Sinopsis C-Drama : Cute Programmer Episode 19

 


Sinopsis C-Drama : Cute Programmer Episode 19



Demi Lu Li, Yi Cheng rela menjadi pemungut bola ayahnya. tn. Jiang benar-benar senang karena Yi Cheng berjuang demi Lu Li. Dulu, dia juga berjuang untuk mendapatkan Ny. Cheng. Waktu itu, Ny. Cheng sangat terobsesi dengan piano dan demi mendapatkan hatinya, dia juga berlatih bermain piano gila-gilaan dalam waktu singkat dan akhirnya terkena tenosinovitis. Pernah juga, saat mereka bermain bulu tangkis di luar, bola yang dipukul Ny. Cheng tersangkut di pohon dan dia pun memanjat untuk mengambilkan bola itu. Tidak disangka, dia terjatuh dari atas pohon dan mengalami patah tulang. Meski begitu, menurutnya semua itu bukan cedera tapi medali cinta. Dan level Yi Cheng masih jauh darinya.

--



Di kantor, Zhang dkk berusaha menghibur Lu Li. Lu Li benar-benar merasa semua adalah salahnya karena tidak menyiapkan dengan berhati-hati dan menunda untuk mengirimkan demo itu. Lei mengemukakan kalau hal ini sedikit aneh. File yang sudah diupload ke server, tidak mungkin hilang begitu saja. Seolah ada yang menghapusnya.


Lu Li sebenarnya masih ingat semua baris kode programnya dan bisa membuat ulang semuanya, masalahnya, waktunya nggak akan cukup. Ditengah kegalauan itu, Yi Cheng kembali dan menyampaikan kalau waktu penyerahan game di perpanjang sampai besok jam 8 pagi. Lu Li jelas senang dan berjanji akan menyelesaikannya tepat waktu. Dia tidak akan mengecewakan Yi Cheng.

Zhang dkk juga mau membantu Lu Li. 



Sementara itu, Li Man begitu gencar mendekati Yi Cheng dan mengabaikan fakta bahwa Yi Cheng adalah suami orang. Begitu jam pulang kerja, dia langsung ke ruangan Yi Cheng dan mengajaknya pulang bersama. Yi Cheng menolak karena dia akan lembur. Li Man tidak menyerah dan membujuk Yi Cheng untuk makan malam. Ini bukan makan malam biasa, tapi makan malam rapat untuk membicarakan masalah Xuan Zhong Ji. Ya udah, Yi Cheng setuju. Demi Xuan Zhong Ji.


Dan sialnya, Lu Li melihat mereka pergi bersama. Ada bagian dari hatinya yang kembali merasa cemas dan khawatir. Padahal, Yi Cheng murni pergi dengan Li Man hanya untuk masalah pekerjaan. Tidak lebih. Bahkan, setelah Li Man selesai membicarakan Xuan Zhong Ji, Yi Cheng langsung membatalkan rencana makan malam mereka. Pembicaraan sudah selesai, jadi tidak ada yang perlu dibicarakan lagi. Lagipula, dia mau pergi membelikan makan malam untuk semua anggota tim yang lembur.


Li Man sudah tahu kalau Yi Cheng melakukannya karena mengkhawatirkan Lu Li. Dia malah bilang, kalau Yi Cheng sudah berusaha sekeras ini demi perpanjangan waktu dan bagaimana kalau Lu Li tidak mendapatkan juara pertama? Dengan yakin, Yi Cheng menjawab kalau dia yakin pada Lu Li, jadi tidak perlu khawatir. Meskipun Lu Li hanyalah mahasiswa yang baru tamat, tapi dia bisa melihat banyak potensi di dalam dirinya. Dia yakin kalau Lu Li akan menjadi programmer wanita yang hebat.



