Sinopsis C-Drama : Cute Programmer Episode 18

 


Sinopsis C-Drama : Cute Programmer Episode 18

Lu Li yang sudah sangat mabuk menceritakan mengenai Yi Cheng yang mengeluarkannya dari proyek utama game Xuan Zhong Ji dan menyuruhnya mengikuti kompetisi game NetFalse. Dan itu hanya karena dia mau mendapakan investasi agar terbebas dari kendali orang tuanya dan pernikahan mereka. Mendengar cerita Lu Li, Xiaoqi jadi sangat marah dan memaki  Yi Cheng brengsek. Lu Li nggak terima dan membela kalau Yi Cheng hanya tidak menyukainya. Setiap kali melihatnya bersama Li Man, tenggorokannya terasa sakit seperti tersangkut duri. Tidak bisa dimuntahkan dan juga tidak bisa ditelan. Sangat menyakitkan. Dan dinamanya juga ada kata ‘Li.’ Bukankah ini terlalu kebetulan? Takdir? Semakin mendengar ucapan Lu Li, semakin Xiaoqi merasa marah dan ikut sedih.

--


Yi Cheng tertidur di atas kursi karena menunggu Lu Li sepanjang malam. Dan betapa marahnya dia saat Lu Li nggak pulang sama sekali.



Yang dikhawatirkan sekarang sudah berada di kantor. Yi Ming memanggilnya ke ruangannya dan menawarkannya segelas air madu untuk mengurangi pengar. Lu Li panik karena Yi Ming bisa tahu dia mabuk, apa bau araknya begitu kuat? Yi Ming tersenyum dan menebak kalau Lu Li tidak pulang sepanjang malam. Melihat Lu Li yang masih bersedih, Yi Ming bisa menebak kalau Lu Li pasti belum medengarkan penjelasan Yi Cheng. Karena itu, dia hendak menjelaskan alasan Yi Cheng mengeluarkan Lu Li dari Xuan Zhong Ji dan rencananya yang akan membawa Lu Li masuk kembali ke proyek begitu dia memenangkan kompetesi. Sayang sekali, sebelum dia sempat menjelaskan, Yi Cheng sudah muncul dan memotong ucapannya.


Dia merebut minuman Lu Li dan Yi Ming langsung bilang kalau itu minuman yang dibuatnya untuk menghilangkan mabuk Lu Li. Yi Cheng semakin marah karena dia minum sampai mabuk dan tidak mengangkat teleponnya sepanjang malam. Lu Li awalnya berbohong kalau hape-nya kehabisan baterai, tapi karena Yi Cheng terus menyuruhnya jujur, dia bilang kalau dia memang tidak mau mengangkat telepon Yi Cheng! Dan dia nggak pulang karena dia bukan robot! Dia punya perasaan dan bisa sedih


Yi Cheng tahu alasan Lu Li sedih karena dia mengeluarkannya dari Xuan Zhong Ji. Yang perlu Lu Li lakukan hanyalah melakukan perintahnya saja. Lu Li menjadi makin marah dan tanpa sadar berteriak kalau dia tahu jadi jangan menekannya. Mendapat kemarahan Lu Li, Yi Cheng termakan emosi juga dan menyebutnya sudah makan bubuk mesiu! Dia malah memarahi Lu Li yang belum mendapatkan ide game untuk kompetisi, gimana bisa mendapat juara pertama?! Udah nggak pulang ke rumah, nggak melaporkan pekerjaan, dan diluar sepanjang malam minum bir, memang nggak ada rasa tanggung jawab! Bagaimana orang bisa percaya padanya?! Mengeluarkannya dari proyek Xuan Zhong Ji adalah keputusan paling bijak yang pernah dibuatnya!


Ucapannya sangat menyakitkan. Wajar jika Lu Li merasa sakit hati. Yi Ming saja merasa Yi Cheng sudah kelewatan dan menegurnya. Bukannya berhenti, Yi Cheng malah menyuruh Lu Li kalau tidak mau ikut kompetisi, beritahu padanya. Kompetisi ini bukan harus diikuti oleh Lu Li, jadi dia nggak usah berpikir dirinya begitu penting dan tidak tergantikan. Lu Li sakit hati. Sangat. Dan dia pada akhirnya menerima perintah Yi Cheng. Dia akan mengikuti kompetisi dan memenangkan juara satu sehingga rencana Yi Cheng tidak akan berantakan!!


