Sinopsis Lakorn- Drama : Plerng Ruk Plerng Kaen Episode 5 - part 4/5


Sinopsis Plerng Ruk Plerng Kaen Episode 5 – part 4
Network : Channel 3

Anik menelpon Pam dan bertanya kepadanya. Dan Pam menjelaskan bahwa dia tidak tahu. Lalu dia menyuruh Anik untuk fokus dan pikirkan dengan baik kemana Urawee kira- kira akan pergi. Dan Anik langsung mematikan hp nya.

Anik kemudian mengingat pertanyaan Duang kepadanya, yang saat itu tidak bisa di jawab nya. Dengan kesal, dia pun memukul kursi, lalu dia meminum segelas bir lagi.

Urawee menangis lagi.

Malam hari. Urawee duduk merenung, dan melihat itu, Ampu ragu untuk menghampirinya serta memberikan makanan yang telah di bawa nya. Namun kemudian, saat dia melihat Urawee akan minum anggur berakohol, maka dia pun segera mendekati nya dan menghentikannya.
“Apa kamu tahu, tidak menyenangkan bila minum sendirian. Kamu perlu teman,” jelas Ampu.
“Aku ingin minum sendirian,” keluh Urawee.
“Jangan berteriak. Pikirkan sekitar,” balas Ampu. Lalu dia menyuruh pelayan untuk menuang kan wine ke gelas Urawee terlebih dahulu, baru ke gelas nya.


Dengan santai, Ampu mengangkat gelas nya dan mengajak Urawee untuk bersulang. Namun Urawee mengabaikan nya dan langsung meminum habis wine di gelasnya. Melihat itu, Ampu terkejut dan langsung buru- buru menghabiskan wine di dalam gelas nya juga, tapi dia tampak seperti tidak terbiasa minum wine. Dan itu berlangsung terus, seperti mereka sedang berlomba.
Melihat itu, Urawee merasa lucu dan tersenyum menantang kepada Ampu.

Unthiga datang ke rumah Anik. Dia memperkenalkan dirinya kepada pelayan, dan menanyakan, apakah Anik ada dirumah. Dan tanpa rasa curiga, si pelayan pun mengiyakan, lalu memberitahu kalau sekarang Anik sedang berada di kamar atas dan sedang tidur karena mabuk, jadi dia mau mengantarkan makanan untuk Anik.
Mengetahui itu, Unthiga pun menawarkan diri untuk mengantarkan makanan itu kepada Anik serta mengurus Anik.  Dan dengan polosnya, si pelayan membiarkan nya.

Ampu mengajak Urawee untuk bersulang. Tapi Urawee mengabaikannya lagi. Dengan kecewa, Ampu menjelaskan bahwa dia adalah teman, bukan musuh. Dan Urawee mendengus, menurutnya orang yang tidak percaya kalau Unthiga penipu, dia anggap orang itu musuh nya.


“Dengarkan aku. Aku punya alasan untuk  mempercayai dia,” jelas Ampu.
“Benarkah? Kemudian bisakah kamu menjawab ku, kamu dan Anik, siapa yang tidur dengan nya duluan?” tanya Urawee, ketus. “Dan bukankah aku sudah memberitahu mu bahwa aku tidak pernah salah? Semua pria itu sama. Sekali nafsu menutupi mata mereka, maka mereka menjadi bodoh! Bagaimana? Aku benarkan?” keluh Urawee, kesal.
Sebelum Ampu sempat membela diri atau menjelaskan. Urawee langsung menyiramnya dengan wine di dalam gelas. Lalu pergi meninggalkan nya.

Unthiga mengetuk pelan pintu kamar Anik, dan memanggil nya. Tapi tidak ada jawaban. Kemudian dia membuka pintu kamar Anik, dan saat dia melihat Anik sedang tertidur, dia tersenyum. Lalu dia masuk ke dalam kamar Anik.

Urawee merasa sangat kesal kepada Ampu. Dan ketika hp nya berbunyi, karena telpon dari Mae Oui, maka dia pun langsung mengangkat nya. “Oh, kamu bisa menyelesaikannya? … aku sangat senang … terima kasih banyak ya … baiklah, aku akan menghubungin kamu nanti … baik, terima kasih,” katanya berbicara di telpon. Lalu dia mematikan telpon dengan raut wajah tampak senang.