Li Man semakin cemburu. Soalnya, Yi Cheng sangat jarang memuji orang. Dia jadi ingin tahu pendapat Yi Cheng, mana yang lebih baik antara dirinya dan Lu Li? Yi Cheng menjawab bijak kalau Li Man fokus pada manajemen sementara Lu Li pada teknis, tidak bisa dibandingkan. Namun, jika dilihat dari perspektif pemikiran dialektika dan kemampuan untuk memecahkan masalah, Lu Li jauh lebih baik dari Li Man.

--



Meskipun hatinya sedang sangat galau, Lu Li tetap fokus mengerjakan kode programnya. Tidak lama, Ye Zi datang dengan membawa banyak makanan. Semua makanan itu dipesankan khusus oleh Yi Cheng untuk Lu Li, si calon istri bos (mereka belum tahu kalau Lu Li adalah istri sah Yi Cheng). Dan karena terlalu fokus pada kode program, tidak ada satupun dari mereka yang menyadari kalau Yi Cheng sudah kembali ke kantor.



Sebenarnya, Yi Cheng tidak memiliki sesuatu yang harus dikerjakan hingga lembur. Dia kembali hanya karna dia mengkhawatirkan Lu Li. Makanya, di dalam ruangannya, dia hanya duduk, membaca dan bermain game arcade untuk menghabiskan waktu.



Lu Li juga sudah sangat mengantuk dan kelelahan sehingga tanpa sadar, dia ketiduran ketika membuat kode. Hal itu tidak luput dari perhatian Yi Cheng. Begitu Lu Li tertidur, dia segera mengatur posisi kepalanya agar bisa tidur dengan nyaman. Dia juga membelai kepala Lu Li dengan lembut dan penuh kasih sayang. Bukan hanya itu, dia membantu menyelesaikan kode program Lu Li yang belum selesai. Dia melakukannya sambil berlutut karena tidak ada kursi yang bisa di pakai.


Dan satu-satunya yang melihatnya adalah Zhang yang baru saja kembali. Melihat perhatian Yi Cheng pada Lu Li, dia bisa menyadari betapa Yi Cheng sangat peduli pada Lu Li.



Semuanya baru kebangun saat alarm hape Renxun berbunyi. Lu Li jelas panik karena dia ketiduran dan menghabiskan banyak waktu. Namun, rasa panik berubah menjadi kebingungan melihat codingnya sudah hampir selesai. Siapa yang membantunya? Semua juga nggak tahu karena semuanya ketiduran. Lei menduga kalau Zhang yang membantu. Zhang yang tahu kalau Yi Cheng yang membantu, sayangnya tidak ada ditempat karena pergi membelikan sarapan. Semua benar-benar mengira kalau Zhang yang membantu coding Lu Li. Lu Li semakin bersemangat karna dengan coding yang sudah sangat banyak ini, dia bisa menyelesaikan semuanya sebelum jam 8 pagi.



Dan beruntunglah, mereka berhasil mengirimkan demo game tepat waktu! Bukan hanya mereka yang lega tapi juga Yi Cheng. Saking leganya, dia memberikan semuanya cuti 1 hari. Tapi Renxun merasa itu hanya alasan. Yi Cheng pasti memberikan cuti 1 hari demi Lu Li, sang pacar. Yi Cheng tidak mau mengakui dan pergi begitu saja.


Begitu Yi Cheng pergi, semua baru berani meminta imbalan dari Lu Li. Lu Li berkata akan mentraktir semuanya. Semua setuju dan minta ditraktirkan hotpot. Zhang menolak untuk ikut karena dia punya urusan. Sebenarnya, dari kemarin, Zhang sudah bertingkah mencurigakan. Hari ini saja, dia mendapat pesan dari nomor asing yang bilang kalau dia sudah membayar dan kapan diamond (dalam game) akan diterima?

Karena masih terlalu pagi, restoran hotpot pasti masih belum ada yang buka. Zhang menyarankan agar mereka membuat hotpot saja di rumah. Beli bahan-bahannya di supermarket dan masak di rumah. Jauh lebih hemat dan puas. Ya udah, dengan pemikiran kalau Yi Cheng tidak akan ada di rumah dan bekerja di kantor, Lu Li mengundang Lei, Renxun dan Shutian untuk makan hotpot di apartemen mereka.


