Sinopsis
K-Drama : Extraordinary You Episode 17
Images by : MBC
Psaat! = adegan berpindah ke
panggung (cerita Komik)
Syaat! = adegan panggung
sudah selesai
======
Ha Roo pergi ke perpustakaan karena dia
lagi-lagi mendengar suara seperti suara orang membalikan halaman buku.
Lagi-lagi, lubang hitam muncul di dinding di ruang rahasia milik Ha Roo yang
dulu. Di dalam lubang itu, sosok mirip Ha Roo yang memakai pakaian zaman dulu,
sedang menahan tusukan pedang (sepertinya).
Dan kali ini, Ha Roo melihat lubang
tersebut. Dia memasukkan tangannya ke dalam lubang tersebut, dan tiba-tiba,
lubang itu menutup dan seolah hendak menariknya ke dalam. Refleks, Ha Roo
menarik tangannya keluar dari lubang tersebut. Dan sebuah sayatan muncul di
telapak tangannya, sama seperti luka di telapak tangan Ha Roo dulu. Bedanya,
ini bukan luka yang sudah lama melainkan luka yang baru.
Melihat luka itu, Ha Roo seolah mendapat
semua ingatannya sebelum dia menghilang. Dia mengingat pertemuannya dengan Dan
O, saat Dan O memberinya nama ‘Ha Roo’, saat Dan O memanggilnya. Semuanya. Dia
ingat semuanya!!
“Eun Dan O,” ujar Ha Roo.
Tanpa membuang waktu, Ha Roo segera berlari
keluar sekolah mencari Dan O.
--
Dan O sedang berdiri sendirian di tengah
jalan. Tatapannya penuh kesedihan (ini adegan terakhir di episode 16 kemarin ya
guys).
“Jika aku tetap menjadi Eun Dan O, extra
yang tidak sadar diri di dalam komik romansa...”
Ha Roo ada di belakangnya.
“Maka aku hanya akan menjadi Nomor 13 tanpa
nama,” ujar Ha Roo, menyambung ucapan Dan O.
Dan O berbalik karna mendengar suara Ha Roo
dan juga ucapannya. Dia benar-benar terkejut.
Ha Roo berjalan mendekat padanya. “Kali
ini, akan kuubah ceritamu. Dan O. Maafkan aku. Aku datang agak terlambat,” ujar
Ha Roo, menggenggam tangan Dan O. Dan O melihat bekas luka di telapak tangan Ha
Roo.
Dan O menangis penuh rasa bahagia, karena
Ha Roo-nya telah kembali.
“Dan O. Lihatlah aku. Aku di sini.”
Ha Roo memeluk Dan O dengan erat. Dan O
menangis di pelukannya.
“Aku tidak akan pergi ke mana pun.”
--
Ha Roo duduk bersama dengan Dan O di taman
sekolah. Dan O sebenarnya masih tidak mengerti alasan mengapa Ha Roo menghilang
dan kehilangan ingatannya. Ha Roo pun demikian. Walau begitu, dia tetap
kembali.
“Kamu bahkan tidak tahu sudah berapa lama
waktu berlalu. Tidak ada yang tahu siapa kamu. Ada orang lain yang duduk di
kursimu. Namamu hilang dari daftar siswa. Meskipun kembali, kamu tampak seperti
orang lain. Kamu tidak ingat apa pun yang terjadi di antara kita,” ujar Dan O
sedih, mengingat semuanya. “Aku tidak akan mengubah nasibku. Kukira aku tidak
akan pernah melihatmu lagi, Ha Roo. Ini semua salahku. Jika kamu tidak
menyelamatkanku dari kolam renang.”
“Dan O,” hentikan Ha Roo, agar Dan O tidak
menyalahkan diri sendiri terus menerus. Dia menggenggam tangan Dan O dan
menatap mata Dan O, “Bahkan jika aku kembali ke masa itu, aku akan
menyelamatkanmu ribuan dan ratusan kali. Jadi, jangan minta maaf.”
