datang juga ke rumah sakit karena mendengar dari tn. Baek kalau Dan O sakit. Melihat kedatangan mereka berdua, Kyung bersikap sangat sinis. Dengan terang-terangan dia menyebut ny. Ra sebagai wanita jahat yang hanya memikirkan uang dimanapun. Apa Ny. Ra datang kemari karena khawatir kalau tn. Baek akan menyerahkan semua sahamnya padanya setelah dia menikahi Dan O? Dia tidak menyukai kedatangan ny. Ra. Kyung bahkan mengingatkan kalau ibunya meninggal di rumah sakit ini. dan Ny. Ra telah mengambil tempat ibunya, jadi jaga sikapnya.
tn. Baek yang lewat mendengar semua ucapan
kasar Kyung pada Ny. Ra. Dengan penuh amarah, tn. Baek mencengkeram kerah baju
Kyung, sementara Ny. Ra berpura-pura sedih karena perkataan Kyung. tn. Baek
marah karena ucapan yang Kyung ucapkan di depan umum, bagaimana jika tn. Eun
sampai mendengarnya?!
Emosi Kyung meluap. Dia menghina tn. Baek,
Ny. Ra dan Joon Hyun yang tampak seperti keluarga bahagia padahal mereka
hanyalah keluarga palsu! Kenapa tn. Baek tidak pernah bersikap baik padanya dan
ibunya?! Kyung tidak takut dan menghina tn. Baek sebagai orang munafik yang
memanfaatkan gadis sekarat.
tn. Baek tersulut. Dia melayangkan
tinju-nya ke Kyung, tapi Joon Hyun menghalanginya hingga Joon Hyun yang terkena
tinju tn. Baek. Ny. Ra jelas khawatir. tn. Baek masih belum puas dan ingin
memukul Kyung, tapi Joon Hyun menghalanginya.
Kyung sudah muak. Baginya, tidak ada yang
benar dari keluarga mereka. Kyung memilih pergi dari sana. Joon Hyun
mengikutinya dan terus memanggilnya. Kyung berteriak penuh amarah, memperingati
Joon Hyun agar tidak mengikutinya.
“Hyung, tidak bisakah kita hidup hanya seperti ini?” pinta Joon Hyun. “Ayah tidak selalu kasar seperti itu. Setelah Kakak menikahi Dan O nuna…”
“Apa yang kamu tahu, Berandal?” potong
Kyung, penuh amarah. “Kamu hanya bisa mengikuti peranmu.”
Joon Hyun menatapnya dengan tatapan sedih.
Melihat tatapan itu, Kyung jadi teringat ucapan Ha Roo mengenai dirinya yang
selalu saja menyakiti orang lain, apa ada alasannya? Dan juga ucapan Dan O
mengenai dirinya yang mengganggu Sae Mi dan Ha Roo. Dan O memintanya untuk
berhenti menyakiti teman-temannya.
Joon Hyun mengenggam tangan Kyung, tapi
Kyung mengibaskan tangan Joon Hyun. “Hyung,
Tolong jangan ubah apa pun.”
Kyung tidak mendengarkannya dan pergi
begitu saja. (Hmmm… perkataan Joon Hyun
sedikit rancu. Maksudnya ‘jangan ubah apapun’ itu mengenai keluarga mereka atau
mengenai jalan cerita komik SECRET?)
--
Dan O tiba-tiba saja sudah berada di dalam
kelas dan sedang memegang obatnya. Dan O merasa kesal karena harus berada di
rumah sakit dan menerima pengobatan. Dia merasa lebih baik saat menjadi
jembatan antara Nam Ju dan Ju Da.
Dan O meminum obatnya dan entah kenapa, dia
malah keselek dan batuk-batuk. Kyung tiba-tiba muncul di sebelahnya dan
menawarkan botol minumannya. Dia juga membahas berita mengenai pernikahan
mereka yang akan di majukan. Jadi, dia bertanya, apakah Dan O benar-benar ingin
menikahinya? Dengan tersenyum, Dan O mengiyakan.
“Jangan. Aku membiarkanmu lepas demi
kebaikanmu. Aku tidak peduli diriku menikah atau tidak. Tapi kamu akan terluka.”
