Sinopsis
K- Drama : Class Of Lies Episode 3 – part 5
Network : OCN
Network : OCN
So Hyun memikirkan tentang Byung Ho, dia
mengingat tentang Byung Ho yang sering tampak terlibat dengan para murid nakal.
Lalu dia mengingat juga perkataan Kang Jae kepadanya barusan.
“Benar. Tidak apa-apa selama aku tidak
mempersulitnya, bukan?” gumam So Hyun dengan penuh percaya diri.
Sepulang sekolah, So Hyun mengikuti
Byung Ho.
Byung Ho dimarahin dengan kasar oleh
manajer, karena telah datang terlambat 30 menit dari yang seharusnya. Dan
melihat itu, So Hyun merasa tidak tega.
So Hyun masuk ke dalam toko dan
menghentikan si manajer, tapi karena takut itu akan merepotkan Byung Ho, maka
So Hyun pun beralasan bahwa dia datang untuk membeli tiket lotre sekarang,
karena semalam dia ada memimpikan babi gemuk yang suka marah- marah.
Karena itulah, maka si manajer toko pun
membiarkan Byung Ho untuk bekerja. Lalu dia pergi dari sana.
Dengan perhatian, So Hyun menanyakan,
apakah Byung Ho baik- baik saja. Dan Byung Ho menanyakan, kenapa So Hyun datang
ke sini.
“Ibu mencemaskanmu, jadi, mengikutimu
kemari. Memar-memar di wajahmu juga. Ibu rasa kamu enggan membahasnya di
kelas,” jelas So Hyun.
“Tidak usah dipikirkan. Ini bukan
apa-apa,” balas Byung Ho sambil menyusun barang.
So Hyun menjelaskan bahwa Byung Ho pasti
sedang diganggu, jika begitu maka mungkin saja dia bisa membantu. Dan dengan
sinis, Byung Ho menanyakan apa yang bisa So Hyun lakukan, tanpa kekuasaan,
uang, dan koneksi, dia tidak bisa melakukan apapun bahkan setelah lulus.
Mendengar itu, So Hyun terdiam.
“Ibu pikir aku tidak pernah
memikirkannya? Semua pilihan sudah kupertimbangkan. Memberi tahu Ibu. Melapor
ke polisi. Bahkan aku sempat berniat melawan seakan-akan semuanya semudah itu. Tapi
tahukah Ibu? Aku tidak sanggup melakukannya. Aku sudah cukup sibuk belajar
sembari bekerja paruh waktu. Tidak ada waktu membuktikan siapa dan bagaimana
aku dirisak. Jadi, tolong pergilah. Aku harus bekerja,” jelas
Byung Ho dengan sikap sudah malas dan lelah.
“Byung Ho,” panggil So Hyun, pelan.
So Hyun memikirkan kembali perkataan
Byung Ho. Dan dia merasa sangat bingung sekali harus melakukan apa. Kemudian
tiba- tiba lampu ruangan di nyalakan dan Mi Joo memasuki ruangan.
Mi Joo meminta izin untuk memakai
ruangan, karena dia ada konseling karier dengan Tae Ra. Dan So Hyun pun
mengizinkan, lalu dia pergi meninggalkan ruangan.
So Hyun merasa penasaran, ada apa,
karena Tae Ra terlihat aneh. Namun dia pergi juga dari sana, karena tidak ingin
menganggu.
Tae Ra menyuruh Mi Joo untuk duduk,
karena dia ada les setelah ini. Lalu setelah itu, Tae Ra memberikan kertas
jadwal yang harus Mi Joo ikuti. Namun dia mengingatkan agar kertas jadwal itu
jangan sampai bocor, disalin, atau difoto. Dan dia percaya Mi Joo bisa
melakukannya, karena sudah 2 tahun Mi Joo melakukan ini.
Mi Joo tidak mau mengambil kertas jadwal
itu. “Ibu ingin berhenti. Ibu sudah berpikir matang-matang sejak kejadian itu
menimpa Su Ah. Ibu tahu ini juga sulit bagimu, tapi...” kata Mi Joo,
menjelaskan.
“Sulit? Bagiku?” sela Tae Ra, sinis. “Sudahlah.
Bagaimana Ibu akan berhenti? Ibu pikir aku akan bilang, "Baiklah. Ibu
boleh berhenti." "Terima kasih untuk segalanya." dan melepaskan
Ibu begitu saja? Tentu saja, Ibu tidak bisa sembarang berhenti begitu. Katakan.
