Sinopsis C-Drama : Cute Programmer Episode 17
Yi Cheng
memutuskan untuk merias wajah Lu Li. Tidak disangka, ternyata dia punya bakat
untuk menjadi MUA. Make-up Lu Li yang awalnya menor, berhasil diubah menjadi
natural. Dia bahkan memilihkan aksesoris yang cocok untuk Lu Li kenakan dan
mengikatkan rambutnya. Lu Li sangat kagum akan kemampuannya dan tidak nyangka
juga kalau Yi Cheng pandai merias orang. Yi Cheng menjawab kalau itu karna di
rumahnya ada dua orang wanita (Ibunya dan Zi Tong) yang selalu keluar dengan
make-up, jadi dia juga pandai sedikit-sedikit.
Li Man
memakai baju dengan warna biru yang hampir sama seperti warna baju yang
dikenakan oleh Lu Li. Tentu saja, awalnya dia menyambut Yi Cheng dengan senyum
lebar tapi senyum itu hilang saat tahu Yi Cheng ternyata mengajak Lu Li
bersamanya. Meski begitu, dia tetap berusaha ramah dan mencoba menjauhkan Yi
Cheng dari Lu Li dengan dalih hendak memperkenalkannya dengan para investor. Yi
Cheng setuju tapi sebelum mengikutinya, dia menasehati Lu Li untuk berhati-hati
dan jangan sampai kakinya terkilir.
Pertemuan
dengan para investor berlanjut hingga ke acara makan malam. Yi Cheng
memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk memberitahu para investor mengenai
bisnisnya. Sementara dia sibuk mencari investor, dia jadi mengabaikan Lu Li dan
duduk agak jauh darinya. Dan lagi-lagi yang berada di sampingnya adalah Li Man.
Jadi, wajar saja jika seorang pria muda mengira Lu Li adalah wanita lajang dan
berusaha mendekatinya.
Melihat
Lu Li yang didekati pria lain, Yi Cheng kelihatan cemburu dan menyuruh Lu Li
pergi membayar makanan. Tujuannya jelas untuk menjauhkan Lu Li dari pria
tersebut. Tapi, di mata Li Man, dia bisa tahu kalau Yi Cheng cemburu. Lu Li
tanpa membatah segera pergi ke kasir untuk membayar makanan. Setelah Lu Li
pergi, investor yang tadi bicara dengan Yi Cheng, memperkenalkan Yi Cheng
dengan tangan kanannya yang tadi berbincang dengan Lu Li. Dia mengira Lu Li
adalah sekretaris Yi Cheng, jadi, dia menawarkan agar mereka menjodohkan tangan
kanannya dengan Lu Li. Padahal Yi Cheng belum mengiyakan tapi semua tamu sudah
mengira Yi Cheng setuju dan mengajak Yi Cheng bersulang sebagai tanda
terimakasih.
“Tadi aku
lupa bilang. Nona Lu adalah istriku,” beritahu Yi Cheng.
Suasana
jadi canggung. Li Man kelihatan terkejut, tidak menyangka kalau Yi Cheng akan
mengumumkan pernikahannya dengan Lu Li dihadapan semua orang penting.
Kecemburuan dan iri hati kembali menghinggapi hatinya.
Dan dia
melampiaskan itu pada Lu Li. Dia pergi keluar dan berpas-pasan dengan Lu Li
yang baru selesai membayar tagihan dan hendak kembali ke ruang makan. Pada Lu
Li, dia berbohong kalau Yi Cheng mengatakan dia kelihatan cantik memakai warna
biru. Tidak disangka, Lu Li mengenakan warna serupa. Lu Li dengan tenang
menjawab kalau Yi Cheng yang menyuruhnya memakai warna biru.
Li Man
tersenyum licik dan berujar kalau selera Yi Cheng tidak berubah dari dulu. Dia
menyamakan Lu Li mirip seperti dirinya dulu. Tapi sekarang, dia sudah bisa
memperkenalkan Yi Cheng pada koneksi dan melakukan banyak hal yang tidak bisa
dilakukannya dulu. Dia bicara seolah untuk membuat Lu Li merasa kalau Yi Cheng
hanya menjadikan Lu Li sebagai penggantinya karna Lu Li mirip dirinya dulu. Lu
Li masih dengan tenang menjawab kalau karir tidak ada hubungannya dengan cinta
dan Yi Cheng sudah menunjukkan sikapnya dengan membawanya kemari hari ini.