Begitu tiba di apartemen Lu Li, semua langsung memuji betapa bagusnya apartemen itu dan berada di tempat yang strategis juga. Intinya, rumah Lu Li beneran bagus. Dan betapa kagetnya mereka, saat hendak makan, tiba-tiba saja Yi Cheng keluar dari kamar dengan mengenakan baju piyama.


Krik! Krik! Krik! Atmosfer berubah menjadi canggung. Semuanya pada terkejut. Lu Li dengan bingung bertanya, bukankah harusnya Yi Cheng di kantor? Yi Cheng dengan bingung juga, menjawab kalau dia lembur jadi pulang untuk tidur. Suasananya benar-benar terasa menyesakkan. Lei, Renxun dan Shutian langsung buru-buru kabur tanpa makan sesuap pun.


Ketiganya masih dilanda shock. Tidak menyangka kalau yang mereka kunjungi adalah rumah Yi Cheng. Lebih tidak menyangka lagi kalau Lu Li dan Yi Cheng sudah tinggal serumah. Shutian malah takut kalau mereka akan dibunuh karena tahu rahasia ini. Lei langsung bilang kalau semua adalah salah Renxun dan mereka nggak ada hubungannya.


Setelah ketiganya keluar, Yi Cheng baru menanyakan kenapa mereka bertiga bisa ada dirumahnya? Dengan takut-takut, Lu Li menjawab kalau mereka tidak punya tempat makan. Yi Cheng untungnya tidak marah dan malah ikut makan hotpot. Baru makan sesuap, pedasnya sudah terasa. Pedas begini, perut mana bisa tahan? Lu Li menjawab kalau dia punya obat sakit perut, jadi tidak akan merepotkan Yi Cheng. Dan juga, kalau pedas tambahkan sedikit cuka untuk mengurangi rasa pedasnya.

Cara menjawab Lu Li seperti mengajak bertengkar. Yi Cheng dengan kesal memberitahu kalau dia kemarin kerja lembur sampai jam 4 pagi dan penyakit lehernya sampai kambuh. Lu Li heran, bukankah kemarin dia pergi makan dengan Li Man? Yi Cheng membantah. Dia kan sudah berjanji, jadi pasti akan melakukannya (janji jika bertemu berdua dengan Li Man, akan mengajak Lu Li). Yi Cheng masih juga tidak peka dengan rasa insecure yang dirasakan oleh Lu li dan hanya merasa Lu Li bersikap aneh.


Lu Li sebenarnya merasa kalau Yi Cheng berbohong padanya. Dia jelas-jelas melihat Yi Cheng pergi dengan Li Man, tapi Yi Cheng bilang mereka nggak ada pergi bersama. Dia curhat hal itu pada Xiaoqi. Xiaoqi mencoba positif kalau mungkin mereka bersama hanya untuk membicarakan bisnis. Lu Li tidak percaya. Dia terus saja menganggap jika dirinya nggak ada, Yi Cheng dan Li Man sudah pasti akan menikah.

Tapi, selain itu, masih ada hal lain. Demo gamenya dihapus. Dan dia bertekad akan mencari tahu orang yang menghapus demo gamenya. Meskipun dia gagal dalam hubungan cinta, tapi tidak boleh dalam karir. Jika harus meninggalkan perusahaan, dia akan meninggalkannya dengan reputasi.


Selesai curhat masalahnya, Lu Li menanyakan mengenai MOMO. Apa sudah dapat pasangan? Xiaoqi dengan semangat memberitahu kalau dia sudah menemukan kucing jantan untuk MOMO. Kucing itu dititpkan di penitipan kucing di dekat tempatnya. Si pemilik sedang dalam perjalanan dinas sehingga mengizinkannya untuk membawa pulang kucingnya. Sekarang, dia akan mendekatkan MOMO dengan kucing itu dan ketika sudah tiba, akan mengawikan keduanya.


