Sinopsis K-Drama : Extraordinary You Episode 26


Sinopsis K-Drama :  Extraordinary You Episode 26
Images by : MBC
Psaat! = adegan berpindah ke panggung (cerita Komik)
Syaat! = adegan panggung sudah selesai
======


Su Hyang sedang kesulitan untuk mencabut selebaran yang tertempel di mading. Jinmiche yang kebetulan lewat, melihatnya dan berusaha untuk mengabaikannya. Tapi, Su Hyang malah memanggilnya dan meminta bantuan Jinmiche untuk mencabut selebaran tersebut. Setelah itu, Jinmiche memberikan selebaran itu kepada Su Hyang.

“Kudengar kamu memberikan makanan hanya saat cumi kering ada di menu. Itukah alasanmu menjadi Peri Cumi Kering? Aku mendengarnya dari anak-anak lain. Lucu sekali. Aku juga suka cumi kering.”
“Maka aku akan memberimu tambahan,” ujar Jinmiche.
Su Hyang berterimakasih. Dan kemudian dia pamit untuk pergi karena temannya sudah memanggil. Setelah Su Hyang pergi, Jinmiche menjadi sedih. Dia merasa semuanya terlalu kejam. Tapi, dia agak berterimakasih pada penulis karena Su Hyang tidak sadar diri (bahwa dia hanyalah karakter komik).
--

Sae Mi bersama dengan Il Jin dan Yi Jin ingin mengganggu Ju Da lagi. Mereka hendak membuat Ju Da terjatuh dengan tiba-tiba meletakkan kaki di hadapan Ju Da agar Ju Da tersandung. Tapi, karena mereka melakukannya di bayangan, maka Ju Da tidak begitu bodoh untuk jatuh ke perangkap mereka. Dia malah berbohong kalau Nam Ju membawa mereka.
Mereka bertiga langsung senang dan berlari ke lab untuk menemui Nam Ju. Tapi, tidak ada siapapun di sini. Mereka jadi kesal saat sadar kalau Ju Da ternyata menipu mereka. Ju Da tidak takut pada mereka. Kenapa pula dia harus tetap bersikap baik, energik dan ceria bahkan saat mereka mem-bully nya? Mungkin karena dia adalah tokoh utamanya.

Semua bingung mendengar ucapan Ju Da yang menurut mereka aneh. Ju Da tidak menjelaskan dan malah mendorong mereka untuk membalas dendam. Sae Mi berteriak takut saat Ju Da mendekat, mengira Ju Da akan memukulnya.
“Bagaimana perasaanmu? Bukankah itu menakutkan? Bukankah itu mengerikan?” ejek Ju Da. “Sae Mi, kamu ingat? Kamu bilang Cinderella menikahi Pangeran Tampan karena dia bangsawan.”
“Lalu kenapa?”
“Kamu salah. Bahkan jika dia pengemis, Pangeran akan menikahinya. Karena dia tokoh utama,” tegas Ju Da.


Dan usai mengatakan itu, Ju Da bergegas keluar dan mengikat pintu dari luar dengan tali yang sudah di siapkannya. Mereka yang terperangkap di dalam lab mulai berteriak ketakutan meminta agar pintu di bukakan.
--

Ju Da berada di ruang musik sambil mendengarkan musik melalaui earphone-nya. Do Hwa datang menemui-nya. Ju Da tersenyum padanya dan menawarkan Do Hwa untuk mendengarkan musik dengannya. Musik yang di dengarkan adalah musik yang pernah Do Hwa mainkan. Ju Da bahkan berujar kalau dia lebih menyukai versi yang Do Hwa mainkan.