Ha Roo mengajak Dan O untuk pergi. Dia akan
mengantar Dan O pulang ke rumah. Tapi, Dan O menolak pulang. Dia takut jika dia
pergi, Dan O akan melupakannya lagi atau bahkan akan menghilang lagi. Dia ingin
tetap bersama dengan Ha Roo hingga adegan ‘panggung’ berikutnya.
Ha Roo tampak terharu karena kepedulian Dan
O padanya. Dia menatap telapak tangannya yang sekarang mempunyai bekas luka.
Dia menatap Dan O dan berkata dengan tulus kalau dia tidak akan membiarkan Dan
O pergi. Dia menggenggam tangan Dan O dengan erat.
“Aku pasti. Tidak akan pernah
melepaskanmu,” tegas dan tekada Ha Roo.
--
Esok hari,
Do Hwa yang sudah mendengar kalau Ha Roo
sudah mengingat semuanya sangat senang. Dia bahkan sampai membeli banyak sekali
makanan untuk Ha Roo dan terus menerus memastikan kalau yang di depannya adalah
Ha Roo. Dan O sampai kesal dan mengingatkan kalau Do Hwa sudah bertanya lebih
dari 10 kali. Do Hwa masih tetap kurang yakin dan bertanya siapa namanya pada
Ha Roo. Ha Roo menjawab. Do Hwa langsung berseru riang karena cara Ha Roo
mengatakan nama-nya masih sama. Itulah Ha Roo yang asli.
Do Hwa memberikan banyak kue untuk Ha Roo.
Dia bahkan ingin membukakan bungkus kue untuk Ha Roo. Dan O tidak terima dan
malah berebutan dengan Do Hwa untuk membuka bungkus kue itu untuk Ha Roo. Setelah
di bukakan, mereka langsung menyuapi Ha Roo dengan beringas. Mulut Ha Roo
sampai sangat penuh. Belum selesai di kunyah dan di telan, mereka terus saja
menyuapinya. Wkwkwkw.
“Kurasa dia hilang ingatan karena dia
mendapat peran baru,” ujar Do Hwa, menyimpulkan. “Kini ingatannya sudah pulih Aku
yakin. Itu alam bawah sadarnya. Jauh di dalam alam bawah sadarmu, kamu sangat
ingin mengingat Eun Dan O,” semangat Do Hwa. “Kamu menyukai Dan O? Kamu
seharusnya memberitahuku lebih awal.”
Do Hwa mendorong Ha Roo hingga wajah Ha Roo
dan Dan O menjadi sangat berdekatan. Tapi, Do Hwa tidak sadar hal itu malah
bangkit berdiri sambil berteriak memberitahu kalau Ha Roo sudah kembali. Dan O
yang melihat wajah Ha Roo dengan sangat dekat dan juga karena ucapan Do Hwa
tadi, jelas jadi grogi.
Tapi, saat Do Hwa menyuruh Dan O untuk ikut
dengannya berteriak. Dan O refleks malah mendorong Ha Roo dan berdiri sambil
berteriak kalau Ha Roo sudah kembali.
--
Dan O ada di depan meja Ha Roo. Dia
meletakkan buku yang dulu Ha Roo gunakan untuk melukis di meja Ha Roo (buku
yang Kyung buang ke kolam renang. Dan di temukan Dan O saat dia mencari Ha Roo
yang menghilang).
Ha Roo melihat Dan O yang ada di depan
meja-nya dan bertanya apa yang Dan O lakukan? Dengan bersemangat, Dan O malah
balik tanya apa yang ingin Ha Roo lakukan? Dia akan melakukan apapun untuk Ha
Roo? Apa Ha Roo ingin makan?
Mendengar kata ‘makan’, Soo Chul dan Sae Mi
langsung menghampiri mereka. Soo Chul sangat bersemangat dan mengajak mereka
untuk makan ‘tteok-bokki’ karna itu sedang sangat musim di Youtube. Dan O tidak
peduli dengan celotehan Soo Chul dan hanya sibuk menatap Ha Roo. Ha Roo juga
sibuk menatap Dan O.
