Sinopsis K-Drama : Itaewon Class Episode 09-1
Images by : JTBC
SELURUH KARAKTER, TEMPAT, ORGANISASI, DAN
KEJADIAN DALAM DRAMA INI ADALAH FIKSI
DanBam resmi di buka kembali dengan lokasi baru di jalan Gyeongridan-gil. Demi mempromosikan DanBam, Yi Seo melakukan siaran live. Dia memperkenalkan para pekerja DanBam dan juga Bos DanBam.
Sae Ro Yi yang tidak pernah
melakukan siaran live, merasa sangat
canggung. Saat Yi Seo bertanya perasaan Sae Ro Yi dengan pindahnya lokasi
DanBam, Sae Ro Yi malah menjawab : “Kami akan kerja keras.” Yi Seo sampai
bergumam kalau Sae Ro Yi benar-benar tidak seru.
Yi Seo kembali bertanya harapan
Sae Ro Yi sebagai boss DanBam. Sae Ro Yi tampak bingung menjawabnya.
“Bersama dengan staff yang ada…
kami akan bekerja keras untuk menjadi kedai nomor satu di Korea Selatan,"
jawab Sae Ro Yi.
Yi Seo dan semua pekerja
DanBam, langsung kompak berteriak : “Fighting!”
“Sekarang terdapat lima juta
pebisnis di negara ini. Di antara lima juta itu, satu juta toko ditutup setiap
tahun. Kenapa mereka gagal? Apa karena ekonomi sulit? Bukan karena itu. Alasannya
karena toko tersebut tak memiliki alasan untuk dikunjungi. Rasa yang berbeda,
interior ruangan, dan sistem. Restoran yang dibuat tanpa rencana dan pemikiran tentu
akan gagal. Jadilah toko yang lebih baik. Milikilah sesuatu yang membedakanmu. Cara
untuk menang dalam kompetisi? Kalian harus pikirkan dan coba lakukan. Jangga
berkembang dari kedai kecil di sebuah gang 40 tahun lalu sampai dengan saat ini
karena aku terus cari solusi, dan takkan pernah berhenti. Semua pemikiran dan
percobaan itu membuatku menjadi seperti ini. Kalian semua juga pasti bisa
melakukannya. Terima kasih sudah menyimak pebisnis ini, Jang Dae-hee,” jelas
Presdir Jang dalam seminarnya.
Soo Ah sebagai moderator acara, menyudahi seminar begitu Presdir Jang selesai. Tapi, belum sempat dia melakukannya, Yi Seo yang datang ke seminar tersebut mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Soo Ah melihatnya dan dengan sopan meminta maaf sembari menjelaskan kalau mereka tidak menerima pertanyaan. Presdir Jang segera memberi tanda pada Soo Ah, untuk membiarkan Yi Seo bertanya.
Yi Seo tersenyum senang. Dia meraih mikrofon dan mulai berbicara. Yi Seo dengan santai memuji seminar Presdir Jang dan juga senang melihat Presdir Jang lagi. Presdir Jang membalas ucapannya juga dengan ramah. Dir. Kang yang juga ada di seminar, jadi tampak penasaran karena Yi Seo dan Presdir Jang tampak saling mengenal.
“Bosku selalu berkata bisnis
itu tentang manusia. Pertanyaan ini tak ada hubungannya dengan seminar. Murni
karena aku fanmu. Apakah ada sebuah prinsip yang kau pegang selama berbisnis?”
tanya Yi Seo.
Mendengar pertanyaan Yi Seo,
dir. Kang tampak terkejut karena apa yang Yi Seo tanyakan adalah apa yang Sae
Ro Yi katakan padanya.
“"Bisnis itu tentang manusia"? Bosmu tampaknya romantis. Entahlah.
Arti bisnis untuk Jang Dae-hee? Walau menggunakan kata-kata indah, bisnis pada
akhirnya adalah untuk memperoleh keuntungan dari hasil kerja.”
“Kau berkata bahwa Jangga
sekarang berasal dari kedai kecil, 'kan?
Aku benar-benar menghormatimu, Pak. Kata "kompetisi" yang kau
gunakan pun sangat menarik. Kalau begitu apakah mungkin karena sebuah kompetisi
sebuah kedai kecil dapat menang melawan Jangga?” tanya Yi Seo, penuh arti.