Senyum di
wajah Li Man lenyap sejenak. Tapi, sedetik kemudian, dia kembali tersenyum dan
sok bijak menasehati Lu Li untuk tidak hanya mengandalkan penampilan. Dia juga
bilang kalau Yi Cheng berusaha begitu keras mencari investor agar bisa bebas
dari orang tuanya sehingga bisa membuat keputusan tanpa paksaan yang akan
membuatnya menyesal. Intinya, dia menyindir kalau Yi Cheng menikahi Lu Li karena
terpaksa.
Setelah
mengatakan kata-kata munafik itu, Li Man kembali terlebih dahulu ke ruang
makan. Saat dia kembali, Yi Cheng sudah mabuk berat. Tentu saja, dia langsung
mendekati Yi Cheng dan mencoba membantunya berdiri. Yi Cheng yang mabuk berat
dan setengah sadar, mengenali wajah Li Man dan mengusirnya. Dia melarang Li Man
menyentuhnya dan dia ingin pulang. Li Man tidak mengindahkan ucapannya dan
berusaha untuk tetap menyentuhnya. Pas sekali Lu Li kembali. Yi Cheng langsung
tersenyum dan memeluk Lu Li sambil berujar kalau dia ingin pulang. Pelukan itu
membuat Lu Li bisa merasa sedikit percaya diri pada Li Man dan mengusirnya
secara halus. Li Man kelihatan shock dan tidak bisa membantah. Tapi, terlihat
jelas kemarahan di dalam dirinya karena Yi Cheng lebih memilih Lu Li.
Begitu
tiba di rumah, Lu Li langsung mengarahkan Yi Cheng ke dalam kamarnya. Yi Cheng
masih sangat mabuk dan sulit mengenali orang yang berada di hadapannya. Dia
merasa yang ada dihadapannya adalah Li Man yang berusaha membawanya pulang.
“Aku
adalah Lu Li,” ujar Lu Li. Suaranya terdengar kecewa karena Yi Cheng
mengenalinya sebagai orang lain.
Yi Cheng
menggelengkan kepala tidak percaya dan terus berujar kalau dia mau pulang. Lu
Li menariknya dan memberitahu kalau dia sudah pulang. Ini rumahnya. Kali ini,
Yi Cheng bisa melihat jelas dan tersenyum, “Lu Li…,” ujarnya tanpa suara.
Matanya
kemudian terfokus pada bibir Lu Li. Senyumnya mengembang dan dia mulai mencium
Lu Li. Ciuman yang membuat mereka berakhir di tempat tidur. Mereka melakukannya.
Lu Li
yang masih sadar, tersenyum menatap wajah Yi Cheng yang tertidur pulas.
“Li…,”
gumam Yi Cheng, masih dalam keadaan mabuk.
Ucapan
yang menjadi trigger untuk Lu Li.
Hatinya hancur berantakan. Dia teringat sebelumnya, Yi Cheng mengenalinya
sebagai Li Man. Kepercayaan dirinya jatuh. Dia benar-benar kalut. Dan aku
yakin, yang dia pikirkan, Yi Cheng melakukannya
karena mengira dia adalah Li Man.
Perlahan,
Lu Li turun dari tempat tidur. Dia mengambil ikat rambutnya yang berada di
tangan Yi Cheng. Mengambil semua pakaiannya yang berserakan di lantai dan
dengan perasaan hancur, dia keluar dari kamar Yi Cheng.
Seolah
langit mempermainkan mereka, setelah Lu Li keluar, Yi Cheng baru melanjutkan
gumamannya, “Li… Lu Li… Aku mau mencari Lu Li… pulang ke rumah.”
