Sinopsis Plerng Ruk Plerng Kaen Episode 5 –
part 3
Network : Channel 3
Urawee duduk
di dekat batang pohon, dan merenung disana. Kaopooon lalu mendekatinya, dan
bertanya, apakah Urawee benar- benar tidak akan memaafkan Anik, jika iya,
kenapa Urawee masih datang ke dekat rumah Anik. Dan Urawee menjawab bahwa dia
datang untuk bekerja. Namun Kaopooon tidak percaya.
“P’Nik tidak
akan melepaskan mu semudah itu. Karena jika itu aku, aku juga tidak akan
melepaskan mu semudah itu. P’Wee, kamu sangat berharga,” kata Kaopooon,
menghibur.
Tapi Urawee
tidak berpikir kalau dirinya seberharga itu. Namun dia baik- baik saja
sekarang, dan dia berterima kasih karena Kaopooon telah membawa nya ke tempat
ini. Karena tempat ini membuat nya merasa tenang.
“Kami selalu
senang menyambut mu ke sini. Kapanpun kamu tidak senang, kamu bisa datang ke
sini kapan pun. Ayo. Ayo temui Mae Oui. Jika dia melihat mu, dia akan sangat
senang,” ajak Kaopooon. Lalu dengan perhatian dia membantu Urawee untuk
berdiri.
Unthiga
mencoba menghubungin Ampu, tapi tidak di angkat. Sehingga dia merasa kesal. Dan
dia bertanya- tanya, apakah mungkin Ampu sudah menemukan dimana Urawee berada.
“Setiap
orang mencemaskan mu. Setiap orang menginginkan mu,” kata Unthiga, iri.
Unthiga menelpon
ke rumah Anik, dan bertanya kepada pelayan yang menjawab telpon, apakah Anik
ada di rumah. Dan setelah mendapat jawaban yang di inginin nya, dia tersenyum
jahat.
Sesampainya
dirumah Mae Oui. Urawee serta Kaopooon berfoto
bersama sebagai kenang- kenangan. Tapi mereka sangat terkejut, karena
Ampu tiba- tiba muncul di dalam kamera juga dan ikut berfoto bersama dengan
mereka sambil membuat tanda hati.
Dengan
heran, Kaopooon pun bertanya, bagaimana bisa Ampu sampai disini. Dan Ampu
menjawab bahwa dia punya mulut, jadi dia bertanya kepada orang- orang untuk
sampai disini. Lalu dia bertanya, kemana mereka berdua pergi, sehingga baru
sampai sekarang.
“Mengapa aku
harus melaporkan nya padamu? Kita tidak saling mengenal,” kata Urawee, cuek.
“Benar. Dan
satu hal lagi, cuaca di sini bagus. Jadi kami pergi bersenang- senang. Kami
berhenti di berbagai tempat dan melihat- lihat,” tambah Kaopooon, menjelaskan.
Mae Oui
muncul, dan memanggil Urawee. Dia mengajak Urawee untuk makan bersama, karena
dia baru saja selesai masak. Dan Urawee pun mengiyakan. Lalu kemudian Mae Oui
mengajak Ampu untuk ikut bergabung juga. Dan Ampu pun mengiyakan juga.
“Eh, Mae
Oui. Bisakah aku bergabung juga?” tanya Kaopooon.
Dengan
heran, Urawee bertanya, bukankah barusan Kaopooon bilang ada urusan yang harus
di lakukan. Dan Kaopooon menjawab bahwa dia berubah pikiran, lagian dia tidak
sedang buru- buru. Kemudian dia masuk ke dalam rumah sambil terus menatap Ampu.
Sementara Ampu, dia terus menatap ke arah Urawee. Dan melihat itu, Urawee menghela
nafas malas.
Kaopooon
berdiri dibelakang Ampu, dan berdehem keras. Dan Ampu pun bertanya, ada apa.
Tapi Kaopooon tidak menjawab dan duduk di lantai bersama dengan Urawee. Bahkan
dengan perhatian, dia menuangkan air untuk Urawee. Dan Ampu memperhatikan itu.
Kaopooon
lalu menawarkan diri kepada Mae Oui untuk membantunya, jadi Mae Oui dan Urawee
bisa mendiskusikan bisnis bersama. Sehingga Mae Oui dan Urawee pun pergi
meninggalkan nya. Kemudian Kaopooon pun memanggil Ampu yang hanya duduk untuk
membantu nya.
“Potong
sayur,” perintah nya. Dan Ampu pun melakukannya sambil terus melirik ke arah
Urawee yang berada di belakang. “Hey, apa kamu benar- benar teman P’ Wee?”
tanya Kaopooon.
“Yeah.
Mengapa?”
“Dari apa
yang ku lihat, kelihatan nya kamu tidak ingin menjadi temannya. Kita berdua
pria. Aku bisa tahu apa yang kamu pikirkan, tapi itu saja yang bisa kamu
lakukan. Karena P’Wee sudah punya pacar. Mereka saling mencintai,” jelas
Kaopooon, memperingatkan Ampu.
Mendengar
itu, Ampu tersenyum. “Apa kamu mengatakan itu untuk dirimu sendiri? Hey, tidak
apa. Kita berdua pria. Aku bisa tahu,” kata Ampu, perhatian. “Kamu memasang target terlalu
tinggi,” bisiknya sambil menggoda Kaopooon.