Kelihatannya, Xiaoqi lumayan nyambung dengan si pemilik kucing jantan. Soalnya, dia dan si pemilik kucing terus saja berkirim pesan.

--



Esok hari,

Lu Li pergi ke ruang CCTV untuk meminta izin melihat rekaman CCTV. Tapi, petugas tidak mengizinkan. Mereka hanya mengizinkan bos atau orang yang punya surat persetujuan untuk melihat CCTV. Lu Li tidak menyerah dan memohon agar diberikan izin melihat sebentar. Dia hanya akan melihat CCTV di depan ruangan tim program karna ada berkas penting yang hilang. Petugas masih tidak mengizinkan, namun, saat mengenali wajah Lu Li sebagai pacar Yi Cheng, dia langsung mengizinkan.


Ternyata, bukan hanya Lu Li yang datang memeriksa CCTV. Kemarin, Yi Cheng juga datang untuk memeriksa CCTV. Sayangnya, rekaman CCTV selama dua hari ini rusak dan hilang.



Lu Li tidak menyerah dan mulai bertanya kesana kemari ke semua pegawai, mengenai siapa saja karyawan yang lembur tiga atau dua hari yang lalu. Dia akan menanyakan satu persatu, apakah mereka melihat hal mencurigakan di ruangan tim program. Setelah mencari kesana kemari dan bertanya kemana-mana, Lu Li mendapatkan sebuah petunjuk. Seorang CS melihat ada orang yang masuk ke tim program disaat ruangan tim program dalam keadaan gelap gulita. Dan dari deskripsinya orang itu adalah Li Man. Untuk memastikan, Lu Li menunjukkan foto Li Man. Dan CS menjawab dengan yakin kalau orang di foto adalah orang yang dilihatnya.



Li Man sedang berada di ruangan Yi Cheng. Dan Yi Cheng mengabaikannya. Dia hanya fokus melukis jeruk hadiah dari Lu Li untuknya. Li Man yang nggak tahu itu jeruk apa, heran karena jeruk itu sudah kering, kenapa tidak dibuang? Yi Cheng hanya menjawab kalau jeruk itu adalah jimat keberuntungan dan tidak boleh dibuang. Ini adalah jeruk yang diberikan Lu Li untuknya.



Pas sekali, yang dibicarakan masuk ke dalam ruangannya dengan terburu-buru. Lu Li sebenarnya hanya ingin mencari Yi Cheng untuk memberitahu apa yang didapatkannya. Tapi, karena Li Man juga ada di sana, Lu Li nggak bisa menutupi emosinya. Dia langsung melabrak Li Man karena udah menghapus demo gamenya. Li Man berpura-pura tidak mengerti. Lu Li menjelaskan kalau ada orang yang melihat Li Man masuk ke kantor tim program, sehari sebelum penyerahan game. Li Man masih dengan tenang, membenarkan hal itu dengan alasan hanya membantu mematikan lampu ruangan. Lu Li nggak percaya sama sekali. Di ruangannya ada yang bernama Lei dan mengidap OCD, jadi dia yang bertanggung jawab mematikan lampu setiap malam. Dan tidak pernah sekalipun dia melupakan itu. Kenapa bisa sangat kebetulan Li Man lewat, lampu nggak mati? Dan kebetulan pula CCTV di pintu kantor rusak?


Li Man memutar balikan ucapan, menuduh Lu Li tidak berani bertanggung jawab karena sudah kehilangan demo sehingga menganggap semua kebetulan sebagai bukti dari kecurigaan. Dia benar-benar tidak tahu menahu masalah demo. Dia juga menuduh Lu Li yang sengaja memfitnahnya karena salah paham atas hubungannya dengan Yi Cheng.