Do Hwa melepas earphone-nya dan menatap Ju Da. Kenapa Ju Da terus-terusan membuatnya berharap? Kenapa Ju Da terus membuatnya berharap bahwa Ju Da mungkin menyukainya? Ah, tapi percuma dia mengatakannya karena Ju Da juga tidak akan ingat.
Kamera menyorot ke arah sepatu Ju Da. Sebelumnya, saat Ju Da membas perbuatan Sae Mi dkk, dia mengenakan sepatunya yang lusuh. Tapi, kini, dia mengenakan sepatu hadiah dari Do Hwa.
“Bisakah kamu berharap? Berharaplah. Aku juga akan berusaha berubah,” pinta Ju Da.
Do Hwa jelas terkejut mendengar ucapannya tersebut.
--
Do Hwa berbincang bersama dengan Dan O. Do Hwa masih membaca komik SECRET dan memuji Nam Ju yang sangat keren. Mendengar itu, Dan O mengejeknya yang memang benar-benar anggota A3. Do Hwa memberitahu Dan O kalau dia merasa aneh setiap kali dia melihat Ju Da.
“Kenapa? Apanya?” tanya Dan O.
“Ini sulit diungkapkan… Tidak, pokoknya itu,” jawab Do Hwa, sulit menjelaskan mengenai keanehan Ju Da.
“Kyung bahkan lebih aneh.’
“Kenapa?” tanya Do Hwa, balik.
“Ini sulit diungkapkan… Tidak, pokoknya itu,” jawab Dan O.
Do Hwa tertawa dan berkata kalau dia mengerti hal tersebut. Do Hwa lanjut membaca komik SECRET dan merasa sedih karena Nam Ju serta Ju Da akhirnya resmi berpacaran. Dan O jadi kepo dan mau melihatnya. Mereka berdua bersama-sama mulai mencaci sang penulis yang tidak kreatif dalam membuat cerita.
--

Psaat!
Ju Da ada di ruangan A3 bersama dengan Nam Ju. Nam Ju menembak Ju Da dengan memberikan sebuah boneka putri yang di bawa-nya dari Paris. Ju Da memuji boneka itu yang sangat cantik.
“Ju Da. Ada yang ingin kukatakan kepadamu. Butuh waktu lama bagiku untuk mengatakan ini. Mari berpacaran.”
“Apa?” Ju Da terkejut mendengarnya.
“Bagaimana jika kita berpacaran mulai hari ini?” tanya Nam Ju lagi.
Ju Da tersenyum lebar dan menganggukan kepalanya dengan bahagia

Syaat!
Adegan berakhir dan senyum Ju Da langsung menghilang. Dia bahkan langsung memeriksa tag harga yang masih tergantung di boneka. Harganya 1.150 euro. Ju Da tertawa sinis melihat itu.
--

Do Hwa masih terus membaca komik SECRET sambil berjalan di koridor. Kyung yang kebetulan lewat mengejek Do Hwa yang selalu saja membawa komik tersebut. Do Hwa dengan santai menjawab kalau dia membaca komik itu untuk mengetahui bagian mana yang berubah.
Tidak hanya itu, Do Hwa bahkan pamer kalau dia sudah mengubah scene milik Kyung dan Dan O. Dan seharusnya Kyung berterimakasih padanya. Kalau tidak, Kyung pasti sudah merasa malu melakukan semua itu di atas panggung. Tapi, bukan hanya dia yang melakukannya, Ha Roo juga membantunya.
Mendengar itu, Kyung menjadi marah. Dia memperingati Do Hwa untuk tidak mengganggu scene miiknya lagi. Jangan mengubah apapun. Apa karena bergaul dengan Ha Roo, Do Hwa kira dia bisa mengubah adegan? Itu sangat menyebalkan.
Do Hwa kesal mendengar ucapan Kyung yang kejam.
--
Ha Roo sendirian di koridor dan masih memikirkan ucapan Kyung sebelumnya.  Pas sekali Do Hwa lewat dan langsung menghampirinya. Dia memuji Ha Roo yang selalu baik padanya, tidak seperti Kyung yang ketus. Do Hwa bahkan menyadarkan kepalanya ke bahu Ha Roo. Dia juga berujar kalau dia mengerti kenapa Dan O lebih menyukai Ha Roo daripada Kyung.
Ha Roo bergeser agar Do Hwa tidak bersandar padanya. Do Hwa tidak sadar malah terus memuji Ha Roo yang tampan, baik dan bisa mengubah panggung.
Di saat itu, Jun Hyun kebetulan lewat dan mendengar ucapan Do Hwa. Dia segera menghampiri mereka. Do Hwa yang tidak tahu kalau Jun Hyun sadar diri malah terus cerocos mengenai dia dan Ha Roo yang berhasil mengubah adegan Kyung dan Dan O.
Jun Hyun menatap Ha Roo dengan tajam.
--
Ha Roo mengambil barang di loker. Tiba-tiba, Jun Hyun menghampirinya dan memperkenalkan diri sebagai adik Kyung. Ha Roo balas menyapa dengan sopan. Dan tiba-tiba, ekspresi wajah Jun Hyun berubah menjadi kejam (menurutku ya).
“Aku sering melihatmu bersama kakakku. Jangan ganggu dia. Itu akan lebih baik untukmu dan semua orang,” peringati Jun Hyun dengan wajahnya yang kejam. Tapi, sedetik kemudian, dia tersenyum seolah orang baik. “Tolong akur dengannya tanpa terlibat perkelahian. Kumohon.”