Unthiga meletakkan nampan makanan di atas meja. Dan disaat itu, dia melihat foto wisuda Anik bersama dengan Urawee. Lalu dia menatap ke arah Anik yang sedang tertidur. Kemudian dia mengambil hp nya dari tas dan mendekati Anik.
“Khun Nik. Khun Nik,” panggil Unthiga, memastikan kalau Anik benar telah tertidur. Kemudian dengan perlahan dia melepaskan baju yang Anik pakai. Dan memotret nya.

Tom bertanya- tanya, apakah Fae pulang dengan selamat barusan. Dan dia berniat untuk menelpon nya, tapi dia baru sadar kalau dia tidak mempunyai nomor Fae. Lalu saat ada telpon masuk, dia pun langsung buru- buru mengangkat nya. Tapi ternyata  itu telpon dari Ampu, dan dia pun merasa kecewa serta menyuruh Ampu untuk segera bicara ada apa.

“Bagaimana kamu? Apa yang kamu lakukan?” tanya Ampu, perhatian.
“Baik,” jawab Tom, singkat.
“Baguslah. Aku tidak akan pulang malam ini. Aku ada urusan di luar kota. Aku akan pulang besok,” jelas Ampu. “Dan jaga dirimu, jangan buat masalah,” tegas nya.
“Yeah. Bolehkah aku minta nomor dia?”
“Siapa?”
“Dia.”

“Fae?” tebak Ampu. Dan Tom mengiyakan. Ampu pun mengerti, dan berjanji akan mengirimkan nya, tapi dia mengingatkan Tom untuk berbicara dengan baik kepada Fae. Dan Tom pun mengiyakan, dan meminta Ampu untuk segera mengirimkan nomor nya.

Unthiga mengambil baju kemeja milik Ampu, dan memakainya. Lalu dia menuangkan air ke pakaian nya sendiri. Kemudian dia mengambil hp nya, dan mendekati Anik yang masih tertidur. Dia memotret dirinya di dekat Anik sambil menunjukan sedikit tubuh nya.
Setelah itu, dia mengirimkan foto tersebut kepada Urawee. Itu terjadi barusan … aku begitu terkesan sehingga check in lagi. Tulisnya sambil tersenyum puas.
Ketika Urawee melihat foto- foto tersebut, dia merasa sangat cemburu dan marah.

Anik terbangun, dan merasa heran. Karena melihat, Unthiga ada di dalam kamar nya serta memakai pakaian nya dengan bagian tubuh yang sedikit terbuka. Dan dengan buru- buru, Unthiga merapikan pakaian yang di pakainya dan beralasan kalau dia tidak sengaja membuat teh tumpah ke baju nya, jadi dia pun meminjam punya Anik untuk di pakai.
“Mengapa kamu datang ke sini?” tanya Anik.
“Pelayan bilang kamu belum makan apapun. Jadi aku membawakan nya untukmu,” kata Unthiga. Mengalihkan pembicaraan.

Anik tidak percaya dan menahan tangan Unthiga. Dengan takut, Unthiga pun mencoba melepaskan tangan nya dari Anik. Tapi Anik kemudian malah memeluknya dari belakang. “Khun Nik, lepaskan aku!” pinta Unthiga, panik.
“Aku tanya, apa yang kamu inginkan?” teriak Anik. Lalu dia pun menciumin tubuh Unthiga.

Urawee keluar dari kamar nya dan langsung berjalan menuju ke depan kamar Ampu, yang sedang menjemur baju dan bertelanjang dada. Dia mendorong Ampu ke dinding dan mencium bibir Ampu. Lalu dia langsung memotret nya. Dengan kaget, Ampu pun terpaku diam di tempat nya, dan tidak sempat untuk bereaksi.
“Khun Wee. Apa yang kamu lakukan? Khun Wee?” panggil Ampu kebingungan. Karena setelah melakukan itu padanya, Urawee langsung pergi meninggalkan nya dan masuk ke dalam kamar.