Lu Li menegaskan kalau dia bisa membedakan masalah pribadi dan pekerjaan. Yi Cheng mendengarkan semuanya dengan seksama dan menanyakan, apakah ada bukti lain? Sayangnya, tidak ada. Li Man tertawa sinis dan menyebutnya melempar kesalahan padanya. Dia menduuh Lu Li yang menghapus demo itu dan menuntut Lu Li untuk meminta maaf. Jika tidak, dia bisa membuat Lu Li diberhentikan sementara untuk penyelidikan hilangnya demo.



Begitu mendengar ancaman Li Man, Yi Cheng memerintahkan Lu Li untuk meminta maaf. Maksudnya, hanya tidak ingin Lu Li terkena masalah dan diberhentikan sementara. Namun, disituasi seperti ini, Lu Li merasa kalau Yi Cheng membela Li Man. Dia menganggap kalau Yi Cheng hanya mempercayai Li Man dan menganggapnya pembuat onar?!


Marah dan kecewa, Lu Li pergi dari ruangan Yi Cheng. Yi Cheng hendak mengejarnya, tapi Li Man malah menahannya. Dia menyebut Lu Li tidak cocok untuk menjadi programmer utama Xuan Zhong Ji dengan watak seperti itu.


“Kita sudah membuat kesepakatan. Sekarang, hasil kompetisi masih belum keluar, apakah kau ingin menarik perkataanmu?” tanya Yi Cheng dengan agresif. Dia nggak menyukai ucapan Li Man.

Li Man mengalah dan tidak membahas hal itu sampai hasilnya keluar. Namun, dia menuntut agar Lu Li bertanggung jawab atas tindakan hari ini. Yi Cheng menatapnya tajam, “Apa masalah demo ada hubungannya dengangmu?”

“Tidak,” jawab Li Man, yakin.

“Kalau begitu, aku akan mewakilinya untuk minta maaf padamu. Begini bisa, kan?”

Li Man menghela nafas. Dia tidak menginginkan permintaan maaf. Hanya saja, tindakan Lu Li hari ini sangat kekanak-kanakan. Apa Yi Cheng mau terus menoleransinya?


“Dia orangku. Aku selalu melindungi orangku sendiri!!” tegas Yi Cheng dan pergi keluar ruangan.

Begitu Yi Cheng pergi, Li Man langsung membanting kertas yang ada ditangannya dengan marah.


Yi Cheng terlambat mengejar Lu Li. Lu Li sudah pergi duluan dari kantor.



Dan setelah itu, Lu Li terus menghindarinya bahkan saat di rumah. Dia mengurung diri di kamar dan mengabaikan Yi Cheng. Yi Cheng khawatir dan merasa bersalah. Dia tidak bermaksud untuk menyakiti Lu Li. Dia bukannya tidak mempercayai Lu Li, namun dengan bukti yang kurang, jika Lu Li menyerang Li Man, yang dirugikan adalah Lu Li. Dan dia tidak ingin itu terjadi.

--

Sinopsis ini dibuat oleh blog : k-adramanov.blogspot.com

Jika Anda membaca sinopsis ini bukan di blog k-adramanov berarti sinopsis ini telah di copy paste.

Tolong laporkan kepada kami : k-adramanov.blogspot.com

 



Masalah demo belum kelar, sudah ada masalah lain lagi. Zhang dipecat. Alasannya karena Zhang sudah berbuat curang. Dia berpura-pura melakukan maintenance pada game, tapi diam-diam melakukan transaksi diinternet dan menjual diamond kepada para pemain. 


Zhang juga sudah mengakui perbuatannya tersebut. Lu Li dkk kaget dan ingin tahu alasannya. Zhang masih berusaha menutupi, tapi karena semua memaksanya untuk bercerita, dia akhirnya bilang. Istrinya sakit keras dan butuh biaya. Demi mendapatkan biaya, dia menginvestasikan semua uangnya ke bitcoin, tapi malah kehilangan semuanya. Dia yang bingung akhirnya meminjam uang kepada rentenir. Dan beberapa hari yang lalu, rentenir datang menuntut pembayaran. Dia nggak bisa memikirkan jalan keluar lain dan melakukan hal ini.