Semua tampak menanti jawaban
dari Presdir Jang. “Aku sangat suka semangat pemuda sepertimu, tapi orang tua
ini juga masih bersemangat. Sebelum aku mati, hal itu tak akan pernah terjadi. Dengan
pernyataan itu, mari kita sudahi di sini.”
Dan dengan pernyataan terakhir itu, seminar berakhir. Semua hadirin langsung bertepuk tangan keras, kecuali Dir. Kang dan Yi Seo.
--
Yi Seo sudah hendak pergi dari Jangga usai mendengarkan seminar, tapi Presdir Jang mengajaknya berbincang sejenak. Secara jujur, Presdir Jang berujar kalau dia tidak menyangka kalau Yi Seo akan mengikuti seminar. Yi Seo dengan tersenyum menjawab kalau dia belajar banyak dari seminar tersebut.
Presdir Jang mulai menanyakan
DanBam yang pindah lokasi, apakah berjalan lancar? Yi Seo menjawab kalau mereka
sudah berusaha keras, tapi ternyata tidak mudah. Presdir Jang hanya menyuruhnya
untuk berusaha lebih keras. Presdir Jang tidak bertanya lagi, jadi, Yi Seo pun
masuk ke lift untuk turun ke lobby.
Setelah Yi Seo masuk ke dalam
lift, Presdir Jang teringat sesuatu mengenai ucapan Sae Ro Yi padanya tempo hari
(episode 08) bahwa baginya kekuatan datang dari manusia. Dan kepercayaan dari
orang-orang itu yang membuatnya kuat. Dan merekalah alasannya terus berjualan.
Tanpa membuang waktu, sek. Kim langsung lari ke bawah mengejar Yi Seo. Setelah terkejar, dia memberitahu kalau Presdir Jang ingin bertemu. Yi Seo tersenyum (penuh arti).
--
Yi Seo di bawa masuk ke ruangan
Presdir Jang. Geun Won yang ada di sana, terkejut. Presdir Jang tersenyum ramah
dan bertanya, apakah Yi Seo sudah makan? Dan dengan santai, Yi Seo menjawab
kalau dia masih belum makan.
Keduanya, saling tersenyum
seolah mengerti maksud masing-masing. Hanya Geun Won yang bingung dengan apa
yang terjadi.
--
Presdir Jang membawa Yi Seo untuk makan di sebuah restoran mewah. Yi Seo memuji rasa makanan yang benar-benar enak. Setelah selesai makan, Presdir Jang langsung menawari Yi Seo untuk masuk ke Jangga. Yi Seo tersenyum dan berterimakasih atas tawaran Presdir tapi dia menolaknya.
“Karena bosku.”
“Aku tahu loyalitas sangat
penting bagi anak muda, tapi bukankah itu ada batasnya? Itu hal lemah untuk
dipertahankan.”
“Seperti yang kau ucapkan, aku
tak bisa menolak tawaranmu hanya karena rasa loyalitas. Tapi bukankah tawaranmu
ini ada karena bosku?” balas Yi Seo. “Kau sangat tertarik dengan bosku dan
DanBam.”
“Lalu?”
“Aku percaya aku bisa jadikan
DanBam lebih besar lagi. Bila dalam proses itu kau lebih melihatku, bukan
bosku, kau bisa beri tawaran itu lagi kepadaku, Pak,” jawab Yi Seo.
--
Geun Won dalam perjalanan
pulang dengan pikiran kacau. Dia masih memikirkan kedatangan Jo Yi Seo, yang
adalah manager kedai DanBam. Dia juga memikirkan mengenai alasan Soo Ah
membencinya adalah karna orang yang di tabraknya, ayah dari Sae Ro Yi, sudah
seperti ayah bagi Soo Ah. Semua pikiran itu membuat Geun Won menjadi tidak
fokus dalam menyetir.
Dan akhirnya, dia malah menabrak mobil yang ada di depannya. Orang yang mobilnya di tabrak tentu marah dan mengomeli Geun Won. Geun Won malah tidak meminta maaf sama sekali dan dengan sombong bertanya, apa masalah ini mau di selesaikan dengan uang atau asuransi? Orang itu jelas marah. Tapi, Geun Won malah lebih galak dan mengintimidasi dengan bilang kalau dia punya banyak uang!
Pertengkaran mereka harus
berhenti karena mobil-mobil di belakang sudah mengklakson. Mereka membuat
jalanan menjadi macet.