Pagi pun
tiba,
Yi Cheng
bangun dengan kepala yang sakit karena mabuk kemarin malam. Dia juga kelihatan
terkejut karena dalam keadaan tanpa baju dan seprai yang berganti. Setelah
memakai baju, dia pergi ke kamar Lu Li dan mengentuk pintu. Lu Li bersikap seperti
biasa. Dia tidak menceritakan sama sekali kejadian kemarin dan berbohong kalau
tidak ada yang terjadi kemarin. Dia hanya memapah Yi Cheng ke kamar dan kembali
ke kamarnya, setelah itu, dia nggak tahu apa yang terjadi di kamar Yi Cheng.
Saat Yi Cheng menanyakan kenapa seprainya berganti, Lu Li berbohong kalau Yi
Cheng muntah di tempat tidur, jadi dia menggantikannya. Hanya itu.
Lu Li menjawabnya dengan yakin, jadi Yi Cheng juga nggak berani bertanya lebih lanjut.
Sebenarnya, Yi Cheng sedikit ingat kejadian kemarin malam. Dia ingat
dia mencium Lu Li dan mereka melakukannya.
Tapi, karena Lu Li bilang tidak ada yang terjadi, Yi Cheng menjadi ragu
akan ingatannya. Dia mengira yang terjadi kemarin malam hanyalah mimpi.
--
Ibu
Xiaoqi hari ini datang berkunjung ke rumah Xiaoqi. Dan dengan bantuan ibu
Xiaoqi, Gu Mo jadi bisa masuk ke rumah Xiaoqi dan bahkan membantu membangunkan
Xiaoqi. Xiaoqi yang masih kesal padanya, tetap pada keputusannya kemarin kalau
mereka sudah putus hubungan. Gu Mo jadi kesal dan mengungkit semua hal yang
pernah dilakukannya dulu untuk Xiaoqi. Seperti, dia mengambilkan foto
jalan-jalan Xiaoqi saat masih SMP, membelikan kotak musik untuk Xiaoqi
menggunakan gaji pertamanya, memberikan Xiaoqi hadiah lukisan dan juga
membelikan boneka kelinci untuk Xiaoqi yang akan masuk SMA asrama. Maksudnya
mengatakan itu, untuk mengingatkan Xiaoqi kalau dia selalu ada di setiap fase
kehidupan Xiaoqi. Orang tedekat untuknya. Jadi, jangan gara-gara orang asing,
mereka malah putus hubungan!
Xiaoqi
nggak setuju. Meskipun mereka tumbuh bersama, tapi bukan berati Gu Mo bisa
seenaknya ikut campur dalam hubungan asmaranya. Apa Gu Mo menganggapnya boneka?
Bahkan ibu dan ayah kandungnya saja tidak akan menganturnya hingga seperti ini!
Gu Mo
terdiam, tidak mampu membantah sedikitpun ucapan Xiaoqi.
-
Lu Li
hari ini mengunjungi profesornya. Banyak hal yang mereka bicarakan. Profesor
menanyakan aasan Lu Li waktu itu mengirim pesan dan memintanya untuk tidak
berada di kantor. Lu Li tertawa mengingat hal itu. Saat itu, dia berusaha
menutupi kalau dia wanita dari Yi Cheng dan sekarang sudah banyak hal terjadi.
Tapi, Lu Li tidak menjawab pertanyaan profesornya dan hanya bilang kalau sudah
banyak hal terjadi.
Profesor
yang sudah lama mengenal Lu Li dan sering berbincang dengannya, menyadari kalau
ada yang aneh dengan Lu Li. Tapi, Lu Li tidak mau bercerita. Profesor tidak
memaksa dan membahas hal lain. Apa Lu Li masih ingat dengan kakak senior yang
waktu itu mau dia kenalkan pada Lu Li? Kakak senior itu bernama Jiang Yi Cheng,
pendiri Enchant Tech. Waktu itu, Yi Cheng pernah meneleponnya dan menanyakan
mengenai Lu Li. Kalian saling kenal, ya?
Lu Li
mengiyakan dan menambahkan kalau dia sekarang bekerja di Enchant. Dan alasan
dia mengirim pesan waktu itu juga ada hubungannya dengan Yi Cheng. Akhirnya, Lu
Li pun menceritakan semuanya. Profesor hanya bisa geleng-geleng gembala. Tidak
menyangka kalau Lu Li sampai punya ide untuk menyamar menjadi pria hanya untuk
bekerja di Enchant Tech.
