Sinopsis
Plerng Ruk Plerng Kaen Episode 3 – part 3
Network :
Channel 3
Ampu sudah menghentikan pendarahan di kaki Urawee, tapi karena
lukanya cukup lebar, maka dia menyarankan supaya Urawee dibawa ke rumah sakit
dan di cek, jadi Urawee bisa sekalian di suntik rabies. Dan mendengar itu,
Urawee langsung memperingatinya dengan kesal. Tapi Ampu tetap saja
bercanda, dengan mengatakan kalau Urawee
harus di suntik tetanus juga seperti nya. Dan dengan kesal, Urawee pun menatap
nya dengan tajam.
Ampu kemudian meminta izin kepada MD untuk membawa Urawee ke rumah
sakit. Dan MD pun mengizinkan. Namun sebelum pergi, Urawee meminta kepada
mereka berdua untuk tidak perlu mengkhawatirkan nya. Lalu mereka berdua pun
pergi.
Ampu berterima kasih, karena Urawee telah berbaik hati memperkenalkannya
sebagai teman barusan. Dan Urawee menjelaskan bahwa dia sengaja melakuka itu,
supaya dia tidak di tanya- tanya lebih banyak, karena dia malas untuk
menjawabnya.
Kemudian, hp Ampu berbunyi, dan Ampu pun meminta Urawee untuk
duduk sebentar, karena dia harus mengangkat telponnya. Takutnya itu dari Tom.
Namun saat melihat kalau itu telpon dari Unthiga, dia pun baru teringat kalau
dia ada janji makan malam bersama, dan dia menunjukan telpon itu kepada Urawee.
Serta menjelaskan janji makan malam nya dengan Unthiga.
“Jika kamu ingin mendapatkan jackpot, maka cepat lah pergi, jadi
kamu tidak akan kehilangan kesempatan mu,” kata Urawee dengan sarkatis. Dan
Ampu pun mematikan telpon masuk dari Unthiga itu, karena dia tidak menginginkan
jackpot.
Unthiga merasa bingung
serta kesal, karena Ampu mematikan telpon darinya.
Ampu menasehati Urawee untuk jangan berbicara terlalu sarkatis,
karena seperti kata Duang barusan, kata-
kata bisa membunuh orang dan melukai seseorang. Dan Urawee menjawab kalau
dia mengingat itu, tapi dia memilih berbicara seperti itu.
Ampu pun mencoba mengajari Urawee cara berkata- kata dengan baik
dan benar, jika Urawee ingin menang melawan Unthiga. Karena jika Urawee terus
seperti ini, maka Urawee hanya akan menyakiti dan merepotkan diri sendiri. Dan
Urawee menyangkal itu. Lalu Ampu pun bertanya, bagaimana dengan Anik. Dan
Urawee menjawab bahwa Anik bukanlah pacar nya.
“Tapi kamu sangat kecewa, saat dia salah paham. Hati- hati
semuanya akan terlambat,” kata Ampu, mengingat kan.
“Jangan mengingatkan ku. Hanya pilih, kamu akan membawa ku ke
rumah sakit atau mengambil jackpot mu?” balas Urawee. Dan Ampu tersenyum, lalu
dia mematikan ponsel nya.
“Aku bisa membeli nasi ku sendiri. Jelas?” tegas Ampu.
Dirumah sakit. Saat Urawee sedang di obati, Ampu menelpon Unthiga.
Dia meminta maaf, karena tidak mengangkat telpon Unthiga barusan. Dan dengan
cepat, Unthiga menjawab tidak apa- apa, lalu dia menanyakan, dimana Ampu
sekarang.
“Ada sedikit kecelakaan. Dan sekarang, aku ada di rumah sakit,” jelas
Ampu, memberitahu.
“Rumah sakit mana? Aku akan menemui mu sekarang. Aku sangat
khawatir padamu. Dimana?” tanya Unthiga, cepat, karena ingin tahu.
“Tidak apa. Aku baik- baik saja. Aku hanya mengantarkan orang
saja,” balas Ampu. Dan Unthiga bertanya, siapa itu.
Tepat disaat itu, Urawee sudah selesai di obati, dan saat dia
mendengar pembicaraan itu, dia pun langsung merebut hp Ampu, dan berbicara
kepada Unthiga. “Aku! Mengapa? Seorang teman tidak bisa membawa teman ke rumah
sakit?” tanya Urawee, ketus.
“Khun Wee, cukup,” pinta Ampu, lembut. Tapi Urawee tidak mau.
Urawee menjelaskan bahwa jika Unthiga ingin mendengarkan detail
kejadian yang terjadi, maka dia akan memberitahu, tapi karena sekarang sudah
terlanjur sangat malam, maka dia ingin pulang dan tidur. Lalu dia meminta
Unthiga supaya jangan menelpon lagi, karena Ampu akan menyentir untuk
mengantarkan nya pulang, jadi tidak aman bila Unthiga menelpon.