--
Sae Ro Yi menemui Ho Jin. Ho Jin menanyakan mengenai kondisi bisnis Sae Ro Yi. Sae Ro Yi menjawab kalau semua berjalan cukup baik dan Yi Seo melakukan sedikit promosi. Ho Jin kemudian mengingatkan kalau Sae Ro Yi sudah harus membayar pajak mulai tahun depan. Dia masih belum tahu nilai pastinya, namun, pasti banyak. Sae Ro Yi jadi khawatir. Ho Jin menenangkannya untuk tidak khawatir karena ini adalah area keahliannya.
“Kita lakukan ini dahulu,” ujar
Ho Jin. Sae Ro Yi menatapnya bingung.
--
Sae Ro Yi melakukan olahraga
pagi, berlari. Wajahnya tampak berseri-seri. Dia beristirahat di jembatan yang
menghadap ke Namsan Tower. Dia mengeluarkan ponselnya dan mulai mengirim pesan
chat ke grup DanBam, memberitahu kalau dia akan membuat izin perusahaan.
Geun Soo yang pertama kali
merespon, kaget karna DanBam akan menjadi sebuah perusahaan. Hyun Yi merespon
kalau Sae Ro Yi akan menjadi Presdir. Seung Kwon tidak tahu mengenai hal itu
dan bertanya apa maksudnya izin perusahaan? Yi Seo merespon kalau itu adalah
keputusan yang bagus.
Sae Ro Yi mengirim pesan lagi
kalau mereka harus putuskan nama hukum yang sah. Nama perusahaan. Jadi, dia
ingin semuanya memberikan ide nama.
Tony menyarankan nama : Parkga. Sae Ro Yi menolak nama itu, karena nama itu terdengar seperti meniru nama Jangga.
Yi Seo menyarankan nama ILL.
Terdengar keren kan? Kepajangan ILL adalah Yi Seo Ro Yi Love (Yi = I, Ro = Lo)
(tapi Yi Seo tidak memberitahu kepanjangan dari nama itu ya). Sae Ro Yi menolak
nama itu karna terdengar tidak menarik.
Seung Kwon bingung harus
memberikan nama apa. Itaewon Class?
Geun Soo, Hyun Yi dan Yi Seo
kompak mengejek nama itu yang jelek dan terdengar kuno. Sae Ro Yi malah
menyukai nama itu. Tony juga menyukainya. Hyun Yi dan Yi Seo tetap ngotot kalau
nama itu norak.
Akan tetapi, Sae Ro Yi terus memikirkan nama itu. Dia jadi teringat perasaannya saat pertama kali menginjakan kaki di Itaewon.
--
“Kata yang terpikir olehku saat
mendengar “Itaewon Class” adalah “kebebasan.” Tempat berbagai budaya bisa
menjadi satu. Seperti tak ada batasan. Itaewon tentu tentang kebebasan,” ujar
Sae Ro Yi. “Kira-kira itu maksudmu kan?” tanyanya pada Seung Kwon.
Seung Kwon membenarkan dengan gugup juga. Di dalam hatinya, Yi Seo mengumpat kalau itu hanyalah omong kosong. Geun Soo berkomentar kalau nama “Itaewon Class” terdengar biasa tapi tidak jelek juga, memberi kesan klasik.
“Kami bisa apa? Kau sudah suka
nama itu. Kami tak bisa bicara lagi,” komentar Yi Seo.
“Tidak juga. Jika kau tak suka,
tak kupakai,” ujar Sae Ro Yi.
Mendengar ucapan Sae Ro Yi, Yi
Seo langsung tersenyum malu dan memuji nama itu bagus. Dia menyukainya. Tapi, membatasi
diri pada Itaewon saja akan membuat DanBam terlihat kecil saat berurusan dengan
bisnis lain.
Dan karena itu, Hyun Yi menyarankan agar nama Itaewon Class di gunakan di antara mereka saja. Dan sebagai gantinya, nama perusahaan menggunakan akronim saja. Sae Ro Yi menyebut “IC”. Mereka semua juga dengan nama itu karena juga mudah di ingat.
“Sesuai dengan opini dari manajer, kita semua yang ada di sini menjadi anggota pendiri IC, Itaewon Class,” putuskan Sae Ro Yi.
