Sinopsis Lakorn- Drama : Plerng Ruk Plerng Kaen Episode 9 - part 2/5


Sinopsis Plerng Ruk Plerng Kaen Episode 9 – part 2
Network : Channel 3


Duang dan Yai melemparkan kelopak- kelopak mawar ke atas tempat tidur Urawee dan Ampu. Lalu mereka duduk di hadapan mereka yang sudah berlutut.
“Aku tidak akan berbicara banyak. Aku harap kalian tinggal bersama dengan penuh kesadaran. Karena hanya itu yang bisa membuat kalian melalui semua hambatan. Apa kamu mengerti, Wee?” kata Yai, bertanya. Dan Urawee diam sambil menatap kecewa kepada Ampu.
“Mengampunin lah sebisa mu. Apa yang telah berlalu, biarlah berlalu. Anggap mereka sebagai pelajaran dan jangan membuat kesalahan yang sama lagi. Jangan biarkan itu menganggu pikiran mu,” jelas Duang, menasehati. Dan Urawee tetap diam.
Ampu memperhatikan Urawee yang meneteskan air mata.

Ampu dan Urawee kemudian bersujud di kaki Yai. Setelah itu, Yai pun mengajak Duang untuk pulang bersama. Dan Duang pun mengiyakan. Urawee ikut berdiri bersama mereka berdua, karena ingin mengantarkan. Tapi Duang serta Yai langsung menghentikannya supaya jangan ikut.
“Menurut tradisi, kalian tidak boleh meninggalkan kamar,” jelas Yai. Dan kemudian mereka berdua pun pergi.
Urawee dan Ampu saling berdiam sambil menatap satu sama lain. Lalu akhirnya, Urawee membuka suara, dia pamit untuk berganti pakaian duluan.
“Tunggu, Khun Wee. Aku ingin berbicara padamu tentang Jackie,” panggil Ampu.

Dengan cepat, Urawee menghapus air matanya dan berbalik menatap ke arah Ampu. “Oh. Mantan istri dan Ibu dari anak mu, nama nya Jackie? Aku tidak mendengar itu dengan jelas saat acara,” sindir nya.
“Benar. Namanya Jackie. Dia mantan istriku. Dan hubungan kami sudah berakhir,” jelas Ampu denga tegas. “Untuk bayi, aku bisa menjelaskan …”
Sebelum Ampu sempat menyelesaikan kalimatnya, Urawee langsung menyela. Dia mengatai betapa tidak bertanggung jawab nya Ampu yang tega membuang anak sendiri. Dan dia menyesal telah menikah dengan Ampu. Mendengar itu, Ampu merasa sedikit tersinggung.

“Wee, kamu yang terburu- buru mengajak ku untuk menikah. Kamu tidak ingat?”
“Benar. Ini salahku, benar? Aku mungkin perlu menahannya,” balas Urawee.
“Ini tidak seperti itu. Bisakah kamu tolong dengarkan aku dulu?” pinta Ampu.
Tapi Urawee sama sekali tidak mau mendengarkan, karena dia sudah cukup mengetahui betapa tidak bertanggung jawab nya Ampu. Lalu dia meminta Ampu untuk membiarkan nya dulu sekarang, karena dia sudah sangat capek dan tidak punya kekuatan untuk mendengarkan alasan apapun. Dan Ampu pun terdiam.
Unthiga merasa sangat moody karena gaun mahal nya dikotori oleh Duang. Dan mengetahui itu, Anik melemparkan wine merah ke gaun mahal Unthiga. Dengan marah, Unthiga pun memarahi nya. Dan Anik balas memarahi nya juga.

“Kamu sangat menyesal karena kehilangan Ampu, jadi kamu melakukan sesuatu yang menjijikan seperti ini?!”
“Benar. Aku menyesal kehilangan dia. Dan lebih aku menyesal kehilangan dia, lebih aku membenci mu!” teriak Unthiga.
“Kamu membenciku? Jika kamu sangat membenciku, maka kita akan hidup dengan kebencian seperti ini!” balas Anik. Lalu dia mencium Unthiga dengan paksa. Dan Unthiga langsung menampar nya.

