Network :
Channel 3
“Tom, bangun!” teriak Ampu, memanggil nya.
Dan Tom pun balas berteriak, “Siapa yang mati?”
“Tidak ada yang mati! Tapi hampir mati. Keluar sekarang,” balas
Ampu.
Mendengar itu, Tom pun langsung berdiri dan membuka pintu kamar.
Lalu Ampu menarik nya dengan kasar. Dan karena tidak suka di begitukan, Tom pun
menepis tangan Ampu, dan marah kepada nya.
Ampu memberitahu dengan tegas, kalau perkataan kasar Tom
sebelumnya, itu sangat melukai Fae, dan membuat Fae hampir membunuh dirinya
sendiri. Mengetahui itu, Tom merasa terkejut, dan menanyakan bagaimana keadaan
Fae. Dan Ampu menjawab bahwa Fae hampir mati, namun untung nya Urawee ada di
sana dan menghentikan Fae.
“Jika dia berpikir begitu, maka mungkin dia harusnya mati saja!”
kata Tom, seolah tidak peduli. Dan Ampu pun langsung memukuli kepalanya. Dengan
kesal, Tom pun mengeluh.
“Mengapa kamu seperti ini? Kamu bukan pria?” tanya Ampu, tegas.
“Dan apa yang kamu ingin aku lakukan? Apa?!” teriak Tom.
Ampu menarik Tom untuk berdiri dengan mencengkram lehernya,
seperti ingin mencekiknya. Dia menyuruh Tom untuk bertanggung jawab, atas apa
yang sudah Tom katakan. Jika Tom tidak bisa, maka selanjutnya Tom harus
menggunakan otak untuk berpikir dulu sebelum berbicara. Karena dia tidak bisa
menyelesaikan setiap masalah Tom. Lalu dia menceritakan tentang Fae, yang pasti
tidak menginginkan hidup yang buruk juga, jadi dia harap, lain kali, Tom tidak
menilai seseorang dari luar nya saja. Serta seharusnya, Tom lebih bersimpati
kepada Fae, dan mengerti Fae, bukannya malah bersikap kasar.
Mendengar itu, Tom merasa bersalah, tapi dia tidak menjawab dan
menepis tangan Ampu.
“Jika kamu masih punya hati, kemudian pergi minta maaf kepada
Fae,” tegas Ampu, menasehati. Dan Tom masuk ke dalam kamar nya kembali.
Urawe duduk merenung di tempat tidurnya. Dan ketika ada sebuah sms
masuk, dia pun langsung melihat dengan bersemangat, karena mengira itu sms dari
Anik. Tapi ternyata bukan, itu sms dari Ampu, dan dia pun tampak sedikit
kecewa.
Ampu :
“Terima kasih telah membantu menjaga Fae. Bagaimana perasaan mu? Apa segalanya
baik- baik saja?”
Urawee :
“Aku baik- baik saja. Aku okay. Segalanya baik.”
Ampu : “Aku
sudah berbicara kepada Tom. Dan dia tampak merasa bersalah. Oh ya, apakah kamu
sudah ada berbicara dengan Khun Anik?”
Membaca sms itu, Urawee tidak membalas. Dan merasa heran, Ampu pun
mengirimkan sms kepada nya lagi. Dia menasehati Urawee supaya jangan terlalu
lama diam- diaman sama Anik, jangan tunggu sampai terlambat nanti nya. Dia
berjanji akan melakukan apa yang dia bisa untuk membantu Urawee menyelesaikan
segalanya. Lalu dia mengucapkan selamat malam, dan tidak ada mengirimkan sms
lagi.
Membaca itu, Urawee pun berpikir.
Ampu menikmati teh nya.
Urawee mencoba menelpon Anik, tapi tidak di angkat. Jadi dia pun
meninggalkan pesan suara untuk nya. “Aku minta maaf, Nik. Aku ingin kita
berbicara. Aku mau menegaskan bahwa aku tidak pernah mengikarin janji ku
padamu. Kamu juga tahu bahwa aku tidak akan melakukan apa yang aku benci. Yaitu
perselingkuhan … aku mencintai mu Nik. Sangat,” kata Urawee dengan sangat
tulus. Kemudian dia menutup telpon nya, dan menangis.
Anik membawa Unthiga ke dalam kamar. Disana dia merasa terpesona
oleh kecantikan Unthiga, jadi dia ingin menciumnya. Tapi Unthiga sengaja jual
mahal, dan menolaknya, lalu dia mengeluhkan kalau kepala nya sangat sakit serta
tubuhnya sangat gatal, jadi dia pun membuka satu persatu pakaian yang di
pakainya.