--
Rapat sudah selesai dan mereka
sibuk menyiapkan bahan-bahan untuk kedai buka nanti sore. Saat itu, Hye Won dan
det. Oh datang untuk mengantarkan bahan makanan. Mereka menjadi distributor
untuk kedai DanBam.
Sae Ro Yi menyambut kedatangan mereka berdua dengan ramah. Hye Won sangat bersemangat karena ini pertama kalinya dia datang ke kedai Sae Ro Yi. Dia mengeluh lapar dan meminta makanan dari Sae Ro Yi. Karena itu, Sae Ro Yi memerintahkan Hyun Yi untuk membuatkan makanan.
Hyun Yi dengan di bantu Seung
Kwon membuat makanan. Sementara Yi Seo pergi keluar untuk mengecek daftar
pesanan yang di pesannya dengan yang datang. Tony dan Geun Soo juga keluar
untuk mengangkut barang masuk. Det. Oh meminta waktu Sae Ro Yi untuk berbincang
sebentar, jadinya, Hye Won sendirian di ruang tengah.
Det. Oh (mantan detektif ya)
menanyakan bisnis Sae Ro Yi, apakah berjalan baik? Sae Ro Yi menjawab kalau
bisnisnya berjalan cukup baik, tapi di bandingkan dengan Itaewon, pendapatan
mereka menurun. Bisnis di gang memang sulit. Sebenarnya, det. Oh cukup kagum
dengan Sae Ro Yi karena bisa membeli gedung.
Di saat mereka berbincang, Hye Won malah teralihkan dengan seekor kucing yang mengintip di depan pintu masuk kedai. Karena tertarik, Hye Won langsung pergi mengejar kucing itu.
“Ada apa?”
“Hal yang waktu itu kau
bicarakan…,” bahas det. Oh. Tapi, ucapannya terhenti karna melihat Hye Won
menghilang. Ponsel Hye Won bahkan tertinggal di atas meja.
Det. Oh menjadi panik dan mencari Hye Won keluar gedung. Tapi, tidak ada satupun yang melihat Hye Won keluar. Sae Ro Yi langsung memerintahkan Geun Soo dan Tony untuk berpencar mencari Hye Won sementara Yi Seo di perintahkan untuk menjaga kedai.
--
Dir. Kang dalam perjalanan
menuju DanBam. Dia sudah mencoba menghubungi Sae Ro Yi, tapi tidak di angkat.
Dan kebetulannya, dia malah berpas-pasan dengan Hye Won. Hye Won memanggilnya
‘ahjumma’ dan memberitahu kalau dia tersesat karena mengejar seekor kucing. Dia
juga lupa membawa ponselnya, jadi, dia ingin meminjam ponsel dir. Kang untuk
menelpon ayahnya. Dir. Kang meminjamkannya sambil berujar kalau dia bukan
‘ahjumma.’
“Sepertinya kau seumuran dengan
ayahku,” komentar Hye Won.
“Aku belum menikah,” beritahu
dir. Kang dengan nada kesal karena di panggil ‘ahjumma’ tadi.
Dir. Kang langsung tersenyum
sumringah mendengar ucapan Hye Won tersebut. Dia menyuruh Hye Won untuk cepat
menelpon saja.
Hye Won menelpon ayahnya dan
langsung meminta maaf. Dia memberitahu sudah tersesat dan sekarang meminjam
ponsel orang. Dia menunggu di taman.
--
Dir. Kang menemani Hye Won
menunggu hingga di jemput ayahnya. Mereka berbincang-bincang dan tampak akrab.
Det. Oh tiba bersama dengan Sae
Ro Yi. Begitu melihat Hye Won, det. Oh langsung berteriak keras dan memeluknya
dengan erat karena sangat khawatir. Dia juga memarahi Hye Won karena sudah
membuat cemas. Hye Won hanya bisa meminta maaf sambil memberitahu dir. Kang
yang sudah membantunya. Det. Oh dengan sangat sopan, berterimakasih atas
bantuan dir. Kang.
Sae Ro Yi juga akhirnya
memperkenalkan dir. Kang pada det. Oh. Dia memberitahu kalau det. Oh adalah
distributor kedainya. Dia mengajak dir. Kang untuk jalan bersama karena dir.
Kang juga mau ke kedainya kan? Dir. Kang mengiyakan.
