Sinopsis K-Drama : Hi Bye, Mama Episode 16-1
Images by : TvN
Cha Yu Ri memberitahu Gang Hwa bahwa dia tidak akan kembali hidup. Semua karena Seo Woo, demi putrinya. Jika dia egois dan memilih hidup, maka seumur hidupnya, Seo Woo akan terus melihat arwah.
Gang
Hwa menemani Seo Woo bermain. Seo Woo sedang asyik menggambar dan dia
menggambar hantu pria yang dulu pernah ada di rumah. Gang Hwa bingung dan
bertanya siapa? Seo Woo dengan polos menjawab kalau ahjussi (Hantu pria) sudah
tidak ada. Saat itu, Gang Hwa mendapat pesan dari Yu Ri yang memberitahu kalau
TK dan rumah Gang Hwa sudah aman dan Seo Woo tidak akan melihat hantu lagi.
Jadi, Gang Hwa tidak perlu khawatir.
End
Yu Ri menjelaskan kalau dia selama ini sudah salah. Dia mengira kalau Seo Woo akan berhenti melihat arwah, tapi tidak. Selama dia masih ada di dunia ini, Seo Woo akan terus melihat arwah. Selamanya.
Pukulan telak bagi Gang Hwa.
“Awal dari masalah ini adalah
aku. Aku yang harus mengakhirinya,” ujar Yu Ri. “Aku ingin membantu Seo-woo untuk
melakukan semua keinginannya. Aku ingin dia bisa menjadi apa pun dan lakukan
apa pun yang diinginkan. Aku tidak bisa hidup melihat Seo-woo terus melihat
arwah.”
“Tunggu sebentar. Ini semua
bisa diperbaiki. Pasti ada jalan keluarnya, Yu-ri.”
“Sejak mengandung Seo-woo, rencana
masa depanku selalu dipenuhi dengan Seo-woo. "Bisakah dia berjalan nanti? Bisakah dia berlari nanti? Seberapa besar dia nanti?" Aku tidak
mau menghancurkan masa depannya. Aku tidak mau membuat Seo-woo ketakutan dan
tersiksa karena aku. Bagaimana bisa hidup seperti itu? Putriku masih berusia
enam tahun. Anakku.”
“Tidak. Ini tidak benar. Yu-ri.
Pasti ada jalan keluarnya. Pasti ada alasannya kenapa kau hidup kembali. Benar?
Kau bisa hidup jika menemukan tempatmu, 'kan? Katamu kau bisa tetap hidup?”
frustasi Gang Hwa.
“Ini masalahku. Kau tidak bisa
melakukan apa-apa. Sama seperti lima tahun lalu, ini pilihanku. Kau sudah
berusaha semampumu. Gang-hwa. Terima kasih. Aku tidak ingin kepergianku
membuatmu menyalahkan diri lagi. Aku berniat untuk pergi setelah 49 hari. Tapi
kini kau sudah mengetahui semuanya. Ini semua keputusanku, aku tak mau kau
menyalahkan diri sendiri lagi,” pinta Yu Ri.
Gang Hwa benar-benar tidak tahu
harus bagaimana. Dia ingin Yu Ri hidup dan ingin Seo Woo berhenti melihat
arwah. Tapi, dia tidak tahu harus bagaimana sekarang.
--
Hyeon Jeong masih ragu dengan keputusannya memberitahu Gang Hwa mengenai Yu Ri yang akan pergi lagi. Apakah keputusannya benar? Geun Sang berkata kalau apa yang Hyeon Jeong lakukan sudah benar karena Gang Hwa berhak untuk tahu. Jika Yu Ri pergi begitu saja, Gang Hwa tidak akan bisa bertahan hidup. Dan jika sudah tahu, walau akhirnya Yu Ri tetap pergi, Gang Hwa bisa melakukan sesuatu dan tidak hanya diam tanpa tahu apa-apa.
Hyeon Jeong kemudian teringat
pembicaraannya dengan Yu Ri kemarin saat dia bertanya kalau Yu Ri akan mencari
tempatnya kan? Saat itu, Yu Ri tidak menjawab dan hanya tersenyum kemudian
pergi. Hyeon Jeong tersadar kalau Yu Ri tetap akan memilih pergi. Yu Ri dari
awal tidak mau Gang Hwa tahu karena takut Gang Hwa akan merasa bersalah setelah
dia pergi.
“Sepertinya sejak awal, dia
sudah memutuskan untuk pergi,” sadar Hyeon Jeong.
--
Yu Ri sudah masuk ke dalam
rumahnya. Gang Hwa masih ada di depan rumah Yu Ri, di dalam mobil bersama Seo
Woo yang tertidur. Pikirannya sekarang benar-benar kacau dan kalut.
