Sinopsis K-Drama : Hi Bye, Mama Episode 15-2
Images by : TvN
Esok hari,
Geun Sang malah galau. Dia
bicara pada Kang Bin walau dia tidak bisa melihatnya. Dia ingin Kang Bin
menepati janji untuk pergi meninggalkannya jika dia sudah membantu. Kang Bin
menjawab kalau dia janji, tapi tentu saja Geun Sang tidak mendengarnya.
Saat itu, suster masuk dan
memberitahu kalau ada tamu untuk Geun Sang. Yang datang adalah ibu Kang Bin.
Geun Sang yang memintanya untuk datang. Geun Sang menunjukkan berkas hasil
pemeriksaan Kang Bin.
Ibu takut kalau Kang Bin
benar-benar bunuh diri. Geun Sang menyakinkannya untuk melihat berkas
pemeriksaan itu terlebih dahulu. Ibu Kang Bin membenar-benar bunuh diri. Geun
Sang menyakinkannya untuk melihat berkas pemeriksaan itu terlebih dahulu. Ibu
Kang Bin memberanikan diri dan membaca kalau Kang Bin tampak ingin menyelesaikan
masalah dengan keluarganya.
Membaca hal itu, Ibu mulai
menangis. Geun Sang menjelaskan kondisi psikologis Kang Bin sebelum meninggal.
“Ini benar? Dia tidak pergi
karena membenciku?” tanya Ibu, menangis. “Aku pikir dia membenciku.”
Flashback
Kang
Bin menjelaskan waktu itu melalui perantara Midong pada Geun Sang kalau ibunya
merasa bersalah kaerna mengira dia bunuh diri karena ibunya. Saat kuliah, dia
mengaku kepada keluarganya kalau dia gay. Sangat sulit baginya mengatakan itu,
tapi orang tuanya hanya diam. Dan kemudian, ibunya mulai menangis dan
menyangkal pengakuannya. Dia sangat keecewa saat itu karena merasa keluarganya
seolah menyangkal dirinya.
Dan
karena itu, setelah bergabung dengan tim bisbol, Kang Bin memutuskan pergi dari
rumah dan mengabaikan semua telepon keluarganya. Dan bahkan tidak datang
berkunjung.
“Saat
berhenti mengunjungi mereka, aku juga tak bisa menghubungi mereka. Saat ingin
menyelesaikan masalah kami, aku merasa sudah terlambat. Selama sesi dengan
dokter ini, sebenarnya aku ingin menyelesaikan masalah dengan keluargaku. Itu
alasanku ke dokter. Usai sesi dengannya, aku memberanikan diri untuk menemui
keluargaku. Aku membelikan hadiah untuk ibuku dan ayahku. Hadiah untuk semua. Tapi
malam itu, aku meninggal. Sudah sangat terlambat. Setelah aku meninggal, ibuku
berpikir aku bunuh diri karena ucapannya. Dia terus menyalahkan diri.”
“Aku
mengerti. Itu wajar,” ujar Midong.
“Setelah
mati, aku baru tahu. Saat aku mengaku gay, ibuku bukan menyangkal diriku. Dia
seperti itu karena merasa kasihan. Dia sangat terkejut. Aku terlambat
menyadarinya. Aku ingin ibuku tahu bahwa aku tidak membencinya,” pinta Kang
Bin.
End
Dan itulah yang Geun Sang
sampaikan kepada ibu Kang Bin, bahwa Kang Bin tidak pernah membenci keluarganya
dan malah sebaliknya. Ibu terus menangis mengetahui Kang Bin tidak pernah
membencinya.
Arwah Kang Bin ada di sana,
ikut menangis, “Maafkan aku ibu. Penyesalanku terlalu terlambat.”
--
Gang Hwa membawa Seo Woo ke
rumah Yu Ri.
Di kamarnya, Yu Ri melihat
semua barang-barang nya. Yeon Ji yang datang, heran melihatnya. Yu Ri senang
karena semua kenangannya di usia 20 tahun sampai 30 tahun ada di kamar itu.
Yeon Ji mengiyakan karena mereka tidak pernah pindah rumah 20 tahun ini. Yeon
Ji juga memberitahu kalau setelah Yu Ri meninggal, ibu membawa semua barang Yu
Ri dari tempat Gang Hwa. Yeon Ji juga heran kenapa Yu Ri tidak melanjutkan
kerajinan kaca itu? Itu kan mimpi Yu Ri.
“Itu bukan mimpiku lagi. Sudah
berubah.”
“Kau ingin karier baru? Berubah
menjadi apa?”