Padahal Yi Ming sudah bilang pada Lu Li kalau Yi Cheng hanya sedang emosi, jadi jangan menganggap serius ucapannya. Namun, mana bisa Lu Li melakukannya jika tidak pernah ada penjelasan dari Yi Cheng. Dia pun pergi dari ruangan Yi Ming dengan marah.


Yi Ming jadi sangat marah pada Yi Cheng karena Yi Cheng bukannya menjelaskan secara baik-baik malah bicara begitu kasar. Yi Cheng nggak terima di salahkan dan membela diri kalau Lu Li begitu emosi dan tidak mendengarkan penjelasannya. Lagipula, dia adalah bos dan Lu Li adalah karyawan. Pekerjaan seharusnya membedakan dengan jelas masalah kerja dan pribadi.

“Kau tahu kau sekarang mirip apa?”

“Mirip apa?”


“Seperti Husky yang bergegas ingin menghancurkan rumah,” jawab Yi Cheng. “Jiang Yi Cheng, aku sudah lama mengenalmu. Sekarang baru menyadari kalau EQ-mu sungguh rendah sampai sulit dipercaya. Aku awalnya ingin membantumu. Kau banyak berdoa sajalah.”


Lu Li yang sudah disulut emosi, semakin bertekad ingin memenangkan kompetisi. Tapi, sekarang dia sedang emosi dan butuh sesuatu untuk dilampiaska. Seketika, dia ingat cara Xiaoqi melampiaskan emosi dengan memukuli bonek yang ditempeli foto Gu Mo. Ya udah, dia membuat game pelepas amarha sederhana, dimana dia memukuli karakter bos hingga terluka. Renxun yang lewat, langsung tahu dia sedang melampiaskan emosi dan memuji caranya. Namun, caranya kelihatan sadis, bukankah bisa dibuat dengan cara lain? Seperti mati dihantam bohlam, mati karena kejelekan bercermin dsb. Intinya, di dunia ini ada puluhan ribu cara bos mati dan mereka bisa menggantinya setiap hari. Soalnya, pasti banyak juga diluar sana karyawan yang bermasalah dengan bos. Mungkin, karyawan merasa marah karena disuruh lembur, tidak diberi uang lembur, tidak diberikan kenaikan jabatan dsb. Dan jika karyawan-karyawan itu bisa menggunakan cara Lu Li yang imut ini untuk melampiaskan emosi, dunia ini akan jauh lebih damai.

Semua ucapan Renxun itu jadi membuat Lu Li mendapat inspirasi game. Dengan semangat dan gembira, dia memuji Lu Li seorang genius. Baru dipuji genius, Renxun sudah sangat bahagia.



Lu Li pergi untuk mencari Yi Ming mendiskusikan idenya, tapi tanpa sengaja malah melihat Zhang sedang teleponan di gudang dengan emosi. Dari pembicaraan yang terdengar, Zhang sangat marah karna dia berinvestasi bitcoin pada temannya dan temannya bilang kalau tidak akan rugi. Tapi hasilnya, dia rugi dan kehilangan semua uanganya. Padahal, dia membutuhkan uang tersebut!


Tapi, pada Lu Li, Zhang masih berbohong kalau tidak ada masalah dan hanya sedang bercanda dengan temannya. Lu Li berusaha menawarkan bantuan, tapi Zhang terus menolak.

--


Di rumah, Lu Li sedang mencatat berbagai cara mati bos yang akan dibuatnya untuk permainan di game, seperti mati karena alkohol, mati karena terhantam pohon, mati mendadak karna BAB terlalu kuat, mati karena tertelan lalat, mati karena bau luosifen dan masih banyak lagi. Ini semua ide mati dari Renxun sepertinya.



Yi Cheng ada di depan kamarnya dan berusaha menguping. Dia kelihatan khawatir sama Lu Li. Tapi begitu mendengar langkah kaki Lu Li, dia langsung kabur ke dalam kamarnya. Lu Li pergi ke dapur untuk membuat makanan instan. Kebetulan sekali ada stock mie luosifen (luosifen terkenal dengan baunya yang menyengat).