Melihat itu, Anik menjadi merasa kepanasan, dan dia pun mencoba
untuk menghentikan Unthiga supaya jangan telanjang. Dia memohon kepada Unthiga
agar jangan melakukan itu.
“Khun Nik, tolong jangan kasar padaku. Aku merasa sangat panas,”
jelas Unthiga sambil menatap Anik dengan pandangan mengoda. “Bisakah kamu
melepaskan pakaian ku?” pintanya.
Menerima godaan yang sangat manis tersebut, Anik pun tidak bisa
menahan dirinya lagi. Dengan segera dia merobek pakaian yang dipakai oleh
Unthiga dan menciumin leher nya.
Unthiga tidak menyangka, kalau Anik akan berani untuk melakukan
ini. Sehingga ketika Anik melakukan itu, dia merasa terkejut dan langsung
mendorong Anik supaya menjauh.
“Khun Oun, kamu sangat cantik,” puji Anik. Lalu dengan kuat, dia
mendorong dan menciumin Unthiga. Dan Unthiga pun memberontak darinya, serta
menampar nya juga.
“Berhenti!” teriak Unthiga. Tapi Anik tidak peduli, dan tetap
melanjutkan aksi nya.
Pagi hari. Urawee tersentak dari tidur nyenyak nya, karena habis
memimpikan tentang Anik. Dan merasa ada yang tidak beres, jadi dia pun segera
menelpon ke nomor Anik. Tapi tidak ada
yang mengangkat nya. Dan dia pun menjadi cemas.
Namun dia tidak mau terlalu memikirkan hal itu, dan bersiap- siap
untuk berangkat bekerja.
Anik terbangun, karena mendengar suara tangisan Unthiga yang berad
di sebelahnya. Dengan perasaan bersalah dia menatap Unthiga. Dan sambil
menangis, Unthiga menuduh kalau Anik telah mengambil kesempatan darinya dan
membuly nya.
“Khun Oun, aku minta maaf,” pinta Anik, merasa sangat bersalah.
“Kamu bukan seorang gentleman.
Kamu sudah memiliki Wee, dan kamu masih … Aku salah tentang mu. Aku mempercayai
mu. Tapi kamu buruk! Buruk!” keluh Unthiga sambil memukul- mukul Anik menggunakan
bantal nya. Dan Anik pun menahan kedua tangan nya.
Dengan tegas, Anik berjanji bahwa dia akan bertanggung jawab atas
tindakan nya. Dan mendengar itu, Unthiga pun terdiam.
Tom memperhatikan Ampu yang sedang berolahraga di halaman. Dengan
sikap malu- malu, dia menanyakan dimana rumah Fae. Dan mendengar itu, Ampu
tersenyum senang.
Fae terbangun, dan melihat MD duduk di samping ranjang nya, begitu
juga dengan Pua. Dan melihat itu, dia tampak merasa terharu, karena ada
seseorang yang perhatian dan mau menjaga nya.
Menyadari kalau Fae sudah bangun, MD dengan perhatian mengelus
kepalanya, dan memeluk nya. Dia meminta Fae supaya jangan takut, dan jangan
sedih. Karena Fae selalu bisa memulai hidup baru di rumah nya ini. Dan
mendengar itu, Fae menangis serta berterima kasih.
“Pergilah mandi, dan ikut sarapan dengan ku,” kata MD dengan
lembut. Dan Fae mengangguk mengiyakan sambil tersenyum senang.
Dimeja makan. Duang ingin menyemangati Fae supaya bersyukur,
karena Fae masih bisa hidup dan bisa makan makanan buatannya. Serta supaya Fae
jangan berpikiran untuk bunuh diri lagi lain kali. Tapi karena cara bicara nya
yang terlalu ceplas- ceplos, maka setiap perkataan nya terdengar seperti marah
dan mengomel kepada Fae. Sehingga MD pun memperingatinya untuk berbicara lebih lembut
lagi.
Namun walaupun Duang sudah mencoba untuk memperhalus kata-
katanya, tapi dia masih saja terdengar terlalu kasar. Sehingga MD pun
memperingatinya lagi. Dan akhirnya, dengan perasaan bersalah, Duang pun memilih
untuk diam saja.
“Fae, makan, sayang,” pinta MD, karena Fae hanya diam saja, dan
tidak menyentuh makanan yang ada diatas meja. Dan dengan pelan, Fae mengangguk
serta kembali menangis lagi.
“Bibi Duang mengajarimu, untuk kamu mencintai dirimu sendiri dan
mencoba menyelamatkan hidup mu. Banyak hal di dalam hidup mu yang
membahagiakan. Seperti semangkuk congee ini. Cobalah,” jelas Urawee dengan
lembut. Dan Fae mengangguk.
“Apa kamu bisu? Apa yang kamu perlukan?” tanya Duang, perhatian.