Semua speechless. Lei mengingatkan kalau transaksi diam-diam dengan pemain bisa membuatnya masuk dalam daftar hitam industri dan juga dikenakan sanski pidana yang sesuai. Harusnya, dia memberitahu mereka. Zhang tidak mau merepotkan mereka. Dia tahu kalau penghasilan Renxun dan Lu Li tidak seberapa. Lei masih harus membayar cicilan rumah, minum obat dan pemeriksaan rutin. Jadi, dia tidak mungkin merepotkan mereka.

Dan kalau seperti ini, mereka kembali meminta bantuan pada Lu Li untuk bicara dengan Yi Cheng demi Zhang. Lu Li memberitahu mereka kalau kemarin dia baru saja menyinggung Yi Cheng. Tapi, dia akan tetap mencoba yang terbaik.



Setelah memberanikan diri, Lu Li pergi ke ruangan Yi Cheng. Li Man yang lewat dan melihat itu, kepo dan menguping. Lu Li meminta Yi Cheng mempertimbangkan memberikan hukuman ringan pada Zhang dengan mempertimbangkan masa kerja dan dedikasinya selama ini pada perusahaan.


“Kau sendiri sudah terlibat masalah, masih ada waktu membantu orang lain?”

“Karena aku merasa, ini adalah solusi terbaik bagi perusahaan. Jika polisi ikut campur, reputasi perusahaan akan tercoreng. Konsekuensinya tak sebanding. Jika diselesaikan secara pribadi, ini adalah hasil terbaik bagi Zhang dan perusahaan.”


Yi Cheng kelihatannya setuju dengan Lu Li. Tapi, belum mereka menyelesaikan pembicaraan, Li Man malah menerobos masuk sambil bilang kalau dia nggak setuju. Dia menegaskan kalau masalah di selesaikan dengan murah hati, lalu sistem apa yang dimiliki perusahaan?! Lagak Li Man sudah seperti dia bos perusahaan. Dengan soknya, dia menyudutkan Lu Li tidak mempertimbangkan masalah dari sudut pandang Yi Cheng dan malah menentang Yi Cheng.

Lu Li mencoba sabar dan menahan amarahnya, mengingatkan Li Man kalau dia hanyalah mitra kerja perusahaan mereka dan tidak punya hak ikut campur dalam keputusan internal perusahaan. Li Man tidak mau mengerti dan malah mengancam akan membuat Zhang diserahkan ke badan keamanan publik untuk ditangani sesuai hukum. Li Man benar-benar kelewatan batas menyebut Lu Li nggak punya hak dan mempersulit Yi Cheng.


Yi Cheng nggak tahan mendengar perdebatan keduanya. Dia menegaskan kalau dia punya caranya menangani masalah dan menyuruh mereka keluar. Lu Li keluar, tapi Li Man tidak. Li Man malah menjelek-jelekkan Lu Li yang menyelesaikan masalah dengan perasaan dan berani membela Zhang yang salah.


“Kau sudah berubah,” ujar Yi Cheng.

“Aku kenapa?”

“Zhang Zhiyuan melakukan ini karena tidak ada jalan lain, situasinya sama seperti dirimu waktu itu, aku pikir kau akan lebih memahaminya.”


“Aku mengerti secara emosional. Tetapi aku masih merasa seharusnya memberinya pelajaran yang mendalam.”


“Ini juga masalah pribadi internal perusahaan kami, orang luar tidak perlu ikut campur,” tegas Yi Cheng dengan suara meninggi. “Ada apa kau mencariku?!” tanyanya menanyakan tujuan Li Man menerobos masuk ke ruangannya.

“Tidak ada apa-apa.”

Yi Cheng tidak menanggapinya lagi dan memalingkan muka. Mengusir secara halus!


