Sinopsis K-Drama : Itaewon Class Episode 09-2
Images by : JTBC
SELURUH KARAKTER, TEMPAT, ORGANISASI, DAN
KEJADIAN DALAM DRAMA INI ADALAH FIKSI
Begitu tiba di DanBam, Yi Seo langsung menemui Sae Ro Yi dan menanyakan mengenai kabar kalau Sae Ro Yi pergi dengan Soo Ah kemarin. Sae Ro Yi dengan santai mengiyakan. Yi Seo dengan blak-blakan bertanya apa yang mereka lakukan dan apa ada sesuatu yang terjadi? Apa mereka berpacaran? Sae Ro Yi tidak mau menjawab semua pertanyaan itu dan meminta Yi Seo untuk bersiap membuka kedai saja.
“Tunggu. Apa hubungannya
denganmu?” tanya Sae Ro Yi, tidak mengerti.
“Ada hubungannya. Bila kau
pacaran dengannya, aku akan berhenti dari sini,” tegas Yi Seo.
“Apa kau tidak tahu? Apa kau
sungguh tak tahu?” tanya Yi Seo.
“Begitulah.”
“Pokoknya camkan itu,” ujar Yi
Seo tidak mau menjelaskan lebih jauh.
Sae Ro Yi semakin bingung dengan
sikap Yi Seo.
--
Nenek pergi ke kedai-kedai untuk menerima pembayaran pinjaman mereka. Setiap kedai mampu membayarnya tepat waktu. Nenek senang tapi juga heran karena kedai itu punya pelanggan padahal biasanya kosong. Pemilik kedai dengan sumringah memberitahu kalau pria dari DanBam (Sae Ro Yi) telah membantunya banyak hal seperti promosi dan lain-lain. Tidak hanya kedai mereka saja yang di bantu, tapi juga kedai lainnya.
Nenek kagum mendengarnya.
Pemilik terus memuji Sae Ro Yi yang sangat mengagumkan.
“Menarik,” gumam Nenek. “Dia
membuatku teringat seseorang.”
--
Presdir Jang sudah mengundang
Det. Oh untuk menemuinya. Dia ingin Hyewon Foods menjadi supplier bahan untuk
Jangga. Dan karena itu, jika det. Oh sudah bekerja sama dengan mereka, det. Oh
akan menjadi sibuk dan tidak mungkin bisa menjadi supplier tempat lainnya
termasuk DanBam.
Det. Oh dapat mengerti dengan
jelas maksud dari Presdir Jang. Dan karena itu, dia menolak tawaran kerja sama
itu walaupun dia sangat sadar kalau Jangga adalah perusahaan yang besar jika di
bandingkan dengan kedai kecil seperti DanBam.
--
Soo Ah hendak pergi ke Itaewon dan lagi-lagi, Geun Won yang melihatnya, menawarkan tumpangan. Soo Ah menolak dan juga ingin tahu alasan Geun Won pergi ke Itaewon. Geun Won hendak ke sana untuk menemui Jo Yi Seo, manajer DanBam. Geun Won marah karena Soo Ah terus menolak untuk naik ke mobilnya dan terus mengatakan membencinya.
“Astaga. Kau tahu apa mimpiku? Membuatmu
duduk di kursi penumpangku. Tidakkah itu mimpi yang kecil?” ujar Geun Won
kesal.
“Dari mana kepercayaan dirimu
itu? Apa karena kau pewaris Jangga?” sinis Soo Ah. “Karena kau punya banyak
uang? Apa aku harus berterima kasih atas perhatianmu?”
“Aku tak pernah...
memperlakukanmu seperti itu,” tulus Geun Won.
“Aku sudah memberitahumu dengan
jelas alasanku membencimu.”
“Baiklah. Kecelakaan itu. Seperti
perkataan orang, itu sebuah kecelakaan. Apa aku sengaja ingin menabrak Manajer
Park? Sebenci apa pun aku dengan Park Saeroyi...” ujar Geun Won, merasa
frustasi.
