Sinopsis C-Drama : Cute Programmer Episode 20

 


Sinopsis C-Drama : Cute Programmer Episode 20


Yi Cheng tersenyum bahagia melihat reaksi Lu Li yang begitu khawatir saat dia berbohong tangannya teriris. Sebenarnya, itu hanya akal-akalan untuk berbaikan dengan Lu Li, tapi dia berdalih kalau dia sedang melakukan evaluasi apakah Lu Li mematuhi aturan tinggal bersama mereka dan ternyata Lu Li melanggarnya. Diperaturan, mereka dilarang untuk masuk ke kamar tidur yang merupakan area privasi. Lu Li nggak mau disalahkan dan mengingatkan kalau Yi Cheng juga pernah masuk ke kamarnya untuk mengantarkan obat alergi untuknya! Berarti mereka impas!


Lu Li masih mau marah. Tapi, kemarahannya lenyap saat Yi Cheng memberitahu kalau perusahaan sudah memutuskan untuk berdamai dengan Zhang. Lu Li senang dan terkejut karena dia mengira Yi Cheng akan mengikuti saran Li Man dan membawa perkara ini ke ranah hukum. Tidak disangka, Yi Cheng bilang kalau dia nggak memutuskan seperti itu, karena khawatir ‘seseorang’ akan terus bersikap dingin padanya. Yang dimaksudkan Yi Cheng adalah Lu Li.

Lu Li sangat berterimakasih atas keputusan Yi Cheng. Meski begitu, dia tetap mengkhawatirkan Zhang. Zhang sekarang tidak mempunyai pekerjaan dan pasti butuh biaya besar untuk pengobatan istrinya. Ekonomi keluarga mereka pasti akan semakin sulit. Yi Cheng menyuruh Lu Li untuk tidak mengkhawatirkan Zhang yang sudah dewasa. Lebih baik Lu Li bertukar baju dan ikut dengannya berjalan-jalan di Hari Festival Kue Bulan hari ini.

--



Yi Cheng membawa Lu Li berjalan-jalan ke mall sekaligus membelikannya baju. Baju yang dipilih oleh Lu Li secara kebetulan adalah dress dengan resleting di punggung, sehingga dia kesulitan untuk menarik resletingnya. Lu Li malu untuk meminta bantuan dari Yi Cheng, tapi Yi Cheng tanpa ragu sedikitpun membantunya. Perhatian kecil yang ditunjukkan oleh Yi Cheng tersebut, membuat Lu Li sangat bahagia.


Yi Cheng hari ini sangat baik. Dia menyuruh Lu Li untuk membeli beberapa baju lagi. Penjaga toko langsung menawarakn pada Lu Li kaos pasangan eksklusif toko mereka. Sayangnya, kaos itu tidak dijual secara terpisah, harus dibeli sepasang. Karena di kaos tersebut memiliki desain khusus, yaitu simbol hati yang akan berubah menjadi warna merah saat suhunya mencapai 35 derajat. Begitu mendengarkan penjelasan si penjual, Lu Li mengurungkan niat untuk membeli kaos tersebut. Tapi Yi Cheng menyuruhnya untuk mencoba dulu kaos tersebut, apakah benar simbol hatinya bisa menjadi merah? Lu Li menurutinya.


Saat dia keluar untuk menunjukkan kaos itu pada Yi Cheng, tidak disangka, Yi Cheng juga mencoba kaos pasangan tersebut. Simbol hati yang ada di kaos Yi Cheng berwarna merah terang sementara milik Lu Li tetap berwarna gelap. Lu Li jadi penasaran dan berusaha memanaskan simbol hati tersebut.


“Aku tahu caranya,” ujar YI Cheng dan langsung menarik Lu Li.


Dia memeluk Lu Li dengan sangat erat. Lu Li sampai tercengang dan tidak tahu harus melakukan apa. Yi Cheng dengan santainya, membetulkan posisi tangan Lu Li yang tegang agar memeluknya juga. Mereka saling berpelukan cukup lama. Dan setelah beberapa saat, simbol hati di baju Lu Li berubah menjadi merah terang.


