Original Network : tvN
"Semua karakter, organisasi, tempat, dan
peristiwa adalah fiktif”
Si Penghapus
ingin membuat dirinya menderita, sehingga Dong Baek menyimpulkan kalau Si
Penghapus akan membunuh salah satu orang di dekatnya. Jadi dia pun
memperingatkan Kyung Tan dan Se Hoong, juga Sun Mi.
Mendengar
itu, Kyung Tan tertawa, karena Dong Baek selalu meremehkannya, maka dia percaya
diri kalau dia tidak akan menjadi target Si Penghapus. Dan dengan tegas, Sun Mi
memberikannya dua pilihan, pertama berlindung di luar negeri. Dia membuat
pilihan ini sebab saat Jae Gyu tinggal diluar negeri, Si Penghapus tidak
menemui nya langsung, jadi ada kemungkinan Si Penghapus tidak bisa meninggalkan
korea. Pilihan kedua, memancing Si Penghapus.
“Aku muak
bermain bertahan,” jelas Dong Baek.
“Kamu yang
membuatku muak” keluh Kyung Tan.
“Aku akan
melakukannya,” kata Se Hoong dengan yakin.
“Melakukan
apa?” tanya Kyung Tan, bingung. “Hei!”
Sun Mi
mendekati Se Hoong dan memberikan kamera kecil kepadanya. Begitu Si Penghapus
memperlihatkan dirinya, semua orang akan langsung tahu. Dan Kyung Tan tidak
setuju, karena Se Hoong bisa saja mati. Mendengar itu, Dong Baek menyarankan
Kyung Tan untuk bergegas ke bandara. Dan Kyung Tan mengiyakan dengan suara
keras.
“Aku tidak
akan melindungimu jika kamu diserang dalam perjalanan,” kata Dong Baek,
mengingat kan dengan baik hati.
“Kamu
mendengarnya? Dia tidak akan berkedip sekalipun aku mati karena dirinya,” keluh
Kyung Tan dengan sikap lucu. Dan semuanya tertawa.
“Lagi pula
kamu tidak akan menjadi target,” jelas Se Hoong. Dan dengan lemas, Kyung Tan
duduk serta berpikir.
Dong Baek
memperingatkan Se Hoong tentang rencananya, dia berniat untuk menjadikan Se
Hoong sebagai umpan, jadi ini akan sangat berbahaya. Dan Se Hoong tidak takut,
malahan dia rela untuk menjadi umpan. Mendengar itu, Sun Mi merasa tersentuh,
dia berjanji akan melindungi Se Hoong.
“Mari kita
coba. Ini akan menjadi perang sungguhan,” kata Dong Baek, menyemangati.
Langkah ketiga. Hari H : Memancingnya dengan
umpan.
Jae Gyu
dibawa pergi dengan dikawal oleh Tim SWAT. Se Hoong serta Kyung Tan mengikuti
mereka dengan gugup. tapi sebelum mereka sempat naik ke dalam mobil, Tim SWAT
mendapatkan panggilan untuk pergi menjalankan tugas di Pulau Jeju, sebab ada
seseorang yang melapor bahwa kemungkinan besar akan ada serangan teror di
konferensi.
Mendengar
itu, Sun Mi merasa sangat marah. “Tinggalkan separuh anak buahmu di sini,”
perintah nya. Tapi perwakilan Tim SWAT menolak. Dia memanggil semua anak
buahnya untuk mundur. Kemudian mereka pun pergi.
Jae Gyu tersenyum
senang, seperti sudah menduga.
Dengan
terpaksa, Tim Detektif dan Tim Polisi yang mengawal mobil tahanan Jae Gyu.
Sebab Tim SWAT tidak mau membantu.
Didalam
mobil tahanan. Kyung Tan merekam situasi Jae Gyu secara diam- diam dari bangku
belakang. Begitu juga dengan Se Hoong, dia merekam situasi Jae Gyu secara diam-
diam dari bangku depan. Dan para rekan yang berada di Kantor Pusat mengawasi
mereka dari rekaman tersebut.