Setelah pembicaraan panjang, Ha Roo setuju
untuk makan tteok-bokki. Soo Chu dan Sae Mi kaget karena cara bicara Ha Roo
berbeda. Dan O lebih bersemangat dan mengajak Ha Roo untuk segera pergi makan
tteok-bokki.
Psaat!
Dan O malah sudah berpindah ke café dimana
Ju Da bekerja sambilan. Hari juga sudah malam dan pakaiannya juga sudah
berubah. Dan O jelas sedih karena dia baru saja mau makan dengan Ha Roo malah
sudah pindah ke ‘panggung.’
Ju Da yang baru tiba, bertanya sedang apa
Dan O di sini? Dan O sebenarnya tidak tahu juga tujuannya di sana, tapi
mulutnya dengan santai berujar : “Kyung ingin menemuiku di sini.” Dan O baru
tahu tujuannya itu.
Pemilik café keluar dan memberitahu Ju Da
kalau Ju Da boleh pulang cepat setelah membersihkan café. Ju Da bingung karena
dia baru datang. Pemilik dengan riang memberitahu kalau semua sandwich mereka sudah terjual habis.
Seseorang membeli semuanya dan juga membayar untuk reservasi café.
--
Dan O sudah duduk di dalam café sementara
Ju Da sedang membersihkan café. Dan O sebenarnya jengkel karena penulis membuat
adegan ‘panggung’ sangat lama.
Tidak lama, Nam Ju tiba. Dialah yang
membeli semua sandwich dan menyewa
café. Bukannya merasa romantis, Dan O yang melihat adegan itu malah geli dan
bisa menebak kalau alur cerita romansa norak akan segera di mulai.
--
Nam Ju dan Do Hwa juga sudah tiba. Jadi, di
sana ada Nam Ju, Ju Da, Do Hwa, Dan O dan Kyung. Do Hwa meniup lilin dengan
huruf A3 dan ada 3 bintang di atas sebuah kue tart polos berwarna putih. Dan
semuanya juga memakai topi pesta.
Saat makan sandwich, Dan O mengambilkan dan menawarkannya pada Kyung. Dan
dengan dingin, Kyung menolak.
Nam Ju bangkit berdiri dan mulai berpidato.
Dia menyiapkan pesta ini sebagai bentuk perayaan kembalinya Do Hwa ke A3. Nam
Ju bahkan berkata kalau kekasihnya (Ju Da) menyelamatkan Do Hwa. Mendengar kata
‘kekasih’ yang di ucapkan Nam Ju, Do Hwa tampak marah.
Melihat keadaan yang agak memanas, Ju Da langsung
mengingatkan : “A3 bersinar paling terang saat kalian bersama.”
Mendengar itu, Dan O, Kyung dan Do Hwa
merasa geli. Kalimat itu terlalu kekanak-kanakan bagi mereka yang sudah tahu
kalau ini hanyalah dunia komik.
Mereka mulai lanjut makan. Ju Da tiba-tiba
saja ke belakang dan kembali dengan sebuah piring sandwich. Dia memberikannya pada Do Hwa dan berkata kalau itu
adalah sandwich istimewa buatannya
untuk Do Hwa. Hadiah penyambutan. Do Hwa tersenyum senang dan hendak mengambil sandwich tersebut. Tapi, Nam Ju tidak
membiarkannya. Dia terus menyebut Ju Da sebagai ‘kekasih’ nya.
Do Hwa protes. Apa Ju Da dan Nam Ju sudah
resmi berpacaran? Apa Nam Ju sudah lupa kalau mereka sudah berjanji akan
berkompetisi secara adil dan jujur. Apa Ju Da sudah menerima perasaan Nam Ju?
Jangan bilang kalau Nam Ju melakukan semua ini tanpa izin Ju Da.
Melihat mereka yang terus bertengkar. Ju Da
melerai dengan berkata akan membagi sandwich
-nya menjadi dua bagian. Dia juga mengingatkan kalau teman tidak boleh
bertengkar (wkwkwkw, kayak anak-anak).
Syaat!