Setelah mengatakan itu, Urawee pun langsung mematikan telponnya.
Dan Unthiga pun merasa sangat emosi serta marah kepada Urawee.
Dengan santai, Urawee mengembalikan hp Ampu, lalu dia berjalan
pergi dengan dibantu oleh perawat. Dan melihat itu, Ampu pun menghela nafas
berat. Lalu dia mengikuti Urawee.
Unthiga merasa sangat emosi, dan tidak terima. Sehingga dia menjadi sangat kacau, dan terus minum sebanyak mungkin.
Non merasa cemas, karena Anik belum pulang ke rumah juga. Bahkan
Anik tidak bisa di hubungin.
Unthiga merasa sangat sedih dan kecewa, jadi setelah menghabiskan
minumannya, dia pun berniat untuk pulang saja. Tapi tanpa sengaja, seorang
pelayan malah menabraknya, sehingga pun menjadi marah. Tepat disaat itu, Anik
datang. Dan melihat nya, Unthiga pun tidak lagi bisa menahan kesedihan nya, dan
menangis.
Dengan perhatian, Anik memeluk Unthiga, dan menanyakan ada apa.
Dan Unthiga menceritakan bahwa dia sangat mencintai Ampu, jadi dia mencoba
segala cara untuk memenangkan hati Ampu, dan Urawee juga tahu itu. Namun pagi
ini, Urawee dan Ampu malah berciuman di dalam lift, saat itu dia berusaha untuk
tidak memikirkan apapun, karena dia mempercayai cinta antara Anik dan Urawee.
Tapi sekarang, Urawee malah ada bersama dengan Ampu.
“Wee mencoba untuk mencuri Khun Pu dari ku! Apa kamu dengar itu?
Aku tidak tahu apa yang harus dilakukan, kecuali mabuk. Jadi aku tidak akan
memikirkan itu. Tapi aku masih saja memikirkan itu. Tolong bantu aku,” pinta
Unthiga sambil menangis tersedu- sedu.
Dan mendengar itu, Anik tampak tidak tega. Dia dengan erat
memegang lengan Unthiga untuk menenangkan nya. Bahkan dia memeluk pinggang
Unthiga semakin erat juga. Merasakan itu, Unthiga pun menatap Anik.
“Anik,” panggil Unthiga, lembut. “Bisakah kamu tinggal dengan ku
malam ini? Aku tidak ingin sendirian,” pinta nya. Dan Anik diam sambil menatap
Unthiga.
Tom merasa bersalah, karena telah berkata kasar kepada Fae. Tapi
dia mengeraskan hatinya, dan bergumam bahwa Fae memang pantas di begitukan.
Ampu pulang, dan mengetuk pintu kamar Tom untuk mengajak nya
berbicara. Tapi Tom memakai headset, dan mengabaikan nya.
Urawee mengingat, saat Ampu memeriksa luka nya. Dan dengan sedih,
dia bergumam bahwa seharusnya orang yang merawat nya, itu adalah Anik. Kemudian
Urawee membuka hp nya, dan memandangin foto nya bersama dengan Anik.
Anik membantu Unthiga yang hampir terjatuh, karena tidak bisa
berjalan dengan benar. Tapi saat dia menatap Unthiga, dia merasa gugup sendiri,
dan langsung menjauh sedikit. Melihat reaksi itu, Unthiga tersenyum dan meminta maaf, karena dia sudah terlalu
mabuk.
Kemudian Unthiga kembali mengulangin ceritanya tentang Ampu dan
Urawee. Lalu dia bertanya, “Apa kamu akan putus dengan Wee?” tanya nya
“Aku perlu bicara dengan Wee terlebih dahulu. Aku tidak ingin
menjadi tidak sabaran,” jawab Anik. Dan Unthiga memuji betapa gentleman nya Anik, sehingga hatinya
bergetar, dan melupakan Ampu.
Mendengar itu, Anik merasa gugup, dan diam.
“Aku iri, Wee memiliki mu. Jika aku yang memiliki mu, aku tidak
akan melukai mu sama sekali,” kata Unthiga, sengaja.
“Mari pulang,” ajak Anik, yang mulai merasa gugup.
Tapi Unthiga memegang lengan Anik, dan menahannya. “Aku masih
tidak ingin pulang. Aku tidak ingin sendirian. Aku takut, kalau aku akan
melakukan sesuatu yang gegabah nantinya. Aku tidak ingin Ibuku melihat ku dalam
kondisi ini,” jelas Unthiga sambil bergelayut manja.
“Tapi …”
Unthiga dengan manja dan mesra, memeluk lengan Anik. “Kumohon,”
pintanya sambil merengek. Dan Anik pun menjadi tidak tega, lalu dia memeluk
pinggang Unthiga.
Tags:
Plerng Ruk Plerng Kaen