Yi Cheng sangat bangga karena caranya berhasil. Bukan hanya itu, dia menyarankan agar mereka membeli baju pasangan tersebut dan nggak usah ganti baju lagi. Hati Lu Li semakin berbunga-bunga. Mereka baru mau mulai dekat kembali, tapi Yi Cheng malah mendapat telepon dari Li Man. Li Man mengajaknya untuk bertemu dengan seorang investor dari luar negeri bernama Andrew. Kebetulan, Andrew datang ke China dan akan menginap selama satu hari, jadi hanya ini kesempatan mereka untuk bertemu.

Yi Cheng setuju dan bilang kalau dia akan membawa Lu Li juga karena kebetulan mereka sedang berada diluar bersama. Li Man nggak suka mendengarnya. Dia mulai membuat alasan kalau Andrew adalah orang yang sangat memprioritaskan privasi dan juga ini adalah masalah pekerjaan, jadi nggak akan nyaman jika ada orang lain yang tidak terkait dengan pekerjaan. Dan juga, mereka bukannya mau bertemu berduaan tapi dengan Andrew. Penjelasan Li Man terdengar masuk akal oleh Yi Cheng. Dia dan Li Man akan bertemu Andrew, jadi itu namanya bertiga, bukan berduaan. Jadi, dia setuju untuk datang sendiri.


Jika Yi Cheng jujur dan menjelaskan semuanya secara jelas pada Lu Li, maka tidak akan ada masalah. Namun, Yi Cheng nggak bilang secara lengkap pada Lu Li. Dia hanya bilang kalau dia akan bertemu investor dan menyuruh Lu li pulang duluan ke rumah orang tuanya dan menunggunya. Lu Li mengiyakan. Tapi, pas di dalam taksi, Lu Li baru sadar kalau jaket Yi Cheng tertinggal, jadi dia meminta supir taksi untuk mengejar mobil Yi Cheng yang sudah jalan duluan.




Dia mengikuti Yi Cheng hingga ke hotel dan melihat pertemuan Yi Cheng dengan Li Man. Salah paham timbul. Melihat Yi Cheng dan Li Man memasuki hotel, membuat pikiran Lu Li menjadi tidak tenang. Dia pergi ke resepsionis dan meminta tolong untuk diperiksakan nomor kamar atas nama Jiang Yi Cheng. Resepsionis meminta maaf dengan sopan karena mereka tidak bisa membocorkan identitas tamu. Lu Li mengerti dan meminta kertas, kemudian menulis pesan dan meminta agar pesannya disampaikan. Tapi, waktu di cek, tidak ada tamu dengan nama Jiang Yi Cheng. Lu Li akhirnya minta diperiksakan atas nama Li Man dan hasilnya, ada. Makin salah pahamlah Lu Li.

--



Zi Tong sangat agresif. Begitu dapat informasi dari Lu Li kemarin kalau hari ini Yi Ming sudah akan pulang, Zi Tong langsung pergi ke rumah Yi Ming. Yi Ming yang sudah terbiasa dengan sikap agresifnya, sudah kebal. Dia juga sudah terbiasa dengan akal-akalan Zi Tong, makanya dia menjadi lebih teliti. Zi Tong bilang kalau dia membuat kue bulan sendiri, tapi kue bulan yang dibuatnya punya logo toko kue. jadi, kebohongannya terbongkar dengan mudah.



Sebenarnya Zi Tong memang ada membuat kue bulan sendiri, tapi semuanya gosong. Makanya, dia membelinya. Dan juga, demi membuat kue bulan, jarinya sampai terluka bakar. Yi Ming yang tahu, seperti biasa, membantu mengobati luka bajar di jarinya. Perhatian kecil seperti itulah yang membuat Zi Tong semakin jatuh cinta padanya.

--



Li Man benar-benar tidak tahu batas. Saat bertemu dengan Yi Cheng barusan, dia sempat mengomentari pakaian Yi Cheng yang terlalu kasual. Yi Cheng menjawab kalau pakaian itu dipilih oleh Lu Li dan mereka memakai baju pasangan. Li Man jelas iri dan cemburu, sehingga dia berusaha menyabotase. Dia dengan sengaja memakaikan lipstick ke jarinya dan dengan jari bernoda lipstick itu, dia memegang kerah leher baju belakang Yi Cheng sehingga noda lipstick berpindah ke sana. Setelah itu, dia meminta Yi Cheng mentraktirnya sebagai bentuk balas budi karena dia sudah mempertemukannya dengan Andrew.