Setelah
berbincang panjang lebar, Lu Li jadi kepikiran sesuatu. Apakah profesornya juga
mengenal Li Man? Tentu ya, karena Li Man juga adalah muridnya. Terlebih lagi,
jarang ada perempuan yang mengambil jurusan komputer. Li Man tidak hanya cantik
tapi nilainya juga bagus. Makanya, dia punya kesan yang sangat dalam padanya.
Tapi, kenapa Lu Li menanyakannya?
Lu Li
menjawab kalau dia mendengar gosip di perusahaan mengenai hubungan Li Man dan
Yi Cheng di masa lalu. Ah, membahas hal itu, wajah profesor sedikit sedih.
Dulu, Li Man dan Yi Cheng adalah pasangan terkenal di kampus. Dia sampai
mengira kalau mereka akan bersama selamanya. Namun, Li Man menghilang. Hal ini
membuat Yi Cheng sangat terpukul. Dia berusaha mencari Li Man sampai mengalami
kecelakaan. Saat itu, dia khawatir entah Yi Cheng bisa melewati kertepurukannya
atau tidak, tapi untunglah semua sudah terlalui.
Mendengar
cerita profesornya, Lu Li menyimpulkan kalau Yi Cheng sangat menyukai Li Man.
Profesornya tidak mengiyakan tapi berujar kalau Lu Li dan Li Man sedikit mirip.
Dia berkata begitu karena mereka berbeda dengan mahasiswa berbakat seperti Yi
Cheng. Mereka termasuk mahasiswa yang gigih. Asalkan sudah menetapkan tujuan,
pasti akan terus berjuang dan tak akan menyerah. Selain itu, keduanya sama-sama
punya nama dengan huruf ‘Li.’
Setelah pertemuan
dengan profesornya, Lu Li kembali ke kantor. Di kantor, semua anggota timnya
sedang menunggu Li Man dan timnya mengotak-atik komputer. Jadi, tim Li Man
ingin menggunakan komputer server tim Zhang untuk bekerja. Padahal tim Zhang
juga membutuhkan server itu untuk bekerja. Perusahaan juga membelikan komputer
tersebut untuk tim mereka. Jika Li Man membutuhkan komputer, dia bisa
mengajukannya ke perusahaan. Intinya, jangan merebut milik orang lain.
Dasar Li
Man! Timnya sama jahatnya. Mereka tidak peduli dan ngotot mau memakai komputer
tersebut dan membuat dalih kalau di komputer itu tidak ada namanya. Dan juga,
mereka yang menerima paket komputer ini tadi. Lei jadi marah karena mereka
membuat alasan tidak masuk akal. Memang mereka yang menerima paket, tapi dia
yang membuka. Li Man memihak timnya dan dengan gaya sombong menyuruh Zhang
memberikan komputer itu pada mereka yang lebih membutuhkan. Mereka sudah
mengajukan komputer pada perusahaan tapi butuh waktu lama untuk di proses.
Zhang
masih tetap menahan emosinya, menjelaskan kalau mereka bukannya nggak mau
mengalah, tapi mereka juga membutuhkan komputer server tersebut. Tim Li Man
dengan sombong, menyuruh Li Man untuk mengadu saja ke Yi Cheng. Renxun langsung
menimpali kalau mereka memang bisanya cuma mengadu. Pertengkaran tidak
terelakan. Bukannya menenangkan suasana, Li Man malah bersikap acuh. Lu Li lah
yang turun tangan dan menghetikan pertengkaran. Dia mengajukan solusi, jika
tidak ada yang mau mengalah, mari bertanding.
Lu Li
menantang Li Man untuk bertanding untuk ‘main pesawat.’ Jadi mereka harus
membuat kode program pesawat dan dengan kode itu mari lihat pesawat siapa yang
lebih baik. Yang menang adalah mereka yang berhasil bertahan dan membunuh lebih
banyak musuh dalam batas waktu tertentu. Tantangan diterima. Mereka diberi
waktu 2 jam untuk membuat kode programnya kemudian batas waktu bermainnya
adalah 5 menit.
