Sinopsis
Plerng Ruk Plerng Kaen Episode 3 – part 5
Network :
Channel 3
Fae dan Tom akhirnya sudah berbaikan, bahkan Fae sudah bisa
tertawa lagi. Dan Tom turut senang untuknya. Fae menjelaskan bahwa orang di
tempatnya tinggal sekarang, mereka semua sangat baik kepadanya, dan membuatnya
merasa berharga, dan ingin terus hidup. Mengetahui itu, Tom memuji betapa
beruntung nya Tom. Dan Fae balas memuji, karena Tom memiliki kakak yang baik.
Tom kemudian pamit, karena dia mau pergi ke toko Hia untuk
mengambil mobilnya yang di perbaiki. Juga karena itulah, maka dia tidak pergi
ke sekolah. Namun sebelum dia pergi, Fae memanggilnya, dan menanyakan apakah
Tom ada memakan dessert nya kemarin, karena dessert itu sangat enak.
“Jadi apa?” tanya Tom, tidak mengerti.
“Aku akan membawa kan nya untuk mu lain kali,” jawab Fae. Lalu dia
pun segera masuk ke dalam rumah. Dan Tom tersenyum mendengar itu, tanpa
mengetahui Fae telah pergi.
“Jika kamu akan datang. Aku akan berada di sekitar toko …” kata
Tom dengan senang. Tapi ketika dia berbalik, dan melihat Fae sudah tidak ada.
Dengan malu dia pun langsung berjalan pergi.
Mood Anik sedang sangat tidak bagus, jadi ketika sekretarisnya
ingin berbicara, dengan tajam dia menatap sekretaris nya dan mengatakan bahwa
dia tidak ingin bicara sekarang. Sehingga sekretaris nya pun menjadi takut, dan
tidak jadi berbicara.
Anik kemudian menyalakan kembali hp nya yang mati, kemudian dia
melihat pesan suara yang di tinggalkan oleh Urawee untuknya. Lalu dengan
segera, dia pun pergi.
Duang dengan perhatian membantu Urawee berjalan, dan menasehati
nya terus untuk berhati- hati serta mengambil off selama sehari atau dua hari.
Dan Urawee tertawa kecil karena perhatian itu, dia menjelaskan bahwa dia hanya
menginjak sedikit pecahan kaca, bukannya mematahkan kaki nya, serta dia masih
memiliki pekerjaan yang harus di selesaikan dan di diskusikan dengan Pam, lalu setelah
selesai bekerja, Pam bisa mengantarkan nya pulang. Jadi intinya Duang tidak
perlu terlalu khawatir padanya.
“Baiklah,” kata Duang, mengerti. Lalu saat pintu lift terbuka, dia
pun membantu Urawee untuk masuk ke dalamnya. Kemudian dia mengucapkan selamat
tinggal.
Tepat disaat pintu lift akan tertutup, Ampu datang sambil berlari
memanggil Urawee. Tapi sayang nya, pintu lift telah tertutup duluan dan naik ke
atas. Melihat Ampu yang seperti itu, Duang pun menatap nya dengan heran. Dan
dengan sopan, Ampu memberikan salam padanya, lalu dia berniat untuk menaiki
tangga saja ke atas. Tapi Duang langsung memanggilnya.
“Boleh aku tahu, dimana kamar mandi?” tanya Duang.
“Sebelah sana,” jawab Ampu, cepat. “Aku pergi duluan, dah,”
katanya, lalu dia langsung berlari pergi menaiki tangga. Dan Duang menatapnya
dengan heran.
Ketika Urawee baru saja keluar dari lift, Ampu yang tepat sampai
di atas juga, dia memanggil nya. Dia mengeluh karena Urawee tidak mau menunggu
nya, lalu dia menanyakan, apakah Urawee bisa berjalan. Dan dengan ketus, Urawee
bertanya, apakah saat ini dia terlihat seperti sedang merangkak, lalu dia pun
berjalan pergi. Dan Ampu mengikutinya.
“Kamu tidak merangkak, tapi kamu seperti wanita yang sedang haid.
Aku serius. Karena mood mu yang suka berubah- ubah seperti ini,” kata Ampu
sambil tersenyum manis.
Dan mendengar itu, Urawee menatapnya dengan tajam. “Kamu tahu,
mengapa aku moody padamu,” tegas nya. Dan Ampu tampak seperti kesakitan.
Sehingga Urawee merasa bingung ada apa, dan Ampu pun menunjukan kaki nya yang
tidak sengaja di injak oleh Urawee.
Menyadari itu, Urawee pun langsung memindahkan kakinya, tapi tanpa
sengaja, dia malah hampir mau terjatuh. Untung nya, Ampu segera menangkap nya. Namun
karena Urawee mengeluh kesakitan, maka Ampu pun menjadi cemas. Dan ternyata,
kakinya tidak sengaja menginjak kaki Urawee. Menyadari itu, Ampu pun langsung
mengangkat kaki nya.
“Hey, Khun,” keluh Urawee, kesal.
“Aku minta maaf. Aku tidak bermaksud,” jelas Ampu. “Lihat, semua
orang melihat,” bisiknya.
Dengan kesal, Urawee menyuruh Ampu untuk menjaga jarak darinya.
Dan dengan polos, Ampu bertanya seberapa jauh. Tapi Uraweee mengabaikan nya.
Nopama menelpon Unthiga, dan bertanya kenapa Unthiga tidak pulang
semalam. Dan Unthiga pun menjawab bahwa semalam dia menginap di rumah Modaeng
(TU). Dengan curiga, Nopama bertanya apakah itu benar. Dan Unthiga pun
memberikan telponnya kepada Mongdae.