--
Midong akhirnya mendapatkan jawaban atas doanya, mengenai alasan kenapa Yu Ri hidup kembali. Dan alasannya adalah karena kertas doa yang di buat oleh Ibu Yu Ri : “Aku ingin melihat anakku cukup satu kali saja.”
Midong sadar kalau selama ini, Ibu Yu Ri selalu datang ke kuil berdoa bukan untuk arwah Yu Ri, tapi memohon agar Dewa membiarkannya bertemu Yu Ri sekali saja.
“Ini alasannya. Alasan Yu Ri
bisa hidup kembali…” sadar Midong.
--
--
Rumah abu sekarang menjadi sepi
karena banyak arwah yang sudah di kirim ke atas oleh Guk Bong. Arwah Hye Jin
belum di kirim ke atas karena Kang Bin yang naik menggantikannya. Kang Bin
bilang sudah tidak mempunyai penyesalan lagi.
--
Yu Ri mulai membereskan
barang-barang yang ada di atas meja dan lemari kamarnya. Ibu jelas heran
melihat yang dilakukannya. Yu Ri beralasan kalau dia sedang membuang barang
yang tidak di pakai lagi dan sudah usang. Ibu tampak sedih.
“Ibu. Kenapa tidak membuang
barangku? Ibu pasti sedih setiap melihatnya.”
“Mungkin ibu tahu kau akan
kembali lagi. Di kamar ini ada anakku.”
“Aku?”
“Ya. Anakku yang mulai masuk sekolah dan membawa tas sebesar badannya. Anakku yang saat SMA sangat ceria dan murah senyum. Anakku yang menangis saat gagal masuk universitas. Jika ruangan ini hilang juga, ibu takut keberadaanmu di dunia ini juga menghilang. Karena itu barangmu masih disimpan.”
“Tak apa-apa. Walau aku tidak
ada di dunia ini, aku akan selalu ada di hati Ibu. Bukankah itu cukup?”
--
Yu Ri akhirnya membereskan semua barang yang ada di kamarnya, membuat kamar itu tampak kosong. Ibu tampak sedih melihat hal tersebut. Dia berjalan lunglai keluar dari kamar Yu Ri. Melihat wajah sedih ibu, ayah bertanya, apakah ibu memimpikan hal itu lagi? Ibu membenarkan.
--
Di depan rumah Yu Ri, Gang Hwa
sudah menunggunya. Saat Yu Ri keluar, dia langsung menghampirinya. Dia masih
merasa kalau apa yang Yu Ri katakan salah dan pasti masih ada cara lain untuk
Seo Woo. Karena itu, dia akan mencari jalannya. Yu Ri menegaskan kalau tidak
ada cara lain.
“Maaf,” ujar Yu Ri dan langsung
berjalan pergi, meninggalkan Gang Hwa.
--
Yu Ri bertemu dengan Midong. Dan Midong menunjukkan kartu doa ibu Yu Ri. Itu adalah impian Ibu Yu Ri dan alasan Yu Ri hidup kembali.
Yu Ri terkejut. Tidak menyangka
alasannya hidup adalah keinginan ibunya yang begitu kuat. Dia menangis.
“Ibumu terus datang dan berdoa setiap hari. Kupikir mendoakanmu agar pergi dengan tenang. Ternyata bukan. Dia ingin bisa melihatmu sekali lagi.”
“Ternyata ini. Aku tidak tahu
apa-apa, dan hanya mengkhawatirkan anakku,” sesal Yu Ri.
“Bagaimana soal penilaiannya?”
tanya Yu Ri. “Apa maksud dari penilaiannya?”
“Lalu, apa?”
“Hadiah,” jawab Yu Ri.
Dia mulai mengingat saat pertama kali hidup kembali dan bisa memeluk Seo Woo. Dia ingat saat ibunya menangis melihatnya dan memeluknya begitu erat. Dia ingat saat Seo Woo datang ke rumah mereka dan bersenang-senang dengan orang tuanya dan Yeon Ji. Saat Seo Woo membelai kepalanya. Saat dia bersenang-senang dengan Hyeon Jeong.
“Setelah aku pikirkan, Ini adalah
hadiah dari Dewa untukku karena aku pergi secara tiba-tiba. Aku belum sempat
memeluk anakku, dan memberikan salam perpisahan. Aku pasti merasa sedih jika
langsung naik saat itu. Sekarang aku bisa menerimanya. Aku akan menggunakan
sisa waktuku dengan sebaiknya, dan pergi setelah pamit dengan Seo-woo.”
“Kau sudah berubah,” puji
Midong.
“Apa yang berubah?”
Yu Ri tersenyum mendengar
jawaban tersebut.
Tags:
Hi Bye Mama