Kyung melihat mereka berdua. Dia bertanya sedang apa Jun Hyun? Dan kemudian, menatap Ha Roo dengan jengkel. Kenapa Ha Roo terus menerus ikut campur dalam adegannya? Usai mengatakan itu, Kyung beranjak pergi.
--

Di kelas, Yang Il sedang memberikan tips karena baru saja menyatakan cinta secara resmi. Kyung juga ada di kelas dan berusaha keras mengabaikan mereka semua. Padahal itu adalah adegannya, tapi karena di ubah oleh Ha Roo dan Do Hwa, adegan itu menjadi milik Yang Il dan Il Jin.
Do Hwa yang ada di kelas mereka, mendengar tips Yang Il, langsung berkomentar kalau mereka seharusnya berterimakasih padanya dan Ha Roo. Karena mereka yang membuat Yang Il dan Il Jin bisa mendapatkan stage (panggung) luar biasa seperti itu. Eh, yang lain malah mengira kalau Do Hwa mengatakan ‘steak’.

Kyung yang dari tadi diam, setelah mendengar ucapan Do Hwa, malah jadi teringat perkataan Jinmiche kalau Ha Roo orang yang bisa mengubah panggung. Dia juga teringat ucapan Dan O kalau dia menyukai Ha Roo. Dan permintaan Dan O agar merahasiakan mengenai operasinya dari Ha Roo.
“Lee Do Hwa. Diamlah,” perintah Kyung, kesal.
Ae Il yang tidak tahu kalau Kyung sedang kesal, malah menggodanya.
--
Ha Roo masih saja memikirkan perkataan Kyung bahwa dia dan Dan O berbagi banyak kisah yang tidak Ha Roo ketahui. Bahkan sekarang, ada sisi dari Dan O yang tidak Ha Roo ketahui. Tapi, dia tahu semuanya. Dia selalu menjadi bagian dari kisah Dan O.
Baru juga di pikirkan, Kyung sudah muncul di belakangnya. Kyung tampak marah. Dia memberitahu Ha Roo bahwa karena Ha Roo mengubah panggung sesukanya, maka sekarang Dan O harus menjalani operasi.
“Operasi?” bingun Ha Roo, karena tidak tahu sama sekali.
“Dan O dan Do Hwa tidak sadar, dan kamu memanfaatkan mereka. Tapi sekali lagi, Do Hwa mendapat peran sepele dan cintanya tidak berbalas, dan Dan O mengidap penyakit jantung. Aku pasti tergoda jika kamu bilang akan mengubah nasibku. Kamu bersenang-senang? Kamu tidak akan bisa mengubah apa pun lagi karena aku tahu caramu mengubah panggung sebagai extra belaka. Aku penasaran bagaimana kamu mengubahnya. Apakah lewat papan cerita yang dibaca Dan O? Atau melalui buku itu? TRUMPET CREEPER?” tanya Kyung, mengintimidasi.
--
Dan O tiba di rumahnya, dan ternyata Kyung sudah menantinya. Dan O jelas heran melihat Kyung yang ada di rumahnya. Kyung mengabaikan keheranan Dan O dan malah berujar kalau hanya Dyang di milikinya. Keluarga dan teman-temannya palsu.
“Semua orang palsu bagiku. Semua orang yang kusayangi meninggalkanku. Aku berharap kamu tidak akan meninggalkanku. Itu sebabnya aku tidak ingin menyukaimu,” akui Kyung.
“Maaf, tapi jangan lakukan ini,” potong Dan O.
“Maka seharusnya kamu tidak menyukaiku sejak awal.”