Unthiga menampar Anik dan memukulnya. Dia berteriak supaya Anik melepaskan nya. Tapi Anik tidak mau melepaskannya dan semakin panas menciumin nya di atas tempat tidur. Kemudian tepat disaat itu, pesan dari Urawee masuk. Dan melihat foto yang di kirimkan kepadanya itu, Unthiga langsung menjerit histeris dan menangis.
“Khun Wee. Khun Wee,” panggil Ampu sambil mengetuk pintu kamar Urawee. “Khun, keluar dan berbicara dengan ku,” pintanya. Dan dengan kasar, Urawee membuka pintu kamar nya secara tiba- tiba, sehingga memukul wajah Ampu.
Ampu lalu menanyakan, apa maksud Urawee melakukan itu barusan, apakah Urawee sangat mabuk. Dan Urawee membenarkan, dia sangat mabuk.

“Tunggu. Mengapa kamu memotret itu kemudian?” tanya Ampu, curiga.
“Jika dia bisa melakukan itu, maka aku juga bisa.”
“Siapa? Siapa yang melakukan itu padamu?”

Urawee tidak mau menjawab dan langsung mendorong Ampu. Lalu dia menutup pintu kamar nya. Dan dia mengabaikan Ampu yang terus mengetuk pintu kamar nya.

Namun kemudian, karena tidak tahan dengan Ampu yang terus mengetuk pintunya, maka Urawee pun keluar dan menghadapi nya. “Tinggalkan aku sendiri!”
“Foto barusan, kamu kirimkan pada Khun Oun, benar?”
“Ya. Jika kamu sudah tahu, kemudian mengapa kamu bertanya padaku?!” 
Ampu mengingatkan bahwa jika Urawee terus menggunakan emosi seperti ini, maka itu akan menghancurkan hidup Urawee sendiri. Dan Urawee tidak peduli, karena hidup nya sudah hancur. Dengan tegas, Ampu mengatakan bahwa hidup Urawee belum hancur. Lalu dia menarik wajah Urawee mendekat, dan menciumnya.
Dengan kesal, Urawee pun mendorong Ampu dan menampar nya. Tapi Ampu tidak peduli, dan kembali menciumin Urawee. Dan Urawee pun menampar Ampu lagi. Kemudian saat Ampu ingin menciumnya lagi, dia langsung berteriak.
“Berhenti!” teriak Urawee.
“Kamu yang memulai nya,” balas Ampu. Lalu dia mencium Urawee lagi, dan menahan nya dengan lebih erat. Sehingga Urawee tidak bisa mendorong nya.

Setelah itu selesai, Urawee menangis. Dan Ampu menjelaskan  dengan tegas bahwa dia hanya melakukan apa yang Urawee lakukan pada nya barusan. Jadi jika lain kali Urawee melakukannya lagi, maka dia tidak hanya akan sekedar mencium Urawee saja. Ini sebagai peringatan untuk Urawee, karena dia tidak ingin digunakan sebagai pion catur dalam game Urawee. Serta dia bukan mainan! Dan dia tidak akan peduli pada Urawee lagi!
“Apa itu sudah cukup rusak?” teriak Ampu, bertanya.
“Yeah! Aku puas! Itu sudah cukup rusak! Kamu senang sekarang?” balas Urawee berteriak. Lalu dia masuk ke dalam kamar dan menutup pintu..
“Tunggu!” panggil Ampu. Tapi Urawee telah keburu menutup pintu.

Kemudian Ampu pun berniat untuk kembali ke kamar nya sendiri. tapi hal memalukan malah terjadi. Hahaha … handuk nya tersangkut di celah pintu. Sehingga ketika dia mau pergi, handuk nya terlepas dari pinggang nya. Dan dengan panik, dia pun berusaha untuk menarik handuknya. Tapi tidak bisa.
Jadi dia pun terpaksa harus berlari pergi ke tempat nya tanpa mengenakan apapun. Lalu dengan malu, dia langsung masuk ke kamar dan menutup pintu.

Urawee membuka pintu untuk memeriksa apakah Ampu sudah beneran pergi atau belum. Dan kemudian saat dia melihat handuk milik Ampu ada didepan kamar nya, dia pun merasa jijik dan langsung menendang nya. Lalu dia masuk kembali ke dalam kamar.

Urawee duduk dengan lemas di dalam kamar dan menangis sambil menyekat bibir nya sendiri.

Post a Comment

Previous Post Next Post