Setelah 2
jam, masing-masing pihak sudah selesai membuat kode program. Saat Lu Li dan Li
Man membuat kode tadi, Renxun, Lei dan Shutian sempat berdiskusi. Shutian
memberitahu kalau dalam membuat kode ini, mereka harus pintar menyusun siasat
strategis seperti dalam bermain catur. Inti dari permainan ini adalah bagaimana
mereka bisa membunuh lebih banyak musuh dalam batas waktu tertentu. Lei
berkomentar kalau kode program yang dibuat Lu Li terlalu sederhana dan
mempunyai banyak celah. Renxun hendak menasehati tapi Shutian dan Lei melarang.
Zhang sibuk dengan ponselnya.
Karena
semua sudah selesai membuat kode, permainan dimulai. Pas sekali setelah
permainan dimulai, Yi Cheng tiba. Di awal permainan, nyawa pesawat Lu Li turun
drastis secara cepat dan itu membuat timnya khawatir kalau mereka akan kalah.
Sementara pesawat Li Man membunuh banyak musuh secara cepat.
“Dia
sudah kalah,” komentar Yi Cheng, tersenyum kecil.
Renxun
nggak setuju dan berusaha positif kalau sebelum permainan berakhir, belum tentu
Lu Li kalah. Tim Li Man ikut-ikutan dengan mengejek agar tim Lu Li tidak keras
kepala dan mengaku kalah aja.
“Aku
bilang kalian yang kalah,” tegas Yi Cheng.
Senyum
yang tadi tersungging dibibir Li Man, menghilang. Dan senyum terukir di bibir
Lu Li. Tim Li Man protes dengan pendapat Yi Cheng karena jelas-jelas pesawat Li
Man jauh lebih kuat. Pesawat Li Man masih memiliki jumlah nyawa yang banyak dan
sudah berhasil membunuh banyak musuh. Yi Cheng membenarkan tapi dia juga
memberitahu kalau pesawat Li Man terlalu gesit. Program AI itu dibuat untuk
tidak hanya mempertimbangkan diri sendiri tapi juga sekitarnya. Musuh di dalam
game juga bisa membedakan kekuatan dan kelemahan lawan. Dengan kata lain,
ketika lawan semakin kuat, mereka akan semakin takut bahkan akan menghindar,
dan mencari lawan yang lemah.
Dan
persis seperti yang dikatakan oleh Yi Cheng, terlihat kalau pesawat Li Man
semakin sulit mendekati pesawat musuh. Semua pesawat musuh lebih condong pergi
ke arah pesawat Lu Li yang mempunya status darah lebih sedikit. Waktu juga
sudah semakin pendek dan musuh sekarang lebih banyak ke Lu Li. Yi Cheng
mengingatkan kalau inti permainan ini adalah membunuh sebanyak mungkin musuh
dalam waktu tertentu. Jadi, meski status darah sedikit, tapi yang penting musuh
lebih banyak terbunuh. Semua tim dan Yi Cheng sangat bangga dengan strategi Lu
Li. Dan seperti yang sudah diperkirakan oleh Yi Cheng, Lu Li menang. Yi Cheng
juga memujinya.
“Kemenangan
sesaat tidaklah penting. Yang penting adalah siapa yang bisa tersenyum sampai
akhir,” ujar Li Man, iri hati.
“Yang
tersenyum sampai akhir belum tentu si pemenang, bisa jadi si penjahat,” balas
Lu Li.
“Selain
itu, Ibu Li, perkataan Anda barusan sedikit bermasalah. Kemenangan sementara
juga penting,” tambahkan Renxun.
Seluruh
tim sudah bahagia karna berhasil mendapatkan kembali komputer server mereka.