“Aku baik-baik saja. Kamu Kyung. Cinta
dalam hidupku.”
Syaat!
Adegan berakhir dan Dan O langsung berdiri hendak
mencari Ha Roo. Kyung jelas kesal melihat sikap Dan O yang seolah telah
menunggu panggung berakhir.
“Aku tidak bisa bertindak semauku. Aku
tidak bisa bicara atau bergerak semauku. Aku tahu kamu juga benci panggung,”
ujar Dan O.
Dan dia langsung meninggalkan Kyung saat
melihat Ha Roo yang masuk ke dalam kelas. Kyung seolah terpikir sesuatu dan
langsung pergi dari sana.
--
Di dapur, Jinmiche mondar-mandir bingung
memikirkan fakta mengenai Ha Roo yang telah kembali. Apa yang terjadi? Kenapa?
Bagaimana bisa? Apa Ha Roo ingat semuanya bahkan mengenai masa lalu-nya?
“Tidak mungkin. Bahkan Kyung?” takut
Jinmiche.
Umur panjang. Baru di pikirkan Kyung sudah muncul sambil marah-marah mencari buku komik TRUMPET CREEPER. Dia sudah mencarinya kemanapun tapi tidak bisa menemukannya. Jinmiche hanya tersenyum, berpura-pura tidak mengerti dengan maksud Kyung.
“Ini aneh. Aku terus merasa ada sesuatu di
buku itu. Begitu aku menemukan buku itu, kamu harus bicara denganku,” peringati
Kyung.
Jinmiche hanya tersenyum, tidak mengatakan
apapun. Melihat senyuman Jinmiche, Kyung semkain yakin kalau ada sesuatu yang
di sembunyikan.
Setelah Kyung pergi, Jinmiche segera
berlari ke atap dan memeriksa kaleng dimana dia membakar buku komik TRUMPET
CREEPER. Buku komik itu sudah hangus.
“Jika begini, hasilnya akan persis seperti
buku sebelumnya. Apa yang dipikirkan penulis?” tanya Jinmiche, menatap ke
langit.
--
“Jika aku berharap ingatanmu tidak kembali,
apa itu menjadikanku pria yang jahat?” tanya Jinmiche.
“Sepertinya ada sesuatu yang tidak boleh
kuingat. Bunga ini ada dalam ingatanku. Kukira itu mimpi, tapi ternyata bukan. Apa
itu akan terjadi di masa depan? Atau itu sudah terjadi?”
“Karena itu aku tidak bisa memberimu
jawaban soal awalmu. Rahasia di awal hidupmu tidak ada di sini.”
“Apa karena itu aku bisa mengingat Dan O? Kamu
bilang bunga trompet adalah simbolisasi menunggu. Kurasa aku tahu alasanku terus melihat
bunga ini. Bunganya memintaku mengingat Dan O dan menunggu sampai Dan O menemukanku,”
ujar Ha Roo.
--
Jinmiche pergi ke perpustakaan. Dia
mengambil buku komik SECRET dan memikirkan mengenai pertanyaan Ha Roo, apakah
yang dilihatnya adalah mengenai yang akan terjadi di masa depan atau sudah
terjadi di masa lalu?
“Itu terjadi sebelumnya, dan akan terjadi
di masa depan,” itu jawaban Jinmiche atas pertanyaan Ha Roo.
Jinmiche membuka komik SECRET dan melihat
di daftar karakter.
--
Ha Roo membuka loker dan di dalam sana ada
raket tenis miliknya dan Kyunng. Saat itu, dia mendengar duo teladan yang
membicarakan mengenai Kyung yang bermain agresif hari ini. tidak lama, Kyung malah
muncul dan marah-marah pada Ha Roo. Dia kesal karna Ha Roo membuka lokernya,
berkeliling di sekitar Dan O dan Do Hwa. Kenapa hanya Ha Roo yang hanya
mendapat perlakukan khusus?!
“Aku juga ingin tahu. Kenapa penulis itu
terus membuatku bersamamu?” balas Ha Roo.
Dari jauh, Jimiche melihat pertengkaran
mereka.