“Bagaimana setelahnya?” potong Soo Ah. “Apa yang terjadi setelah kecelakaan? Kau tak melaporkan hal itu dan
melempar kesalahan pada orang lain. Apa itu juga kecelakaan? Aku benar-benar...
sangat membencimu, Geun-won,” tegas Soo Ah. “Benar. Waktu itu kau tanya aku apa
aku suka pada Saeroyi, 'kan? Aku suka padanya. Karena itu, aku katakan lagi
padamu. Aku mohon padamu. Berhenti mendekatiku.”
--
Karna det. Oh menolak
tawarannya, Presdir Jang bertanya alasannya. Apa itu karena Sae Ro Yi? det. Oh
membenarkan. Dia berutang pada Sae Ro Yi dan utang itu tidak bisa di bayar oleh
uang.
“Bolehkah aku memberi nasihat
padamu? Bisnis tak boleh dilakukan dengan perasaan. Bukankah kau menyebutkan
hal itu? Jangga adalah bisnis makanan nomor satu di Korea.”
“Saat ini, menurutku begitu,”
benarkan Det. Oh. “Tapi dalam sepuluh tahun, Park Saeroyi... serta DanBam... Seberapa
besar mereka akan bertumbuh? Ini bukan rasa loyalitas. Aku tentu mengharapkan
keuntungan dan ini adalah investasi untuk masa depan.”
Presdir Jang malah bertanya,
apakah det. Oh mempunyai anak? Det. Oh membenarkan kalau dia mempunyai seorang
putri. Dan tampak kalau tangan det. Oh bergetar takut. Dia sadar kalau Presdir
Jang akan mengancamnya menggunakan anaknya sama seperti atasannya dulu.
Benar saja, presdir Jang
menyebut det. Oh bicara seperti orang yang tidak kenal rasa takut. Dan tidak
ada bagusnya bermasalah dengannya di industri makanan seperti ini. Bukankah
det. Oh harus memikirkan putrinya? Hubungi dia kalau berubah pikiran.
Det. Oh menundukkan kepala,
pamit untuk pulang. Tapi, dia teringat ucapan dir. Kang kalau anak tumbuh dengan
melihat punggung orang tuanya dan Hyewon sangat bangga pada det. Oh. Det. Oh
terdengar seperti ayah yang hebat. Ingatan mengenai itu, memberikan kekuatan
baru bagi det. Oh. Dia berbalik dan menatap presdir Jang.
“Seorang anak tumbuh dengan
melihat punggung orang tuanya. Melihatmu seperti ini, aku jadi paham alasan
Jang Geun-won hidup seperti itu.”
“Aku berkata aku berutang
kepada Saeroyi. Utang itu ada hubungannya denganmu. Kasus tabrak lari Jang
Geun-won sepuluh tahun lalu. Sayang sekali, aku adalah detektif penanggung
jawab kasus itu.”
Presdir Jang benar-benar
terkejut mendengarnya. Dia tidak menyangka detektif kasus itu masih akan terus
berhubungan dengan Sae Ro Yi dan bahkan membantunya.
“Saat itu, aku melakukan
investigasi yang sangat memalukan. Putriku melihat punggung yang menyedihkan. Sekali
saja sudah cukup, Pak. Karena memikirkan putriku, aku tak bisa menjadi lebih
jelek lagi,” tegas det. Oh.
Presdir Jang sampai terdiam,
tidak tahu harus mengatakan apa.
--
Yi Seo sedang berada di atas jembatan menatap Namsan Tower. Geun Soo yang lewat di dekat sana melihatnya. Mereka berbincang berdua, bergosip mengenai Sae Ro Yi.
--
Sek. Kim meminta maaf pada
Presdir Jang karena sudah kurang menyelidiki latar belakang det. Oh. Presdir
tidak mempedulikan mengenai hal itu dan hanya ingin tahu harus berapa lama lagi
dia menunggu Jo Yi Seo. Sek. Kim memberitahu kalau Geun Won hari ini pergi
langsung untuk merekrut Yi Seo.
Presdir Jang tampak ragu
mendengarnya.
--
Yi Seo dan Geun Soo tiba bersama di DanBam. Dan di sana, sudah ada Geun Won yang menunggunya. Melihat Geun Won, Geun Soo langsung memasang wajah tegang dan bertanya tujuannya datang. Geun Won dengan sinis menjawab kalau dia ke sini bukan untuk bertemu dengan-nya tapi Yi Seo. Geun Won bahkan memberikan kartu namanya untuk Yi Seo. Dia mengajaknya untuk berbincang sebentar.