Sayangnya, kesenangan itu tidak berlangsung lama. Yi Cheng menyuruh agar perangkat
server diberikan kepada Li Man dulu untuk di pakai. Lu Li nggak terima karna
mereka sudah sepakat, perangkat server akan diberikan kepada yang menang. Dan
mereka juga butuh itu untuk mengembangkan game ‘Xuan Zhong Ji’ (nama game yang sedang dibuat oleh Lu Li. Ide
game yang membuatnya menjadi programmer utama). Masih belum menerima keputusan
Yi Cheng barusan, Yi Cheng malah menyampaikan kalau dia tidak perlu ikut serta
dalam pengembangan Xuan Zhong Ji. Lu Li nggak terima dan minta alasan, tapi Yi Cheng
tidak mau memberitahu.
Zhang
langsung mengangkat tangan untuk menginterupsi. Dia mengingatkan kalau dari
awal, siapa yang mempunyai ide yang akan menjadi programmer utamanya. Dan juga,
Lu Li yang selama ini sudah berhubungan langsung dengan departemen lainnya.
Sekarang tiba-tiba menyuruhnya mundur, bukankah…
“Ini
keputusan perusahaan. Lu Li akan mewakili perusahaan untuk berkompetisi dalam
kompetisi kreativtitas game yang dilakukan oleh Netfalse,” ujar Yi Cheng.
Lu Li
yang diberitahu mendadak, meminta waktu Yi Cheng untuk bicara. Yi Cheng setuju
dan mengajaknya ke ruangan. Ah, semua gara-gara Yi Cheng, tim Li Man jadi
semakin semena-mena pada tim Zhang. Li Man juga kelihatan sangat bangga bisa
menjatuhkan mereka semua.
Lu Li
hanya ingin meminta penjelasan, tapi Li Man malah ikut masuk ke ruangannya
dengan alasan masih ada pekerjaan yang ingin diurus. Dia nggak mau pergi dan
malah duduk di kursi untuk mendengarkan pembicaraan Yi Cheng dan Lu Li. Yi
Cheng nggak menjelaskan apapun dan hanya bilang kalau dia sudah menyuruh orang
untuk mengirimkan detail aturan kompetisi Netfalse pada Lu Li. Yang perusahaan
inginkan dari Lu Li adalah Lu Li harus menjadi juara pertama. Lu Li menolak dan
tetap ingin ikut serta dalam pengembangan Xuan Zhong Ji. Yi Cheng tidak mau dan
menyuruh Lu Li untuk mengikuti peraturan perusahaan.
Li Man
mencoba menyiramkan minyak ke api. Dia memerintahkan Lu Li untuk menurut,
karena jika menang, perusahaan akan mendapatkan program inkubator dan dukungan
finansial. Dan ini juga cara agar perusahaan bisa meningkatkan popularitas
dalam waktu singkat. Hal ini akan sangat membantu Yi Cheng mendapatkan
investasi.
“Kau
menyuruhku ikut kompetesi demi investasi?” marah Lu Li.
Yi Cheng
hendak menjelaskan, tapi berubah pikiran karena Li Man ada disana. “Ada alasan
ini juga. Yang penting adalah kau sudah membuktikan kemampuan rancangan dan
inovasimu dalam proyek Xuan Zhong Ji ini. Jadi, aku berharap…”
Belum
selesai dia bicara, Lu Li sudah pergi keluar dengan marah. Dia sempat
berpas-pasan dengan Yi Ming. Yi Ming tentu heran dan menanyakan pada Yi Cheng,
kenapa Lu Li keluar dengan marah? Yi Cheng juga nggak tahu alasan dan merasa
temperamen Lu Li belakangan ini sedikit aneh. Yi Ming langsung menimpali kalau
hubungan suami istri harus diselesaikan sendiri di rumah.
Dasar snake, Li Man berkomentar kalau Lu Li
masih kekanak-kanakan dan tidak bisa membedakan kepentingan perusahaan dan
pribadi. Yi Cheng ngedumel kalau dia akan memberi pelajaran pada Lu Li saat di
rumah. Raut wajah Li Man langsung berubah, cemburu. Yi Ming menambahkan kalau
Yi Cheng tidak perlu memberitahu proses detail-nya pada mereka karena mereka
berdua masih lajang.
Li Man
makin terlihat nggak nyaman. Jika dia beneran pintar, harusnya dia menyadari
kalau Yi Ming berusaha menegaskan jarak antara dirinya dengan Yi Cheng dan Lu
Li. Pada akhirnya, dia nggak jadi membicarakan masalah kerja apapun pada Yi
Cheng dan memilih mencari bagian administrasi saja.