Anda tidak sungguh-sungguh, bukan? Ibu hanya mau menghapus rasa bersalah. "Aku
sudah mencoba berhenti, tapi dia tidak mengizinkanku." "Tidak ada
yang bisa kulakukan. Aku sudah berusaha semampuku." Seperti ini,” kata Tae
Ra dengan sikap mengintimidasi.
“Tidak. Ibu sungguh …”
Tae Ra mengetuk meja dengan sikap tidak
sabar. Dia menyuruh Mi Joo untuk lebih bertanggung jawab, karena Mi Joo telah
memulainya, maka Mi Joo harus mengakhiri nya juga. Jangan mengeluh karena hal
sepele.
Mi Joo tampak takut, dan dia pun diam.
Kang Jae mencoba melihat data para murid
disitus web sekolah, tapi dia tidak dapat mengaksesnya. Dan So Hyun pun
menjelaskan bahwa hanya guru wali kelas saja yang bisa melihat data para murid.
Kang Jae : “Tapi asisten guru sudah
seperti separuh wali kelas. Aku perlu mengenal para siswa agar bisa membimbing
mereka... “
So Hyun : “Untuk apa? Kamu bahkan tidak
tertarik soal siapa pemukul siswamu dan di mana kejadiannya. Apa yang sangat
ingin kamu ketahui?”
Kang Jae beralasan bahwa dia hanya ingin
mengenal para muridnya dengan lebih baik. Dan So Hyun dengan sinis menyarankan
agar lebih baik Kang Jae mencoba mempelajari murid dengan mengobrol bersama
mereka satu persatu. Lalu setelah mengatakan itu, So Hyun pamit karena dia
harus mengawasi sesi belajar mandiri.
Dengan segera, ketika So Hyun telah
pergi, Kang Jae membuka laptop So Hyun. Tapi kemudian tiba- tiba saja So Hyun
kembali, sebelum dia sempat membaca data Ki Hoon lebih banyak.
“Aku hanya hendak mematikan laptopmu. Listrik
yang kita pakai dibayar oleh warga negara, jadi, kupikir kita harus menghemat
energi... “ jelas Kang Jae, gugup.
“Kurasa mulai sekarang aku harus
memastikan sudah keluar. Jika tidak ada pekerjaan lagi, sebaiknya kamu pulang,
Pak Gi,” balas So Hyun, ketus. Lalu dia mengambil laptopnya dan pergi.
Kang Jae menghela nafas lega, ketika So
Hyun telah keluar dari dalam ruangan. Kemudian dia bertanya- tanya seberapa
rahasianya berkas tentang siswa.
“Dia menakutkan sekali,” gumam Kang Jae.
Young Hye masuk ke dalam ruangan dan
mengajak Kang Jae untuk berbicara. Dan sambil tersenyum, Kang Jae mengiyakan,
kepada dalam hatinya dia sangat malas.
Para murid elit berkumpul didalam
ruangan mewah. Disana Beom Jin yang menjadi narator nya. “Rapat penyesuaian
pertama kita untuk semester kedua tahun ketiga,” katanya kepada semua murid
didalam ruangan.
Kang Jae berjaga dibelakang gerbang
sekolah. Dia bertanya- tanya dengan heran, kenapa begitu banyak mobil yang
datang saat malam selarut ini.
Tae Seok berdandan dengan rapi. Young
Hye kemudian datang dan memberitahukan bahwa semua nya sudah siap, para orang
tua telah datang untuk melakukan rapat wawancara. Dan Tae Seok mengingatkan
Young Hye agar jangan sampai ada yang masuk dan melihat para tamu mereka.
Kemudian setelah mengatakan itu. Tae
Seok membentuk senyuman diwajahnya.
Kang Jae bertanya- tanya, apa yang
sedang dilakukan orang- orang didalam ruangan sehingga dia di suruh berjaga di
koridor.
Mi Joo datang, dan Kang Jae menghalanginnya
agar jangan memasuki ruangan. Melihat itu, Mi Joo memuji betapa cepat nya Kang
Jae yang baru beberapa hari bekerja tapi sudah memihak kepada mereka.
“Apa? Memihak mereka?” tanya Kang Jae,
tidak mengerti.
“Tapi aku tidak dalam posisi untuk
mengkritikmu. Semoga berhasil. Kini aku sudah muak,” balas Mi Joo. Lalu dia
pergi.