Di dalam kamarnya, Yi Cheng sedang berlatih untuk meminta maaf serta menjelaskan pada Lu Li mengenai masalah di kanto saja. Baru juga menemukan kalimat yang tepat, malah tercium bau menyengat dari arah dapur. Lu Li sedang asyik makan mie sambil meniup-niup mienya ke arah kamar Yi Cheng. Yi Cheng yang udah mau minta maaf, langsung membatalkan niatnya. Dia paling nggak tahan dengan bau menyengat dan Lu Li malah nggak mau cepat-cepat menghabiskan makanannya dan malah menikmatinya dengan sangat perlahan.


Ahahaha, melihat reaksi Yi Cheng yang langsung kabur ke kamar dan menutupi semua celah pintu, membuat perasaan Lu Li jadi sedikit membaik. Dia amat sangat senang.

--

 Sinopsis ini dibuat oleh blog : k-adramanov.blogspot.com

Jika Anda membaca sinopsis ini bukan di blog k-adramanov berarti sinopsis ini telah di copy paste.

Tolong laporkan kepada kami : k-adramanov.blogspot.com

 




Esok harinya,

Lu Li sudah menyelesaikan game dan mengumpulkan Yi Cheng, Yi Ming dan anggota tim-nya. Dia akan menjelaskan game yang akan diikut sertakannya dalam kompetisi NetFalse. Gamenya dia beri nama “Seratus Cara Mati Bos.” Semua juga tahu kalau itu ditujukan untuk Yi Cheng karena poster bos di game sangat mirip seperti Yi Cheng. Lu Li menjelaskan kalau ini adalah game puzzle kasual. Tingkat kesulitannya sangat tinggi tetapi peraturannya mudah. Intinya, menggunakan berbagai cara untuk membuat darah Bos menjadi nol. Semua anggota tim berusaha keras menahan tawa karena sosok bos benar-benar adalah Yi Cheng. Lu Li memberitau kalau yang mendesain karakter bos adalah Gu Mo. Dia yang memintanya. Ada 3 jenis karakter bos. Dan yang ditunjukkannya ini adalah salah satunya. Bosnya terlihat santai dan kaya raya tapi sebenarnya tidak sopan, bermulut tajam dan angkuh. Setiap pemain bisa memlih sesuai selera sendiri dan masing-masing bos memiliki nilai karisma, agilitas dan vitalitas yang berbeda. Jadi, kesulitan setiap level dan caranya juga berbeda. Ada berbagai cara matinya, seperti  mati karena bau luosifen.



Yi Cheng hanya bisa tersenyum menahan kesal. Yi Ming memuji idenya sangat bagus. Fokus pada konflik karyawan dan bos. Yi Cheng tahu semua menyindirnya, jadi dia menanyakan pendapat mereka. Orang yang paling bisa bicara blak-blakan adalah Renxun. Dia menanyakan pada Renxun pendapatnya mengenai game itu dan apakah bisa sukses di pasaran nantinya. Katakan saja yang sejujurnya dan dia akan memberikan hadiah yang sesuai.


Karna Yi Cheng menanyakan dengan nada lembut, Renxun jujur. Terlalu jujur. Dia mengeluhkan siklus pengembangan game di kantor mereka di atur terlalu mepet. Mereka selalu lembur sampai tidak punya waktu untuk pacaran. Lei udah memberi tanda agar Renxun berhenti bicara dengan menarik bajunya, tapi Renxun terus saja bicara. Renxun mengatakan semua unek-uneknya tanpa berhenti. Dan begitu tersadar sudah terlalu banyak bicara, semuanya sudah terlambat. Yi Cheng memberikannya hadiah lembur 100 jam dan lembur 50 jam lagi.


Dan karena semua menyukai ide game ini, maka dia memerintahkan Lu Li untuk mulai membuat demo game. Rapat selesai.

Demi menyelesaikan demo game, Lu Li bekerja lembur sendirian hingga malam. Dia benar-benar ingin memenangkan kompetisi dan membuktikan kemampuannya pada Yi Cheng.

