Sinopsis Plerng Ruk Plerng Kaen Episode 5 –
part 2
Network : Channel 3
Urawee
mengunjungin sebuah desa dengan pemandangan hijau yang menenangkan dan indah.
Disana dia menginap di sebuah hotel mobil kemah. Dan sesampainya disana, dia
duduk memandangin pemandangan sambil merenung kan semua nya kembali. Tentang
Anik.
Sedangkan
Anik, dia tampak seperti orang tanpa semangat. Banyak botol bir, dan kaleng
bir, yang berserakan di atas meja nya. Dan dengan lemas, Anik bersandar di sofa
sambil merenung kan semuanya kembali. Tentang Urawee.
Anik serta
Urawee tampak sama- sama menderita, karena kehilangan satu sama lain.
Urawee
menghapus air matanya, dan mencas hp nya. Lalu dia pergi berjalan- jalan di
luar sambil memotret pemandangan alam disana. Namun kemudian, dia kembali
teringat akan kenangan nya bersama dengan Anik.
Urawee pergi
ke desa dan berjalan- jalan disana. Tapi lagi- lagi dia teringat kepada
kenangan indah nya bersama dengan Anik, yang pernah datang bersama nya ke desa
tersebut.
Kemudian
disaat itu, Ampu muncul di hadapannya. “Apa kamu baik- baik saja?” tanyanya.
“Iya. Memang
nya apa yang salah dengan ku?” balas Urawee, tidak senang.
“Jika
begitu, mengapa kamu melarikan diri? Semua orang mengkhawatirkan kamu. Mereka
takut bahwa kamu mungkin …”
“Takut, aku
akan bunuh diri? Karena patah hati?” tebak Urawee. “Aku akui, kalau aku sedih
dan aku ingin sendirian. Tapi aku tidak melarikan diri. Aku ke sini untuk bekerja.
Dan aku tidak lemah sampai berpikir bunuh diri,” jelas nya.
“Itu bagus,”
puji Ampu. Dan Urawee pun menyuruh nya untuk pergi, karena dia ingin sendirian.
Ampu
memanggil Urawee, dengan nada memelas. Dan Urawee pun menatapnya, lalu dia
meminjam hp Ampu. Dengan bingung, Ampu pun meminjamkan nya. Kemudian Urawee
menghubungin Pam, dan mengomeli nya, karena Pam telah menyebarkan dimana dia
berada kepada Ampu. Jadi setelah dia kembali, dia akan lebih mengomeli Pam.
Setelah
mengatakan itu, Urawee langsung mematikan telpon. Dan dengan bingung, Pam
menatap hp nya, karena dia belum sempat mengatakan apapun.
“Kamu
menelpon dan menyalahkan Khun Pam? Wee, dia tidak memberitahuku kamu disini.
Karena dia juga tidak tahu kamu kemana. Aku yang menemukan mu sendiri,” kata
Ampu, menjelaskan.
“Dan
bagaimana kamu tahu?” tanya Urawee, heran.
“Dari email.
Kamu pernah bicara dengan ku melalui email, dan menceritakan padaku tempat yang
sering kamu kunjungin , ketika kamu ingin melarikan diri dari kekacauan dan
rasa sakit. Tempat yang teman baik mu bahkan tidak tahu, kecuali aku. Dan Khun
Anik,” jelas Ampu.
Urawee
merasa kagum, karena Ampu masih mengingat itu. Tapi dia paling benci orang yang
terus menempeli nya. Jadi dia harap Ampu menghargai privasi nya dan pergi.
Namun Ampu tetap mengikuti nya.
Anik
memberikan salam kepada Yai, dan mau
menanyakan dimana Urawee. Tapi Duang langsung menyela dengan berteriak keras.
“Nik harus tahu betapa kecewa nya kita pada dia.”
Mendengar
itu, Anik merasa bersalah dan menundukan kepalanya. Namun dengan tegas, Duang
menyuruh Anik untuk menatap mereka. Dan Anik pun menatap mereka dengan ragu.