Det. Oh yang adalah mantan
detektif, mempunyai firasat yang kuat. Dia bisa merasakan ada orang yang
memperhatikan gerak-gerik mereka dan bahkan mengambil foto. Tapi, dia tetap
tenang dan menyuruh Hye Won untuk ikut dengan Sae Ro Yi sementara dia
mengangkat telepon penting dulu.
Padahal, det. Oh bukannya
menerima telepon melainkan menyergap orang mencurigakan tersebut. Dengan
kemampuan bela dirinya, dia menjatuhkan orang tersebut.
Dir. Kang yang melihat itu,
langsung bertanya pada Hye Won apakah ayahnya bisa bela diri? Dengan bangga,
Hye Won memberitahu kalau ayahnya dulu adalah polisi yang sangat kuat. Dan
juga, ayahnya juga lajang. Hahahahha, jelas sekali Hye Won ingin menjodohkan
dir. Kang dengan ayahnya.
Sae Ro Yi berlari untuk
membantu det. Oh, tapi orang itu sudah berhasil kabur sementar dir. Oh hanya
berhasil mengambil kamera orang tersebut. Isi foto di kamera itu semuanya
adalah dir. Kang.
--
Mereka sudah kembali ke DanBam. Det. Oh menunjukkan isi foto di kamera dan memberitahu kalau hanya ada foto hari ini saja. Tampaknya, setiap hari orang tersebut menghapus foto yang sudah di ambil. Dan juga, tampaknya, dia memantau kemana dir. Kang pergi, siapa yang di temuinya dan apa yang di lakukannya. Det. Oh jadi penasaran, entah siapa yang melakukan semua ini.
“Presdir Jang,” jawab Sae Ro
Yi.
Dir. Kang setuju karna tidak ada orang lain lagi selain presdir Jang. Yi Seo yang ada di sana, mendengarkan dengan seksama. Sementara, det. Oh terkejut karena semua berkaitan dengan presdir Jang.
“Kalau begitu hubungan kita
bisa saja sudah diketahui,” ujar Sae Ro Yi pada dir. Kang.
Det. Oh tampaknya ingin mengalihkan topik karena dia kembali berterimakasih atas bantuan dir. Kang pada putrinya. Dir. Kang menyuruhnya untuk tidak sungkan. Dia juga memuji Hye Won yang cerdas dan berani. Dan itu artinya, det. Oh telah membesarkannya dengan baik.
“Untunglah dia tak mirip
denganku,” ujar det. Oh dengan malu.
“Bukankah kau yang besarkan
dia?” bingung dir. Kang. “Seorang anak tumbuh melihat punggung orang tuanya Dia
sangat bangga pada ayahnya. Kedengarannya kau ayah yang hebat,” komentar dir.
Kang, tulus.
Det. Oh tampak malu
mendengarnya dan melirik sekilas ke Sae Ro Yi. Dia merasa malu karena dia tidak
sehebat seperti yang dir. Kang puji. Dia terlalu pengecut hingga diam saja
dalam kasus tabrak lari ayah Sae Ro Yi.
Det. Oh memanggil Hye Won dan
mengajaknya untuk pulang. Sebelum det. Oh pergi, Sae Ro Yi menghentikannya
dengan bertanya, apa yang ingin det. Oh bicarakan tadi?
“Akan ku tunggu,” ujar Sae Ro
Yi.
--
Soo Ah melapor pada Presdir
Jang mengenai DanBam. Dia memberitahu kalau DanBam cukup sukses. Mereka juga
melakukan desain interior kedai sendiri dan konstruksi juga. Luas ruangannya
lebih dari 40 pyeong. Tapi, mereka
bisa menyelesaikan semuanya hanya dengan 25 juta won.
Presdir Jang menduga kalau Soo Ah pasti sudah melihat DanBam. Soo Ah tersenyum dan membenarkan. Dia memberikan tabletnya dan menunjukkan SNS DanBam. Di dalam-nya, Yi Seo menunjukkan semua proses pembukaan DanBam mulai dari desain interior, konstruksi dan lain-lain. Hal itu sedang populer di antara pebisnis dan mereka yang mencari restoran enak.
Presdir Jang melihat salah satu
video yang di upload Yi Seo. Di video
itu, Yi Seo sedang memperkenalkan Geun Soo sebagai pelayan di DanBam. Presdir
Jang tampak tertarik melihat video tersebut.
Di saat itu, sekr. Kim datang.