Lu Li memberitahu Renxun kalau dia gagal bicara dengan Yi Cheng. Tidak ada yang bisa mereka lakukan karena ini memang masalah serius. Zhang juga sudah membereskan semua barang dan menunggu mereka berkumpul untuk mengucapkan salam perpisahan. Dan sebagai bentuk perpisahan, Renxun menyampaikan pada Lu Li kalau mereka akan menyumbang 5000 yuan / orang.



Lu Li langsung mencari Zi Tong untuk minta bantuan. Dia mau pinjam uang untuk koleganya. Koleganya dipecat oleh Yi Cheng, jadi nggak mungkin dia pinjam uang ke Yi Cheng. Zi Tong nggak keberatan meminjamkan uang. Dia mengira Lu Li mau pinjam 50.000 yuan, nggak disangka hanya 5.000 yuan. Dia jadi merasa iba karena Lu Li nggak punya 5.000 yuan. Lu Li menjawab kalau dia belum gajian dan akan membayar pas gajian. Makin iba hati Zi Tong dan kesal karena kakaknya tidak memberikan uang untuk Lu Li.

Dia sudah mengirimkan uangnya ke rekening Lu Li. Dan dia ingin imbalan lain. Dia mau tahu Yi Ming melakukan perjalanan bisnis kemana? Lu Li hanya bisa memberikan informasi kalau Yi Ming akan kembali saat Festival Kue Bulan. Dan itu adalah besok.



Zi Tong sangat pintar. Dia meminjamkan uang pada Lu Li, tapi langsung menagihnya ke Yi Cheng. Yi Cheng tentu kepo, untuk apa Lu Li meminjam uang? Zi Tong tidak mau menjawab dan meminta Yi Cheng mengembalikan uang pinjaman Lu Li dulu dan tambahan uang untuk informasi. Setelah menerima 10.000 yuan dari Yi Cheng, dia baru bilang kalau Lu Li meminjam uang untuk koleganya. Yi Cheng jelas kesal dan merasa tertipu. Tapi, dia malah meminta bantuan Zi Tong untuk mengirimkan 10.000 yuan lagi pada Lu Li, tapi jangan bilang itu darinya. Ah, Zi Tong sampai geleng-geleng kepala melihat hubungan mereka yang penuh gengsi.


Zhang akhirnya meninggalkan perusahaan. Lu Li meminta maaf karena tidak bisa membantu. Zhang nggak setuju. Lu Li sudah membantunya bicara dengan Yi Cheng dan itu sudah termasuk setia kawan. Dia juga berharap, jangan gara-gara masalahnya, Lu Li jadi bertengkar dengan Yi Cheng. Renxun memberikan uang sumbangan mereka dan menyuruh Zhang memberitahu mereka jika ada masalah, untuk bercerita meskipun mereka tidak bisa membantu banyak.



Sebelum pergi, dia memberikan berbagai nasehat. Dia menyuruh Shutian untuk tidak menundukkan kepala dan jangan terlalu sering main game sepulang kerja. Dia juga menyuruh Lei membantu menjaga semuanya, tapi jangan terlalu terbebani. Dia menasehati Renxun untuk lebih menjaga mulutnya dan hematlah uang agar bisa cepat beli rumah.


“Semoga kalian semua cepat sukses!” doakan Zhang dan pergi dari perusahaan.

--



Lu Li masih dalam mode ngambek dan mengabaikan Yi Cheng. Yi Cheng nggak tahan lagi dan mulai berakting seolah tangannya terpotong pisau saat memotong buah. Dia menjerit kesakitan dan Lu Li langsung panik. Yi Cheng memintanya mengambilkan perban di kamarnya dan Lu Li langsung melakukannya.



Tapi, tidak ditemukan perban di laci kamar Yi Cheng. Lu Li makin panik. Dengan santai, Yi Cheng menunjukkan jarinya yang baik – baik saja sambil berujar, “Kau melanggar peraturan,” sambil tersenyum.


Manusia ibarat sebuah sistem yang terus berjalan. Jika terjadi kebocoran memori dalam waktu lama, akhirnya akan mengakibatkan sistem rusak.

Post a Comment

Previous Post Next Post