“Seo-woo,” jawab Yu Ri.
Membuat Yeon Ji terdiam.
Saat itu, ayah berteriak dari
luar kamar, menyuruh Yu Ri keluar. Itu karna Gang Hwa datang bersama Seo Woo. Ayah
dan ibu mengira Gang Hwa ingin menitipkan Seo Woo lagi, tapi bukan itu. Dia
ingin bertemu Yu Ri dan membawanya ke suatu tempat. Begitu Yu Ri keluar, Gang
Hwa menyuruhnya bertukar baju dan pergi jalan-jalan bersama Seo Woo.
Ibu sebenarnya merasa tidak
enak karena memikirkan Min Jeong, tapi melihat Yu Ri yang tampak bahagia
melihat Seo Woo, ibu tidak bisa melarang. Ayah juga heran melihat sikap Gang
Hwa yang tiba-tiba berubah seperti ini.
Gang Hwa membawa Yu Ri dan Seo
Woo ke taman bermain. Mereka bersenang-senang dan tampak seperti sebuah
keluarga.
Setelah puas bermain, Seo Woo
tertidur. Seo Woo tidur sambil menggerakan mulutnya. Gang Hwa berujar kalau Seo
Woo mirip seperti Yu Ri karena Yu Ri pun demikian. Seo Woo mengingatkannya
kepada Yu Ri. Dia selalu mengingat Yu Ri melalui Seo Woo.
“Jika aku bisa memutar waktu, aku
akan tetap menyelamatkan Seo-woo.”
--
Ibu sedang berjalan-jalan
sendiri dan dia melihat Min Jeong yang duduk sendirian di taman. Kali ini, ibu
mendekatinya dan mengajaknya bicara.
“Kau tahu siapa aku, 'kan?”
tanya Ibu dan Min Jeong menganggukan kepala. “Kurasa kau tahu karena naluri. Tidak
mudah menyembunyikan perasaan.”
Min Jeong hanya diam dan tampak
murung.
“Sudah kuduga. Aku sudah
merasakan ada yang janggal. Rupanya kau sudah tahu,” ujar Ibu. “Ibu Seo-woo,”
panggilnya pada Min Jeong.
Min Jeong terkejut mendengarnya
dan menatapnya.
“Kenapa terkejut? Kau ibunya
Seo-woo. Sama seperti kau yang tahu semua tentang Seo-woo, aku juga tahu semua
tentang anakku. Jadi, aku bisa mengatakan ini. Apa yang kau cemaskan tidak akan
terjadi.”
Min Jeong menangis. Dia juga
terhenyak mendengar ucapan terakhir ibu.
“Terima kasih karena kau sudah
memperhatikanku. Itu yang ingin kukatakan kepadamu,” ujar Ibu tersenyum dan
beranjak pergi.
Min Jeong menatapnya. Di saat
semua orang terus meminta maaf padanya, Ibu Yu Ri sebaliknya. Ibu Yu Ri
berterimakasih padanya dan bahkan menenangkannya kalau apa yang di cemaskannya
tidak akan terjadi.
--
Yu Ri sangat bahagia bisa
bermain bersama Seo Woo. Akan tetapi, walau bahagia bermain bersama Yu Ri,
ketika melihat sosok seorang wanita yang dari belakang mirip Min Jeong, Seo Woo
segera berlari memanggilnya ‘Ibu.’
Hal itu tentu menyakitkan bagi
Yu Ri. Dan Gang Hwa tidak bisa melakukan apapun.
--
Hari sudah malam dan mereka
sedang dalam perjalanan pulang. Dalam diam.
--
Sementara itu, Midong masih
terus berdoa di kuil. Para arwah kasihan kaerna Midong teurs berdoa sejak pagi
dan belum minum sama sekali. Midong melakukan itu karena ingin mencari tahu
alasan hanya Yu Ri yang di beri kesempatan untuk kembali hidup.
--
Gang Hwa mengantarkan Yu Ri
hingga ke depan rumah. Gang Hwa juga meminta Yu Ri untuk berhenti kerja di TK
dan kembali ke tempatnya sebagai ibu Seo Woo lalu mereka akan mengurus hal
lainnya. Dia juga sudah meminta izin dari rumah sakit, jadi mulai besok mereka
bisa terus bersama Seo Woo.
“Hentikan, Gang-hwa. Saatnya
untuk berhenti. Ini sudah cukup,” pinta Yu Ri. “Aku tak akan mengambil
tempatku. Aku tidak bisa.”
“Apa maksudmu tak bisa
mengambilnya?”