“Kamu tahu itu tidak disengaja,” ujar Dan O.
“Kamu mengungkit latarmu lagi?” kesal Kyung. “Jangan gunakan alasan itu. Maksudmu panggung itu palsu, bayangan itu nyata, dan kamu tidak bisa mengendalikan latarmu? Bagaimana kamu membedakan mana yang asli dan palsu padahal ini nyata bagiku?” tanya Kyung dengan marah.
“Aku pasti masih mencintaimu jika tidak sadar. Tapi seperti yang kamu tahu, aku tidak bisa melakukannya lagi.”
“Kalau begitu, jangan membuatku menyukaimu!” teriak Kyung, marah. “Kamu bilang bayangan itu nyata. Artinya perasaanku kepadamu tulus. Aku tidak peduli dengan perasaanmu. Entah bagaimana Ha Roo akan mengubah nasibmu, tapi aku juga bisa melakukannya. Aku akan mengubah nasibmu agar kamu tidak perlu mati. Aku juga bisa mengubah ceritanya. Lihat saja. Kamu akan datang padaku entah nyata atau tidak. Cobalah meyakinkanku bahwa perasaanku palsu,” tegas Kyung.
Dan O sampai tidak tahu harus berkata apa lagi.
--
Ha Roo berada di perpustakaan. Pikirannya kalut memikirkan ucapan Kyung kemarin bahwa karena dirinya mengubah panggung, Dan O akan di operasi. Dia juga teringat ucapan Jinmiche kalau dia tidak akan bisa menyelamatkan Dan O sama seperti dahulu.
“Jika ceritanya mirip, itu artinya, Dan O dalam bahaya,” sadar Ha Roo dan menjadi panik.
--

Ha Roo menunggu Dan O hingga tiba di sekolah. Dan begitu melihat Dan O, dia langsung membahas mengenai kabar bahwa Dan O akan menjali operasi jantung. Dan O langsung mengumpat karena pasti Kyung yang memberitahu Ha Roo. Dia menenangkan Ha Roo bahwa dia baik-baik saja. Tanggal operasinya juga belum di tentukan.

Ha Roo merasa lega mendengarnya dan langsung memeluk Dan O dengan sangat erat. Pelukan tiba-tiba Ha Roo membuat jantung Dan O menjadi berdebar kencang dan jam-nya berbunyi. Dia menenangkan Ha Roo kalau dia hanya terkejut saja.
--

Di kelas melukis, Ha Roo duduk bersama dengan Dan O. Kyung duduk tidak jauh dari mereka dan terus menatap ke arah Dan O. Dia tampaknya cemburu melihat kedekatan Dan O dengan Ha Roo.
Ha Roo menjadi sangat overprotektif pada Dan O. Barang jatuh sedikit saja, Ha Roo langsung menyingkirkan semuanya karena takut kalau Dan O nantinya akan terluka. Soo Chul yang duduk di belakang, membersihkan kuasnya dengan kasar dan membuat air terciprat ke arah mereka, Ha Roo langsung melindungi Dan O agar tidak terciprat air tersebut. Tidak hanya itu, Ha Roo langsung melotot pada Soo Chul hingga membuat Soo Chul ketakukan.
Kyung saja sampai heran melihat sifat overprotektif Ha Roo.
--


Saat jam istirahat, Ha Roo juga terus memeluk Dan O dengan erat, berusaha melindunginya dari senggolan siapa saja. Do Hwa yang melihat mereka sampai menggoda. Tapi, melihat sifat overprotektif Ha Roo, Do Hwa sampai speechless.
--