Begitu melihat Soo Ah, sekr. Kim hendak pamit keluar dan akan masuk lagi nanti,
tapi Presdir Jang menyuruhnya untuk langsung bicara saja. Sekr. Kim akhirnya
tidak jadi keluar. Dia tampak ragu memberitahu karena Soo Ah ada di sana. Ini
mengenai orang mereka yang ketahuan saat mengikuti dir. Kang. Soo Ah yang
mendengar laporan itu, jadi merasa canggung dan ingin keluar saja, tapi presdir
Jang melarangnya keluar.
Presdir Jang bisa menduga kalau dir. Kang pasti sudah tahu kalau orang itu adalah orang suruhannya karena tidak ada orang yang tertarik dengannya kecuali dia. Tapi, tak masalah. Baginya, Jo Yi Seo, lebih penting.
“Kami sedang bahas gaji dan
jabatan untuknya,” beritahu sek. Kim. “Setelah selesai, kami akan coba rekrut
dia.”
Soo Ah terkejut mendengar
presdir Jang ingin merekrut Yi Seo menjadi karyawan Jangga.
“Baik. Kau harus rekrut dia,”
tekankan Presdir Jang.
Presdir Jang tampak menyukai
karakter Yi Seo. Dia bahkan bergumam kalau Yi Seo menarik dan tidak cocok
dengan Park Sae Ro Yi. Dia berkomentar kalau Yi Seo sama dengannya.
Laporan sek. Kim masih belum
selesai. Dia melapor kalau bahan makanan DanBam di distribusi langsung oleh
Hyewon Foods.
“Bahannya bagus, tapi aku baru dengar nama
itu,” komentar Presdir Jang.
“Mungkin karena pemiliknya
mantan polisi. Semua bilang dia sangat teliti,” beritahu Sek. Kim.
“Mantan polisi?”
“Setelah berhenti dari
kepolisian sepuluh tahun lalu, dia memulai bisnis distribusi bahan makanan. Hal
yang aneh adalah dia berada di Pajin dan biasanya berbisnis dengan toko
sekitar. Tapi dia mengantarkan bahan ke DanBam, yang berjarak satu jam. Kurasa
ada hubungan pribadi di antara mereka.”
“Pajin? Bisa saja itu kenalan
Manajer Park. Atur jadwal pertemuan. Aku ingin temui dia secara langsung,”
perintah Presdir Jang.
--
Soo Ah dan Sek. Kim keluar
bersama dari Presdir Jang. Setelah keluar, Soo Ah langsung menggerutu mengenai
mereka yang menguntit dir. Kang dan juga ada apa dengan Jo Yi Seo dan
distributor itu? Kenapa Jangga berusaha begitu keras menjatuhkan kedai kecil?
“Manajer Oh. Apa pendapatmu
dibutuhkan?” ujar sekr. Kim dengan tajam. “Bila Presdir Jang menyuruh
karyawannya, kita hanya bisa lakukan.”
Soo Ah begitu terkejut
mendengar ucapan tajam sek. Kim hingga dia terdiam, tidak tahu harus berkata
apa.
Di saat itu, Geun Won lewat dan
melihat suasana tegang di antara mereka. Dia jadi kepo, ada apa? Apa mereka
bertengkar? Soo Ah tidak menjawab dan pamit pergi dengan ekspresi kaku. Sek.
Kim sendiri menjawab pertanyaan Geun Won kalau tidak ada masalah.
“Apa Ayah baik-baik saja?”
tanya Geun Won.
“Ya.”
“Coba urus dia dengan lebih
baik. Sepertinya dia menjadi lebih sensitif. Baiklah. Bila ayahku butuh
sesuatu, kau juga bisa diskusi denganku,” ujar Geun Won, sok perhatian.
Geun Won beranjak pergi. Tapi, entah
apa yang di pikirkan Sek. Kim, karena dia tiba-tiba memanggil Geun Won kembali.
“Direktur Jang. Sepertinya
Presdir Jang tertarik dengan Jo Yi-seo dari DanBam. Apa kau tak mau berusaha
merekrut dia agar bisa memperoleh kepercayaan ayahmu?” beritahu Sek. Kim.
Geun Won tampak memikirkan
perkataan sek. Kim tersebut.
--
Seok Cheon datang mengunjungi
kedai DanBam. Dia memberikan beberapa nasehat pada Sae Ro Yi karna bisnis di
sebuah gang itu sulit.