--



Xiaoqi akhirnya menemukan kucing jantan tampan yang cocok untuk MOMO. Sayangnya kucing itu tidak dijual tapi hanya dititipkan. Jadi dia meminta tolong pada penjaga toko untuk memberikan nomor si pemilik soalnya dia ingin mengawinkan kucingnya dengan kucing itu. Setelah bertanya pada si pemilik kucing dan pemilik setuju, penjaga toko baru memberitahunya pada Xiaoqi.

--



Hari minggu juga Lu Li masih tetap bekerja membuat kode program untuk game demo-nya. Mana disangka, sebuah hal tidak diduga muncul. Ayah dan Ibunya datang berkunjung ke rumah. Sontak saja Lu Li dan Yi Cheng panik, takut ketahuan kalau mereka tinggal di kamar terpisah. Perang dingin diantara mereka langsung berhenti dan saling bekerja sama untuk menutupi kebohongan. Sementara Lu Li mengalihkan perhatian orang tuanya, Yi Cheng berlarian memindahkan baju dari kamarnya ke kamar Lu Li.



Setelah selesai, Yi Cheng dengan ramah mengajak mertuanya untuk melihat kamar mereka. Di dalam kamar hanya ada satu bantal, tentu saja orang tuanya bertanya. Dengan lihai, Lu Li berbohong kalau Yi Cheng tidurnya ngiler jadi bantalnya sedang dicuci. Wkwkw. Ayah dan Ibu Lu Li percaya dan menasehati Yi Cheng bahkan ingin membawakan minuman air jelai untuk membantu. Yi Cheng kelihatan kesal karena Lu Li membuatnya seperti tukang iler.


Sekarang, Ny. Huang ingin memberikan test pada Yi Cheng. Tidak baik membeli makanan luar terus, jadi dia ingin Yi Cheng memasak. Dia ingin mencicipi makanan menantunya dan melarang Lu Li untuk membantu. Masalahnya, kemampuan memasak Yi Cheng sangat-sangat buruk. Nggak membuat kebakaran rumah saja, sudah harus bersyukur.

--


Setelah bertukar ID WeChat, Xiaoqi mengirimkan foto MOMO kepada si pemilik kucing jantan agar kedua kucing mereka setuju untuk dinikahkan.

--




Masakan Yi Cheng akhirnya jadi. Ikan goreng yang kosong dan tumis wortel tomat yang berkuah. Rasanya tidak bisa dikatakan. Intinya, kedua orang tua Lu Li dan bahkan Yi Cheng sendiri tidak bisa menelas makanan tersebut. Nggak bisa makan lauk, setidaknya bisa dipaksa telan dengan nasi. Eh, nggak diduga, Yi Cheng bisa berbuat ceroboh juga. Dia lupa menyalakan alat penanak nasi sehingga nasinya masih dalam keadaan mentah direndam air. Orang tua Lu Li hanya bisa tertawa canggung.

Akhirnya, Ibu Lu Li yang turun tangan untuk memaksa ulang semuanya. Yi Cheng jadi khawatir dan bertanya pada Lu Li, dia nggak akan disuruh mencuci piring kan nantinya?

--




Lu Li akhirnya berhasil menyelesaikan game ‘Seratus Cara Mati Bos.’ Demo programnya selesai sehari sebelum batas waktu penyerahan. Karna masih ada waktu, dia akan memeriksa ulang sebelum mengirimkannya. Mereka terus asyik bicara tanpa sadar kalau Li Man sudah datang. Renxun yang duluan sadar, berdeham agar mereka berhenti membicarakan game Lu Li dihadapan Li Man.

Li Man sudah bersikap seperti nyonya Bos dan memerintahkan Zhang untuk mengirimkan orang mengambilkan server mereka yang sudah tiba. Semua mengabaikannya. Zhang akhirnya memutuskan untuk membantu sendiri. Renxun dkk menyebut kalau Li Man itu orang yang tidak tahu malu.




Zhang memang sedang dalam masalah besar. Saat jam pulang, sudah ada tiga pria preman menunggunya di depan kantor dan memintanya untuk membayar hutang. Zhang beneran nggak ada uang dan meminta diberi tambahan waktu seminggu. Ketiga preman akhirnya membawanya ke tempat sepi dan memukulinya. Mereka memperingati jika sampai seminggu Zhang belum membayar hutang, mereka akan mendatangi kantor Zhang dan mencari bos-nya untuk menagih hutang!