Kemudian Duang pun mulai mengomeli nya.
“Aku minta
maaf. Aku minta maaf,” pinta Anik.
“Dia tidak
ada disini. Dia pergi,” kata Yai, memberitahu.
“Kemana? Aku
akan mengejar nya,” tanya Anik.
“Dia
melarikan diri, itu berarti dia tidak ingin melihat wajah mu. Itu berarti
semuanya sudah berakhir,” tegas Duang. Dan Anik membalas bahwa dia belum ingin
putus dengan Urawee.
Duang
mengomeli Anik. Dan Anik mengakui kalau dirinya memang bersalah, tapi dia akan
meminta Urawee untuk memberikan nya kesempatan, karena dia percaya Urawee masih
mencintainya, dan jika dia menunjukan kesungguhannya, maka mereka berdua bisa
kembali menjadi seperti dulu.
“Lebih kamu
berbicara, lebih tidak ada alasan untuk mendengarkan mu. Dengarkan, Wee tidak
mencintai mu lagi. Aku menyuruhmu pergi ke neraka, karena itu apa yang Wee beritahu pada ku untuk kamu,” kata Duang,
tegas.
Kemudian
Duang menyuruh pelayan untuk membawa Yai pergi beristirahat ke kamar. Dan tanpa
ikut campur, Yai pun pergi.
“Pergi
sekarang, dan tanya pada hati mu. Apa kamu masih mencintai Wee atau tidak.
Karena orang yang saling mencintai, mereka tidak akan pernah melakukan apa yang
kamu lakukan. Sebab mereka akan merasa sangat malu dan mereka tidak akan ingin
melukai orang yang mereka cintai. Ada lagi yang mau kamu katakan?” tanya Duang,
tegas. “Jika tidak, maka apa yang ku katakan adalah benar. Pergi sekarang!”
usir Duang.
Mendengar
perkataan itu, Anik merasa benar apa yang Duang katakan dan juga merasa
bersalah. Jadi tanpa bisa mengatakan apapun lagi, dia pun langsung pergi
darisana.
Fae menunggu
Tom di pinggir jalan. Dan ketika dia melihat Tom, dia langsung tersenyum ceria
kepadanya. Tapi Tom malah bersikap cuek pada nya.
Fae
menemanin Tom yang sedang bekerja di bengkel, dan dia memberikan desert yang
dibawanya. Tapi Tom malah memberikan dessert itu kepada orang lain, lalu
menyuruh nya untuk pergi.
Dengan
kesal, Fae pun mengatakan bahwa dia akan pergi darisana. Tapi yang paling mengesalkan
adalah Tom tidak mengejarnya atau menghentikannya atau menawarkan diri untuk
mengantar nya, ketika dia bilang ingin pergi. Dan karena merasa gengsi, Fae pun
beneran pergi darisana.
Setelah Fae
pergi, Boss pun bertanya, apa Tom tidak akan mengantarkan Fae pulang, kepadahal
Fae telah menemanin Tom seharian disini dengan perhatian. Dan Tom dengan cuek
membalas bahwa Fae bisa saja menaiki ojek atau taksi, karena Fae bukan anak
kecil lagi.
Namun
setelah mengatakan itu, Tom berpikir, karena dia merasa cemas sendiri.
Urawee
berjalan cepat, dan Ampu mengikutinya di belakang. Dengan kesal, Urawee pun
mengeluh kenapa Ampu mengikuti nya. Dan Ampu menjelaskan bahwa dia bukan orang
yang berbahaya serta tidak ada larangan bahwa dia tidak boleh berada sini.
“Tapi kamu
orang yang berbahaya untukku,” protes Urawee.
“Khun Wee,
berapa kali aku perlu mengatakan nya ‘aku
bermaksud baik’?” jelas Ampu.