Dengan
kesal, Kaopooon pun menaruh banyak cabe rawit ke dalam gilingan. Dan Ampu pun
protes, siapa yang akan makan itu nanti. Tapi Kaopooon tidak peduli, dengan
bangga dia memberitahu bahwa dia bisa makan sepedas itu, bahkan Urawee juga.
Lalu dia menantang Ampu, apakah Ampu sudah menyerah.
“Hey!” keluh
Ampu.
Setelah
makanan selesai, mereka semua pun makan bersama. Tapi Ampu merasa kaget, karena
Urawee tampak biasa saja ketika memakan cabe yang sangat pedas. Dan Kaopooon
pun berbisik kepadanya, supaya makan
juga dan jangan kalah kepada Urawee. Dengan sok berani, Ampu menjawab bahwa itu
mudah saja, tapi dia ragu untuk mencoba cabe itu.
Dengan
penasaran, mereka bertiga pun memperhatikan Ampu, ketika Ampu memakan cabe itu.
Dan Urawee, bertanya bagaimana. Dengan sok berani, Ampu bergumam ‘hmm’.
“Makanlah lebih lagi, jika itu enak. Makan lah lagi,” kata Urawee, menyuruh.
Dan dengan terpaksa, Ampu pun memakan nya lagi sambil menahan rasa pedas nya.
“Apa kamu
yakin itu tidak pedas?” tanya Urawee.
“Iya. Biasa
saja,” jawab Ampu.
Melihat
kebohongan itu, mereka bertiga tersenyum menatap Ampu.
Duang merasa
lega, saat mendengar kabar tentang Urawee dari Pam. Dia berterima kasih kepada
Pam, lalu dia memberitahu kepada Yai bahwa Ampu telah berhasil menemukan dimana
Urawee. Tapi kemudian dia bertanya- tanya, apakah Anik benar- benar ingin balikan
dengan Urawee. Dan Yai menjawab bahwa dia tidak yakin juga.
“Jika iya,
seharusnya orang yang pertama kali mencari dan menemukan Wee adalah Anik, bukan
orang lain. Tapi dimana dia bersembunyi sekarang?” keluh Duang, kesal.
Kaopooon
mengantar kan Urawee kembali ke penginapan. Dan Urawee berterima kasih.
Kaopooon lalu memberitahu kalau dia akan datang untuk menjemput Urawee besok.
Dan Urawee mengerti. Lalu mereka pun berpisah.
Tapi saat
mengendarai sepeda, Kaopooon hampir saja terjatuh, karena dia tidak sengaja
menabrak pagar. Dan melihat itu, Urawee mengetawai nya. Lalu dia berjalan
kembali ke penginapan.
Namun
sesampainya di depan penginapan, senyum Urawee langsung menghilang, karena terkejut melihat Ampu ada disana dan sedang barbeque. “Hey, kamu disini? Dan bagaimana
bisa kamu sampai ke sini sebelum aku? Dan mengapa kamu belum pergi?” keluh nya.
“Oh, memang
nya kamu ingin aku kemana? Semua penerbangan telah penuh di pesan. Kemana aku
bisa pergi? Jadi aku harus tinggal di sini,” jawab Ampu dengan sikap polos dan santai.
Dengan
kesal, Urawee pun memutuskan untuk mengabaikannya dan masuk ke dalam
penginapan. Tapi Ampu memanggil nya dengan sikap berpura- pura terkejut,
seperti baru tahu Urawee menginap tepat di sebelah tempat nya. Lalu dia
mengajak Urawee untuk makan bersama nya.
“Betapa
kebetulan ya,” sindir Urawee sambil dengan malas duduk di dekat Ampu.
“Kelihatan
nya mood mu sedang baik ya.”
“Ya.
Mengapa?”
“Itu saja.
Kamu mendapatkan pria muda sebagai pelepas stress mu.”
Urawee
menyuruh Ampu untuk tidak berpikiran
negative pada nya. Dan Ampu balas
menyuruh Urawee untuk jangan berpikiran negative. Dengan kesal, Urawee
menjelaskan bahwa ketika Ampu membuka mulut, dia sudah tahu apa yang Ampu
pikirkan. Jadi dia menyarankan Ampu untuk lebih baik pergi dari hadapan nya.
“Aku datang
ke sini untuk kerja. Aku pikir bekerja disini sangat menarik,” jelas Ampu.
“LOL.
Mengapa kamu tidak pergi ke tempat lain?” balas Urawee, ketus.
“Kemudian
janji pada ku, kamu akan berhenti hidup dengan kesengsaraan seperti ini, maka
aku akan pergi,” kata Ampu, serius.
“Hey, kapan
aku seperti itu?”
“Anak itu.”
Urawee
memperingatkan Ampu untuk berhenti berpikiran kotor dan berhenti menjengkelkan
nya. Kemudian setelah itu, Urawee pun masuk ke dalam penginapan nya dengan
kesal. Dan Ampu merasa menyesal telah berbicara buruk kepada Urawee.
Urawee
merasa sangat kesal, tapi kemudian saat dia melihat banyak nya telpon masuk
dari Anik, dia langsung berubah menajdi sedih. Dan saat Anik menelpon nya lagi,
dia sengaja tidak mau mengangkat nya.
Tags:
Plerng Ruk Plerng Kaen