Sesampainya
di gedung persidangan, para wartawan yang sudah berkumpul langssung
mengerubungi Jae Gyu dan mengajukan berbagai pertanyaan. Dengan sikap aneh, Jae
Gyu memandangi mereka semuanya.
Sebagai
pengacara Jae Gyu, Im Joong Yeon menyangkal semua kejahatan pembunuhan yang
telah dilakukan oleh Jae Gyu 20 tahun lalu. Tapi mengejutkannya, dia tidak tahu
kalau Jae Gyu sudah mengakui sendiri semua perbuatannya. Jadi ketika Hakim
memberitahu, Joong Yeon sangat terkejut, tapi dia segera membuat alasan lain.
“Saat ini, kondisi
mental dan fisik terdakwa tidak stabil. Saya akan menyerahkan catatan untuk
menunjukkan dia dirawat di rumah sakit jiwa selama 15 tahun,” kata Joong Yeon
sambil menyerahkan bukti kesehatan Jae Gyu. Setelah memberikan itu, dia
tersenyum percaya diri.
“Apa yang
Anda lakukan? Duduklah,” kata Hakim, mengingatkan. Dan Joong Yeon pun
mengiyakan.
Joong Yeon
mendekati Jae Gyu dan bertanya pelan, apa ini. Dan Jae Gyu memegang mic di
depannya serta berbicara. “Saya tidak gila.”
“Tolong
pertimbangkan bahwa terdakwa mengalami masalah kejiwaan yang tidak akan
memampukannya…” kata Joong Yeon, mengabaikan perkataan Jae Gyu.
“Saya bilang
saya tidak gila!” teriak Jae Gyu. Dan Joong Yeon merasa marah kepadanya. “Jika
ada kesempatan lain untuk membunuh, aku akan membunuhmu,” kata Jae Gyu dengan
tegas.
“Apa
katamu?” tanya Joong Yeon, tidak percaya dengan apa yang didengarnya.
Dengan baik
hati, Jae Gyu berbisik di telinganya. “Aku bilang aku akan membunuh Anda.”
Setelah mengatakan itu, dia langsung mengigit telinga Joong Yeon. Lalu dia
menjadikannya sebagai sandera.
Melihat itu,
semua orang merasa panik. Tapi tidak disangka, Jae Gyu malah menyayat leher nya
sendiri. Dia ingin bunuh diri.
Jae Gyu
dibawa ke rumah sakit.
Se Hoong
memandangi tangan nya yang penuh dengan darah Jae Gyu. Dia merasa syok.
Berita
tentang Jae Gyu yang mencoba untuk bunuh diri telah menyebar. Menonton berita
tersebut, Shin Woong sangat marah dan datang ke kantor Young Soo untuk mencari
Sun Mi. Tapi sayangnya, Sun Mi tidak ada disana. Sehingga dia pun hanya
memarahi Young Soo.
“Hei, Byun
Young Soo. Ada apa denganmu? Pengadilan seharusnya di bawah Kementerian
Kehakiman. Kenapa kamu masuk ke sana agar kami yang disalahkan?” teriak Shin
Woong, marah.
Se Hoong
masih merasa syok. Dan melihat kondisi mentalnya yang seperti itu, Dong Baek
langsung membentaknya supaya sadar.
Sun Mi
memberikan perintah kepada semuanya. Dia ingin mereka membatasi seluruh lantai
rumah sakit. Jae Gyu akan di tempatkan ke sayap VIP di lantai paling atas,
karena lantai itu sedang di renovasi, jadi seluruh lantai kosong. Sehingga
mereka bisa lebih mudah menjalankan tugas.
Mendapatkan
perintah tersebut, semua anggota Tim Detektif dan Tim Polisi pun segera
bersiap-siap di posisi masing- masing. Mereka menjaga satu lantai full.
Operasi
selesai. Jae Gyu di bawa masuk ke dalam kamar VIP.