Do Hwa kembali bertemu dengan Ju Da di ruang musik. Ju Da menunjukkan sepatu yang Do Hwa hadiahkan padanya. Dia memuji sepatu itu yang sangat cocok dan nyaman untuknya. Dia menyukainya. Dia akan memakai sepatu ini setiap kali mereka bertemu.
“Yeo Ju Da. Jangan bilang…,” ujar Do Hwa ragu.
Ju Da langsung mengingatkan ucapan Do Hwa saat menyatakan cintanya padanya di pesta ulang tahun Nam Ju: “Pikirkanlah baik-baik perasaanmu saat ini. Tolong ingat momen ini.”
Do Hwa terkejut karena Ju Da meningat semuanya.
“Kamu memintaku mengingat. Dan aku memintamu untuk menunggu. Aku tiba-tiba penasaran. ‘Kenapa aku dirundung tanpa alasan yang jelas? Kenapa aku merasa itu wajar?' Saat momen-momen wajar itu mulai terasa asing, aku ingat suaramu. ‘Pikirkanlah baik-baik perasaanmu saat ini.’ Meski orang lain tidak ingat perkataan mereka kepadaku dan ada celah dalam ingatanku, aku tidak takut. Karena kamu mulai mengisi celah itu,” jelas Ju Da.
“Aku benar-benar gembira, tapi…”
“Tolong rahasiakan ini. Setidaknya untuk saat ini, aku ingin tetap seperti ini. Aku ingin diingat olehmu saja. Bisakah kamu melakukan itu untukku?” pinta Ju Da.
Do Hwa tersenyum bahagia. Setidaknya, Ju Da mengingatnya, bahkan saat di bayangan.
--
Psaat!
Dan O tiba-tiba saja berpindah ke panggung. Dan O panik karna dia sudah berjanji untuk pulang bersama Ha Roo, tapi kenapa di sini? Dia makin kesal saat melihat penulis membuat bibirnya tampak sangat pucat.

Tidak lama, Kyung datang dan menanyakan keadaannya. Karena Dan O batuk-batuk, Kyung menyelimutinya dengan jaket miliknya. Dia mengajak Dan O untuk pulang. Dan O malah menatap daun kering yang ada di pohon dan meneteskan air mata.
“Jika kamu melakukan semua yang kamu inginkan, akankah itu membantu menyembuhkan penyakitmu?” tanya Kyung, khawatir.
“Ini cukup untukku. Kamu bilang kamu menyukaiku.”
“Aku tidak membencimu. Aku benci kamu sakit. Aku tidak membencimu. Aku benci ayahku memperlakukanmu seperti uang. Dan aku benci karena dia ayahku. Aku mendengarnya dari Do Hwa. Kamu akan segera dioperasi.”
“Aku tidak mau menjalani operasi. Pergi ke sekolah bersamamu membuatku sangat bahagia. Aku benci karena tidak tahu sampai kapan harus di rumah sakit begitu menjalani operasi dan harus menunggumu mengunjungiku.”
“Aku akan berada di sisimu sepanjang waktu,” ujar Kyung, tulus.
Dan O menatapnya tampak terharu.
Syaat!
Adegan berakhir. Dan O segera melepas jaket Kyung dan fokus melihat bibirnya di cermis dan menggerutu karena penulis membuatnya tampak mengerikan. Setelah itu, Dan O pamit untuk pergi duluan. Kyung mengejarnya dan kembali menyelimuti jaket itu kepada Dan O.
Kyung dengan ramah bertanya apakah Dan O sudah minum obat?
“Mungkin tidak ada gunanya minum obat. Aku penasaran kapan papan cerita untuk operasi akan dimulai. Di ruang operasi... Lupakan saja. Mungkin aku bisa mengubahnya seperti tempo hari. Omong-omong, riasanku yang payah ini sama sekali tidak seperti diriku yang sesungguhnya.”
“Aku makin mirip karakterku,” ujar Kyung. “Seseorang pernah bertanya kenapa dia merasa penulis itu tidak menggambar untuk dirinya. Tapi kenapa aku merasa penulis lebih memahami perasaanku daripada aku? Aku hanya tahu satu hal. Jika kamu juga mati, aku akan menderita luka yang tidak akan pernah pulih. Aku tidak peduli jika kamu pikir aku egois karena aku selalu egois dan akan terus seperti itu. Seperti yang kamu lakukan sejauh ini, bisakah kamu membiarkanku menang kali ini juga? Jalanilah operasi,” mohon Kyung.
Dan O terdiam mendengar ucapan dan permintaan tulus Kyung.
--