--


Sementara itu, masalah tiba. Game demo yang sudah diselesaikan oleh Lu Li kemarin, hilang dari komputer saat dia hendak mengirimkannya hari ini. Dia sudah mencarinya ke setiap folder dan bahkan ke server, tapi demo gamenya tidak ada


Tidak ada pilihan, dia melaporkan ini pada Yi Cheng dan Yi Ming. Yi Cheng sudah sangat marah. Yi Ming memintanya untuk tenang dulu. Selain di HDD, apakah Lu Li ada menyimpannya di tempat lain? Lu Li menjawab kalau dia ada menyimpannya di server, tapi juga tidak ada. Dia sudah memikirkan segala cara untuk memulihkannya, tapi berkasnya tidak juga ditemukan. Data demo game itu benar-benar hilang tanpa jejak dari komputer dan server.



Yi Cheng sangat marah apalagi hari ini sudah hari terakhir pengumulan game. Ini sama saja seperti kalah sebelum berperang. Yi Ming menenangkan kalau di peraturan, dituliskan jika bisa menyelesaikan demo di atas 70% sudah boleh mengikuti kompetisi. Lu Li bilang akan membuat ulang sekarang juga. Masalahnya, batas penyerahan adalah jam 8 malam ini. Meski dibuat ulang juga nggak akan sempat. Misalkan sempat, apa bisa demo yang hanya diserahkan 70% bisa menang juara pertama?!


“Kau sungguh ceroboh. Kau mengecewakanku,” akhiri Yi Cheng.

Lu Li nggak bisa membantah dan hanya bisa meminta maaf. Dengan lunglai, dia keluar dari ruangan Yi Cheng.



Maksud Yi Cheng bukan seperti itu. Yi Ming memarahi kalau ucapan Yi Cheng tadi terlalu kejam. Yi Cheng menjelaskan kalau ini adalah demo yang susah payah dikerjakan oleh Lu Li. Dan tinggal selangkah, malah kalah. Selain itu, bukankah ini cara agar EG tidak membuat alasan tidak membiarkan Lu Li menjadi programmer utama Xuan Zhong Ji.  

“Kau jelas-jelas kasihan padanya. Kenapa kau tidak membicarakannya baik-baik?”

“Siapa yang kasihan dengan koala bodoh ini. Berkas di komputer saja bisa hilang,” bantah Yi Cheng.

Masalah ini jadi membuat Yi Ming khawatir untuk pergi melakukan perjalanan bisnis ke Chongqing. Yi Cheng menyuruhnya untuk tetap pergi dan dia yang akan menyelesaikan masalah ini.


Masalah ini sangat penting untuk Yi Cheng sampai dia mengabaikan Li Man yang mencarinya. Yi Cheng pergi menemui ayahnya untuk meminta bantuan. Dia tahu kalau ayahnya berteman dengan pak An dari NetFalse, jadi mau meminta bantuan ayahnya untuk meminta bantuan memperpanjang batas waktu penyerahan game.

“Bukankah kau paling benci melakukan hal dengan bantuan pribadi?”

“Ini karena… menantu yang kalian nikahkan padaku itu. Bodoh sekali. Dia menghilangkan demo game.”


Ah, ternyata semua demi istri. Yi Cheng meminta agar batas waktu penyerahan game di perpanjang hingga besok pagi. Agar ayahnya mau membantu, dia mengancam akan memecat Lu Li saja dan bilang pada Ibunya. Ayah bersedia membantu, tapi apa imbalannya?

“Aku pasti akan memujimu dengan baik di depan Ibu.”

“Itu memang tindakan paling dasar yang harus dilakukan.”


“Tindakan paling dasar juga yang paling sulit. Masih mau apa?”

“Aku akan bermain bulu tangkis sebentar lagi, kebetulan butuh pemungut bola.”

Meskipun keberatan, Yi Cheng bersedia.


Orang-orang selalu tidak berkomunikasi tepat waktu, tetapi menganggap lawan bicara mengerti. Fakta membuktikan, ini adalah salah paham terbesar antar sesama manusia.

 

Post a Comment

Previous Post Next Post