Sinopsis Lakorn- Drama : Plerng Ruk Plerng Kaen Episode 7 - part 5/5

Sinopsis Plerng Ruk Plerng Kaen Episode 7 – part 5
Network : Channel 3

Para karyawan dengan bersemangat menggosipi tentang Unthiga. Mereka penasaran, apa yang terjadi didalam kamar. Dan mendengar itu, Arm diam dan memperhatikan mereka. Beberapa karyawan yang menyadari itu, mereka pun segera bubar.
Sementara dua penggosip yang tidak menyadari itu, mereka terus saja bergosip dengan sangat bersemangat. Hingga saat Sunisa berdiri di belakang mereka dan berbicara, barulah dua penggosip itu diam.

“Kalian tidak akan berkeja?” tanya Sunisa, menyindir mereka berdua. Dan dengan gugup mereka berdua pun segera berdiri dan menjelaskan kalau mereka sedang menunggu kopi di sini.
Lalu saat berdua mereka melihat Arm yang berada di belakang Sunisa, mereka pun semakin terkejut. Dengan sopan mereka memberikan hormat kepada Arm. Lalu mereka langsung berlari pergi darisana.

Sunisa meminta Arm untuk tidak terlalu memikirkan para penggosip. Dan Arm mengerti, karena menurutnya para penggosip itu tidak bersalah, melainkan Unthiga juga bersalah. Lalu dia bertanya, kenapa Sunisa turun ke bawah dan menemui nya.
“Seseorang menunggu mu,” kata Sunisa, memberitahu.

Dua penggosip saling mengeluh, karena ketahuan bergosip oleh Pam. Mendengar itu, Pam langsung memanggil mereka. Dan dengan bersemangat, Penggosip senior mulai menceritakan tentang video Unthiga yang tersebat. Melihat sikap mereka, Urawee tersenyum kecil.


Kemudian Fai dan beberapa karyawan lewat. Fai tidak bisa menghubungin Unthiga. Dan mendengar itu, Urawee pun memanggilnya.
“Apakah itu tentang rapat dengan rumah produksi?” tanya Urawee. Dan Fai mengiyakan. “Aku yang akan menghadiri rapat. Tapi jika dia menghubungin mu balik, maka biarkan dia ikut saja,” jelas nya. Dan Fai mengiyakan dengan sopan.
“Aku tidak berpikir, dia akan bisa dihubungin. Karena gosip panas yang sudah beredar,” jelas Senior penggosip. Dan Pam menghentikan nya untuk berhenti bergosip.

Pam kemudian menyuruh Urawee untuk memperjelas segalanya, saat Urawee bertemu dengan Ampu. Jika Urawee tidak melakukannya, maka dia mengancam akan memukuli Urawe sampai mati. Dengan geli, Urawee pun mengiyakan, dan memanggil Pam dengan sebutan ‘Mama’. Dan Pam balas memanggilnya dengan sebutan ‘Anak’. Lalu Urawee pun pergi darisana.

Setelah itu, Pam mengajak kedua penggosip itu untuk masuk ke dalam ruangan bersama nya dan lanjut bergosip lagi. Dan dengan bersemangat mereka berdua pun segera masuk bersamanya.

Ampu meminta para staff rumah produksi untuk menunggu Unthiga sebentar lagi. Dan mereka mengerti. Tapi setelah cukup lama, yang datang malah Urawee. Dan dengan heran, Ampu pun bertanya dimana Unthiga.
“Khun Oun sedang ada sesuatu. Jadi aku yang akan menghadiri rapat ini. Aku minta maaf ya,” jelas Urawee dengan sopan kepada semuanya. Lalu mereka pun memulai rapat bersama- sama.

Unthiga merasa kesal, karena Anik terus menelponnya. Tapi kemudian saat dia melihat Arm yang menelponnya, dia pun segera mengangkat nya.
“Kamu tidak terdengar sakit. Mengapa kamu tidak datang bekerja? Datang ke kantor ku sekarang. Aku perlu berbicara padamu. Sekarang,” kata Arm dengan tegas, sebelum Unthiga sempat mengatakan apapun. Lalu telpon pun dimatikan. Dan Unthiga merasa stress harus bagaimana.
Arm duduk didekat Anik dan memintanya untuk menunggu sebentar. Dan Anik mengiyakan. Anik memakai jas biru terang yang sama seperti apa yang dipakai oleh Teem didalam video yang beredar.

Setelah melihat video yang dibuat oleh tim rumah produksi. Dengan halus, Urawee menjelaskan kepada mereka kalau itu sangat bagus, tapi sayangnya dia tidak yakin kalau itu cocok dengan konsep seragam pesawat yang dibuat. Dia ingin itu dibuat lebih lembut serta bersahabat. Tapi video yang satu ini sedikit mewah dan terlihat lebih bergaya.

“Sebelum menghadiri rapat ini, kamu dan Khun Pu belum ada berbicara, kan? Karena kamu mengatakan hal yang sama seperti Khun Pu terakhir kali,” jelas ketua tim. Dan mendengar itu, Urawee merasa bingung.
Ampu pun menjelaskan bahwa pada rapat sebelumnya, dia juga mengatakan hal yang sama seperti Urawee. Tapi Unthiga ingin yang seperti ini. Lebih bergaya.