Ditempat
lain. Tepat nya gedung diseberang rumah sakit. Sun Mi mengawasi semuanya dari kamera CCTV.
Langkah keempat. Menanggapi ketidaknormalan.
Se Hoong dan
Kyung Tan menjaga Jae Gyu di dalam kamar rawat. “Benarkah dia akan datang untuk
membunuh kita?” gumam Se Hoong, bertanya.
“Kenapa
kita? Hanya kamu,” balas Kyung Tan sambil makan ayam dengan santai.
Perawat
datang dan menegur Kyung Tan, karena makan disamping pasien yang sedang kritis.
Mendengar itu, Se Hoong segera membantu Kyung Tan, dia memberikan minuman
energi kepada Perawat sebagai sogokan. Dan Perawat pun langsung diam.
Dengan malu-
malu, Kyung Tan memungut ayam goreng nya yang terjatuh ke lantai. Kemudian
diapun lanjut memakan nya lagi.
Young Soo
dengan tegas mengatakan bahwa dia akan bertanggung jawab. Dan Shin Woong tidak
merasa terlalu senang, karena Sun Mi lah yang bersalah sebenarnya. Jadi Young
Soo menjanjikan bahwa nanti dia akan melepaskan Sun Mi dari wewenangnya. Dan
Shin Woong setuju, tapi dia yang akan melakukan itu. Setelah mengatakan itu,
Shin Woong pun pergi.
Sun Mi
mengecek audio setiap orang, dia ingin memastikan setiap orang bisa
berkomunikasi dengan baik. Kemudian setelah itu, dia memperhatikan pekerjaan
Bong Kook.
“Profesor
Han. Apa pendapatmu tentang Detektif Dong?” tanya Bong Kook, tiba- tiba. “Aku
penasaran apa kamu meragukan sesuatu sebagai pemrofil.”
“Benarkah?”
balas Sun Mi dengan sikap biasa.
“Entahlah.
Tapi sesuatu terus mengusikku,” jelas Bong Kook. “Sekilas, dia tampak sangat
ceroboh. Tapi jika kamu pikirkan kemudian, semua tindakannya masuk akal. Dari
luar, dia terlihat seperti orang bodoh yang ceroboh…”
“Tapi dia
terasa seperti genius?” lanjut Sun Mi. Dan Bong Kook mengiyakan.
Tiba- tiba
semua layar monitor mati, baik ditempat Sun Mi maupun di tempat Tim Satu yang
berada di rumah sakit. Dengan cemas, Sun Mi pun menghubungi Tim satu dan
menanyakan keadaan, tapi radio yang mereka gunakan tidak bisa berfungsi. Bong
Kook memeriksa komputer nya dan merasa kalau seseorang telah meretas mereka
dari luar. Mendengar itu, Sun Mi menggunakan hp nya dan menghubungi Tim Satu
untuk memeriksa orang di lapangan.
Mendengar
perintah tersebut, Tim Satu segera pergi untuk mengecek para anggota. Tapi
sialnya, lift yang ingin mereka gunakan malah mati karena sedang di perbaiki.
Jadi mereka pun terpaksa menaiki tangga darurat.
“Semua serangan
ini sudah direncanakan,” gumam Bong Kook, tertegun. “Ini mustahil dilakukan
manusia,” jelasnya, memberitahu.
Sun Mi diam
dan memandangi gedung rumah sakit yang ada di depan gedungnya berada sekarang.
Dia berpikir. Lalu dia menghubungi Kyung Tan dan menyuruhnya untuk segera
pindah ke tempat lain, karena mereka sudah terekspos.
Mendengar
itu, Kyung Tan yang awalnya masih mengantuk langsung tersadar penuh.
“Bangsal VIP”
Kyung Tan
dan Se Hoong memindahkan Jae Gyu ke dalam ruangan lain.
Detektif A
dan B menemukan para anggota yang berjaga- jaga di sekitar tangga darurat dalam
keadaan pingsan. Dan dengan kasar, Detektif B menampar mereka supaya terbangun.