Adegan berakhir. Dan O, Kyung dan Do Hwa
segera melepas topi pesta mereka. Mereka sudah bisa bertingkah sesuai keinginan
mereka. Kyung yang dari tadi tidak bisa makan, mengambil sandwich sandwich yang tadi Dan O tawarkan untuk adegan ‘panggung’
tapi harus dia ‘tolak.’ Melihat itu, Dan O menggerutu kesal karena Kyung sudah
mempermalukanna tadi (padahal itu hanyalah kehendak penulis yang tidak bisa
Kyung lawan).
Dan O juga memilih pergi dari sana. Tapi,
sebelum pergi, dia berkata pada Nam Ju kalau Nam Ju sangat kekanak-kanakan.
Melihat Dan O yang pergi, Kyung segera mengikutinya.
Do Hwa yang sudah bisa bertingkah dengan
bebas memberitahu Nam Ju kalau dia sudah melepaskan Ju Da. Dia tahu kalau Nam
Ju dan Ju Da akan segera berkencan. Dan juga tahu kalau Nam Ju pasti akan
membuat Ju Da bahagia. Tanpa Do Hwa dan Nam Ju sadari, Ju Da mendengar ucapan
Do Hwa tersebut.
--
Dan O berjalan sendirian di jalan masih
sambil menggerutu mengenai adegan ‘panggung’ tadi yang sangat norak. Dia hendak
mengeluarkan sesuatu dari tas-nya, tapi malah membuat ponselnya terjatuh. Saat
itu, Kyung berhasil mengejarnya dan membantu mengambilkan ponsel Dan O yang
jatuh.
Dan O masih terus menggerutu. Dia melihat
kalau wallpaper ponselnya kembali lagi menjadi foto dia bersama dengan Kyung.
Dan O merasa kesal karena sudah berulang kali mengubahnya, tapi terus saja
kembali seperti itu.
“Aku menyukainya,” ujar Kyung, melihat foto
itu. “Aku suka foto ini.”
“Kamu selalu mengeluhkan betapa kamu
membencinya.”
Kyung merebut ponsel Dan O dan mengatur
ulang wallpaper ponsel Dan O dengan foto tersebut. “Kamu memohon agar aku
memotretnya untuk foto wallpaper.”
“Itu terjadi di panggung,” ingati Dan O.
“Kamu bilang tidak tahu apakah Dan O dalam
memoriku nyata atau palsu. Tapi kuharap dia nyata. Pasti ada alasan semuanya
kembali seperti semula,” ujar Kyung serius dan mengembalikan ponsel Dan O.
Dan O bingung dengan maksud ucapan Kyung
sebenarnya.
--
Esok hari,
Kyung pergi ke perpustakaan. Dia mencari
komik “TRUMPET CREEPER” (Di episode sebelum-sebelumnya, aku tulis FLOWER,
karena itu yang di tulis di sub awalnya. Tapi, mulai ke sini, artinya berubah
menjadi TRUMPET CREEPER, mungkin karna pembuat sub merasa itu yang lebih
tepat). Dia masih kepikiran dengan gambar tokoh yang mirip Dan O dan ucapan
sang tokoh yang mirip seperti yang Dan O ucapkan. Dan juga, Jinmiche yang
segera merebut komik itu darinya dan wajahnya tampak sangat serius.
Karna tidak bisa menemukan buku komik itu,
Kyung memutuskan mencari informasi mengenai bunga trompet (TRUMPET CREEPER
artinya adalah Bunga trompet). Tiba-tiba, Kyung seperti merasakan ada sesuatu
gitu.
Di perpustakaan itu, di sudut rahasia milik
Ha Roo, Ha Roo ada di sana. Dia masih memikirkan lubang hitam yang kemarin
malam di lihatnya dan saat dia memasukkan tangannya ke sana, telapak tangannya
menjadi terluka.
Kyung sudah hampir berjalan memasuki sudut
rahasia tersebut, tapi belum sempat dia mencapai tempat itu, Ha Roo sudah
keluar. Kyung jelas bingung karena Ha Roo sudah ada di perpustakaan pagi-pagi.