“Bisnis di sebuah gang itu
sulit. Bisnis kedai seperti ini bahkan lebih sulit. Tempat parkir kantor tutup
pukul 23.00. Aku sudah meminta mereka berkali-kali untuk buka 24 jam,” cerita
Seok Cheon.
“Itu ide bagus. Kenapa mereka
tak melakukannya?” tanya Sae Ro Yi.
“Tidak hanya itu. Tahu jembatan
di Noksapyeong, tempat bisa melihat Namsan? Pemandangan di sana sangat bagus. Aku
menyarankan mereka berkolaborasi dengan seniman agar jadi lokasi wisata, tapi
mereka tak mendengarkan.”
“Ide itu juga bagus. Kenapa
mereka tak mau dengar?”
“Ternyata, itu belum pernah
dicoba di tempat lain. Aku memberi banyak ide, tapi mereka selalu
mengabaikanku. Sia-sia,” cerita Seok Cheon, menggebu-gebu. “Sudah kukatakan,
'kan? Bisnis di gang adalah tentang pelanggan. Bisnismu perlahan akan membaik, bersemangatlah.”
“Baik, akan aku ingat.”
Sae Ro Yi mengantarkan Seuk Cheon keluar dari DanBam, dan mereka secara kebetulan berpas-pasan dengan nenek waktu itu. Nenek itu mengenali Seuk Cheon dan berkomentar kalau Seuk Cheon sudah cukup dewasa untuk memberikan nasehat.
Yi Seo yang melihat itu, jadi
penasaran dan bertanya, apa mereka saling mengenal? Seuk Cheon membenarkan dan
balik tanya, apa mereka meminjam uang dari si nenek? Sae Ro Yi langsung
menjawab kalau nenek adalah pelanggan mereka. Seuk Cheon lega mendengarnya dan
menasehati mereka kalau mau pinjam uang di bank, agar tidak terkena masalah.
Usai mengatakan itu, Seuk Cheon pamit pergi.
Nenek datang dan berkata kalau
dia mau makan. Apa kedai sudah tutup? Sae Ro Yi menjawab belum tutup dan
menyuruh Tony untuk menyambut nenek. Nenek masih berkomentar kalau tempat
jualan itu tidak bagus.
Nenek jadi kesal melihat
tingkah Yi Seo. Dia merasa tidak salah dengan ucapannya karena memang banyak
toko di sekitar daerah itu yang tutup pada akhirnya.
“Aku akan hidupkan ini,” tekad
Sae Ro Yi.
Nenek tidak percaya dengan
ucapan omong kosong Sae Ro Yi dan menasehati Sae Ro Yi untuk segera menjual
kedainya dan pindah ke tempat lain saja. Nenek tidak tahu kalau Sae Ro Yi
selalu serius dengan ucapannya.
--
Para karyawan DanBam datang
untuk bekerja. Dan mereka heran melihat Sae Ro Yi yang malah berada di kedai
tetangga mereka dan membantu memasang papan menu di dinding. Tidak hanya satu
kedai, tapi banyak kedai.
Yi Seo sampai kehilangan kata-kata melihat semua itu. Soo Ah yang lewat juga bingung dengan apa yang Sae Ro Yi lakukan. Yi Seo mana tahu. Dengan ketus, dia bertanya tujuan Soo Ah datang. Seperti yang Soo Ah lihat, bos mereka sedang sibuk dengan hal yang tidak penting.
“Aku datang untuk menemuimu,”
ujar Soo Ah.
“Apa?”
“Kau bertemu Pak Jang, 'kan? Dia
berkata kau sama dengannya."
“Sama dengannya? Aku sungguh
tak mau itu terjadi. Namun, itu tak terlalu membuatku kesal.”
“Benar.”
“Kau bekerja hanya karena
Saeroyi. Bagaimana kalau dia menolak perasaanmu?”
“Karena kau?”
“Benar. Bagaimana kalau itu
terjadi? Kau akan berhenti?”
“Itu tidak mungkin terjadi. Aku
tak pernah kalah,” jawab Yi Seo percaya diri.
Sae Ro Yi yang selesai membantu
kedai tetangga melihat Soo Ah dan Yi Seo. Dia menyapa Soo Ah dengan ramah dan
membawanya ke DanBam.