Urawee mengerti. Lalu dia meminta kepada tim rumah produksi untuk membuat contoh yang kedua, karena dia ingin menunjukan nya kepada tertua untuk di nilai.
Dan ketua tim mengiyakan dengan bersemangat. Dia memuji kalau rapat bersama dengan Ampu serta Urawee lebih mudah. Sebab mereka berdua memiliki pemikiran yang sama. Tidak seperti Unthiga.
Mendengar itu, Urawee dan Ampu tersenyum. Serta sama- sama mengiyakan. Lalu mereka berdua pun berterima kasih kepada semuanya. Dan rapat pun akhirnya selesai.

“Khun, kamu dengar barusan? Dia bilang kita memiliki pemikrian yang sama,” kata Ampu sambil menatap Urawee dan tersenyum penuh arti pada nya.
“Jadi apa?” balas Urawee sambil tertawa.
“Tidak ada. Hanya saja, apakah itu membantu mu untuk membuat keputusan? Tentang apa yang aku katakan padamu terakhir kali.”
“Mmm… apa kamu benar- benar ingin berpacaran dengan ku? Apa kamu sudah mengenal ku cukup baik?” tanya Urawee, ragu.
Ampu menyakinkan Urawee untuk berpacaran dengannya. Dalam hal saling mengenal, mereka memiliki cukup waktu. Dan Urawee memberikan ujia kepada Ampu, jika Ampu bisa mengetahui 10 hal yang disukai nya dan tidak, maka mereka akan membicarakan tentang ini lagi. Dan Ampu langsung setuju, karena setidaknya, sekarang dia sudah tahu satu hal yang Urawee sukai.

“Artis favorite mu adalah Yoji Yamamoto yang kita lihat di pameran saat itu. Satu,” kata Ampu dengan bangga.
“Hmm emm… tapi masih ada 9 lagi,” jelas Urawee. Lalu dia pun pergi. Dan dengan bersemangat, Ampu segera membereskan barang nya dan mengikuti nya.


Dicafe. Ampu memesankan minuman untuk Urawee dan memberikan padanya. “Coklat panas, benarkan? Aku melihat mu memesan ini sebelumnya. Jadi ini yang kedua.,” jelas nya dengan percaya diri.
“Aku mungkin memesan itu karena ingin mencoba nya, bukan karena aku memang menyukai nya,” balas Urawee.
“Aku tidak peduli. Aku anggap kamu memesan itu, karena kamu menyukainya. Dua,” balas Ampu. Dan Urawee tersenyum senang sambil menikmati coklat panas nya.


Melihat senyum itu, Ampu pun ikut tersenyum. Tapi saat Urawee menatap ke arah nya, dia langsung menjadi salah tingkah sendiri dan mengalihkan pandangannya.
Urawee kemudian bertanya, apakah Ampu punya waktu luang, karena ada hal yang ingin dibeli nya. Dan tanpa berpikir, Ampu langsung menjawab bahwa dia tidak sedang buru- buru, jadi dia bisa menemani Urawee.
“Kamu tidak berpikir dulu?” tanya Urawee, heran.
“Aku bebas. Ayo,” balas Ampu sambil tersenyum. Dan Urawee pun ikut tersenyum.
Ditoko buku. Urawee mencari buku favorti nya, yang berjudul The Memory Tress volume terakhir. Tapi sayang nya, buku tersebut telah terjual habis Dan Urawee pun merasa kecewa, sebab dia harus pergi ke toko lain lagi untuk mencari nya.

Tapi kemudian Ampu muncul sambil memegang buku tersebut. “Benar yang ini kan?” tanyanya. Dan Urawee tersenyum kecil sambil menerima buku itu.
“Mm... bagaimana kamu tahu ini?” tanya Urawee, heran.

“Kamu tahu kalau di dunia ini ada yang namanya media sosial? Dan kamu baru saja mempost caption buku ini. Darisana lah aku tahu. Dan penerbit nya juga baru saja menerbitkan album baru. Benarkan?” jelas Ampu sambil memberikan CD kesukaan Urawee juga.
Menerima semua itu, Urawee mengomentari betapa mengerikannya Ampu. Tapi dia juga berterima kasih karena Ampu sudah membelikan semua itu untuk nya. Dan Ampu pun menganggap dua hal tersebut sebagai yang keempat.

Tiba- tiba saja, Urawee merasa kaki nya sakit. Mungkin karena dia sudah berjalan banyak hari ini, jadi sepatu nya sedikit mengigitnya. Dan dengan perhatian, Ampu pun berjongkok dan ingin memeriksa kaki Urawee.
Tapi Urawee langsung menolak, karena dia tidak merasa enak dan juga tidak terbiasa di perlakukan seperti itu. Lalu dia pun segera berjalan pergi, karena merasa malu. Dan Ampu pun mengikuti nya.