Setelah
Li Man pergi, Yi Ming baru bisa bicara leluasa dengan Yi Cheng. Dia menanyakan
alasan Yi Cheng mengeluarkan Lu Li dari proyek Xuan Zhong Ji. Kan Yi Cheng
sendiri yang berjanji, asalkan proposal idenya diterima, dia akan menjadi Lu Li
sebagai programmer utama. Kalau sudah berjanji, jangan mengingkari.
And,
ternyata semua gara-gara Li Man. Li Man nggak setuju kalau Lu Li menjadi
programmer utama game tersebut. Li Man itu adalah perwakilan dari EG, jika dia
tidak setuju maka EG juga nggak ada setuju. Yang menjadi masalah adalah
kualifikasi Lu Li. Makanya, dia membuat kesepakatan dengan Li Man. Asalkan Lu
Li bisa menang dalam kompetisi NetFalse kali ini, EG tidak akan menghalangi Lu
Li menjadi programmer utama Xuan Zhong Ji.
Setelah
mendengarkan penjelasan Yi Cheng, Yi Ming jadi paham kalau semua demi Lu Li.
Tapi, melihat respon Lu Li tadi, kelihatannya dia nggak tau sama sekali
mengenai ini. Kenapa dia nggak menjelaskannya pada Lu Li? Yi Cheng menjawab
kalau dia nggak bisa bilang karena tadi ada Li Man.
“Kau
tahu, tidak ada komunikasi atau komunikasi yang salah, kadang kala akan
mendatangkan penyesalan,” peringati Yi Ming.
“Apa
maksudmu?”
“Pikirkan
sendiri.”
Masalahnya,
Yi Cheng nggak bisa mengerti maksud Yi Ming sama sekali. Maksud Yi Ming, Yi
Cheng harus menjelaskan semuanya dan terbuka dengan Lu Li, jangan menutupi
semua hal yang malah akan membuat Lu Li salah paham dan hubungan mereka
merenggang.
--
Lu Li
yang sedang marah dengan Yi Cheng, tidak mau pulang ke rumah hari ini. Dia
pergi ke rumah Xiaoqi. Xiaoqi juga sedang dalam mood jelek dan melampiaskannya
dengan memukuli boneka yang ditempeli foto Gu Mo. Rasanya benar-benar
menyebalkan saat tahu ada orang yang menghalangi jodohnya dari kecil hingga
sekarang.
Bukan
mereka saja yang sedang dalam mood jelek, MOMO, kucing milik Xiaoqi juga sedang
dalam mood jelek. Dia sedang dalam masa birahi. Makanya, Xiaoqi juga sedang
sibuk mencarikan kucing jantan untuk MOMO.
Lu Li
kelihatannya benar-benar marah pada Yi Cheng. Dia nggak mau menjawab telepon Yi
Cheng sama sekali dan mematikan ponselnya. Yi Cheng yang sedang menunggunya
dengan khawatir di rumah, emosi.
Sementara
dia emosi, Lu Li sedang melampiaskan emosinya dengan minum bersama Xiaoqi.
Xiaoqi yang sudah lama mengenalnya, tahu kalau Lu Li sedang dalam masalah.
Setiap kali berada dalam masalah, Lu Li akan memaksakan tertawa. Apa ini ada
hubungannya dengan Yi Cheng dan Li Man?
Perbedaan antara manusia
dan mesin adalah manusia bisa didominasi oleh emosi. Jadi, kita selamanya tidak
bisa seperti mesin yang selamanya tetap rasional.
-------
SINOPSIS INI DIBUAT OLEH :
K-ADRAMANOV.BLOGSPOT.COM
TOLONG BACA DI SOURCE ASLINYA.
JIKA ANDA MEMBACA INI BUKAN DI ALAMAT WEB : K-ADRAMANOV.BLOGSPOT.COM - HENTIKAN MEMBACA DI SOURCE PLAGIAT TERSEBUT. TOLONG BANTU LAPORKAN KE
K-ADRAMANOV.BLOGSPOT.COM