Yi Seo meminta izin pada Sae Ro
Yi untuk pergi berbincang dengan Geun Won di café di ujung jalan. Sae Ro Yi
memberikan izin dengan wajah yang datar. Geun Soo yang melarang dan ingin tahu alasan
Geun Won bicara dengan Yi Seo. Dia memperingati Geun Won untuk tidak menggoda
Yi Seo. Geun Won tidak suka di peringati dan hendak menamparnya, tapi Geun Soo
sudah terlebih dahulu menahan tangan Geun Won agar tidak menamparnya.
Geun Soo teringat ucapan Yi Seo
padanya saat mereka di pinggir laut waktu itu, dimana Yi Seo berkata kalau Geun
Soo sangat menginginkannya suatu hari nanti, maka jadilah pewaris Jangga.
Geun Won tertawa sinis,
menganggap remeh Geun Soo. Dia memberitahu dengan terang-terangan kalau dia
datang untuk merekrut Yi Seo masuk ke Jangga. Uasi mengatakan itu, Geun Won
pergi dengan langkah ringan.
Seung Kwon yang emosi karena mereka mencoba merekrut Yi Seo. Sae Ro Yi hanya menanggapi dengan tenang untuk tidak usai membuat keributan. Geun Soo tampaknya benar-benar cemas mengenai hal itu, dan bertanya apa yang akan Sae Ro Yi lakukan?
“Itu hidup Yi Seo. Kita hanya
bisa melihat keputusan Yi Seo,” jawab Sae Ro Yi, berusaha tetap tenang.
--
Yi Seo berbincang dengan Geun Won. Geun Won memberikannya proposal manajemen dan juga apa saja yang akan Yi Seo dapatkan jika bergabung dengan Jangga. Tawaran itu sangat menarik dan tidak akan di dapatkan Yi Seo di manapun apalagi Yi Seo hanyalah anak kecil berusia 20 tahun dan tidak kuliah. Jadi, tidak ada lagi yang perlu di pikirkan, bergabung saja dengan Jangga.
--
Seung Kwon takut kalau Yi Seo akan bergabung dengan Jangga. Hyun Yi dan Tony tidak khawatir akan hal itu karena mereka yakin kalau Yi Seo tidak akan demikian. Seung Kwon tetap cemas karena menurutnya tidak ada loyalitas dalam diri Yi Seo. Sae Ro Yi hanya diam saja.
Ya, Sae Ro Yi khawatir teringat
ucapan Yi Seo kalau mereka berdua tidak cocok dan juga dia akan berhenti jika
Sae Ro Yi pacaran dengan Soo Ah.
“Benar,” akui Sae Ro Yi.
“Kau butuh dia di sini karena
dia kompeten?” tanya Geun Soo. “Aku selalu ingin tahu hal itu. Apakah arti
Yi-seo bagimu? Apakah dia hanya seorang karyawan atau dia seorang wanita
bagimu? Apa maksudnya?”
--
Yi Seo sudah melihat
keseluruhan proposal dan masih belum memberikan jawaban. Dia memuji kalau tawaran
itu cukup bagus. Geun Won dengan sok mengatakan kalau itu bukan hanya bagus
tapi juga tawaran yang hebat.
“Namun, Direktur Jang, aku
berinvestasi di kedai itu dan menghasilkan uang lebih banyak dari orang
seusiaku. Aku menghasilkan uang lebih banyak dari gaji yang kau tawarkan. Padahal
ini dari Jangga. Bila tawarannya lebih rendah dari kedai kecil itu, aku
sepertinya harus berpikir lagi untuk menerimanya,” ujar Yi Seo, dengan nada
merendahkan.
“Bila melihat penjualan sekarang,
kira-kira 100 juta won? Tapi itu dilihat dari penjualan saat ini. Aku yakin
bisa membesarkan DanBam. Aku mungkin tertarik bila ditawari 200 juta won. Tapi
untuk hal seperti ini, kau sulit untuk memutuskan sendiri, 'kan?”