Yi Cheng tidak bisa mengabulkannya karena hari ini adalah hari Festival Kue Bulan dan dia akan merayakannya bersama Lu Li dan keluarganya. Li Man langsung sok sedih karena tidak punya keluarga untuk diajak makan bersama. Untungnya, Yi Cheng tidak tertipu akting sedihnya dan bilang akan mengajaknya makan bersama kelak bersama Lu Li.

Jelas, Li Man kecewa. Namun, dia bepura-pura baik-baik saja.

--

Sinopsis ini dibuat oleh blog : k-adramanov.blogspot.com

Jika Anda membaca sinopsis ini bukan di blog k-adramanov berarti sinopsis ini telah di copy paste.

Tolong laporkan kepada kami : k-adramanov.blogspot.com

 



Xiaoqi juga merayakan festival kue bulan bersama keluarganya dan keluarga Gu Mo. Kedua keluarga mereka sangat dekat dan bisa menebak kalau Xiaoqi dan Gu Mo bertengkar. Keluarga Xiaoqi membela Gu Mo, tapi keluarga Gu Mo membela Xiaoqi.



Yah, seperti pertemuan keluarga pada umumnya, dari membicarakan pertengkaran Xiaoqi dan Gu Mo, kedua belah pihak orang tua mulai menanyakan apakah Xiaoqi dan Gu Mo udah punya pacar. Mereka mengira kalau Gu Mo pasti belum punya. Tidak disangka, Gu Mo malah bilang kalau dia sudah punya pacar. Xiaoqi ikutan kaget. Kedua keluarga jadi kepo, mau tahu sejak kapan mereka pacaran dan bagaimana kepribadian pacarnya? Dengan sangat tenang, Gu Mo menjawab kalau pacarnya mempunyai keprbadian polos, wajahnya cantik, lulusan sekolah terkenal. Intinya, semua aspeknya terlihat bagus di matanya.




Dari topik pembicaraan kekasih Gu Mo, mereka beralih kepada tipe pria yang dicari oleh Xiaoqi. Ditengah pembicaraan, Gu Mo mengiterupsi kalau dia akan pergi membelikan kue bulan. Dan ibu Xiaoqi langsung menyuruh Xiaoqi untuk menemani Gu Mo. Xiaoqi masih kesal dengan Gu Mo, jadi dia berbelanja dengan cepat dan meninggalkan Gu Mo. Selesai berbelanja kue bulan, dia mampir sebentar ke toko aksesoris. Dia tertarik dengan sebuah jepitan berwarna silver, sayangnya, harga jepitan itu sangat mahal baginya, 150 yuan. Lagi mencoba nego agar harganya diturunkan, Gu Mo tiba-tiba saja mengambil jepitan itu dan langsung membayarnya. Xiaoqi mengira Gu Mo hendak membelikannya jepitan agar mereka bisa berbaikan, sayangnya, perkiraannya salah. Gu Mo bilang kalau dia membeli jepitan itu untuk kekasihnya. Makin kesal-lah Xiaoqi.

--



Yi Cheng sudah tiba di rumah orangtuanya, tapi Lu Li nggak ada. Yi Cheng bingung, soalnya tadi dia menyuruh Lu Li duluan datang soalnya dia ada urusan. Cemas, Yi Cheng mencoba menelepon Lu Li tapi hape-nya nggak aktif. Dia udah mau pergi mencari Lu Li dan umur panjang, Lu Li baru saja tiba. Sikap Lu Li berubah sangat dingin padanya dan itu membuat Yi Cheng sangat bingung, soalnya tadi hubungan mereka masih baik-baik saja.


Saat makan, Ny. Cheng menyadari kalau Lu Li dan Yi Cheng memakai baju pasangan. Tentu saja, dia sangat senang karena ada kemajuan antara hubungan putranya dengan menantunya. Ditambah lagi, baju itu dibelikan oleh Yi Cheng. Ny. Cheng juga jadi mau punya baju couple dan meminta suaminya agar mereka membeli baju yang sama.