--
Ha Roo dan Kyung melakukan tanding tenis. Ha Roo melakukan servis dan Kyung tidak bisa menerimanya dan bahkan terjatuh. Semua penonton merasa kasihan tapi juga semakin mengaggumi Ha Roo. Kyung yang tidak puas, mengajak Ha Roo untuk bermain sekali lagi. Ha Roo menolaknya.
“Kenapa tidak?”
“Karena kamu tidak bisa!”
“Karena itu tokohku?”
“Ayo bermain lagi sampai aku menang. Ayo
main lagi. Ayo main lagi! Lagi!” paksa Kyung hingga melemparkan raket-nya. “Kamu
pikir kamu hebat hanya karena Dan O baik padamu? Apa aku harus mengingatkanmu
lagi dia hanya extra yang menyukaiku?”
Emosi Ha Roo tersulut hingga dia memegang
kerah baju Kyung dengan kasar. “Aku tidak peduli dengan sikap atau ucapanmu
padaku. Tapi jangan pernah menyakiti Dan O di mana pun kamu berada. Aku tidak
tahan melihatnya terluka, mencemaskanmu, atau kesulitan karenamu.”
“Kamu hanya extra yang tidak dapat adegan
tanpaku,” balas Kyung dan melepaskan cengkeraman Ha Roo dari kerah bajunya. “Apa
yang bisa kamu lakukan?”
“Aku akan mengubah ceritanya jika memang
harus.”
“Kamu akan mengubahnya? Kamu akan mengubah
cerita yang sudah digambar?”
“Belum digambar. Masih digambar. Halaman
yang belum diisi penulis masih kosong.”
“Bagaimana kamu bisa yakin? Bagaimana kamu
bisa yakin penulisnya masih menggambar atau sudah menyelesaikannya? Berhenti
beromong kosong dan bilang akan mengubah cerita. Menjauhlah dari Dan O dan
ceritaku.”
“Kamu menyukai Dan O? Lupakan soal
karaktermu. Apa kamu menyukai Dan O?”
“Kenapa kamu menanyakan itu?” kaget
sekaligus bingung Kyung.
“Karena aku menyukainya. Aku menyukai Dan O,”
akui Ha Roo, tanpa merasa ragu sama sekali.
--
Di dalam perpustakaan, lubang hitam itu kembali muncul. Dan saat lubang itu muncul, semua lampu di perpustakaan menjadi mati. Kali ini, kita di perlihatkan lebih jelas, adegan yang ada di dalam lubang.
Mengambil setting di era kerajaan. Kyung mengenakan pakaian bangsawan dan berteriak marah hingga melemparkan lampu minyak yang ada di halaman rumahnya. Dia mengeluarkan pedang-nya dan mengarahkannye ke leher Ha Roo.
“Katakan sekali lagi,” perintah Kyung.
“Tolong lepaskan aku,” pinta Ha Roo.
“Kamu tidak tahu dari mana asalmu. Kenapa kamu ingin meninggalkanku?”
teriak Kyung, penuh amarah karena Ha Roo yang sepertinya adalah pengawalnya
hendak meninggalkannya.
“Kamu benar. Aku pemuda yang bahkan tidak tahu asalku. Namun, jika
tidak ada jawaban untuk awalku, maka aku akan menciptakan jawabanku sendiri,”
ujar Ha Roo dan beranjak pergi.
“Jangan coba-coba melangkah lagi. Kamu tidak bisa meninggalkanku
karena seharusnya tidak. Itulah takdirmu,” tegas Kyung.
“Itulah alasanmu terlahir dan ada sampai hari ini,” lanjut Kyung.
“Aku akan pergi,” ulang Ha Roo, tanpa takut.
Ha Roo tidak peduli dan mulai berjalan pergi, keluar dari kediaman
Baek.
Dan lubang hitam yang ada di dinding perpustakaan menutup. Saat menutup, lubang itu memuntahkan sekuntum bunga terompet.
Tags:
Extraordinary You
Suka sama penyampaian tulisannya 😁
ReplyDeletepuyengg. apa hubungannya era kerajaan dulu itu sama era skrg? ga mudeng ah otak gw cetek :)))
ReplyDeletembuletisasi
ReplyDelete