“Halo, tante. Oun tidur di tempat ku. Kami hanya mengobrol seperti
biasa,” jelas Mongdae. Dan Nopama meminta untuk berbicara dengan Unthiga
kembali.
Nopama menyuruh Unthiga untuk cepat ke kantor, karena Unthiga baru
mulai bekerja, jadi Unthiga tidak boleh terlambat. Serta sekarang dia sedang
berada di kantor. Mendengar itu, Unthiga terkejut, dan bertanya, kenapa Nopama
ke kantor. Dan Nopama menjawab bahwa ada beberapa hal yang harus di urus nya,
itu saja. Lalu dia mematikan telpon nya.
Duang tidak sengaja melihat Nopama, jadi dia pun memanggil dan
menyapa nya dengan sinis. Dan melihat Duang disana, Nopama pun menatap nya
dengan tajam.
Ketika melihat Urawee berjalan sedikit aneh, Pam dengan perhatian
menanyakan apa yang terjadi kepada kaki Urawee. Dan semua karyawan menonton,
karena ingin tahu ada apa.
“Aku menginjak gelas kaca di rumah,” kata Urawee dengan keras,
supaya yang lain bisa dengar juga. Dan seorang penggosip merasa kecewa, karena
dia mengira luka Urawee disebabkan oleh cinta segitiga semalam. Mendengar
komentar itu, Urawee menatap nya.
Tepat disaat itu, Sunisa datang, dan melihat nya, semua karyawan
penggosip pun pergi dari sana dengan cepat. Tapi mereka tidak pergi jauh,
karena mereka masih ingin mendengarkan. Jadi mereka pun bersembunyi. Namun saat
Sunisa kembali berjalan ke arah mereka, maka mereka pun segera bubar beneran.
“Khun Sunisa adalah orang yang baik. Tolong hormati dia, jangan
kotori dia dengan sifat curigaanmu. Dan jika aku tahu, aku akan membunuh mu,”
jelas Urawee, memberikan peringatan kepada Ampu. Karena sikap Ampu tampak
seperti menjaga jarak dengan Sunisa.
“Aku tidak tahu,” balas Ampu, tidak peduli. Lalu dia pun pergi
mengikuti Sunisa yang mau menunjukan kepadanya dimana kantor nya.
Pam kemudian menenangkan Urawee, dan membantu nya untuk berjalan.
Namun Urawee langsung mengeluh, karena dia masih cukup baik- baik saja untuk
berjalan sendiri. Mendengar itu, Pam pun melepaskan nya, dan menyuruh nya untuk
berlari dengan cepat.
Para karyawan sibuk bergosip melalui chat grup. Dan saat melihat
Anik datang ke kantor Urawee, mereka pun langsung ke sana untuk melihat ada
apa.
Urawee merasa gugup, saat melihat Anik datang ke kantor nya. Apalagi
saat Anik menjelaskan bahwa dia sudah mendengarkan pesan suara dari nya. Dan
melihat reaksi itu, Pam tersenyum senang, lalu dengan segera, dia pun pergi meninggalkan
mereka berdua di dalam ruangan dengan alasan dia ingin selfie di luar.
Pam bergabung dengan para karyawan lain untuk menonton dari jauh.
Dan melihat itu, Ampu ikut bergabung dengan mereka, untuk mengetahui apa yang
terjadi. Lalu saat dia melihat betapa bahagianya Urawee dan Anik, dia pun
tersenyum senang untuk kebahagian mereka berdua.
“Kamu tidak akan mengatakan apapun?” tanya Urawee sambil tersenyum
malu- malu. Dan Anik berdiri dibelakang nya serta meminta maaf. Mendengar itu,
Urawe merasa was- was.
“Aku mengakui itu salahku. Aku harusnya lebih mempercayai mu,
bukannya orang lain,” jelas Anik. Dan Urawee menatap nya sambil tersenyum
senang.
“Aku minta maaf juga ya. Di masa lalu, aku tidak sabaran dan
sering melukai mu. Dan aku sangat mencintai mu,” jelas Urawee, mengakui
perasaannya. Dan Anik tersenyum senang.
Anik dan Urawee akhirnya berbaikan. Sekarang mereka bukan hanya
sekedar teman dekat lagi, tapi mereka sudah resmi berpacaran. Dan dengan mesra,
Anik pun memeluk Urawee dari belakang. Merasakan itu, Urawee tersenyum malu-
malu dan memperingatkan Anik bahwa saat ini mereka sedang berada di kantor,
jadi banyak yang melihat, sehingga dia merasa malu. Namun Anik tidak mau
melepaskan pelukannya.
Mendengar itu, Pam pun menyuruh semuanya untuk segera bubar dan
kembali bekerja. Dan Anik serta Urawee tertawa melihat itu.
Tapi kemudian, sebuah pesan masuk ke hp Urawee, dan pesan itu
adalah foto Nik yang sedang tidur telanjang didalam kamar hotel dengan bh
wanita di samping nya.
“Kamu sudah kirim kan, bukan? … Kali ini, mereka pasti akan
putus,” kata Unthiga, berbicara di telpon dengan temannya, Modaeng.
Anik bingung ada masalah apa, karena Urawee tiba- tiba tampak
muram. Dan Urawee pun menunjukan pesan tersebut dengan raut wajah sedih serta
kecewa. Melihat foto itu, Anik pun merasa terkejut sendiri.
Tags:
Plerng Ruk Plerng Kaen