Selesai makan, Ny. Cheng menyuruh Yi Cheng dan Lu Li untuk menginap. Lu Li sebenarnya tidak mau, tapi Yi Cheng langsung menyetujui. Alasan Lu Li tidak mau, karena hatinya tidak tenang dan diliputi kegelisahan. Dia melihat bekas lipstik yang ada di kerah leher baju Yi Cheng. Pikirannya sudah mulai berpikiran aneh mengenai pertemuan Yi Cheng dan Li Man. Dan karena itu, dia lebih memilih untuk tidur di lantai daripada tidur bersama Yi Cheng.



Yi Cheng nggak tahan lagi dan meminta Lu Li untuk memberitahu alasannya bersikap aneh sedari tadi. Lu Li nggak tahan lagi dan menanyakan, apakah dia bertemu Li Man? Yi Cheng mengiyakan dan menegaskan kalau mereka tidak ada hubungan apa-apa. Yi Cheng masih mau menjelaskan mengenai pertemuan mereka, tapi Lu Li tidak mau mendengarkan lagi. Dia mengingatkan pasal di perjanjian pernikahan mereka kalau tidak akan mencampuri kehidupan pribadi masing-masing, jadi tidak perlu menjelaskannya. Bukannya memaksa untuk menjelaskan, Yi Cheng menyerah begitu saja.

--




Esok paginya, Lu Li membantu memasak sarapan. Ny. Cheng juga memuji kemampuan memaksanya yang semakin baik. Saat tengah memaksa, Lu Li tiba-tiba saja merasa mual. Dia mulai merasa nggak enak, seolah ada firasat. Karena itu, dia tidak menyelesaikan masakannya dan pamit pulang duluan soalnya mau berkunjung ke rumah orang tuanya. Ny. Cheng setuju karena hal itu memang seharusnya dilakukan dan menyuruh Lu Li menunggu karena dia akan membangunkan Yi Cheng untuk menemaninya. Lu Li menolak dan menyuruh Ny Cheng membiarkan Yi Cheng tidur lebih lama karna dia pasti lelah. Ny. Cheng tidak curiga dan berbahagia karna Yi Cheng bisa mendapatkan istri sebaik Lu Li.




Lu Li sebenarnya bukan pulang ke rumah orang tuanya melainkan pergi ke apotek dan membeli test pack. Dia hamil. Alat test pack menunjukkan garis dua. Pikiran dan perasaan Lu Li menjadi sangat kacau. Disaat hatinya sedang bimbang, hal tidak terduga terjadi.



Sendirian, Lu Li pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan diri. Hasilnya, dia benar-benar hamil. Usia kehamilannya sudah 6 minggu. Dokter memberikan selamat dan menanyakan kehadiran suami Lu Li. Dia juga bilang kalau anak adalah anugerah dari Tuhan, jadi suami Lu Li pasti akan senang mendengar kabar ini. Lu Li berujar kalau mereka belum siap untuk menyambut anak. Dokter menyemangatinya dan memberikan nasehat untuk percaya diri dan jangan membuat keputusan yang akan disesali nantinya.


Entah sial atau bukan, saat dia keluar dari ruang dokter, pas sekali Ayah Li Man lewat. Dia mengenali Lu Li sebagai wanita yang pernah bersama Yi Cheng. Dengan berbohong sebagai ayah dari Lu Li, dokter memberitahu kalau Lu Li hamil. (Ayah Li Man ada di rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan tubuh secara menyeluruh).



Lu Li tidak langsung pergi dari rumah sakit, tapi pergi ke ruang bayi. Melihat bayi-bayi yang ada di sana, hatinya merasa gembira. Kegelisahan yang dirasakannya tadi mulai berkurang. Dia teringat ucapan dokter kalau anak adalah anugerah dari Tuhan. Hal itu, membuatnya bertanya-tanya, apakah Yi Cheng akan bahagia jika tahu dirinya hamil?