“Selama aku hidup, aku tak
pernah menyayangi seseorang melebihi diriku sendiri. Ini yang pertama kalinya ada
seseorang lebih berharga dari diriku. Anakku. Seo-woo.”
“Apa hubungannya dengan
Seo-woo?”
“Jika aku tetap hidup, Seo-woo akan
terus melihat arwah selama hidupnya,” beritahu Yu Ri.
“Katamu... Katamu dia takkan
melihat arwah lagi? Katamu dia akan berhenti melihat arwah?” tanya Gang Hwa,
terkejut.
Flashback
Kembali
ke hari dimana Yu Ri bilang pada Midong kalau dia mau hidup. Midong terkejut
mendengar permintaannya dan sudah tahu dari awal kalau Yu Ri ingin hidup. Dia sudah
tahu kalau Yu Ri memendam hal itu terlalu lama. Yu Ri bisa hidup. Tapi, jika Yu
Ri tidak naik, dia tidak bisa menepati janji kalau Seo Woo akan berhenti
melihat arwah.
Yu
Ri yang terhenyak mendengarnya. Apa maksudnya?
“Jika
kau hidup, anakmu bisa melihat arwah selamanya. Ragamu sudah tidak ada di dunia
ini. Kau bukan manusia atau arwah,” sadarkan Midong.
“Tunggu
sebentar. Kalau begitu, dia bisa terus melihat arwah karena aku tidak naik?”
“Aku
juga baru tahu.”
“Ini
tidak mungkin. Lantas kenapa aku hidup kembali? Kenapa aku harus mencari
tempatku untuk tetap hidup? Apa Dewa mau aku hidup agar Seo-woo bisa melihat
arwah selamanya?” marah Yu Ri.
End
Dan itulah, yang Yu Ri jelaskan
pada Gang Hwa. Selama dia ada di dunia ini, Seo Woo akan melihat arwah seumur
hidupnya. Semua di mulai karenanya dan dia juga yang harus mengakhirinya. Dia ingin
membantu mewujudkan keinginan Seo Woo dan membuatnya bebas menjadi apapun dan
melakukan keinginannya.
“Aku tidak bisa hidup dan
melihat Seo-woo terus bisa melihat arwah.”
“Tunggu sebentar. Ini semua
bisa diperbaiki. Pasti ada jalan keluarnya, Yu-ri.”
“Sejak mengandung Seo-woo, rencana
masa depanku selalu dipenuhi dengan Seo-woo. "Bisakah dia berjalan nanti? Bisakah dia berlari nanti? Seberapa
besar dia nanti?" Aku tidak mau menghancurkan masa depannya. Aku tidak
mau membuat Seo-woo ketakutan dan tersiksa karena aku. Bagaimana bisa hidup
seperti itu? Putriku masih berusia enam tahun. Anakku.”
--
Midong keluar terburu-buru dari
kuil. Dia sudah mendapat jawaban Dewa atas pertanyaan-nya selama ini. Midong
pergi ke ruang permohonan. Salah satu kertas permohonan yang tergantung di
dinding, bergoyang. Hanya kertas itu.
Mata Midong membelalak melihat
apa yang tertulis di kertas itu.
“Aku
ingin melihat anakku sekali lagi. – di tulis oleh Jeon Eun Suk.”
Jeon Eun Suk adalah nama dari
Ibu Cha Yu Ri.
-===-
Epilog
Jika
kita bisa kembali ke masa lalu. Jika Yu Ri mendengarkan nasehat ibunya dan
berbalik kembali ke rumah, maka kecelakaan itu tidak akan menimpa Yu Ri. Kecelakaan
itu akan menimpa orang lain.
Jika hidupmu
tidak berakhir saat itu, masa depan apa yang menanti kita?
(Narasi
Cho Gang Hwa)
Yu
Ri yang tidak meninggal, mulai menjalani rutinitasnya sebagai orang tua bersama
Gang Hwa. Mereka saling membantu mengurus dan membesarkan Seo Woo dengan penuh
kebahagiaan dan kasih sayang.
Mereka
juga akan berkunjung ke rumah ayah dan ibu. Seo Woo akan bermain bersama kakek
dan neneknya serta bibinya dengan bahagia.
Yu
Ri akan ada bersama Gang Hwa dan Seo Woo. Bahagia melihat suami dan anaknya.
Hari besok
di hidupku, baik kemarin atau hari ini selalu di penuhi denganmu.
(Narasi
Cha Yu Ri)
Tags:
Hi Bye Mama
Episode ambyar 😠emang benar anak itu segalanya untuk Ibu..
ReplyDelete