Ha Roo berkata kalau dia sedang mencari sesuatu. Kyung tidak percaya karena Ha
Roo tidak akan ingat apapun. (Kyung masih belum tahu kalau Ha Roo sudah ingat
semuanya).
“Pasti ada alasan kenapa ini terjadi
kepadamu. Jangan memprovokasi penulis dan hidup tenang sebagai extra,”
peringati Kyung.
“Tidak, terima kasih. Ada seseorang yang
ingin kulindungi.”
“Maka ingatanmu harus kembali dahulu.”
“Aku sedang berusaha.”
“Begitu rupanya. Semoga berhasil,” sinis
Kyung.
Ha Roo tidak peduli dan pergi melewatinya
begitu saja.
--
Dan O tiba di sekolah. Begitu tiba, Dan O
bukannya masuk ke dalam kelas malah melihat Ha Roo dari kaca kelas. Wajahnya
sudah seperti bucin saja (hahahaa). Dan O teringat ucapan Do Hwa kemarin
mengenai Ha Roo yang mungkin mengingat semuanya karena jauh di dalam alam bawah
sadarnya, sangat ingin mengingat Dan O.
Hahahahaha. Dan O benar-benar kasmaran,
cuy.
Sae Mi yang melihatnya, tentu jadi
penasaran. Dan O langsung bertanya pendapat Sae Mi, apa artinya jika mereka
terus menerus memikirkan seseorang di alam bawah sadar? Sae Mi dengan enteng
menjawab kalau itu artinya kamu menyukainya. Dan O masih ragu.
“Mau kuberi tahu cara membedakan kamu
menyukai seseorang atau tidak?”
“Ya.”
“Bayangkan kamu menciumnya,” ujar Sae Mi,
bersemangat. “Percaya saja kepadaku dan lakukan.”
Dan O menuruti Sae Mi. Dia membayangkan Ha
Roo dan otomatis bibir Dan O langsung maju, monyong. Dia benar-benar ingin
mencium Ha Roo.
Tapi, saat dia membuka mata, Soo Chul malah
ada di depan wajahnya. Dan O jelas kaget dan memukul Soo Chul. Apa Soo Chul mau
mati, hah?! Soo Chul langsung mundur ketakutan.
“Jika kamu bisa bayangkan menciumnya,
artinya kamu menyukainya. Jika kamu tidak mau membayangkannya, artinya kamu
berteman dengannya,” jelas Sae Mi.
Dan O mengerti. Sae Mi dan Soo Chul malah
menyimpulkan kalau tadi yang Dan O bayangkan untuk di cium adalah Kyung. Dengan
sangat-sangat tegas, Dan O berkata kalau itu bukan Kyung.
--
Kyung ada di ruang khusus A3. Dia masih
membaca buku mengenai bunga trompet. Do Hwa masuk tidak lama kemudian. Kyung
langsung bertanya, darimana saja Do Hwa?
“Aku baru saja berada di panggung,” jawab
Do Hwa. “Kurasa Nam Ju akan mengakui perasaannya kepada Ju Da. Dia
memerintahkan para murid untuk mengadakan acara. Meskipun tahu semuanya, aku
pura-pura tidak tahu. Aku mengatakan beberapa dialog yang penulis inginkan. Seperti
pria dalam buku komik romansa.”
Mendengar ucapan terakhir Do Hwa, Kyung
jadi teringat kalau Do Hwa pasti sudah membaca semua buku komik romansa di
perpustakaan, bukan? Do Hwa membenarkan, hampir semuanya.
“Kalau begitu, kamu pernah membaca buku
yang mirip dengan kita? Seperti karakter dan teknik gambarnya,” tanya Kyung.
“Tentu saja.”
“Apa kamu membaca buku itu juga?” tanya
Kyung, serius.
“Bahkan dialognya pun sama,” jawab Do Hwa
dengan ekspresi serius. “Kamu tahu bagaimana buku romansa. Semuanya hampir
sama. Ada tokoh utama wanita, protagonis pria, dan deuteragonis. Aku tidak
membicarakan Nam Ju.”
“Sial. Kukira kamu benar-benar melakukannya,”
kesal Kyung, karena itu maksud Do Hwa. Dia kira Do Hwa ada membaca komik
“TRUMPET CREEPER.”