“Mau kamu bermaksud baik atau buruk. Aku masih tidak ingin melihat mu. Aku ingin sendirian!”
“Kamu terus
bertingkah seperti itu. Membuat ku ingin menemanin mu terus. Aku tidak bisa
pergi,” jelas Ampu, beralasan. Dan Urawee mengatainya bermuka tebal. Tanpa rasa
malu, Ampu mengakui kalau dirinya memang bermuka tebal, kemudian sebelum Urawee
berbicara lagi, dia langsung menghentikan nya dan menebak apakah Urawee akan
berteriak.
“Tidak!”
balas Urawee, kesal.
Dengan kesal,
Urawee berjalan pergi, tapi tanpa sengaja, dia malah membuat seorang pengendara
sepeda terjatuh karena nya. Dan dia pun meminta maaf kepada si pengendara.
“P’Wee, apa
itu kamu? Ini aku Non Kaopooon,” kata si pengendara sepeda, mengenali Urawee.
Mendengar
nama itu, Urawe langsung teringat tentang nya, dan dia merasa kaget, karena
dulu Kaopooon masih kecil tapi sekarang Kaopooon sudah tumbuh tinggi. Dan
dengan senang, dia pun memeluk Kaopooon.
“Kamu tidak
terluka dari jatuh barusan?” tanya Ampu, menyela reuni mereka berdua.
Dengan
heran, setelah menyadari keberadaan Ampu disana, Kaopooon bertanya kepada
Urawee siapa pria itu. Dan Ampu menjawa bahwa di teman Urawee, dan mereka
datang bersama ke sini. Mengetahui itu, Kaopooon merasa lega, karena Ampu cuma
teman saja. Dengan heran, Ampu menanyakan siapa Kaopooon.
“Aku Non.
Aku guide yang biasa membawa P’Wee dengan P’Nik berkeliling,” jawab Kaopooon.
Lalu dia mengabaikan Ampu, dan sibuk berbicara dengan Urawee.
Dengan
kesal, Ampu pun berusaha untuk menahan
emosi nya. Karena dicuekin oleh mereka berdua yang tampak sangat akrab. Apalagi
ketika mereka berdua malah menaiki sepeda dan ingin pergi meninggalkan nya.
Untuk ke rumah Mae Oui.
“Tunggu.
Tunggu, apa aku bisa ikut naik?” pinta Ampu.
“Tidak bisa.
Itu illegal. Kita bisa di tangkap. Bisakah kamu membayar nya? Oh, pikirkan dulu
sebelum kamu berbicara?” balas Kaopooon, ketus. Dan Urawee menahan tawa nya.
“Aku punya
uang. Anak kasar,” gerutu Ampu, kesal. Karena di tinggalkan sendirian. “Oh ya,
rumah Mae Oui?” gumam nya, berpikir.
Dijalan.
Kaopooon menyanyi dengan riang. Sementara dibelakang nya, Urawee malah diam
saja. Sehingga dia merasa heran. Dan akhirnya, di pertengahan jalan, dia pun
menghentikan sepedanya, karena dia mau bertanya. Pertama, kenapa Urawee tidak
datang bersama dengan Anik. Dan Urawee menjawab bahwa dia tidak mau bercerita.
“Baiklah
kemudian, yang kedua. Pria itu. Ampu, atau apapun itu. Apa yang kamu
berdebatkan dengan nya?” tanya Kaopooon. “Jika dia merepotkan mu, kamu bisa
memberitahu padaku. Aku tidak akan melakukan apapun padanya. Namun aku akan
memberitahu dia bahwa P’Wee adalah kakak ku, dan dia tidak boleh merepotkan
mu,” jelas Kaopooon.
“Oh, anjing
kecil,” balas Urawee sambil tersenyum, lalu dia berjalan duluan.
“Aku bukan
anjing kecil lagi. Tapi aku anjing yang sudah bertumbuh besar.”
Tags:
Plerng Ruk Plerng Kaen