Para murid elit memperebutkan kontes
mana yang akan mereka ikuti. Tidak tahan dengan perdebatan mereka, maka Beom
Jin pun memotong pembicaraan mereka. Dia menjelaskan bahwa jika dirinya mau,
maka dia bisa memenangkan semua kompetinsi yang ada. Dan semuanya langsung
terdiam.
“Jangan lupa alasan awal kita memulai
rapat ini. Predator dilarang saling menyerang. Sudah cukup banyak rusa untuk
kita mangsa,” jelas Beom Jin, tegas.
Semua murid elit tampak setuju
dengannnya. Lalu mereka mulai membagi- bagikan kompentisi apa yang dibutuhkan
oleh masing- masing. Sebagai kredensial mereka.
Diruangan kepala sekolah. Tae Seok
berpesta dan melayani para orang tua murid dengan sangat ramah.
Kemudian tibalah ke acara intinya. Tae
Seok menanyakan satu persatu orang tua didalam ruangan pribadinya. Dia
menanyakan apa yang para orang tua bisa berikan kepada sekolah kami.
Dan setiap orang tua menawarkan apa yang
mereka bisa berikan. Semua itu agar anak mereka bisa tamat dari sekolah elit
ini.
“Anda rela berinvestasi berapa banyak
demi masa depan anak Anda?” tanya Tae Seok dengan senyum yang sangat ramah dan
sopan.
So Hyun melihat data Byung Ho. Nilai
Byung Ho sejak semester lalu semakin turun dan sering telat serta bolos dari
kelas juga. Lalu tiba- tiba saja terdengar suara seseorang yang berteriak
keras. Mendengar itu, So Hyun pun pergi keluar dari kelas untuk memeriksa,
karena suara itu terdengar seperti suara Mi Joo.
So Hyun melihat Mi Joo bertelponan
dengan seseorang sambil berteriak keras. Dan dia pun mengikutinya.
Kang Jae merasa kelelahan, karena
berdiri terus didepan koridor. Kemudian dia mendapatkan telpon dari Won Suk.
“Aku menemukan pria yang ada di video di
rumah bandar Jung Su Ah,” kata Won Suk. Dan Kang Jae penasaran siapa. “Ada
alasan dia tidak bisa ditemukan di tempat lain. Dia seorang sopir. Dia tidak
bekerja di perusahaan, hanya pekerja lepas.”
“Sopir? Seorang siswi SMA menyewa sopir?”
tanya Kang Jae.
“Bukan Jung Su Ah yang menyewanya.
Jangan
kaget. Pemilik mobilnya adalah... “
Kang Jae pergi ke parkiran mobil. Dia
mengingat kembali perkataan Won Suk, “Jangan kaget, ya. Pemilik mobilnya adalah Lee Tae Seok,
Manajer Umum SMA Cheonmyung,” kata Won Suk, memberitahu.
“Manajer Umum dan seorang siswa sekolahnya? Kenapa?” pikir Kang Jae.
Tiba- tiba Tae Seok datang bersama
dengan Mi Joo ke parkiran. Melihat itu, Kang Jae segera bersembunyi.
Tae Seok memperlakukan Mi Soo dengan
kasar. Dia menampar Mi Joo, lalu menanyakan kenapa Mi Soo membuat masalah padanya.
“Aku hanya tidak mau berhubungan dengan
Tae Ra lagi,” kata Mi Joo.
“Aku hanya tidak mau berhubungan dengan
Tae Ra lagi,” teriak Tae Seok. “Apa alasannya? Selama ini kamu selalu
menurutiku. Usai menikmati semua kesenangan itu, kenapa tiba-tiba kamu mengkhianatiku?”
tanyanya, marah.
Mi Joo tampak ketakutan, dan dia
berusaha menjelaskan segalanya. “Dia mendatangiku. Dia bilang tahu segalanya
soal Tae Ra.”
“Dia tahu? Bagaimana bisa?”
“Entahlah. Tapi dia jelas tahu. Dia
mengancam akan membongkar semuanya jika aku tidak menghentikan perisakan Tae
Ra. Tapi aku gagal. Aku sudah berusaha yang terbaik, tapi Tae Ra enggan
mendengarkanku. Sebaliknya, perisakannya malah makin parah. Pada akhirnya... Dia
tewas! Su Ah tewas!” teriak Mi Joo, menjelaskan.
Kang Jae kaget mendengar itu. Sementara
Tae Seok tertawa.
So Hyun yang juga tidak sengaja
mendengar semua itu. Dia tampak kaget.
Tags:
Class Of Lies