Namun, hidup itu penuh cobaan. Disaat semua terlihat akan semakin membaik, masalah sering sekali datang dan membuat kita kembali bertanya, apakah ini jalan terbaik? Seperti yang dialami Lu Li sekarang. Disaat dia hendak memberitahukan kehamilannya pada Yi Cheng, siapa sangka ayah Li Man malah lebih dahulu mengetahuinya. Dan begitu tahu, dia ingin membuat Lu Li menyerah pada Yi Cheng. Dia menelepon Li Man dan menyuruh Li Man menahan Yi Cheng sekarang juga, jika ingin Yi Cheng kembali kepadanya. Dan sisanya, dia yang akan membantu.



Meskipun tidak mengerti maksud perkataan ayahnya, otak licik Li Man mulai berputar mencari cara merebut Yi Cheng. Dia dengan sengaja menyiramkan air panas ke tangannya, kemudian menelepon Yi Cheng untuk datang menolongnya.



Sementara itu, ayah Li Man sudah membeli masker untuk menutupi wajahnya dan berusaha mencelakai Lu Li. Dia hendak membuat Lu Li keguguran. Disaat dia hendak mendorong Lu Li terjatuh dari eskalator, pas sekali Lu Li bertemu Zhang. Ayah Li Man langsung mengurungkan niat dan pergi bersembunyi.


Zhang bisa di sana karena istrinya di rawat di rumah sakit tersebut. Dia sudah mendapatkan dana operasi untuk istrinya dan tinggal menunggu jadwal. Zhang juga menanyakan kenapa Lu Li bisa di rumah sakit ini? Lu Li hanya menjawab kalau dia datang untuk membeli obat. Zhang tidak bertanya ini itu lagi dan meminta bantuan Lu Li untuk mengembalikan uang sumbangan mereka waktu itu untuknya pada yang lain. Dia sudah mendapatkan cukup dana. Yi Cheng meminjamkannya uang untuk biaya operasi dan kemoterapi istrinya. Tidak hanya itu, Zhang juga merekomendasikan pekerjaan untuknya.



Lu Li tidak tahu semua itu. Zhang menghela nafas karena Yi Cheng selalu berbuat baik secara diam-diam. Zhang akhirnya memberitahu Lu Li kalau Yi Cheng juga waktu itu membantu Lu Li menyelesaikan kode demo program untuk kompetisi NetFalse disaat Lu Li ketiduran. Dan semua itu, karna Yi Cheng peduli pada Lu Li. Dari sudut pandangnya sebagai pria, Yi Cheng adalah pria yang baik. Lu Li masih ragu, tapi Zhang menyuruh Lu Li untuk mengingat kalau Yi Cheng selalu membantu Lu Li disetiap masalah. Dia saja bisa melihat ketulusan Yi Cheng untuk Lu Li.



Disaat Lu Li sudah memutuskan untuk mempercayai Yi Cheng, yang dipercayai sedang berada di rumah sakit bersama Li Man. Dia mengantarkan Li Man yang tangannya terluka karena tersiram air panas untuk diobati. Dokter salah mengira Yi Cheng sebagai pacar Li Man dan menyuruhnya untuk membantu memegangkan Li Man yang akan dipakaikan obat oles karena akan sangat sakit. Yi Cheng tanpa basa-basi menolak dan bilang kalau dia bukan pacar Li Man. Dia juga tidak mau menemani Li Man diobati dan menunggu di kursi tunggu. Yi Cheng terus saja melihat ke jam tangannya. Dia ingin cepat-cepat pergi untuk menyusul Lu Li yang sedari tadi nggak bisa dihubungi.




Lu Li sedang dalam perjalanan pulang dan akhirnya, menyadari kalau sedari tadi ada yang mengikutinya. Tentu saja dia ketakutan. Dia mencoba menelepon Yi Cheng untuk meminta bantuan, tapi yang mengangkat telepon Yi Cheng malah Li Man. Saat dia menelepon itu, Yi Cheng sedang membantu mengambilkan obat Li Man dan Li Man tanpa izin, mengangkat telepon Yi Cheng. Saking terkejutnya mendengar suara Li Man yang mengangkat telepon Yi Cheng, Lu Li sampai berhenti berlari ditengah jalan. Sebuah mobil melaju kencang ke arahnya. Lu Li sedang dalam keadaan shock, sehingga dia bingung harus bagaimana dan jatuh terduduk ditengah jalan. Untung, mobil tidak menabraknya dan berhasil memutar setir menghindarinya. Tapi, dari arah belakang, ayah Li Man melihatnya seperti tertabrak. Panik, dia langsung kabur.