“Dua ratus juta won? Aku tambah
50 juta won,” tawari Geun Won, berani.
Yi Seo tercengang tidak percaya
kalau dia akan di tawari gaji 250juta won. Geun Won senang melihat reaksi-nya
dan menambahkan kalau hidup Yi Seo dapat berubah tergantung koneksi yang Yi Seo
miliki. Jadi, tidak perlu berpikir lagi untuk bergabung dengan Jangga.
Yi Seo senang dan mulai
mengomel mengenai betapa frustasinya dia pada Sae Ro Yi. Geun Won senang karena
mereka di pihak yang sama, kesal pada Sae Ro Yi. Yi Seo dengan santai, bertanya
kalau Geun Won ingin menghancurkan DanBam bukan? Geun Won langsung memuji Yi
Seo yang pintar.
Yi Seo begitu antusias hingga
menyimpan nomor telepon Geun Won dan bertanya mulai kapan dia harus masuk
kerja? Geun Won sudah sangat happy
karna bisa merekrut Yi Seo dan memberitahu kalau Yi Seo bisa masuk besok atau
pekan depan. Terserah Yi Seo saja.
“Kalau begitu, aku ingin tahu
sesuatu. Kenapa Park Saeroyi begitu membencimu?” tanya Yi Seo dengan ekspresi
kepo dan berpura-pura tidak tahu.
“Apa? Terjadi sesuatu di masa
lalu.”
“Ada apa?”
“Tidak penting. Kau tak perlu
tahu,” jawab Geun Won, gugup.
“Benar juga. Ini pasti karena
hal yang dibicarakan di depan kantor polisi itu. Kudengar ayah Park Saeroyi meninggal
karena dirimu. Kalau memang benar karena itu, kau benar-benar hebat,” puji Yi
Seo. “Itu berarti kau berada di atas hukum. Kau benar-benar hebat.”
“Itu...”
“Aduh, maafkan aku. Aku tak
pintar membedakan hal yang baik dan yang buruk. Apa kau tersinggung?”
“Tidak. Semua orang hidup
seperti itu. Hukum pada dasarnya mengatur orang miskin,” jawab Geun Won, mulai
menyombong. “Hukum tak berlaku pada penguasa.”
“Lalu? Apa kau bisa jelaskan
lebih detail?”
“Tidak ada yang spesial. Itu
sebuah kecelakaan. Aku menabrak ayahnya dengan mobil, dan dia langsung mati. Aku
lempar kesalahan pada orang lain. Selesai. Aku penasaran bagaimana Saeroyi bisa
tahu. Dia masih saja ingin balas dendam dan sok sekali padaku. Tapi hewan
ternak sepertinya bisa apa. Bukan begitu? Bodoh sekali dia. Dasar Park
Saeroyi,” cerita Geun Won, semuanya dengan wajah tertawa.
Geun Won tidak menyadari kalau wajah tersenyum Yi Seo telah menghilang dan berganti wajah penuh kemarahan. Dia ingat saat melihat begitu banyak bekas luka di tubuh Sae Ro Yi. Hal itu, membuat hatinya merasa sakit. Dan karena itu juga, dia sudah memutuskan untuk membunuh semua orang yang mengganggu Sae Ro Yi.
Semuanya, tidak terkecuali Jang
Geun Won!
“Hentikan. Hentikan sekarang,”
ujar Yi Seo dengan suara yang dingin. Dia mengambil ponselnya yang ada di meja
dan dari tadi merekam pembicaraan mereka. Dia memutar bagian dimana Geun Won
mengakui perbuatannya.
“Aku benar-benar baru kali
pertama melihat orang bodoh sepertimu,” ejek Yi Seo.
Geun Won hendak merebut ponsel
Yi Seo, tapi Yi Seo lebih cepat mengambil ponsel itu dan menyimpannya. Dia
menatap mata Geun Won dengan sangat tajam.
“Aku... sangat mencintai Bos. Masalahnya,
pikirannya dipenuhi oleh orang-orang berengsek di Jangga. Aku cemburu dengan
hal itu. Dasar orang-orang berengsek.”
Tags:
Itaewon Class
Wow yi seo....
ReplyDelete