Dengan kesal, Anik kembali mencium Unthiga. Dan kali ini dia bertindak lebih kasar. Lalu Unthiga pun kembali mendorong serta menampar nya. Tapi Anik tetap tidak mau menghentikan tindakannya.
“Lepaskan! Lepaskan aku sekarang!” teriak Unthiga. Lalu dia mengambil vas bunga yang berada didekat nya dan memukul kepala Anik.

Kemudian setelah itu, Unthiga berlari masuk ke dalam kamar dan menutup pintu. Lalu dia menelpon Ampu.


“Sepertinya hari ini kamu memiliki banyak masalah dengan pasangan. Mantan istrimu. Istri barumu. Dan istri orang lain,” sindir Urawee, ketika dia melihat Unthiga yang menelpon Ampu. Lalu dia pun masuk ke dalam kamar mandi.
Tanpa tahu harus mengatakan apa, Ampu pun cuma bisa tetap diam.
Anik menatap dahinya yang terluka di cermin.

Karena Ampu tidak mengangkat telponnya. Maka Unthiga pun mencoba untuk menelpon Nopamat. Tapi sebelum Nopamat sempat mengangkat telpon darinya, Anik muncul di belakang nya dengan tatapan mata tajam.
Nopamat merasa heran, karena Unthiga menelponnya, tapi kemudian mematikan nya.
Unthiga ingin melarikan diri. Tapi Anik langsung menahan Unthiga dan membanting nya dengan kasar ke tempat tidur. “Kamu tidak bisa melarikan diri dariku.”

Nopamat ingin menelpon Unthiga balik. Tapi Arm langsung merebut handphone nya. Dia melarang Nopamat untuk menelpon balik, karena ini adalah malam pernikahan Unthiga. Jadi mereka lebih baik tidak menganggu.
Dengan cemas, Ting pun menawarkan diri untuk pergi ke rumah Unthiga yang berada di sebrang dan melihat. Namun dengan tegas, Arm melarang nya juga. Menurutnya, karena Unthiga sudah menikah dengan Anik, maka mereka harus membiarkan mereka berduaan malam ini dan menunggu sampai besok. Dan Ting pun mengerti.

Unthiga memberontak, dia melemparkan bantal- bantal yang ada disampingnya kepada Anik. Tapi Ani menghindari itu semua. Lalu dia mencium Unthiga sambil membekap mulut nya supaya Unthiga berhenti berteriak.
Duang merasa khawatir untuk membiarkan Urawee sendirian bersama dengan Ampu. Karena kejadian yang tidak mereka duga barusan.
“Kamu pikir bahwa pernikahan bisa membuat Wee menang melawan adiknya? Aku sudah memperingatkan mu. Jangan lakukan apapun demi kemenangan. Tapi tidak seorang pun yang mendengarkan. Dan sekarang, semua yang bisa kita lakukan hanyalah mendukung dia dan berharap bahwa mereka akan saling mencintai serta berpegangan tangan dalam melewati hambatan,” jelas Yai.
“Baik,” jawab Duang dengan pelan. Lalu dia pun menyalakan mesin mobil.
Tapi sebelum Duang menjalankan mobil, dia langsung melihat ke arah jok belakang dengan sikap seperti terkejut. Dan dengan heran, Yai pun bertanya ada apa.
“Kemana Fae?” tanya Duang.
“Mungkin dia sudah pulang,” jawab Yai, tidak terlalu yakin juga.

Tom membawa Fae ke bengkel untuk menginap disana. Fae yang masih merasa syok, karena kejadian pria mabuk yang ingin melecehkan nya tadi, dia duduk diam di sofa dan menangis.