“Mereka
tidak sadarkan diri di tangga,” lapor Detektif A.
“Amankan
kamar rumah sakit,” balas Sun Mi, memerintah.
Lift menyala.
Sesampainya
di lantai Bangsal VIP. Detektif A dan B serta para anggota yang lainnya, mereka
tidak bisa keluar karena pintu darurat terkunci.
“Kita
terkurung,” lapor Detektif A.
Seseorang
datang ke Bangsal VIP.
Para Pria
berpakaian hitam tiba- tiba muncul di dalam kamar. Mereka mengarahkan pistol
mereka kepada Kyung Tan dan Se Hoong. Melihat itu, mereka berdua merasa
terkejut.
“Jangan
membuat keributan,” perintah Dong Baek, dia keluar dari persembunyiannya.
Melihat dia, Kyung Tan dan Se Hoong langsung merasa lega.
Monitor
kembali menyala.
“Kurasa dia
tidak tahu soal saluran Tim SWAT. Dia tidak melancarkan serangan,” jelas Bong
Kook. Dan Sun Mi diam dengan sikap tenang seolah sudah tahu.
“Pintar
sekali,” puji Jae Gyu yang ternyata ada bersama dengan Sun Mi. “Kamu bahkan
menipu tim investigasi. Jika tim investigasi tahu, hanya masalah waktu sebelum
dibaca olehnya. Itu sangat cerdik. Tindakan berani menggunakan target musuh
sebagai umpan.”
“Tutup
mulutmu,” perintah Sun Mi.
“Aku hanya
sangat bersemangat. Bisakah dia mengalahkan senapan mesin?” tanya Jae Gyu.
“Aku akan
mengurungmu lagi jika kamu terus mengoceh,” balas Sun Mi.
“Tapi kamu
sudah berjanji.”
“Aku berjani
memperlihatkannya ditangkap. Aku tidak bilang secara waktu nyata.”
Jae Gyu
tertawa geli. “Manusia selalu seperti itu. Bermain dengan kata-kata untuk
melanggar janji.” Mendengar itu, seorang anggota Tim SWAT yang berdiri di
belakang Jae Gyu menaruh pistolnya didekat tubuh Jae Gyu sebagai peringatan
supaya dia diam.
Dengan
malas, Sun Mi mengabaikan perkataan Jae Gyu.
Dong Baek,
Kyung Tan, Se Hoong, dan anggota Tim SWAT yang lainnya. Mereka menunggu ‘orang’
yang datang tersebut untuk masuk ke dalam kamar. Dan saat ‘orang’ tersebut
membuka pintu serta masuk ke dalam kamar, mereka semua langsung mengelilingi
nya. Tapi tanpa disangka, ‘orang’ yang datang itu adalah Sang Ah. Melihat Sang
Ah, semua orang merasa terkejut.
Dong Baek
memegang Sang Ah untuk memeriksa ingatan nya. Dengan
ketakutan, Sang Ah menjelaskan bahwa seseorang menyuruhnya untuk datang, sebab
Jae Gyu sedang sekarat. Mendengar itu, semua orang terkejut.
“Aku lupa
dia pernah membaca ingatanku. Traumaku,” gumam Dong Baek.
Monitor
kembali mati lagi.
“Inspektur
Senior Han dalam bahaya,” kata Dong Baek dengan yakin. Lalu dia langsung berlari
untuk pergi ke gedung seberang. Dan Se Hoong mengejar nya.
“Di mana
Inspektur Senior Han?” tanya Kyung Tan kepada Tim SWAT. Tapi mereka malah tidak
mau menjawab. “Dia dalam bahaya!” bentaknya. Dan seorang Tim SWAT memandang ke
arah gedung seberang.
Sun Mi tidak
bisa menggunakan hp nya. Karena sinyal hp menghilang.
“Sudah kubilang
dia bukan lawan yang mudah,” gumam Jae Gyu. Dan Sun Mi mengabaikannya.
“Ponselnya
juga tidak berfungsi. Perbaiki sekarang!” perintah Sun Mi. Dan Bong Kook pun
segera pergi untuk memeriksa.