--
Begitu sampai di DanBam, Yi Seo langsung bertanya apa yang sedang DanBam lakukan? Sae Ro Yi menjawab kalau dia membantu kedai-kedai itu. Yi Seo masih tidak mengerti dan bertanya alasan Sae Ro Yi membantu mereka? Kenapa tiba-tiba Sae Ro Yi bekerja sukarela? Para karyawan lain kelihatan cemas kalau Yi Seo dan Sae Ro Yi akan bertengkar lagi.
“Untuk bertahan,” jawab Sae Ro
Yi.
“Apa lagi yang kurang?” potong
Sae Ro Yi. “Apa lagi yang kurang dari DanBam? Promosi kedai berjalan baik
berkatmu. Interior juga bagus. Apa lagi yang kurang? Rasa makanan? Kau bilang
rasanya enak.”
“Di area bisnis yang mati ini,
kita tak bisa hidup sendirian,” jawab Sae Ro Yi. “Kita hidupkan gang ini.”
“Aku tak percaya ini,” gerutu Yi
Seo, kesal. “Pemimpi dan seorang idealis. Kau benar-benar tak cocok denganku,”
ujar Yi Seo dan langsung pergi keluar DanBam.
Seung Kwon menyuruh Sae Ro Yi
tidak usah khawatir karena seharusnya Yi Seo mengikuti perintah Sae Ro Yi yang
adalah bos. Geun Soo yang dari tadi diam, mulai membahas ucapan Sae Ro Yi tempo
hari kalau mereka adalam tim.
“Tentu mudah melakukan yang
diperintahkan. Namun, apa itu yang kau maksud sebagai tim?” tanya Geun Soo. “Begini...
Kami mungkin hanya karyawan biasa. Namun, Yi-seo berbeda, 'kan? Dia manajer di
sini. Ini mungkin perusahaan kecil, tapi dia tetap pemilik saham. Terlebih
lagi, dia mempertaruhkan hidupnya untukmu. Bukankah kau harus coba memahaminya?”
ingati Geun Soo.
“Geun-soo, ada apa denganmu?”
tanya Seung Kwon bingung, medengar ucapan Geun Soo yang memihak Yi Seo.
“Ini karena Yi-seo terlihat
berbeda dari biasanya ketika dia berurusan... dengan Saeroyi,” jawab Geun Soo.
--
Soo Ah masih merasa cemas dan
penasaran kenapa Geun Soo bekerja di DanBam? Sae Ro Yi tidak ambil pusing
dengan hal itu dan menebak asal kalau Geun Soo mungkin butuh uang jajan.
“Kalau Yi-seo? Menurutmu kenapa
Yi-seo bekerja di sana?” tanya Soo Ah.
“Aku yakin kau butuh dia untuk
sukses.”
“Kenapa? Ada yang ingin kau
ketahui?”
“Sekarang sepertinya ada banyak
alasan kita tak bisa bersama,” ujar Soo Ah.
“Kenapa kau berpikir begitu? Apa
ada masalah?”
“Apa hubungan kita sebenarnya? Bila
aku bukan karyawan Jangga, apa yang akan terjadi dengan kita?”
“Kau selalu biarkan kita
berhenti di situ. Tanpa ada pernyataan cinta,” ujar Soo Ah, tampak kesal.
Sae Ro Yi langsung menyatakan
dengan jelas kalau dia menyukai Soo Ah. Dia sudah mengatakan hal itu juga saat
di penjara dulu dan saat di halte bus, belum lama ini. Soo Ah tidak terima
karena yang di penjara itu sudah terlalu lama dan yang di halte bus, Sae Ro Yi
hanya bilang akan membuatnya menjadi pengangguran.
“Kalau begitu bagaimana
menyatakannya? Kupertaruhkan hidupku saat katakan itu. Kau hanya perlu tahu
tanpa terbeban. Kapan pun itu, kau bisa putuskan hubungan kita,” ujar Sae Ro
Yi.
Soo Ah terharu mendengarnya.
Dia berusaha tidak menunjukkan itu dengan berkata kalau dia sudah bilang kalau
dia hanya menyukai orang kaya. Sae Ro Yi mengingatkan kalau dia sekarang punya
sebuah gedung, dan itu bukan hal yang mudah untuk di raih.
Tags:
Itaewon Class
Yi seo.... Semangat... Kak semangat juga.... Sinopnya...
ReplyDelete