Dan Fae pun menjawab iya, lalu sambil menangis tersedu- sedu, dia mulai memakan
sup nya dengan perlahan.
Melihat itu, Urawee dengan perhatian mengelus punggung nya supaya
tenang. Dan sambil terus menangis, Fae meminta maaf berkali- kali kepada
mereka.
“Jangan berpikiran untuk bunuh diri lagi. Jangan lukai dirimu sendiri.
Masa depanmu masih bersinar cerah. Seperti yang aku bilang, mulai lah dari awal
lagi, ini belum terlambat,” jelas MD.
“Terima kasih. Aku tidak akan melakukan itu lagi,” jawab Fae,
berjanji.
Dan mendengar itu, MD pun tersenyum senang. Lalu dengan perhatian,
Duang langsung berjalan mendekati Fae dan memeluknya untuk menenangkan nya.
Karena kaki Urawee sedang terluka, maka Duang pun menawarkan diri
untuk mengantar kan nya ke tempat kerja. Tapi sebelum pergi, dia mengingatkan
Fae untuk tetap tinggal di rumah dan jangan pergi kemanapun, supaya Fae tidak
akan berpikiran bodoh lagi. Dan Fae pun mengiyakan.
“Apa kamu ingin bersekolah? Jika kamu mau, kamu bisa
memberitahuku. Aku akan membantu mu mendaftar,” kata Urawee, perhatian. Dan Fae
menjawab iya.
Tepat disaat itu, hp Urawee berbunyi, karena ada telpon masuk, dan
dia pun mengangkat nya. Dengan ketus, dia menanyakan, kenapa Ampu menelpon nya
sepagi ini. Dan Ampu menjawab bahwa dia menelpon Urawee bukan untuk di omeli,
lalu dia memberitahu kalau Tom akan ke rumah Urawee nanti untuk menemui Tom.
Dan sambil melihat ke sekeliling, Urawee menjawab bahwa Tom tidak
ada datang ke rumah nya. Kemudian dia mengomeli Ampu yang telah berani
sembarangan menyebarkan alamat rumahnya. Dan Ampu menjawab bahwa Tom bukan sembarangan
orang, dia adalah penyebab Fae terluka, jadi Tom harus bertanggung jawab.
Ketika Urawee baru saja mau mematikan telponnya, tiba- tiba
terdengar suara Tom yang berteriak memanggil nama Fae. Dan mendengar itu, Ampu
tersenyum senang. Lalu kemudian terdengar lagi suara teriakan Tom yang
memangatakan maaf.
“Tom meminta maaf kepada Fae, kan?” tanya Ampu.
“Iya, dia minta maaf. Tapi kemana dia pergi? Khun, kamu harus
mendisiplinkan adik mu. Datang dan beri salam dengan hormat dan baik. Karena
ada dua orang dewasa berdiri di sini sekarang. Itu saja!” jelas Urawee, lalu
dia langusng mematikan telponnya.
Urawee dengan penasaran terus melihat ke sekeliling nya, karena
Tom tidak ada terlihat. Dan dia menjelaskan kepada Duang bahwa Tom adalah orang
yang membuat Fae mau bunuh diri. Mengetahui itu, Duang marah, dan ingin
menampar mulut Tom, jika dia menemukan Tom.
Tapi Urawee menahan Duang supaya tidak perlu mencari Tom. Serta
biarkan saja Tom dan Fae yang menyelesaikan masalah mereka sendiri. Karena Tom
datang ke sini untuk meminta maaf.
Dengan kesal, Duang menyuruh Fae untuk mencari dimana Tom
bersembunyi sekarang. Kemudian sesudah itu, Fae harus cepat kembali untuk
menemanin Ya (MD). Dan Fae pun mengiyakan. Lalu dia pergi untuk mencari Tom.
“Hey, kamu juga wanita, bersikaplah layak nya wanita,” jelas
Duang, mengingatkan Fae.
Setelah itu, Urawee mengajak Duang untuk segera berangkat.
Anik menghentikan Unthiga yang terus memukuli nya. Dia menegaskan
bahwa dia pasti akan bertanggung jawab untuk segalanya. Dan Unthiga mempertanyakan,
bagaimana Anik akan bertanggung jawab pada dirinya. Mendengar itu, Anik pun
terdiam, dan berpikir.
“Baiklah, aku tahu. Ini adalah salah ku. Bagaimana bisa aku
menyalahkan mu? Mari anggap kemarin malam adala kesalahan ku untuk tidak
berhati- hati. Dan aku akan menganggap kalau kemarin malam tidak ada yang
terjadi. Dan aku tidak ingin kita bertemu lagi,” jelas Unthiga dengan tegas dan
sambil menangis. Lalu dia berniat untuk pergi.