Terdengar suara bel berbunyi, jadi Do Hwa
segera kembali ke kelas. Sementara Kyung, dia tetap di sana dan tidak ke kelas.
Dia masih memikirkan mengenai komik TRUMPER CREEPER.
--
Pelajaran hari ini adalah musik. Trio boy
pembully, masuk ke dalam kelas dengan lemas setelah meniup banyak sekali balon.
Mereka kesal karena harus meniup balon untuk Nam Ju yang ingin menembak Ju Da,
padahal itu kan bukan pesta ulang tahun anak SD. Walau mereka menggerutu, tapi
pas lihat Nam Ju, mereka bersikap sangat baik.
Salah satu trio pembully yang kesal malah
menyarankan agar mereka memberitahu rencana Nam Ju ini pada Sae Mi. Trio girl
pembully yang melihat mereka krasak krusuk dan bahkan memanggil nama Sae Mi
jadi penasaran.
Mendengar mereka yang ribut, Nam Ju
langsung melotot pada mereka. Hanya dengan satu tatapan, trio boy pembully
langsung bungkam.
Guru musik masuk dan kelas pun di mulai. Dan
O yang mengikuti kelas, merasa itu membosankan dan malah menyarankan pada Ha
Roo agar mereka bolos saja. Tanpa menunggu persetujuan Ha Roo, Dan O langsung
mengangkat tangan dan meminta izin pada guru untuk ke UKS.
Guru jadi khawatir karena Dan O sakit. Mana
Kyung nggak ada lagi. Ha Roo langsung mengangkat tangan dan menawarkan diri
untuk mengantar Dan O ke UKS. Tanpa menunggu persetujuan, Ha Roo langsung
menggenggam tangan Dan O.
Semua jadi heboh melihat Dan O dan Ha Roo
yang bergenggaman tangan. Mereka jadi penasaran, mau kemana Dan O? awalnya Dan
O kan bohong kalau mau ke UKS, tapi kali ini dia malah jujur memberitahu kalau
dia mau bolos. Semua kaget, tapi Dan O langsung menarik Ha Roo untuk ikut
dengannya keluar.
--
Mereka tiba di atap sekolah. Dan O dan Ha
Roo tertawa melihat reaksi teman-teman mereka tadi, terutama Sae Mi yang
melotot hingga matanya seperti mau keluar saat mendengar mereka mau bolos.
“Aku tidak percaya aku membolos denganmu. Ini
menyenangkan,” ujar Dan O, riang.
“Aku juga,” balas Ha Roo.
Perhatian Dan O kemudian teralih pada luka
di telapak tangan Ha Roo yang benar-benar sudah kembali. Dia merasa sangat
senang melihat luka itu karena rasanya Ha Roo kembali ke Ha Roo yang di
kenalnya.
“Ha Roo-yah. Ha Roo-yah,” ulang Dan O
berulang kali. “Aku menyukainya. Aku tidak tahu setiap hari dalam hidupku
sangat berharga. Aku tidak akan mengubah apa pun sekarang. Ini kali terakhir
aku melakukan tindakan seperti ini. Aku tidak akan berusaha membawamu ke
panggungku lagi.”
“Jika ini kali terakhir, haruskah kita
pergi lebih jauh?” ajak Ha Roo.
“Lebih jauh? Ke mana?”
--
Ha Roo membawa Dan O keluar sekolah. Mereka
berjalan bersama menyusuri jalanan hingga sangat jauh. Dan sebuah toko menarik
perhatian Ha Roo. Mereka memutuskan untuk masuk ke dalam toko itu. Tidak ada
siapapun di dalam toko itu.
Di dalam toko ada banyak barang yang di
gunakan murid sekolah mereka. Ada buku gambar milik Ha Roo. Ada tenis milik
Kyung. Ada kamera milik Soo Chul. Dan banyak lagi.
Dan di sana juga ada sebuah kotak yang Dan
O dan Ha Roo temukan dulu saat di camp perkemahan.