Tom dengan perhatian membawakan obat untuk Fae, dan ingin mengobati kakinya. Tapi Fae menolak, sebab dia harus buru- buru pulang sekarang, dia tidak ingin Duang dan Yai menjadi khawatir. Namun saat Fae akan berdiri, dia hampir saja terjatuh, karena kakinya yang terluka. Tapi untung nya, Tom dengan sigap langsung menangkap nya.
Dan selama sesaat, mereka berdua saling berdiam sambil menatap satu sama lain.
“Bagaimana bisa kamu pulang sekarang? Mereka akan mempertanyakan, apa yang terjadi. Duduk lah,” jelas Tom, perhatian. “Tetap lah disini untuk sekarang. Aku akan mengobati mu,” jelas nya. Lalu dengan lembut, dia memakaikan obat ke kaki Fae.
“Apakah pria itu akan mati?” tanya Fae, cemas. Dan Tom tampak cemas juga, tapi dia berusaha untuk tetap tenang.
“Jangan berpikir terlalu banyak sekarang. Dia bisa baik- baik saja. Dan mungkin tidak, seperti yang kita pikirkan,” balas Tom. Dan Fae mulai menangis.

Dengan cemas, Tom langsung duduk disebelah Fae, dan bertanya, apa yang salah. Dan sambil terus menangis, Fae menjelaskan bahwa dirinya memang pembawa sial, karena dia selalu membuat masalah dan merepotkan orang lain.
“Tunggu. Kamu menghindariku dan tidak mau berbicara denganku, itu karena ini, benar kan?” tanya Tom, mulai mengerti.
“Aku tidak ingin menjadi pembawa masalah. Aku tidak ingin menyebabkan masalah untuk orang lain. Lihat aku. Aku tidak ada apa- apa, dan masalah datang kepada ku teus tanpa henti,” balas Fae, frustasi pada diri sendiri.

Tom menatap Fae, dan menenangkannya supaya jangan terlalu banyak berpikir. Tapi Fae tetap tidak bisa berhenti menangis. Hari ini adalah hari pernikahan Urawee, hari special Urawee, tapi dia masih saja menyebabkan masalah. Jadi dia semakin merasa bahwa dia memang pembawa sial. Dan dia tidak ingin hidup lagi.


Tanpa mengatakan apapun, Tom langsung menarik Fae mendekat dan mencium nya. Sehingga Fae pun langsung berhenti menangis dan berbicara.
“Jangan berpikir seperti itu. Kamu bukan pembawa sial. Dan bahkan jika iya, aku tidak peduli. Karena …” kata Tom sambil menyentuh pipi Fae dengan lembut. “Aku cinta padamu,” jelas nya dengan tegas.
Mendengar pengakuan itu, Fae sangat terkejut, sehingga dia pun jadi lambat merespon. Dan ketika Tom menurunkan tangan dari pipinya, Fae langsung memegang tangan Tom. “Terima kasih,” ucapnya.
Dengan lembut, Tom kembali mengelus pipi Fae. Kemudian dia pun mendekatkan wajah nya kepada Fae, dan menciumnya.

Ketika Ampu baru keluar dari dalam kamar mandi, dia menemukan selimut dan bantal nya telah di letakkan secara terpisah oleh Urawee.
“Bisakah kamu tidur diluar malam ini? Aku belum siap untuk tidur denganmu. Aku harap kamu akan mengerti,” pinta Urawee. Dan Ampu pun berusaha untuk mengerti. Jadi dia membawa selimut serta bantal nya keluar, dan dia tidur di sofa.


Secara diam- diam, Ampu menatap Urawee dari jauh. Dan merasa tidak nyaman dengan itu, Urawee pun menutup pintu kamar.
Dengan kecewa, Ampu menghela nafas dan berbaring di sofa.
Sementara Urawee, dia tampak merasa sangat bimbang dan bersalah kepada Ampu.
Ampu menatap cincin pernikahan di jari manis nya. Dan berpikir.
Urawee juga kesulitan untuk tidur. Seperti ada banyak hal didalam pikiran nya.

2 Comments

  1. Please,,,lanjut ceritanya soalnya aku suka sama drama ini tapi ngak ada sub indonya

    ReplyDelete
  2. Iyaa kerennn, terimakasih sinopsisnyaa

    ReplyDelete
Previous Post Next Post