Tapi Anik langsung memeluk Unthiga dari belakang, dan dia memohon
supaya Unthiga jangan melakukan ini. Dan sambil
masih menangis tersedu- sedu, Unthiga pun menjawab bahwa Anik sudah
melukai nya, menginjak nya seperti sesuatu yang tidak berharga. Lalu dia
mengeluhkan hidupnya yang selalu bertemu dengan pria buruk.
“Khun Oun, kamu berharga untuk ku. Sejak hari pertama kita
bertemu. Kamu datang ke dalam hati ku. Aku mencoba mendorong mu menjauh, dan
mencoba untuk tidak memikirkan apapun tentang kamu. Tapi aku tidak bisa
melakukan nya,” jelas Anik sambil memeluk Unthiga dengan erat.
“Jadi apa?” balas Unthiga.
Anik memohon supaya Unthiga mempercayai nya. Tapi Unthiga tidak
mau. Dengan sikap sok murni, Unthiga menjelaskan bahwa dia tidak akan pernah
mencuri apapun dari orang lain, karena dia mempunyai harga diri, dan dia memikirkan
wajah kedua orang tuanya. Jadi dia ingin hubungan mereka berakhir di dalam
kamar ini. Karena itu adalah yang terbaik untuk mereka berdua. Jika tidak, maka
Anik akan hancur, karena dia akan menganggap kalau Anik telah memperkosanya.
Mendengar itu, Anik merasa sangat terkejut. Dan dia pun hanya bisa membiarkan
Unthiga untuk pergi.
Unthiga berjalan pergi.
Anik terduduk di tempat tidur dengan pikiran stress.
Unthiga memencet bel kamar temannya yang berada sedikit jauh dari
kamarnya. Dan melihat penampilannya, temannya tampak syok. Tapi tanpa
menjelaskan apapun, Unthiga main masuk ke dalam kamar temannya begitu saja.
Fae berkeliling di rumah mencari Tom. Dan saat dia tidak berhasil
menemukan Tom, dia pun merasa putus asa. Tapi tepat disaat dia merasa kan itu,
Tom muncul di belakang nya, dan mengucapkan permohonan maaf kepada nya.
Mendengar itu, Fae berbalik menghadap ke arah Tom, dan menanyakan,
apakah Tom ke sini atas keinginan sendiri, atau karena Ampu yang menyuruh. Dan
Tom menjawab bahwa dia tidak datang karena orang lain, tapi dia datang atas
kesadaran nya sendiri. Karena dia merasa sangat bersalah kepada Fae. Lalu dia
menanyakan kondisi Fae.
“Kamu membenci ku. Kamu tidak perlu tahu apapun tentang ku,” kata
Fae, menjaga jarak.
“Aku tidak membencimu. Aku hanya tidak ingin kamu dekat kepada ku.
Jika pacarmu mengetahui kamu dekat pada ku. Kamu tidak akan aman,” jelas Tom.
Dan mengetahui itu, Fae tersenyum kecil.
TU (Teman Unthiga). Setelah dia memastikan kalau Anik sudah pergi
dari hotel, dia langsung mengeluh kesal kepada Unthiga. Karena ini masih sangat
pagi, dan dia ngantuk, tapi Unthiga malah membuat nya kerepotan dengan
membuatnya membawakan pakaian ganti. Dan sambil berdandan, Unthiga menjawab
bahwa dia akan membalas kembali kebaikan TU.
“Ngomong- ngomong, apa kamu menginvest kan tubuhmu sebanyak ini?”
tanya TU, ingin tahu.
“Untuk balas dendam pada Wee. Aku bisa melakukan apapun. Dia sudah
lama berkencan dengan Wee, namun mereka bahkan tidak pernah berpengangan
tangan. Wee juga tidak bisa berbicara manis kepada nya. Dengan sedikit godaaan
dariku, dia tersesat. Pria itu dari 100 orang hanya ada satu orang yang … “
jelas Unthiga, menggantung.
“Siapa?” tanya TU dengan cepat. Tapi Unthiga tidak mau
memberitahu.
Tu mempertanyakan, apakah Unthiga tidak takut ketahuan oleh
Urawee. Dan dengan percaya diri, Unthiga menjelaskan bahwa Anik tidak akan
pernah berani mengatakan apapun kepada Urawee, karena itu akan menghancurkan
nya sendiri. Dan Anik nantinya pasti akan putus dengan Urawee, karena tidak
tahan menahan kerinduan padanya.
“Apa kamu yakin?” tanya TU.
“Jika aku tidak yakin. Aku tidak akan melakukan itu,” balas
Unthiga, dengan percaya diri.
Tags:
Plerng Ruk Plerng Kaen