“Kukira ini tempat baru. Segalanya ada di
dunia penulis,” ujar Dan O, lesu.
“Tapi bahkan penulis tidak akan tahu kita
di sini sekarang.”
“Saat memikirkan itu, momen ini terasa
sangat istimewa,” ujar Dan O genit, dan sengaja mendekat pada Ha Roo.
“Adegan kita sendiri yang tidak akan pernah
diketahui penulis. Rasanya seperti membolos.”
“Ya. Momen istimewa.”
Dan karena itu, Dan O serta Ha Roo mulai
bersenang-senang, menikmati waktu bolos mereka. Bermain game. Memakan permen (permen yang mirip pendekar biru itu. Yang kalau di makan,
lidah jadi biru. Astagaaaaa, sudah tua ya aku. Apa permen pendekar biru itu
masih ada?). Dan juga
mengambil foto selfie.
“Kuharap fotonya tidak berubah kali ini,”
gumam Dan O.
“Berubah? Berubah bagaimana?”
“Itu terus berubah ke foto yang kuambil
dengan Kyung. Tidak ada hari saat dia tidak muncul di panggungku. Sekarang, dia
juga di panggungmu. Aku sangat senang kamu punya peran di buku komik kita. Tapi
kamu cenderung mendengarkan Kyung karena kisahmu.”
“Aku tidak peduli dengan kisahku saat
melindungimu.”
“Omong kosong apa itu? Kurasa aku harus
melindungimu sekarang. Beri tahu aku jika Kyung mengganggumu. Aku tidak akan
membiarkannya,” ujar Dan O, bersemangat.
Mereka lanjut bersenang-senang.
--
Setelah bersenang-senang cukup lama, mereka
kembali ke sekolah. Dan lagi-lagi, Dan O memeriksa bekas luka di telapak tangan
Ha Roo. Dia sangat lega saat bekas luka itu masih ada. Bekas luka itu seperti
menunjukkan apakah dia adalah Ha Roo yang asli atau bukan.
Dan O dengan serius memperingati Ha Roo
untuk menepati janjinya. Jangan pernah menghilang. Ha Roo tersenyum.
Dan O kemudian penasaran, bagaimana bekas
luka itu bisa kembali? Ha Roo akhirnya memberitahu kalau ada sesuatu yang aneh
di perpustakaan. Mendengar itu, Dan O langsung bisa tahu yang di maksud Ha Roo
pasti adalah lubang hitam itu kan? Dia juga pernah melihatnya.
“Tidak apa-apa. Aku yakin bukan apa-apa. Mungkin
itu salah satu hal aneh yang kamu lihat di bayang-bayang, seperti kursi terbang
dan jam berjalan mundur. Tapi aku senang bekas luka ini kembali. Aku sangat
menyukai ini. Ini bukti bahwa kamu Ha Roo yang asli,” ujar Dan O.
Setelah menggenggam tangan Ha Roo begitu
lama, Dan O seolah baru tersadar. Dia meminta maaf karena sudah menggenggam
tangan Ha Roo dan langsung pergi. Ha Roo mengejarnya dan berdiri dengan sangat
dekat di sisi Dan O. Tangan mereka jadi saling bertabrakan. Refleks, Dan O
menggenggamnya.
Tapi, dia melepasnya lagi dan meminta maaf.
Tidak di sangka, Ha Roo malah balik menggenggam tangan Dan O dengan sangat
erat. Dan O tersenyum dengan sangat lebar.
Tags:
Extraordinary You
thanks sinopsisnya..
ReplyDeleteditunggu episode selanjutnya..
semangat ya...
permen pendekar biru masih ada kak di desaku
ReplyDeleteKakkkkk di tungguuu kelanjutannyaaaa,,, suka sama sinopsisnyaaaaaaa
ReplyDeleteSemangaaattttttt
ReplyDeletebaper bat si gue liat haru sama danoh :(
ReplyDeletelihat dah caranya haru menggenggam tangan danoh,,itu adalah bukti bahwa haru adalah pribadi yg sangat peka.....huaaaa jadi ingin punya pacar kek haru:)
ReplyDelete