Jae Gyu
merasakan sesuatu. “Aku ingin mintaa maaf. Atas perbuatanku kepada ayahmu.”
“Tutup mulutmu.
Sekarang bukan waktunya,” balas Sun Mi, kesal.
“Tidak, aku
harus minta maaf sekarang,” jelas Jae Gyu.
Anggota Tim
SWAT yang berada di belakang Jae Gyu bersiap untuk menembak Jae Gyu.
Dong Baek
berlari sekencang mungkin.
Jae Gyu
berbicara dengan jujur. Dia sama sekali tidak menyesal telah membunuh Ayah Sun
Mi. Tapi dia meminta maaf, karena penderitaan yang dia timbulkan untuk Sun Mi. Dan
ini adalah karma nya.
Dong
Baek berlari menyebrangi jalan.
Anggota TIM
SWAT yang berada di belakang Sun Mi mengarahkan senjata nya kepada Sun Mi. Tapi
Sun Mi tidak menyadari nya.
“Beberapa
kata tidak akan bisa menghapus masa laluku. Itu tidak akan pernah terhapus. Sekuat
apa pun dia menghapus ingatanku, masih ada samar-samar yang tersisa,” kata Jae
Gyu.
“Kamu bicara
soal rasa takut lagi?” balas Sun Mi, tidak terlalu menanggapi.
“Bukan.
Baunya,” balas Jae Gyu. Lalu dia terdiam sebentar. “Bau kematian. Tempat ini
mengeluarkan bau itu sekarang,” lanjutnya. Lalu dia langsung berdiri dan
menyerang anggota Tim SWAT yang berdiri di belakang nya sambil terjatuh.
Dengan
terkejut, Sun Mi langsung berbalik dan mengarahkan pistolnya.
“Itu dia.
Tembak dia! Itu dia! Jangan ragu dan tembak dia!” perintah Jae Gyu.
“Nama dan
pangkat. Buka Topeng dan sebutkan nama dan pangkatmu,” perintah Sun Mi sambil
menembak ke arah Si Penghapus yang ingin mengambil pistol yang terjatuh. “Kamu
mau mati?!” bentak nya.
“Tembak dia
sekarang!” teriak Jae Gyu, panik.
Sun Mi
menembak Si Penghapus beberapa kali. Kemudian dia mendekatinya secara perlahan.
Tapi tanpa disangka, Si Penghapus malah melemparkan bom asap ke arahnya.
Dong Baek
sampai di gedung.
Sun Mi
pingsan untuk sesaat. Lalu saaat dia tersadar, dia melihat Si Penghapus
tersebut berdiri di hadapannya dan mengarahkan pistol kepadanya.
Jae Gyu
berdiri melindungi Sun Mi. “Seharusnya aku tahu itu kamu,” katanya kepada Si
Penghapus. “Tembak dia. Tembak dia sekarang!” perintahnya kepada Sun Mi.
Dengan
segera, Sun Mi mengambil pistolnya yang terjatuh. Tapi dia ragu untuk menembak,
karena terhalang tubuh Jae Gyu.
“Tidak
masalah jika aku mati. Tembak dia sekarang!” perintah Jae Gyu.
Semua listrik
tiba- tiba mati. Dan Si Penghapus kabur.
Para anggota
Tim SWAT sampai di gedung. Mereka berjaga- jaga di depan lift, menunggu Si
Penghapus. Tapi ternyata saat lift terbuka, itu kosong.
Dong Baek
menemukan Si Penghapus yang ingin melarikan diri menggunakan tali. Dan dia pun
segera mengarahkan pistolnya serta menembaknya.
Tags:
Memorist
Semangat ya!! ditunggu kelanjutannya..
ReplyDeleteDramanya bikin ngegetan penasaran siapa penghapus? Semagat terus bwat yg nulis !
ReplyDeletekalo menurut pengamatan saya... identitas si penghapus adalah...
ReplyDeleteSTEADLER...