Dengan perhatian, Ampu memakai kan hansplast ke jari kaki Urawee. Lalu setelah itu, dia mengomentari betapa keras kepalanya Urawee yang terus menahan sakit. Dia tahu kalau ukuran sepatu Urawee yang sebenarnya adalah 38. Tapi ntah kenapa, Urawee terus memaksa kan diri memakai ukuran 37.
“Bagiamana kamu tahu?” keluh Urawee.
“Ini yang kelima,” balas Ampu. Dan Urawee tersenyum.
Sesampainya Unthiga dikantor, dia terkejut melihat ada Anik disana. Tapi karena Arm menyuruh nya untuk duduk, maka dia pun duduk.
“Aku sudah berbicara dengan Anik tentang video itu. Dan aku mengerti segala nya,” jelas Arm. Dan Unthiga tidak mengerti.
“Aku sudah memberitahu Ayahmu segalanya. Bahwa akulah pria yang berada di dalam video itu. Kamu sakit dan aku membawa mu ke kamar untuk beristirahat. Tapi seseorang merekam diam- diam dan menyebarkan nya. Sejak ini sudah seperti ini, aku pikir kita harus mempercepat pernikahan nya. Bagaimana, Khun Po (Ayah)?” jelas Anik. Dan Unthiga terkejut mendengarnya.
Unthiga tidak setuju untuk menikah dengan Anik. Tapi Arm dengan tegas menyuruh Unthiga untuk menikah dengan Anik. Sebab ini bagus untuk mengurus semua berita buruk yang telah menyebar. Dan lalu Anik yang telah dipukuli oleh Unthiga tidak merasa adanya masalah serta bersedia untuk memaafkan Unthiga, karena Anik benar- benar mencintai Unthiga. Jadi menurut Arm, tidak ada masalah untuk meneruskan pernikahan mereka berdua.

“Kebaikan yang begitu jarang, kamu tidak masalah dan bersedia untuk menikah dengan ku,” sindir Unthiga. “Tapi simpan kebaikanmu. Karena aku tidak memerlukan nya!” bentak Unthiga.
“Oun!” tegur Arm.
Unthiga menghina Anik, dan meminta Ayahnya untuk berhenti terus memaksanya. Lalu dengan kesal, dia pun pergi darisana.
“Tidak apa, Khun Po (Ayah). Aku akan berbicara padanya. Aku percaya bahwa aku bisa mengubah pemikirannya,” jelas Anik, menenangkan Arm. Dan Arm pun mempercayai nya.

Unthiga masuk ke dalam kantor dengan kesal. Dan lalu saat Anik masuk ke dalam kantor nya juga, dia semakin kesal. Dia bertanya kenapa Anik mengikuti nya dan dia meminta Anik untuk melupakan tentang pernikahan itu. Bahkan walaupun Anik merangkak dibawah kaki nya dan memohon padanya, dia tetap tidak akan menikah dengan Anik.
“Berhenti bersikap seperti itu. Lihat ini dulu, dan kemudian putuskan,” jelas Anik. Lalu dia memperlihatkan video rekaman mereka yang tidur bersama.
Melihat itu, Unthiga menjadi histeris. Dia meneriaki Anik dan melemparkan barang- barang di atas meja kepadanya.

“Berhenti mengutukku! Kamu harusnya berterima kasih padaku. Jika aku tidak melakukan itu, maka pria itu yang akan. Dan rekaman ini juga sudah akan beredar. Karena dia bukan hanya membawamu ke dalam kamar. Dan aku tidak akan selalu bersikap baik. Jika kamu tidak menikah dengan ku, kebaikanku akan kadaluarsa. Dan mungkin aku akan melakukan sesuatu untuk mempermalukan mu selama hidupmu,” jelas Anik, mengancam.
Unthiga menampar Anik. Dan mengeluh kesal kepadanya. “Apakah kamu sangat mencintaiku dan ingin menikahi ku, sampai kamu menggunakan cara kotor ini?! Lihat cermin sana, tidak kah kamu tampak sangat menyedihkan?”
“Aku tidak mencintaimu. Aku menikahimu karena aku membencimu. Aku ingin melihat mu menderita dineraka. Dan aku baru sadar betapa itu akan membuat mu kesal, jika kamu tidak bisa mendapatkan Ampu!” balas Anik, penuh penekanan.
Unthiga heran kenapa Anik sampai perbuat sejauh ini demi memisahkan dirinya dan Ampu. Lalu dia menuduh, apakah Urawee ada dibelakang semua ini. Karena Anik tidak mungkin memikirkan ini sendirian.


Mendengar itu, Anik tertawa geli. Dia menjelaskan kalau Urawee tidak terlibat, karena Urawee sangat murni, dan tidak kotor seperti Unthiga. Tapi Unthiga tetap tidak percaya, dia yakin kalau Urawee pasti terlibat dalam hal ini.
“Berapa kali kamu ingin aku memberitahumu? Wee tidak terlibat. Ini antara kita berdua. Cepat buat keputusanmu. Aku tidak punya banyak waktu untuk mu,” tegas Anik dengan tajam. Lalu dia pun pergi darisana.

Dengan frustasi dan bingung. Unthiga pun menghancurkan setiap barang yang ada diruangannya dan menangis.

Post a Comment

Previous Post Next Post