Dan O tiba di kelas saat malam dan meminta maaf karena membuat Ha Roo lama menunggunya. Ha Roo tidak peduli hal itu dan hanya bertanya, apakah Dan O baik-baik saja? Dan O jadi kesal karena Ha Roo terus menanyakan hal itu sepanjang hari.
Dan O berusaha menenangkan Ha Roo untuk tenang saja.
“Jika kamu menjalani operasi, kebersamaan kita mungkin akan berakhir,” ujar Ha Roo, dengan sedih.
“Aku tahu.”
“Kamu…Kamu bisa mati. Sebelum "SECRET"… Jadi, sebelum dunia ini terwujud, ada kisah lain tentang kita. Dalam kisah itu, aku melihatmu mati.”
“Ha Roo. Meskipun ada kisah seperti itu, kita di sini bersama.”
“Cerita itu… Cerita itu berulang bahkan di dunia ini. Aku tidak bisa. Aku tidak bisa hidup tanpamu. Apa pun yang terjadi, aku akan mengubahnya,” tekad Ha Roo.
Dan O berkata bahwa dia tidak ingin mengubahnya. Tapi, Ha Roo berkeras hati kalau mereka harus mengubahnya. Dia tidak bisa melepaskan Dan O. Apapun yang terjadi, dia akan mengubahnya.

Dan O menangis dan membalikkan badannya. Ha Roo memeluknya dari belakang dengan erat dan menangis. Dia takut akan kehilangan Dan O. Dia takut. Dan O menangis mendengarnya.
--
Ha Roo dan Dan O berpindah duduk ke taman. Dan O membuka pembicaraan mengenai kisah yang Ha Roo bilang, dimana di sana dia mati. Dia meminta Ha Roo untuk tidak usah memikirkannya. Itu cerita di masa lalu.
“Aku hanya merasa seolah-olah ceritanya diulang di dunia kita,” ujar Ha Roo.
“Itukah yang dikatakan Jinmiche? Dia mulai lagi. Dia menakutimu lagi. Astaga. Bagaimana kamu akan bertahan di dunia komik yang keras ini jika hatimu selemah itu?” ujar Dan O, berusaha terdengar ceria. “Karena terlahir dengan masalah jantung, aku tidak menyangka akan hidup lama seperti orang lain.”
“Tapi firasatku tidak enak tentang operasi itu.”
“Aku bahkan tidak tahu pasti akan menjalani operasi atau tidak. Lagi pula, aku tidak akan mati hanya karena menjalani operasi. Aku selamat bahkan setelah menjalani banyak operasi rumit sejak lahir. Tidak mungkin. Tidak mungkin penulis membiarkanku mati. Bukan begitu?”
“Apa kamu ingin menjalani operasi?” tanya Ha Roo, serius.
Dan O terdiam, tidak mampu menjawab. Ha Roo menggenggam tangannya dan meminta Ha Roo untuk memberitahu keinginannya.
“Menghabiskan waktu bersamamu seperti ini sampai panggung dimulai,” jawab Dan O. Dia tampak ingin menangis.
Dan sebelum tangisnya tumpah, Dan O memilih untuk masuk ke dalam rumahnya.