Stress yang tiba-tiba melanda dan rasa terkejut yang amat sangat, membuat perut Lu Li terasa sakit.


Mobil yang hampir menabraknya tadi, ternyata kembali untuk menolongnya dan membawanya ke rumah sakit. Hal pertama yang ditanyakannya kepada dokter saat tiba di rumah sakit adalah mengenai kandungannya. Untunglah, kandungannya baik-baik saja. Dokter menjelaskan bahwa Lu Li beruntung karena saat terjatuh, dia menopang diri dengan lengannya, jika tidak, belum tentu dia akan seberuntung ini. Lain kali, dia harus lebih berhati-hati.

Setelah menjelaskan kondisi Lu Li, dokter memberikan ponsel Lu Li yang tertinggal. Tadi, seorang pria menelepon ke nomor Lu Li dan terdengar sangat khawatir saat dia memberitahu Lu Li berada di rumah sakit. Pria itu bilang dia akan segera datang. Lu Li berterimakasih dan meminta tolong satu hal pada dokter. Dia meminta dokter untuk tidak memberitahukan kehamilannya pada pria yang akan datang nanti. Dia masih ingin merahasiakannya. Dokter setuju.



Alasan Lu Li meminta demikian, karena saat dia berada di kursi roda dan dibawa perawat menuju ruang perawatan, dia melihat Yi Cheng bersama Li Man. Mereka berada di rumah sakit yang sama dengan rumah sakit yang dikunjunginya. Dari jauh, dia melihat Yi Cheng yang sedang memperhatikan tangan Li Man dengan seksama. Tanpa tahu kalau Yi Cheng melakukannya karena baru saja, seseorang menabrak tangan Li Man yang terluka bakar.


Pria yang dimaksud oleh dokter akhirnya tiba. Pria itu adalah Yi Ming. Dihadapan Yi Ming, Lu Li berusaha bersikap seceria biasa. Dia bilang kalau dia baik-baik saja. Yi Ming tidak percaya. Tadi, di depan ruangan Lu Li, dia bertemu dengan pengemudi yang hampir menabrak Lu Li. Pengemudi itu bilang kalau Lu Li tadi terlihat seperti dikejar oleh seorang pria dan mendadak muncul ditengah jalan. Lu Li hanya menjawab kalau dia bertemu preman ditengah jalan.



Yi Ming sangat khawatir pada kondisi Lu Li. Dan rasa khawatir bercampur rasa marah karena Yi Cheng malah tidak ada di saat seperti ini. Dia hendak menelepon Yi Cheng, tapi Lu Li melarang. Dia mengalihkan topik dengan meminta Yi Ming untuk menemaninya saja ke kantor polisi untuk melaporkan si penguntit tadi.



Yi Cheng tanpa tahu apapun, malah mengantarkan Li Man sampai ke rumah. Li Man sangat tidak tahu malu dan kurang ajar. Dia malah mengajak Yi Cheng untuk mampir ke dalam rumahnya dan makan bersama. Dia juga bilang kalau perasaannya pada Yi Cheng belum berubah dan semua passwordnya adalah hari jadian mereka, termasuk password pintu rumah.

“Ganti saja. Jika kau terus tinggal di kenangan masa lalu, kita bahkan tidak akan bisa berteman,” tegas Yi Cheng dan berbalik pergi.


Setelah pergi, dia baru mencoba menelepon Lu Li lagi. Saat mendengar suara Yi Ming yang menjawab telepon, Yi Cheng langsung marah.

“Lu Li mengalami kecelakaan,” beritahu Yi Ming.


Ketika program pihak lain terus-menerus tidak dapat merespons, alih-alih terus menunggu, lebih baik memilih untuk mengakhirinya dengan paksa.

Post a Comment

Previous Post Next Post