Ha Roo pun beranjak pergi. Tapi, dia mendapat firasat dan tidak jadi pergi. Dia kembali ke depan rumah Ha Roo. Dan dia melihat Dan O yang belum masuk ke dalam rumah. Dia mendengar ucapan Dan O bahwa dia sungguh ingin mengubahnya. Dia juga ingin hidup seperti orang lain. Dia ingin mengubah panggungnya.
Dan O mulai berdoa, memohon pada penulis agar membiarkannya hidup lebih lama. Tangisnya pecah. Dia menangis terisak-isak, memohon agar bisa hidup lebih lama.
Ha Roo melihat semua itu. Dia menangis dalam diam, melihat tangisan Dan O yang pilu.
--

Esok hari,
Ha Roo menemui Do Hwa. Dia memanggilnya, dan Do Hwa malah bertanya bagaimana caranya Ha Roo mengubah panggung? Apa karena cinta-nya yang besar kepada Dan O? Do Hwa terus bicara dan memberitahu kalau kakaknya bilang tanggal operasi Dan O sudah di tetapkan. Dia menyuruh Ha Roo untuk tidak khawatir. Kakaknya adalah dokter bedah yang hebat. Dan sepertinya, kakaknya akan memberitahu Dan O jadwal operasi-nya malam ini.
“Do Hwa. Aku perlu mengubah panggung,” pinta Ha Roo.
--

Do Hwa masuk ke dalam ruang A3 seperti orang linglung. Dia memerlukan baju kakaknya. Dan kemudian apa lagi ya? Arloji? Apa ya?
Kyung yang masuk dan melihat tingkah bingungnya, langsung bertanya apa yang di lakukannya? Do Hwa sudah ketakutan duluan dan berkata kalau dia tidak akan mengubah apapun. Dia tidak akan melakukannya.
Ucapan aneh Do Hwa itu, tentu membuat Kyung sdar kalau Do Hwa ingin mengubah panggung lagi. Kali ini, apakah untuk Dan O? Do Hwa berpura-pura tidak mengerti dan langsung pergi.
“Kamu tidak perlu memberitahuku. Aku akan menemukannya. Lagi pula, itu sudah digambar,” gumam Kyung, menatap Do Hwa yang berjalan pergi.
--
Psaat!
Dan O ada di dalam mobil. Dia terkejut saat berbincang dengan ayahnya di telepon, kalau dia akan mendengar jadwal operasinya hari ini. Dan O merasa takut.
--
Kyung pergi ke perpustakaan. Dia ingin mencari komik SECRET. Tapi, dia tidak menemukannya dimanapun.

Tiba-tiba saja, lampu perpustakaan padam. Dan terdengar suara aneh. Kyung mengikuti sumber suara dan menemukan sudut rahasia perpustakaan. Di dindingnya ada lukisan-lukisan Dan O. Dan ada lubang hitam di sana yang menampilkan kisah TRUMPET CREEPER.
TRUMPET CREEPER
Ha Roo meminta Dan O untuk kabur. Pangeran Kyung akan membuat Dan O dalam bahaya. Tapi, Dan O tidak mau.
--

Kyung menemukan lukisan Dan O di dalam lemari baju Ha Roo. Dia tampak sangat marah dan meminta Ha Roo untuk menjelaskannya. Tapi, Ha Roo hanya berkata kalau Kyung juga tidak akan mengingatnya. Ha Roo menasehati Kyung yang jika terus bertingkah seperti ini, semuanya akan hancur. Dia meminta Kyung untuk berhenti merencakan pengkhianatan. Dan tolong biarkan nona Dan O hidup. Dia memohon agar Kyung mengingat ucapannya ini. Jika tidak, mereka mungkin akan saling menondongkan pisau.
--


Ha Roo menusuk Dan O. Dan O menangis menatapnya. Ha Roo pun menangis karena telah menusuk Dan O.

Lubang hitam kembali menutup dan memuntahkan bunga terompet. Kyung begitu terkejut melihat apa yang terjadi di TRUMPET CREEPER. Dia mengambil bunga itu dan menatapnya.


2 Comments

  1. idih anjrrr baru ini nangis beneran gila penasaran bgt itu endingnya hdjdkdkskdkd

    ReplyDelete
  2. Wuih tolong cepat dilanjutkan sinopsisnya, please please

    ReplyDelete
Previous Post Next Post